Anda di halaman 1dari 19

Difficulties in collaboration: A critical

incident study of interprofessional


healthcare teamwork

Kelompok 3 :
Sisis I1C016004
Bela Silfiana I1C016038
Ayu Mulya Subagia I1C016060
Panadia Indah N. I1C016072
Aprilia Siskawati D. I1C016084
Didik Nursetya D. I1C016100
OUTLINE

LATAR METODE HASIL DISKUSI KESIMPULAN


BELAKANG

2
LATAR BELAKANG

Saat ini, harapan besar disematkan pada kualitas kesehatan masyarakat dan
layanan kesehatan melalui kolaborasi antarprofesional.

Layanan kesehatan secara interprofesional diharapkan menghasilkan manfaat


kesehatan dan telah dikaitkan dengan besarnya respon kepada pasien.

Tugas masing-masing individu dalam tim adalah mereformasi layanan


kesehatan dimana penyelenggaraan secara konvesional telah gagal,
mengelola proses tim dengan baik, anggota tim diharapkan untuk mengelola
agenda yang bersaing didasarkan pada berbagai identitas professional.

Akibatnya, tantangan yang dihadapi tim sangat banyak, dan membutuhkan


perhatian dari masyarakat yang menciptakan kondisi untuk kolaborasi antara
profesi kesehatan dalam organisasi perawatan kesehatan.

Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada pengalaman kolektif semua kelompok profesional dalam tim yang sama
dalam situasi untuk bekerja sama agar dapat memenuhi kebutuhan pasien. Selain itu, dengan berfokus pada kesulitan
yang dirasakan dan pengelolaan kesulitan ini, penelitian ini dapat berkontribusi pada diskusi situasi belajar dalam
pekerjaan interprofesional. 3
METODE
Desain Studi

Studi ini dirancang dalam bentuk wawancara individu dengan para profesional kesehatan yang bekerja dalam tim,
dan dianalisis secara kualitatif. Teknik wawancara yang digunakan yaitu Teknik Insiden Kritis (CIT) melalui panduan
wawancara semi-terstruktur yang telah tervalidasi untuk mempelajari pekerjaan interprofesional sebagai
pengambilan keputusan. Setelah wawancara, peserta memberikan data latar belakang dan pemahaman mereka
dengan pendekatan interprofesional tim. Pengumpulan data menggunakan survei yang mencakup pertanyaan
terbuka dan tertutup serta mencakup peran spesialisasi, saling ketergantungan, koordinasi, kepemimpinan, dan
saling ketergantungan peran.
indeks tipe tim
1. Skor rendah pendekatan multi-profesional (mis., aditif, profesi berkontribusi secara independen)
2. Skor rata-rata pendekatan interprofesional (mis., integrasi, interaksi profesional)
3. Skori tinggi l pendekatan tim profesional (mis., batas antara profesi sebagian dihilangkan).

4
METODE
Sampel
Populasi terdiri dari 18 anggota dari empat tim. Partisipan tim diambil dari studi sebelumnya yakni tim kesehatan
dalam satu dewan regional di Swedia Tenggara diundang untuk berpartisipasi dalam wawancara kelompok.
Pengambilan sampel menggunakan stratified purposive sampling, kombinasi sampling variasi maksimum dan
purposive random sampling.
Variasi maksimum dicapai dengan memasukkan satu individu dari masing-masing profesi yang berpartisipasi
dalam setiap tim, semuanya 18 orang (dari total 38 orang) dari sembilan kelompok profesional.
Jika grup profesional terdiri dari lebih dari satu individu dalam Tim, seleksi acak dilakukan antara individu.
Kriteria inklusi satu tahun pengalaman sebagai anggota tim.
Profesional yang berpartisipasi kelompok adalah: terapis okupasi, perawat, fisioterapis, pekerja sosial medis,
asisten administrasi, dokter, perawat, psikolog, dan speech therapiest.
Empat belas responden adalah wanita dan empat pria.
Usia peserta bervariasi antara 33 dan 60 dan mereka memiliki pengalaman antara 6 dan 38 tahun profesi
Responden telah menjadi anggota tim mereka selama 1,5 hingga 15 tahun
Bekerja dengan tim selama rata-rata 27 jam per minggu.

