Anda di halaman 1dari 13

Strategi Pembelajaran

Berbasis Masalah

Di susun oleh :
Novi Padilla 17040002
Rena Octaviana 17040004
Fella Ayyuman Putri 17040018
Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

Problem Based Learning (PBL) dalam bahasa Indonesia


disebut Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Pembelajaran
Berbasis Masalah merupakan penggunaan berbagai macam
kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi
terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk
menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang
ada.
Pengertian Pembelajaran Berbasis masalah yang lain
adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah
yang nyata, proses dimana Peserta didik melaksanakan kerja
kelompok, umpan balik, diskusi yang dapat berfungsi sebagai
batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan
akhir.
Karakteristik Pembelajaran berbasis masalah

Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) dalam Aris
Shoimin menjelaskan karakteristik dari PBM, yaitu:

1. Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang
belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa
didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.

2. Autenthic problems from the organizing focus for learning Masalah yang disajikan
kepada siswa adalah masalah yang autentik sehingga siswa mampu dengan mudah
memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan
profesionalnya nanti.

3. New information is acquired through self-directed learning


Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja belum mengetahui dan
memahami semua pengetahuan prasayaratnya sehingga siswa berusaha untuk
mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.
4. Learning occurs in small group
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha mengembangkan
pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil.
Kelompok yang dibuat

5. Teachers act as facilitators


Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Meskipun
begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan
mendorong mereke agar mencapai target yang hendak dicapai
Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
Secara Umum

 Permasalahan menjadi starting point dalam belajar

 Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan


yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur

 Permasalahan menantang pengetahuan yang dimilki


oleh Peserta didik, sikap dan kompentensi yang
kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar
dan bidang baru dalam mengajar

Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam,


penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi
merupakan proses yang esensial dalam PBM;

Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif


Ciri-Ciri Model Pembelajaran berbasis masalah

 Kegiatan belajar mengajar dengan model Problem


Based Learning dimulai dengan pemberian sebuah
masalah.

 Masalah yang disajikan berkaitan dengan kehidupan


nyata para siswa

 Mengorganisasikan pembahasan seputar disiplin ilmu.


Siswa diberikan tanggungjawab yang maksimal dalam
membentuk maupun menjalankan proses belajar secara
langsung.

 Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil.

 Siswa dituntut untuk mendemonstrasikan produk atau


kinerja yang telah mereka pelajari.
Langkah-Langkah Penggunaan Model Pembelajaran berbasis masalah

Aris Shoimin (2014:131) mengemukakan bahwa langkah-langkah


dalam model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai
berikut:
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan


tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang


sesuai, eksperimen dan untuk pemecahan masalah

Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan


karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagai
tugas dengan temannya.

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi


terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.
Langkah-langkah operasional dalam proses pembelajaran yang dikonsepkan
oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

a. Konsep dasar (basic concept)


Yaitu fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau
link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut.

b. Masalah (Defining The Problem)


Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan scenario atau
permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan
brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan
pendapat, ide, dan tanggapan.

c. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)


Yaitu peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas isu yang sedang dinvestigasi
d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi
dalam langkah pembelajaran mandiri, pada pertemuan berikutnya
peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk merumuskan solusi
dari permasalahan kelompok.

e. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude) yang dilakukan
dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis,
PR, dokumen, dan laporan.
Kelebihan Model Pembelajaran berbasis masalah

 Melatih siswa memiliki kemampuan berfikir kritis, kemampuan


memecahkan masalah, dan membangun pengetahuannya sendiri.

 Terjadinya peningkatan dalam aktivitas ilmiah siswa.

 Mendorong siswa melakukan evaluasi atau menilai kemajuan


belajarnya sendiri.

 Siswa terbiasa belajar melalui berbagai sumber-sumber


pengetahuan yang relevan.

 Siswa lebih mudah memahami suatu konsep jika saling


mendiskusikan masalah yang dihadapi dengan temannya.
Kelemahan model pembelajaran berbasis masalah

 Pembelajaran berbasis masalah tidak dapat diterapkan untuk


setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam
menyajikan materi.

 Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang


tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.

 Manakala siswa tidak memilki minat atau tidak mempunyai


kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

 Keberhasilan strategi pembelajaran melalui Problem Based


learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

 Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk


memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak
akan belajar apa yang mereka ingin pelajari ingin pelajari.
Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat di atas


adalah model Problem Based Learning ini memerlukan waktu
yang tidak sedikit, pembelajaran dengan model ini membutuhkan
minat dari siswa untuk memecahkan masalah, jika siswa tidak
memiliki minat tersebut maka siswa cenderung bersikap enggan
untuk mencoba, dan model pembelajaran ini cocok untuk
pembelajaran yang menuntut kemampuan pemecahan masalah
THANK YOU FOR
YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai