Anda di halaman 1dari 44

Fokus belajar:

1. Kelemahan L/K,
materialitas
2. Penyesuaian item L/K
https://services.korpri.online/fileload/9157a823-c821-
3725-bb70-12b8ea4a7996.jpg 3. Koreksi kesalahan
ATB IKHTISAR:
Kelemahan L/K, Penyesuaian, dan Koreksi
Kesalahan
PEMBELAJARAN AKUNTANSI
PEMERINTAHAN II (PUSAT)

diringkas & dituturkan kembali oleh

- ALTAF -
• Berlandaskan UU dan peraturan di bidang keuangan negara dan akuntansi pemerintahan
• Jurnal menggunakan PMK 215/2013, kebijakan akuntansi menggunakan PMK 224/2016
http://www.gettyimages.com/detail/p
hoto/children-playing-with-a-giant-
1 metal-globe-royalty-free-
image/57533121
Kelemahan Informasi dan Laporan Keuangan 1
 Bersifat historis, pencatatan atas transaksi lampau akan terus dibawa
dalam laporan keuangan → nilai aset non moneter bisa jadi berbeda
 Ruang lingkup bersifat umum
 Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran
 Hanya melaporkan informasi yang bersifat material
 Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian
 pemeliharaan penyajian net revenue dan aset
 Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya
(formalitas)
Berbagai alternatif metode
akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam
pengukuran sumber daya ekonomi
antar instansi pemerintah pusat
2
Pertimbangan Materialitas dan Agregrasi
 Penyajian L/K didasarkan pada konsep materialitas
 Pos-pos yang jumlahnya material disajikan tersendiri
dalam L/K
 Pos-pos yang jumlahnya tidak material dapat
digabungkan sepanjang memiliki sifat atau fungsi
yang sejenis
 Informasi dianggap material apabila kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam pencatatan
informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan
yang diambil

3
Penyesuaian/Koreksi Kesalahan pada Kas 2
 Dalam hal terjadi kerugian negara akibat hilangnya kas di
Bendahara Pengeluaran, maka:
 Atas kas yang hilang dapat dilakukan reklasifikasi menjadi
Piutang TP/TGR sepanjang diyakini dapat dibayarkan/dapat
ditagih
 Prosedur Reklasifikasi kas yang hilang menjadi Piutang TP/TGR
diatur oleh Dirjen Perbendaharaan

4
Penyesuaian/Koreksi Kesalahan pada Piutang
 Konversi piutang menjadi penyertaan modal negara
 Piutang negara bukan pajak atau piutang penerusan pinjaman dapat
dikonversi menjadi penyertaan modal negara (investasi permanen),
sebesar nilai tercatat
 Penyesuaian nilai piutang pajak harus dilakukan dalam hal
adanya kejadian yang mengakibatkan hak negara berkurang
atau bertambah
 Kejadian yang dapat mengakibatkan penyesuaian nilai piutang
pajak antara lain:
 pembayaran/pelunasan;
 pembetulan atau pembatalan surat penetapan;
 penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi perpajakan
penghapusan piutang pajak;
 keputusan keberatan, putusan pengadilan pajak; putusan MA

5
Penyesuaian/Koreksi Kesalahan pada Piutang
 Piutang yang timbul dari putusan pengadilan
 dapat dilakukan setelah ada inkracht dan salinan putusan
tersebut diterima oleh entitas yang bertindak sebagai
eksekutor yang ditunjuk berdasarkan UU
 Jika terdapat beda waktu: inkracht diputuskan sebelum
tanggal L/K (31 Desember) dan salinan putusan pengadilan
diterima setelah tanggal L/K, namun masih dalam periode
pemeriksaan lapangan oleh auditor (ditandai dari tanggal
periode pemeriksaan pada ST pemeriksaan), maka hal
tersebut diperlakukan sebagai “subsequent event"
 penyesuaian nilai Piutang Uang Pengganti pada L/K periode
ybs

6
Penyesuaian/Koreksi Kesalahan pada Piutang
 Penghentian Pengakuan Piutang
 penghentian pengakuan piutang dilakukan dengan membayar
tunai (pelunasan), bisa juga dengan penghapusbukuan (write
off) maupun penghapustagihan (write down)
 Penghentian pengakuan piutang dengan pelunasan:
 Pelunasan atas piutang pada periode berjalan, dengan penyetoran (via
BPN)
 Pelunasan atas piutang yang telah dicadangkan penyisihan piutang tak
tertagihnya
 Selain perekaman dokumen pelunasan, satker harus menghentikan
pengakuan piutang
 Pada akhir periode pelaporan, satker melakukan penyesuaian
 Dengan pelunasan tersebut kartu piutang atas nama debitur ybs dapat
ditutup
 Penghapusbukuan atas piutang yang telah disisihkan 100%

7
Penyesuaian/Koreksi Kesalahan pada Piutang
 Penerimaan Pelunasan atas Piutang yang Telah
Dihapusbukukan
 Apabila piutang yang telah dihapusbukukan kemudian diterima
pelunasannya, maka harus dilakukan pencatatan untuk
memunculkan kembali piutang tersebut
 Penerimaan pelunasan tersebut diakui sebagai pendapatan
LRA dan diakui sebagai pendapatan LO
 Piutang denda yang timbul karena hasil pemeriksaan
auditor eksternal
 Pengakuan piutang denda yang disebabkan adanya
pemeriksaan auditor eksternal diakui berdasarkan dokumen
sumber yang terkait

8
Reklasifikasi dan Koreksi pada AT
 AT yang dihentikan dari penggunaan aktif secara permanen
dan tidak lagi memenuhi definisi AT maka harus direklasifikasi
ke pos Aset Lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya
 Reklasifikasi AT ke Aset Lainnya dapat dilakukan sepanjang
waktu, tidak tergantung periode laporan
 Koreksi adalah tindakan pembetulan secara akuntansi yang
dilakukan agar akun/pos yang tersaji dalam laporan keuangan
menjadi sesuai dengan yang seharusnya
 Koreksi AT dilakukan dengan menambah atau mengurangi
akun AT yang bersangkutan
 Koreksi AT dapat dilakukan kapan saja, pada saat ditemukan
kesalahan dan tidak tergantung pada periode pelaporan dan
waktu penyusunan laporan

9
Penyesuaian/Koreksi Kesalahan
pada Kewajiban
 1) Penyelesaian Kewajiban Sebelum Jatuh Tempo
 Misalnya karena adanya fitur call feature dari sekuritas tersebut atau
karena memenuhi persyaratan untuk penyelesaian oleh permintaan
pemegangnya maka perbedaan antara harga perolehan kembali dan nilai
tercatat netonya harus diungkapkan pada CALK.
 2) Tunggakan
 Jumlah tunggakan atas pinjaman pemerintah harus disajikan dalam bentuk
Aging Schedule Pembayaran kepada Kreditur pada CALK
 3) Restrukturisasi Utang
 melalui modifikasi persyaratan utang, debitur harus mencatat dampak
restrukturisasi secara prospektif sejak restrukturisasi dan tidak CV piutang
 4) Penghapusan Utang
 penghapusan sukarela tagihan oleh kreditur kepada debitur baik sebagian
maupun seluruhnya jumlah utang debitur dalam bentuk perjanjian formal
10
Ikhwal Koreksi Kesalahan Pendapatan
penyajian akun/pos secara signifikan tidak sesuai dengan seharusnya,
berdampak pada L/K periode berjalan atau sebelumnya (PSAP 10, par. 4)
3
KESALAHAN itu
• Yang sifatnya berulang dan sistemik,
oleh sifat alamiah (normal,
berulang), mis. koreksi akibat
restitusi kepada WP atau tambahan
2 jenis pembayaran dari WP
• Yang tidak berulang, diharapkan
tidak akan terjadi kembali, mis. 1 PRINSIP: Koreksi harus
kesalahan Satker menentukan biaya segera dilakukan ketika
pengurusan passpor kepada masy. kesalahan ditemukan
• Kesalahan diketahui pada periode 2 konsekuensi
terjadinya (sebelum L/K terbit) atau • Kelebihan menerima
pada periode berikutnya (setelah pendapatan → kewajiban
2 kapan L/K terbit) mengembalikan kelebihan
• L/K dianggap diterbitkan apabila • Kekurangan menerima
sudah ditetapkan dengan UU atau pendapatan → hak menerima
Perda (PSAP 10 par. 29) kembali kekurangan
11
Jurnal Koreksi: Pengembalian/Kekurangan
Pendapatan yang Sifatnya Berulang dan Sistemik
WP L/B → balikin kelebihan WP K/B → terima pembayaran
 Pada 31 Des. 2014, diket. ada  Berdasarkan pemeriksaan SPT TA
kelebihan setoran PPN masukan 2014, terdapat pajak kurang bayar
Rp500.000 dari PKP dari WP Rp100 juta
 Pada 2 Feb. 2015, kelebihan tersebut  Setelah penagihan, pada 14 Okt.
dikembalikan ke PKP via KPPN 2015, WP setor K/B tsb
 Buku Akrual & Kas SAI:  Buku Akrual & Kas SAI:
Tgl Uraian Debet Kredit Tgl Uraian Debet Kredit
2-Feb Pendapatan -LO 500.000 14-Okt Diterima dari Entitas Lain 100 juta
Diterima dari Entitas Pendapatan -LO 100 juta
500.000
Lain Tgl Uraian Debet Kredit
Tgl Uraian Debet Kredit 14-Okt Diterima dari Entitas Lain 100 juta
2-Feb Pendapatan -LRA 500.000 Pendapatan -LRA 100 juta
Diterima dari Entitas
500.000
Lain

