Anda di halaman 1dari 26

dr.

Raafika Studiviani, MMR


Patologi Klinik
FK Universitas Muhammadiyah Surakarta
 Cairan sendi adalah cairan viskos yang terdapat dalam
rongga sendi.
 Komposisi kimia dari cairan sendi seperti dengan
plasma darah.
 Fungsi cairan sendi :
1. Mensuplai makanan bagi kartilago sendi
2. Sebagai pelumas dan pelindung sendi
 Cairan sendi ditubuh kita mengandung
mukopolisakarida dengan berat molekul besar, yaitu
asam hialuronat. Asam hialuronat yang menyebabkan
cairan sendi bersifat kental
 Pembentukan cairan sendi :
1. Hasil dialisis plasma
2. Produksi sel-sel sinoviosit
3. Volume normal ± 1-3 ml. Jika ada peradangan cairan
sendi akan meningkat
Non Inflamatorik : misalnya pada
penyakit degeneratif, bukan
peradangan

Inflamatorik akut : misanya


Rheumatoid Arthtritis

Patologi cairan sendi


Hemoragik : misal terkena
benturan yang keras
menyebabkan pembuluh darah
pecah sehingga bengkak

Septik : Misalnya karena TB, GO,


Syphillis, dsb ( yang bersifat
kronis)
 Teknik pengambilan cairan sendi dan digunakan
untuk mendapatkan sampel pada pemeriksaan.
 Indikasi :
1. Memastikan diagnosis
Akan tetapi harus dipastikan dahulu diagnosa jika
karena keganasan dan sepsis tidak bisa dilakukan.
2. Mengurangi rasa sakit dan untuk memperbaiki
fungsi gerak persendian
3. Diagnosis banding
4. Pemberiaan obat intra artikuler (terapeutik)
 Kontraindikasi :
a. Infeksi lokal
b. Diatesis hemoragik
c. Fraktur intra artikuler
d. Osteoporosis juxta-artikuler yang berat
e. Sendi yang tidak stabil
f. Tidak ada indikasi yang tepat
g. Kegagalan suntikan terdahulu (bukan karena
kesalahan teknik )
 Komplikasi :
1. Infeksi
2. Perdarahan
3. Kerusakan kartilago sendi
4. Ruptur tendo / ligamen
1. Warna dan kejernihan
2. Bekuan
3. Viskositas
 Jumlah leukosit
 Morfolog dan hitung jenis
 Kristal-kristal
MUCIN CLOT TEST
 Prinsip  Asam asetat dapat membekukan asam
hialuronat dan protein
 Mucin baik / jernih  terlihat satu bekuan kenyal
dalam cairan jernih
 Mucin sedang  bekuan kurang kuat dan tidak
mempunyai batas tegas dalam cairan jernih (biasanya
pada RA)
 Mucin jelek  bekuan terjadi berkeping-keping dalam
cairan keruh ( pada infeksi )
 Tidak terlalu bermanfaat untuk kepentingan
diagnosa
 Jika kadar diatas normal maka patut dicurigai
adanya inflamasi atau masuknya fibrinogen ke
cairan sendi.
 Intensitas warna yang terbentuk hasil reaksi diukur
dengan fotometer.
 Glukosa merupakan suatu media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri.
 Normal : perbedaan antara glukosa serum dan glukosa
cairan sendi = < 10 mg/dl.
Contoh :
Dalam keadaan normal glukosa serum seseorang yaitu
90mg/dl, maka glukosa cairan sendinya harus
80mg/dl atau 81mg/dl.
 Prinsip : Intensitas warna yang terbentuk hasil reaksi
diukur dengan fotometer.
 LDH merupakan suatu enzim yang dapat
menunjukkan adanya suatu kerusakan sel. Semakin
tinggi LDH maka kerusakan sel juga akan semakin
tinggi.
 Interpretasi :
Normal : 100 – 190 U/L
LDH meningkat pada RA, gout dan artritis karena
infeksi akan tetapi tetap normal pada penyakit
degemeratif.
 Pemeriksaan ini bermanfaat untuk pasien yang
dicurigai septic arthritis,
 Kadar > 30 mg/dl menyokong diagnosis septic
arthritis karena bakteri kokus gram positif dan bakteri
batang gram negatif.
 Jarang digunakan karena mempunyai nilai diagnostik
yang kecil
 Pengukuran kadar asam urat sendi bermanfaat pada
pasien yang diduga kuat GOUT ARTHRITIS tetapi
tidak ditemukan kristal urat pada pemeriksaan
mikroskopis.
 Harga normal asam urat sendi adalah 2-8 mg/dl jika
kadar meningkat mendukung untuk diagnosis gout
arthritis
 Prinsip :
Metode sandwich : Ag + Ab + Anti IgG  warna biru
dibaca dengan reader immunoassay
OD sampel / OD kalibrator = jumlah ANA
 Tes ANA ini banyak digunakan buat menegakkan
diagnosis SLE. Pasien biasanya datang dengan keluhan
demam yang tidak jelas penyebabnya.
 Pada penyakit SLE ini makrofag memfagosit sel
limfosit, akhirnya daya tahan tubuh terhadap suatu
penyakit jadi berkurang.
 Interpretasi
1. Jumlah ANA < 1 : negatif
2. Jumlah ANA > 1 : positip
3. Positip > 70% ditemukan cairan sendi penderita SLE
dan > 20% pada penderita RA

Anda mungkin juga menyukai