Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN RETARDASI MENTAL DAN


AUTISME

Kelompok: 7

ANNISA ISTIFARAH.J 163145105003


MELINDA OLIVIA L 163145105018
NADYA MUSTIKA S 163145105020
SURATMI M. ABUBAKAR 163145105036
PENGERTIAN RETARDASI MENTAL

 Retardasi mental ialah keadaan dengan


intelegensi yang kurang (subnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa
anak). Biasanya terdapat perkembangan mental
yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala
utamanya (yang menonjol) ialah intelegensi yang
terkebelakang, sehingga daya guna sosial dan
dalam pekerjaan seseorang menjadi terganggu
ETIOLOGI
 Faktor-Faktor Yang Potensial Sebagai Penyebab
Retardasi Mental
1. Faktor prakonsepsi
2. Factor prenatal
3. Factor perinatal
4. Factor post natal
5. Factor Infeksi
MANIFESTASI KLINIK

1. Kelainan pada mata


2. Kejang
3. Kelainan kulit
4. Kelainan rambut
5. Kepala
6. Perawakan pendek
7. Distonia
PATOFISIOLOGI

 Retardasi mental merujuk pada keterbatasan


nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi mental
ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan
kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak (
sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan
fungsi kecerdasan di bawah normal ( IQ 70
sampai 75 atau kurang ) dan disertai
keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya
dua area fungsi adaftif : berbicara dan berbahasa
, kemampuan/ketrampilan merawat diri,
kerumahtanggaan, ketrampilan sosial,
penggunaan sarana-sarana komunitas,
pengarahan diri , kesehatan dan keamanan ,
akademik fungsional, bersantai dan bekerja.
PENATALAKSANAAN
 Terapi terbaik adalah pencegahan yaitu:
1. Primer
2. Sekunder
3. tersier
PENCEGAHAN

1. Imunisasi bagi anak dan ibu sebelum


kehamilan
2. Konseling perkawinan
3. Pemeriksaan kehamilan rutin
4. Nutrisi yang baik
5. Persalinan oleh tenaga kesehatan
6. Memperbaiki sanitasi dan gizi keluarga
7. Pendidikan kesehatan mengenai pola hidup
sehat
8. Program mengentaskan kemiskinan, dll
PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
 Identitas Klien
 Identitas Orang tua

II. Rencana keperawatan

diagnosa tujuan intervensi

Gangguan pertumbuhan dan  Kaji faktor penyebab


pertumbuhan dan perkembangan gangguan perkembangan
perkembangan b/d berjalan sesuai anak
 Identifikasi dan gunakan
kelainan fungsi tahapan sumber pendidikan untuk
Kognitif memfasilitasi
perkembangan anak yang
optimal.
 Berikan aktivitas stimulasi
yang sesuai dengan usia
 Pantau pola pertumbuhan
(tinggi badan, berat badan,
lingkar kepala dan rujuk ke
ahli gizi untuk
mendapatkan intervensi
nutrisi)
2. : Gangguan
interaksi sosial meminimalkan Bantu anak dalam
gangguan interaksi mengidentifikasi
social kekuatan pribadi
Beri pengetahuan
terhadap orang
terdekat anak
mengenai Retardasi
Mental
Dorong anak untuk
berpartisipasi dalam
aktivitas bersama
anak-anak dan
keluarga lain
Dorong anak
mempertahankan
hubungan dengan
teman-teman
Berikan
reinforcement positif
atas hasil yang
dicapai anak
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

 Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d


kelainan fungsi Kognitif
 Gangguan interaksi sosial b/d kesulitan bicara
/kesulitan adaptasi sosial
DEFINISI AUTISME

 Autisme adalah penyakit yang biasanya sudah di


derita sejak lahir dan Anak Autisme juga
merupakan salah satu gangguan perkembangan
fungsi otak yang bersifat pervasive (inco) yaitu
meliputi gangguan kognitif, bahasa, perilaku,
komunikasi, dan gangguan interaksi sosial,
sehingga anak autisme mempunyai dunianya
sendiri.
ETIOLOGI

 Penyebab autisme menurut banyak pakar telah


disepakat bahwa pada otak anak autisme
dijumpai suatu kelainan pada otaknya.Apa
sebabnya sampai timbul kelainan tersebut
memang belum dapat dipastikan. Banyak teori
yang diajukan oleh para pakar,kekurangan
nutrisi dan oksigenasi, serta akibat polusi udara,
air dan makanan.Diyakini bahwa ganguan
tersebut terjadi pada fase pembentukan organ
(organogenesis) yaitu pada usia kehamilan
antara 0 ± 4 bulan. Organ otak sendiri baru
terbentuk pada usia kehamilan setelah 15
minggu.
PATOFISIOLOGI

 Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut
untuk mengalirkan impuls listrik (akson) serta serabut untuk
menerima impuls listrik (dendrit). Sel saraf terdapat di
lapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks). Akson
dibungkus selaput bernama mielin, terletak di bagian otak
berwarna putih. Sel saraf berhubungan satu sama lain lewat
sinaps.
 Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh
bulan. Pada trimester ketiga, pembentukan sel saraf berhenti
dan dimulai pembentukan akson, dendrit, dan sinaps yang
berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun.Setelah
anak lahir, terjadi proses pengaturan pertumbuhan otak
berupa bertambah dan berkurangnya struktur akson, dendrit,
dan sinaps. Proses ini dipengaruhi secara genetik melalui
sejumlah zat kimia yang dikenal sebagai brain growth factors
dan proses belajar anak.
MANIFESTASI KLINIS

1. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun


nonverbal
2. Gangguan dalam bidang interaksi social
3. Gangguan dalam bermain
4. Gangguan perilaku
5. Gangguan perasaan dan emosi
PENATALAKSANAAN

Terapi anak dengan autisme membutuhkan


identifikasi diri yaitu:
1. Terapi Perilaku
2. Terapi Bermain
3. Terapi Sosial
PENGKAJIAN

1. Identitas pasien
2. Identitas orang tua
3. Keluhan utama:
Anak datang diantar oleh oarang tua karena anak
kesulitan komunikasi dan keterbatasan kognitif
KLASIFIKASI DATA
Data subjektif Data objektif

- Orang tua anak mengatakan - Anak terlihat suka menyendiri


anaknya tidak suka bergaul - Anak terlihat sibuk dengan
dengan teman-temannya tanggannya
- Anak belum bias - Anak menarik diri dari kontak fisik
menyelesaikan masalahnya dengan orang lain
sendiri - Anak tidak mampu untuk
- Orang tua anak mengatakan membedakan bagian-bagian dari
anaknya kurang tubuhnya dengan bagian tubuh orang
berinteraksi dengan lain
lingkungan sekitar
ANALISA DATA
No Data Masalah keperawatan
1 Ds : Gangguan interaksi social
orang tua anak mengatakan anaknya
tidak suka bergaul dengan teman-
temannya
orang tua anak mengatakan anaknya
kurang interaksi dengan lingkungan
Do :
anaknya tanpak suka menyendiri
anak tanpak menarik diri dari kontak
fisik dari orang lain
Ds:
orang tua anak mengatakan anaknya
2.. belum bisa menyelesaikan masalahnya Gangguan identitas diri
sendiri
Do:
anak terlihat sibuk dengan tanggannya
anak tanpak tidak mampu membedakan
bagian-bagian dari tubuhnya
Diagnosa tujuan Intervensi
1. Gangguan interaksi sosial b/d 1. Klien menunjukkan harga 1. Bina hubungan saling percaya
harga diri rendah diri yang positif. dan menjelaskan semua prosedur
dan tujuan dengan singkat dan
jelas.
2) Kaji penyebab gangguan
harga diri rendah.
3) Berikan dukungan emosi
untuk klien/orang terdekat selama
tes diagnostik.
4) Sampaikan hal-hal positif
secara mutlak.
5) Gunakan sentuhan tangan
jika diterima.
6) Libatkan keluarga dan orang
terdekat untuk memberikan
support.
7) Berikan reinforcement yang
positif.

1. ) Bina hubungan saling


percaya dan menjelaskan semua
2. Gangguan identitas diri b/d 1. Klien dapat menidentifikasi
prosedur dan tujuan dengan
singkat dan jelas.
penilaian yang salah mengenai identitasnya yang positif. 2) Kaji penyebab gangguan
dirinya.
identitas diri klien.
3) Berikan dukungan emosi
untuk klien/orang terdekat selama
tes diagnostik.
4) Sampaikan hal-hal positif
secara mutlak.
5) Gunakan sentuhan tangan
jika diterima.
6) Libatkan keluarga dan orang
terdekat untuk memberikan
support.
7) Berikan reinforcement yang
positif.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan interaksi sosial b/d harga diri rendah
 Gangguan identitas diri b/d penilaian yang salah
mengenai dirinya.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai