Anda di halaman 1dari 20

PERTEMUAN KETUJUH

Metode Iterasi Lambda Penjadwalan


Ekonomis Unit Thermal Dengan Rugi-Rugi

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu :

1. Memahami Penjadwalan Ekonomis Unit Thermal Dengan Rugi Daya.


2. Perhitungan Penjadwalan Ekonomis Unit Thermal Dengan Rugi Daya.
3. Menganalisa Hasil Penjadwalan Ekonomis Unit Thermal Dengan Rugi Daya.
Penjadualan Ekonomis Unit Thermal

Penjadualan atau pengiriman Sebuah sistem tenaga listrik yang terdiri dari beberapa unit
pembangkit yang terhubung pada rel tunggal untuk melayani beban P melalui sebuah
jaringan transmisi seperti pada gambar dibawa ini. Pi merupakan daya keluaran unit ke i
dengan biaya (cost rate) F load, total biaya sistem adalah jumlah dari biaya masing masing
unit.

Masalah yang mendasar dari pengoperasian sistem tenaga listrik adalah bahwa total
keluaran daya PN dari pembangkit harus sama dengan kebutuhan beban PR dan rugi
transmisi PL.

Gambar N unit Thermal Melayani Beban PR


melewati jaringan Transmisi PL
Gambar diatas merupakan sistem pembangkit yang terdiri N unit pembangkit Thermal PN
terhubung ke bus-bar tunggal terhubung ke beban PR melalui jaringan transmisi dengan
rugi-rugi PL.

Input pada masing-masing unit Fi menggambarkan tingkat biaya dari unit. Output masing-
masing unit Pi adalah daya listrik yang dibangkitkan masing-masing unit.

Total Biaya dari sistem ini adalah jumlah dari biaya masing-masing unit

Batasan penting pada operasi dari sistem ini adalah jumlah daya output harus sama
dengan kebutuhan beban dan rugi-rugi transmisi.

Secara matematis bahwa sebuah Fungsi Obyektif (FT) sama dengan total biaya untuk
mensuplay beban dan rugi-rugi.

Persoalannya adalah untuk meminimumkan nilai (FT) pada konstrain jumlah dari daya
yang dibangkitkan sama dengan beban yang diterima dan rugi-rugi.
Persamaan total biaya bahan bakar, daya beban dan persoalan optimasi secara eksplit
dinyatakan dalam formulasi berikut ini.
FT  F1  F2  F3    FN
N
  Fi Pi 
i 1
N
  0  PR  PL   Pi
i 1
Persamaan total biaya bahan bakar, daya beban dan persoalan optimasi diselesaikan menggunakan metoda
Fungsi LaGrange.

Untuk menetapkan kondisi yang diperlukan untuk nilai ekstrem fungsi objektif, tambahkan fungsi kendala ke
fungsi objektif setelah fungsi contraint dikalikan oleh pengali yang tidak ditentukan.

Fungsi objektif diketahui sebagai Fungsi LaGrange (LaGrange Function) dinyatakan dengan persamaan
berikut:

  FT  
 dFi  P 
   1  L   0
Pi dPi  Pi 

atau

dFi P
 L 
dPi Pi
N
PR  PL   Pi  0
i 1
Kondisi yang diperlukan untuk nilai ekstrem dari hasil fungsi objektif bila dilakukan turunan pertama dari
fungsi LaGrange dengan pengaruh pada masing-masing dari variabel independen dan set turunan sama
dengan nol.

Dalam kasus ini ada variabel N + 1, Nilai N Output daya, Pi , tambah multi LaGrange, .

Turunan dari fungsi LaGrange sehubungan dengan pengali yang telah ditentukan hanya memberikan
kembali persamaan konstrain.
di sisi lain, persamaan N yang dihasilkan ketika kita mengambil turunan parsial dari fungsi
LaGrange dengan pengaruh terhadap nilai output daya pada sebuah pengali dengan
persamaan sebagai berikut:

 dFi Pi 
  0
Pi dPi
atau
dF
0 i 
dPi

Artinya, kondisi yang diperlukan untuk keberadaan kondisi operasi biaya minimum untuk sistem tenaga
thermal adalah bahwa tingkat biaya tambahan semua unit sama dengan beberapa nilai yang tidak
ditentukan, .

Tentu saja, untuk kondisi yang diperlukan ini kita harus menambahkan persamaan konstrain yang jumlah
output daya harus sama dengan daya yang dibutuhkan oleh beban.

Selain itu, ada dua ketidaksetaraan yang harus dipenuhi untuk masing-masing unit. yaitu, output daya
masing-masing unit harus lebih besar atau sama dengan daya minimum yang diizinkan pada unit tertentu.
Kondisi dan ketidaksetaraan ini dapat diringkas seperti yang ditunjukkan dalam set
persamaan yang membentuk persamaan.

dFi
 N persamaan
dPi
Pi ,min  Pi  Pi ,maks 2 N ketidaksamaan
N

P  P
i 1
i R 1 konstrain

Ketika kita mengenali konstrain ketidaksamaan, maka kondisi yang diperlukan mungkin
sedikit diperluas seperti yang ditunjukkan dalam set persamaan

dFi
 untuk Pi ,min  Pi  Pi ,maks
dPi
dFi
 untuk Pi  Pi ,maks
dPi
dFi
 untuk Pi  Pi ,min
dPi
Contoh
Misalkan kita ingin menentukan titik operasi ekonomi untuk tiga unit ini ketika beban total 850
MW. Sebelum masalah ini dapat diatasi, biaya bahan bakar setiap unit harus ditentukan. Biaya
bahan bakar berikut adalah

Rugi-rugi transmisi PL data rugi-rugi dengan persamaan dibawa ini, maka


menggunakan persamaan diatas, kondisi untuk penjadual optimum dapat
dicari dengan
Dengan persamaan linier penyelesaiaan soal diatas sebagai berikut:

1. Tentukan nilai start untuk P1, P2, dan P3 sama dengan beban PR
2. Hitung perubahan rugi-rugi
3. Hitung nilai  untuk P1, P2 dan P3 sama dengan jumlah total beban Pr ditambah PL
4. Bandingkan P1, P2 dan P3 dari step 3 untuk nilai yang digunakan pada step 2. Jika tidak
ada perubahan yang signifikan pada salah satu nilai, pergi ke step 5, kalau sebaliknya ke
step 2.
5. Hasil
Proses penyelesaian soal
P1  400 MW
P2  300 MW
Step 1 tentukan nilai start P1, P2 dan P3 adalah P3  150 MW

PL
 20,00003400  0,0240
P1
PL
Step 2 Hitung perubahan Rugi2 adalah  20,00009300  0,0540
P2
PL
 20,00012150  0,0360
P3

Total Rugi  Rugi  15,6 MW

7,92  0,003124 P1   1  0,0240    0,9760 


7,85  0,00388P2   1  0,0540    0,9460 
7,97  0,00964 P3   1  0,0360    0,9640 
dan
Step 3 Persamaan  dengan persamaan berikut:
P1  P2  P3  850  15,6  P1  P2  P3  865,6  0
maka
  9,5252 $ / MWh
dan
P1  440,68 MW
P2  299,12 MW
P3  125,77 MW
Proses penyelesaian soal

Step 4 Karena nilai P1, P2 dan P3 jauh berbeda dengan nilai start maka proses perhitungan
kembali ke step 2 dengan memasukan nilai P1, P2 dan P3 yang baru adalah

Step 2 Perubahan Rugi-rugi setelah dihitung ulang didapat nilai sebagai berikut:

Total Rugi-rugi adalah: 15,78 MW

Step 3 Perubahan rugi-rugi yang baru dan total rugi2


masukan dalam persamaan untuk mencari , P1, P2 dan
P3 adalah dengan persamaan
7,92  0,003124 P1   1  0,0264    0,9736 
7,85  0,00388P2   1  0,0538   0,9462 
P1  433,94 MW
7,97  0,00964P3   1  0,0301   0,9699 
P2  300,11 MW dan
P3  131,74 MW P1  P2  P3  850  15,78  P1  P2  P3  865,78  0
maka
  9,5275 $ / MWh
Hasil perhitungan Penjadualan ekonomis dengan proses iterasi didapat
hasil P1, P2 dan P3 seperti pada tabel berikut:
METODA ITERASI LAMBDA

Gambar 1 dibawa ini sebuah diagram blok dari metoda iterasi Lambda solusi untuk semua
pembangkit Thermal, persoalan pengiriman dengan rugi2 diabaikan.
Kita dapat melakukan pendekatan solusi untuk menyelesaikan problem ini dengan teknik
Grafik .

Gambar 1 Penjadwalan Ekomonis dengan Metode Iterasi Lambda


misalkan kita memiliki sistem tiga mesin dan ingin menemukan titik operasi ekonomi yang optimal.

satu pendekatan adalah untuk memplot karakteristik biaya tambahan untuk masing-masing dari ketiga
unit ini pada grafik yang sama, seperti digambarkan dalam gambar 2

Untuk menetapkan titik operasi masing-masing dari ketiga unit ini sehingga kami memiliki biaya
minimum dan pada saat yang sama memenuhi permintaan yang ditentukan,

kami dapat menggunakan sketsa ini dan penggaris untuk menemukan solusinya. Artinya, kita dapat
mengasumsikan tingkat biaya tambahan (lambda) dan menemukan output daya masing-masing dari tiga
unit untuk nilai biaya tambahan ini

Gambar 2 Grafik solusi untuk


penjadualan ekonomis
Gambar 3 Proyeksi Lambda

Tentu saja perkiraan pertama kami akan salah. jika kita mengasumsikan nilai biaya tambahan
sehingga total daya output terlalu rendah,

kita harus meningkatkan nilai lambda dan mencoba solusi lain. dengan dua solusi, kita dapat
memperkirakan (atau menginterpolasi) dua solusi untuk mendekati nilai yang diinginkan dari total
daya yang diterima gambar 3

Dengan melacak total permintaan versus biaya tambahan, kita dapat dengan cepat menemukan
titik operasi yang diinginkan. Jika kita mau, kita bisa membuat seluruh rangkaian tabel yang akan
menunjukkan total daya yang disediakan untuk berbagai tingkat biaya tambahan dan kombinasi
unit
Prosedur yang sama ini dapat diadopsi untuk implementasi komputer seperti yang ditunjukkan pada
gambar 1, yaitu, kita sekarang akan menetapkan seperangkat aturan logis yang akan memungkinkan
kita untuk mencapai tujuan yang sama seperti yang baru saja kita lakukan dengan penggaris dan
kertas

Rincian aktual tentang bagaimana output daya ditetapkan sebagai fungsi dari tingkat biaya tambahan
sangat sedikit penting, kita bisa, misalnya, menyimpan tabel data dalam komputer dan
menginterpolasi antara titik daya yang disimpan untuk menemukan output daya yang tepat untuk
nilai tertentu dari tarif biaya tambahan

Pendekatan lain adalah mengembangkan fungsi analitik untuk output daya sebagai fungsi dari laju
biaya tambahan, menyimpan fungsi ini di komputer, dan menggunakannya untuk menetapkan output
masing-masing unit individu
Contoh

Asumsi bahwa dengan menggunakan fungsi pangkat tiga untuk mewakili karakteristik input /
output dari pembangkit sebagai berikut

H MBtu / h  A  BP  CP 2  DP 3 ( P dalam MW )

Untuk ke tiga unit, menentukan penjadwalan optimal menggunakan metoda iterasi Lambda

Asumsi bahan bakar adalah 1,0 $/MBtu untuk masing-masing unit dan limit unit sebagai berikut:

320 MW  P1  800 MW
300 MW  P2  1200 MW
275 MW  P3  1100 MW

Dua contoh perhitungan diperlihatkan, keduanya menggunakan diagram alur pada diatas .
Dalam perhitungan ini, nilai untuk lambda pada iterasi kedua selalu ditetapkan pada 10% di atas atau di
bawah nilai awal tergantung pada tanda kesalahan;
untuk iterasi yang tersisa, lambda diproyeksikan seperti pada 3
contoh pertama menunjukkan keuntungan memulai lambda di dekat nilai optimal

contoh kedua menunjukkan problem osilasi dapat ditemukan dengan pendekatan iterasi
lambda berikut
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai