disusun oleh
PALUPI ANGGRAENI (K7119207)
Sumber ajaran islam ialah segala sesuatu yang
dijadikan dasar, acuan, atau pedoman syariat islam.
Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk
menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir
zaman.
1. Al-qur'an
2. As-sunnah
3. Ijtihad
AL-QUR'AN
Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan, atau qur’anan yang
berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dlammu).
secara terminologi (syariat), Alquran adalah Kalam Allah ta’ala atau mu’jizat yang diturunkan
kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam,yang
ditulis dalam mushaf diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya ibadah,dan diawali
dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.
menurut para ulama klasik, Alquran sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan utama
yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampaikan oleh
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22
tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah kemudian di Medinah.
Struktur dan pembagian Al-Qur'an
2. Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia
dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesama manusia, serta manusia
dengan lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini tercermin dalam Rukun Islam dan
disebut hukum syara/syariat. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.
3. Hukum Khuluqiah, yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku normal manusia
dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk sosial. Hukum ini
tercermin dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu
Akhlaq atau Tasawuf.
Sedangkan khusus hukum syara dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yakni:
1. Hukum ibadah, yaitu hukum yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah SWT, misalnya salat, puasa, zakat, dan haji
2. Hukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia
dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Termasuk ke dalam
hukum muamalat adalah sebagai berikut:
• Hukum munakahat (pernikahan).
• Hukum faraid (waris).
• Hukum jinayat (pidana).
• Hukum hudud (hukuman).
• Hukum jual-beli dan perjanjian.
• Hukum tata Negara/kepemerintahan
Hadist
Hadits disebut juga As-Sunnah. Sunnah secara bahasa berarti
"adat-istiadat" atau "kebiasaan" (traditions). Sunnah adalah
segala perkataan, perbuatan, dan penetapan/persetujuan serta
kebiasaan Nabi Muhammad Saw. Penetapan (taqrir) adalah
persetujuan atau diamnya Nabi Saw terhadap perkataan dan
perilaku sahabat.
Menurut Etimologi hadist adalah jalan / tradisi, kebiasaan, adat
istiadat, dapat juga berarti undang-undang yang
berlaku.sedangkan Terminologi hadist ialah berita / kabar,
segala perbuatan, perkataan dan takrir ( keizinan / pernyataan )
Nabi Muhammad saw.
Kedudukan As-Sunnah sebagai sumber hukum Islam dijelaskan Al-
Quran dan sabda Nabi Muhammad Saw.
2. Sebagai penjelasan isi Al-Quran. Di dalam Al-Quran Allah memerintah- kan manusia
mendirikan shalat. Namun di dalam kitab suci tidak dijelaskan banyaknya raka’at, cara
rukun dan syarat mendirikan shalat. Nabilah yang menyebut sambil mencontohkan
jumlah raka’at setiap shalat, cara, rukun dan syarat mendirikan shalat.
b. Matan
Matan yaitu isi atau materi hadist yang disampaikan Rosululloh SAW.
c. Rawi
Rawi yaitu orang yang meriwayatkan hadist sampai akhirnya kepada
Rosululloh
Bentuk-Bentuk Hadis
1) Hadis Qouli
Hadis Qouli adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad
SAW, baik berupa perkataan ataupun ucapan yang memuat maksud-maksud
syara’, peristiwa, dan keadaan yang berkaitan dengan aqidah, syari’ah, akhlak atau
yang lainnya. Contohnya ialah hadis tentang do’a Rosulullah yang ditujukan
kepada orang-orang yang mendengar, menghafal dan menyampaikan ilmu.
2) Hadis Fi’li
Hadis Fi’li adalah hadis yang menyebutkan perbuatan nabi Muhammad yang
sampai pada kita. Perbuatan Rosul tersebut adalah yang sifatnya dapat dijadikan
contoh teladan, dalil untuk penetapan hukum syara’ atau pelaksanaan suatu
ibadah. Seperti tata cara pelaksanaan ibadah shalat, haji dan lain-lain.
3) Hadis Taqriry
Hadis Taqriry adalah hadis yang menyebutkan ketetapan Nabi SAW terhadap apa
yang datang dari sahabatnya. Nabi membiarkan suatu perbuatan yang dilakukan
oleh para sahabat apabila memenuhi beberapa syarat baik mengenai pelakunya
maupun perbuatannya. Perkataan atau perbuatan sahabat yang diakui atau
disetujui oleh Rosul, hukumnya sama dengan perkataan atau perbuatan Rosul
sendiri. Demikian juga taqrir terhadap ijtihad sahabat dinyatakan sebagai hadis
atau sunnah.
4) Hadis Hammi
Hadis yang menyebutkan keinginan Nabi Muhammad yang belum
terealisasikan seperti halnya keinginan untuk berpuasa pada
tanggal 9 ‘Asyura. Tetapi nabi belum sempat merealisasikan
keinginannya karena beliau wafat sebelum bulan ‘Asyura. Menurut
imam Syafi’i dan para pengikutnya bahwa menjalankan hadis
hammi ini disunnahkan.
5) Hadis Ahwali/ Sifati
Adalah hadis yang menyebutkan hal ihwal Nabi Muhammad yang
menyangkut keadaan fisik, sifat-sifat (lahiri batini) dan
kepribadiannya. Misal hadis tentang keadaan fisik nabi
Muhammad yang dalam beberapa hadis disebutkan bahwa beliau
tidak terlalu tinggi dan tidak pendek. Mengenai sifat Rosul, ada
hadis yang diriwayatkan oleh Umar yang mengatakan bahwa nabi
itu berakhlak baik.
Ijtihad
Pengertian
Ijtihad berasal dari kata ijtihada yang berarti
mencurahkan tenaga dan pikiran atau bekerja
semaksimal mungkin. Sedangkan ijtihad sendiri berarti
mencurahkan segala kemampuan berfikir untuk
mengeluarkan hukum syar’i dari dalil-dalil syara, yaitu
Alquran dan hadist.
• Syarat –syarat orang yang ijtihad sebagai berikut:
• • Memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam,
• • Memiliki pemahaman mendalam tentang bahas
Arab, ilmu tafsir, usul fiqh, dan tarikh (sejarah),
• • Mengenal cara meng-istinbat-kan (perumusan)
hukum dan melakukan qiyas,
• • Memiliki akhlaqul qarimah.
Macam-macam ijtidah yang dikenal dalam syariat islam, yaitu
1. ijma
Ijma menurut bahasa artinya sepakat, setuju, atau sependapat. Hasil dari Ijma’ adalah fatwa,
yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh
umat
Menjadikan sunnah sebagai salah satu sumber hukum Islam
2. Qiyas
Qiyas yaitu berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan menyamakannya.
Contoh : Setiap minuman yang memabukan contohnya mensen, sabu-sabu dan lain-lain
disamakan dengan khamar, ilatnya sama-sama memabukan.
3. Istihsan
Istihsan yaitu suatu proses perpindahan dari suatu Qiyas kepada Qiyas lainnya yang lebih
kuat atau mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima untuk mencegah
kemudharatan atau dapat diartikan pula menetapkan hukum suatu perkara yang menurut logika
dapat dibenarkan.
Contohnya, menurut aturan syarak, kita dilarang mengadakan jual beli yang barangnya belum
ada saat terjadi akad. Akan tetapi menurut Istihsan, syarak memberikan rukhsah (kemudahan
atau keringanan) bahwa jual beli diperbolehkan dengan sistem pembayaran di awal, sedangkan
barangnya dikirim kemudian.
4. Mushalat Murshalah
Mushalat murshalah menurut bahasa berarti
kesejahteraan umum. Adapun menurut istilah adalah
perkara-perkara yang perlu dilakukan demi
kemaslahatan manusia. Contohnya, dalam Al Quran
maupun Hadist tidak terdapat dalil yang memerintahkan
untuk membukukan ayat-ayat Al Quran. Akan tetapi, hal
ini dilakukan oleh umat Islam demi kemaslahatan umat.
5. Sududz Dzariah
Sududz dzariah menurut bahasa menutup jalan,
sedangkan menurut istilah adalah tindakan memutuskan
suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi
kepentingan umat.
6. Istishab
Istishab yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah
ditetapkan di masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum tersebut.
Contohnya: seseorang yang ragu-ragu apakah ia sudah berwudhu atau belum.
Di saat seperti ini, ia harus berpegang atau yakin kepada keadaan sebelum berwudhu
sehingga ia harus berwudhu kembali karena shalat tidak sah bila tidak berwudhu.
7. Urf
Urf yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat), baik berupa
perkataan maupun perbuatan.
Contohnya adalah dalam hal jual beli. Si pembeli menyerahkan uang sebagai
pembayaran atas barang yang telah diambilnya tanpa mengadakan ijab kabul karena
harga telah dimaklumi bersama antara penjual dan pembeli.
KESIMPULAN