5
ANALISIS DATA Sebanyak 40 peristiwa kritis
01 yang berbeda diidentifikasi
dalam 18 wawancara

02
Peristiwa-peristiwa
tersebut diambil dari
teks sebagai unit makna

06
Sub-tema ini digabungkan dalam 03
proses peralihan antara data dan Unit makna
literatur yang relevan tentang kerja tim diringkas menjadi
dan kolaborasi antarprofesional; ada deskripsi
tiga tema. Tahap kedua analisis
difokuskan pada interpretasi lebih
lanjut dari situasi pembelajaran. Inti dari deskripsi diambil dan diberi
Kode diurutkan 05 04 kode
penafsiran
untuk memungkinkan
makna yang
menjadi sub-tema
mendasarinya
12/15/2019 berbentuk induktif 6
ANALISIS DATA
Sebelum sesi ini, peserta telah menanggapi survei tipe tim yang sama seperti yang
diwawancarai, dan telah menggambarkan tim mereka mirip dengan tim yang termasuk
dalam penelitian.
HASIL

1. KARAKTERISTIK TIM
Semua responden menganggap tim mereka sebagai
interprofesional atau transprofesional. Beberapa tim
bersifat permanen dan yang lain adalah kelompok
sementara. Masing-masing tim memiliki tugas dalam
perawatan pasien.
Ada tim yang tidak memiliki manajer yang ditunjuk secara
resmi, serta ada juga yang memiliki manajer secara
formal.

8
HASIL
2. KESULITAN DALAM KERJA TIM INTERPROFESIONAL
Tiga tema dalam analisis kesulitan sehubungan
dengan interprofesional teamwork:
(A) Dinamika tim
Tuntutan untuk bertindak sebagai anggota tim
dalam semua situasi, ketika ada
ketidakseimbangan muncul antara yang
diputuskan tim dan keputusan individu atau
kelompok profesional, situasinya dianggap
sebagai insiden kritis. Mengalokasikan tanggung
jawab yang tidak setara, baik untuk
menjalankan tim proses keputusan bersama,
untuk memotivasi peserta lain untuk terlibat,
atau menjadi satu-satunya orang dari kelompok
profesional untuk membuat penilaian.
HASIL

(B) Kontribusi pengetahuan dari profesi


Pengalaman interaksi anggota tim dari berbagai profesi dan keterampilan dalam tim. Kontribusi
pengetahuan dari profesi individu itu sendiri tidak selalu dinilai sama.

(C) Pengaruh organisasi di sekitarnya


Anggota tim mengalami kesulitan ketika organisasi memiliki penilaian hierarkis dari berbagai
profesi yang membuatnya individu sulit untuk merasa seperti anggota tim yang berharga.
Perubahan dalam organisasi dan pengaturan dimana anggota tidak memiliki kontrol terutama
terkait dengan perubahan anggota tim, ukuran tim, peningkatan aliran masuk pasien, dan
penempatan fisik yang tidak memadai; konsekuensinya adalah rasa tidak aman yang besar,
keheningan, dan rasa memiliki yang tidak konsisten. Situasi ini membuat tim merasa tidak terdiri
dari profesi yang tepat.
HASIL
3. VERBAL ACTION AND RESOLUTION
Tabel 2. Membagi kendala mengenai subtema
berdasarkan yang dikelola maupun tidak dikelola baik
dalam diskusi bersama maupun tidak.

11
HASIL
Bidang 1. Distribusi pengetahuan saat ini yang tidak merata, mulai dikelola dengan baik dari pihak yang
1 memiliki informasi untuk menyebarkan pengetahuan di seluruh tim. Pertimbangan hal tersebut dianggap
telah mencapai resolusi yang menguntungkan, atau setidaknya “adanya solusi kedua terbaik”. Ketika tim
tidak terdiri dari profesi yang tepat, strategi tim gabungan dapat menjelaskan dalam mengidentifikasi
solusi kedua terbaik. Ketika kurangnya konsensus yang dikelola dengan baik dan tanpa adanya dialog
bersama, sehingga dapat menimbulkan perbedaan penilaian antara dua anggota pegelola dengan
anggota tim lainnya.
Bidang 2. Tanggungjawab yang tidak setara antar anggota tim dapat diselesaikan melalui komunikasi
2 bersama dalam tim, meskipun kendala belum bisa terselesaikan. Responden percaya bahwa situasi yang
disebabkan oleh perubahan dalam organisasi dan peraturan yang dapat dibicarakan bersama

Bidang 3 Ketika adanya berbagai kendala tim bisa memutuskan baik individu atau kelompok profesional,
3 atau dengan dukungan orang ketiga tanpa ditangani oleh seluruh tim. Kendala terkait dengan kurangnya
konsensus, dapat terlihat didepan pasien, dan sering kali dapat terselesaikan tanpa diskusi bersama
dalam tim.

Bidang 4. Kontribusi pengetahuan tidak dihargai atau dimanfaatkan. Sehingga pelayan kesehatan yang
4 mengalami situasi dari sudut pandang mereka sendiri merasa memiliki tanggung jawab untuk
menyelesaikan masalah ada pada individu tersebut.
12
DISKUSI
Dari pendekatan sosiologi profesi, pengalaman anggota tim tentang
dinamika dapat lihat sebagai dinamika antara profesional dan
interprofesional.
Kesulitan terkait dengan pengetahuan profesional yang menunjukkan
bahwa anggota tim sering tidak mengakui, tidak memgerti atau tidak
saling menghormati peran satu sama lain dan kontribusi pengetahuan.
Hal ini juga dapat di lihat dari segi sosiologi profesi dengan beragam
profesi yang dapat berdampak pada bagaimana dan apakah kontribusi
pengetahuan digunakan dan juga mengidentifikasi konsekuensi individu
dan konsekuensi tim yang dirasakan yaitu kehilangan pandangan holistik,
kurang konsensus disebut sebagai tim semu yang tidak cukup fokus pada
kinerja dan tidak mampu memberikan perawatan yang efektif
berdasarkan beragam masalah pasien.
Rasa memiliki dan kolaboratif dipengaruhi baik oleh penilaian status
profesi yang di dapat dari organisasi dan perubahan yang dibuat ke
organisasi tim yang tidak di katakan oleh tim itu sendiri. Manajemen pada
tingkat di atas tim memiliki beberapa kelemauan dalam mengalokasikan
sumber daya yg optimal kepada tim.
DISKUSI

IMPLIKASI UNTUK PEMBELAJARAN INTERPROFESIONAL DALAM TIM


Penelitian ini mengeksplor tindakan verbal yang diambil pada kesulitan dalam kolaborasi antar
profesional dan persepsi responden tentang apakah kesulitan ini dapat diselesaikan untuk
mendiskusikan tentang implikasi pembelajaran interprofesional tim yang didasarkan pada :
1. Keterlibatan dalam kerja tim interprofesional memerlukan pembelajaran seumur hidup
berbasis pengalaman untuk profesional.
2. Pengalaman mengelola kesulitan merupakan kesempatan belajar.
DISKUSI

Pengalaman mengelola kesulitan merupakan kesempatan belajar. Keempat situasi memberikan


potensi untuk pembelajaran interprofesional, tetapi dari jenis yang berbeda
1. Kesulitan yang di bahas oleh seluruh tim dan yang diyakini telah selesai dapat menjadi
sumber pembelajaran kelompok yang positif
2. Semua kelompok profesional berbicara mengenai kesulitan bersama tanpa mencapai
resolusi dapat dianggap telah membentuk kekuatan pemersatu yang di arahkan ke dalam
anggota tim atau dapat juga bahwa dorongan dan tujuan pencapaian tim lemah
3. Kesulitan tidak dibahas tetapi diselesaikan sehingga potensi untuk memberdayakan
pembelajaran tim antarprofesional paling rendah dalam pembicaraan bersama dan tidak di
selesaikan
4. Kontribusi pengetahuan dari satu atau lebih banyak profesi tidak dihargai atau
dimanfaatkan mereka tidak mengharapkan kesulitan ini diselesaikan.
DISKUSI

PERTIMBANGAN METODOLOGIS
Konsep kredibilitas dalam analisis konten kualitatif berkaitan dengan aspek-aspek seperti pilihan
fokus studi, peserta, dan pendekatan pengumpulan data . Informan dipilih dari semua profesi
yang ada di tim untuk mendapatkan variasi yang kaya dari fenomena yang diteliti. Para peserta
diharapkan memiliki pengalaman dengan kesulitan dalam kerja tim antarprofesional.
Desain studi tim sering kurang memiliki deskripsi yang memadai tentang karakteristik tim, yang
mencegah peneliti dari mempertimbangkan dampak dinamika tim pada temuan. Critical Incident
Technique (CIT) mensyaratkan temuan bahwa sebagian besar berkorelasi dengan penelitian yang
dilakukan menggunakan teknik pengumpulan data lainnya, yang keduanya menetapkan kegunaan
dari pendekatan dan menempatkannya pada posisi yang setara dengan yang lain. Critical Incident
Technique (CIT) juga menghasilkan data yang diperluas tentang konsekuensi dan manajemen
kesulitan, yang memungkinkan analisis lebih lanjut
KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsekuensi dari kesulitan termasuk pembatasan


penggunaan sumber daya kolaboratif untuk pandangan holistik dari masalah pasien dan
ketidakmampuan perawatan dan layanan pasien dengan cara yang disukai anggota tim.
Ini menunjukkan bahwa peserta studi, menghubungkan kesulitan dengan melemahnya
fungsi dan hasil interprofesional tim. Penelitian menunjukkan bahwa anggota tim
kolaboratif tidak selalu menganggap diri mereka memiliki dukungan organisasi, yang
menekankan pentingnya proses implementasi.

Kesimpulanya adalah bahwa manajer yang (sepenuhnya sah) menuntut hasil dari tim
interprofesional mereka juga harus mencakup penilaian kondisi organisasi yang ada
untuk memungkinkan pembelajaran organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Kvarnström, S., 2008. Difficulties in collaboration: A critical incident study of interprofessional


healthcare teamwork. Journal of interprofessional care, 22(2), pp.191-203.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai