Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
• Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan
domestikasi sapi, anjing, kambing, dan domba.
• Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia
mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba
dan kambing yang semula hanya diambil hasil dagingnya, mulai dimanfaatkan juga
hasil susu dan hasil bulunya (wol).
• Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil hasil kulit dan
hasil susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah. Manusia juga
mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain.
• Pada awalnya proses domestikasi hewan berlangsung secara tidak sengaja dimana ada
hewan liar yang mendekat kepada manusia, kemudian tanpa sadar manusia memberi
makan pada hewan liar tersebut yang akhirnya menjadi jinak.
• Ternak Besar
Hewan ternak besar yang sangat potensial untuk dibudidayakan adalah sapi. Jenis sapi yang biasa
diupayakan penduduk terdiri atas dua jenis, yaitu sapi potong dan sapi perah. Kerbau merupakan
komoditas ternak besar kedua yang juga banyak dimanfaatkan tenaganya oleh penduduk. Hewan ini
banyak dimanfaatkan sebagai alat transportasi yang utama sebelum ada sarana transportasi kendaraan
bermotor.
• Ternak Kecil
Ternak kecil terdiri atas jenis hewan domba (biri-biri), kambing, dan kelinci. Selain dimanfaatkan
dagingnya untuk konsumsi masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani, manfaat
yang dapat diambil dari pemeliharaan kambing adalah kulit, susu, dan bulunya. Kulit kambing
merupakan salah satu baku industri sepatu dan tas, sedangkan bulu domba adalah bahan baku kain
wool yang relatif mahal harganya. Dan kulit bulu kelinci dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
kerajinan interior mobil, boneka, dan selendang.
• Ternak Unggas
Unggas merupakan kelompok hewan yang bersayap. Beberapa jenis hewan unggas, seperti
ayam, itik, bebek, angsa, serta burung puyuh banyak diternakan oleh penduduk, baik dalam
skala kecil dan sederhana, serta diperuntukkan bagi pemenuhan keperluan keluarga, maupun
yang yang diupayakan secara profesional dengan teknologi peternakan yang modern.
Perkembangan peternakan di Indonesia
• Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat cocok untuk dijadikan sentra bisnis
peternakan. Luas daratan Indonesia yang mencapai jutaan km2 sangat mendukung kegiatan
peternakan yang notabene membutuhkan lahan yang luas. Posisi Indonesia yang ada di
daerah tropis juga sangat mendukung aktivitas usaha peternakan. Posisi geografis ini
memungkinkan wilayah Indonesia untuk disinari matahari dan dijatuhi hujan sepanjang
tahun. Hal ini membuat kebutuhan untuk berbagai kegiatan usaha peternakan seperti air dan
pakan hijau bisa didapatkan dengan mudah di Indonesia.
• Peternakan yang saat ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia lebih memilih untuk
memenuhi permintaan pasar dari luar negeri daripada pasar dalam negeri. Permintaan pasar
dalam negeri sebaiknya dipenuhi oleh kapasitas produksi peternakan dalam negeri, namun
pada saat ini kenyataannya sebagian besar pasar dalam negeri banyak dipenuhi dari pasokan
luar negeri ( impor). Hal ini banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam negeri itu sendiri
yang kurang memperhatikan potensi dan peningkatan kapasitas pengembangan peternakan
dalam negeri itu sendiri
KESIMPULAN