12
Jurnal Koreksi: Kelebihan/Kekurangan Pendapatan
yang Sifatnya Tidak Berulang Sebelum L/K Terbit
baik kesalahan terjadi pada periode berjalan maupun sebelumnya, apabila L/K
belum diterbitkan, maka dikoreksi pada akun ybs baik pada pendapatan -LRA maupun -LO

Lebih Penerimaan → balikin Kurang Penerimaan → hak/kas


 Pada 31 Des. 2014, terdapat kelebihan  Pada 15 Des. 2014, terdapat
penerimaan sewa gedung Rp300.000 kekurangan penerimaan sewa gedung
 Pada 3 Jan. 2015, kelebihan Rp200.000. Pada 3 Jan. 2015, diterima
dikembalikan melalui KPPN pembayaran kekurangan tersebut
 Buku Akrual & Kas SAI:  Buku Akrual & Kas SAI:
Tgl Uraian Debet Kredit Tgl Uraian Debet Kredit
3-Jan Pendapatan -LO …. 300.000 3-Jan Diterima dari Entitas Lain 200.000
Diterima dari Entitas Pendapatan -LO …. 200.000
300.000
Lain Tgl Uraian Debet Kredit
Tgl Uraian Debet Kredit 3-Jan Diterima dari Entitas Lain 200.000
3-Jan Pendapatan -LRA …. 300.000 Pendapatan LRA…. 200.000
Diterima dari Entitas
300.000
Lain

13
Jurnal Koreksi: Pendapatan yang Tidak Melibatkan Kas
Sebelum Laporan Keuangan Terbit
Salah pembukuan → tidak
balikin, tidak terima hak/kas
 Pada 7 Okt. 2015, berdasarkan
review, satker ABC telah salah
membukukan pendapatan yang
diterima pada tanggal 30 Sep. InsideCounsel

2015 Rp8.900.000, dibukukan


Rp9.800.000 → lebih Rp900.000
 Buku Akrual & Kas SAI:
Tgl Uraian Debet Kredit
7-Okt Pendapatan -LO .... 900.000
Diterima dari Entitas
900.000
Lain
Tgl Uraian Debet Kredit
7-Okt Pendapatan -LRA .... 900.000
Diterima dari Entitas
900.000
Lain
14
Jurnal Koreksi: Pengembalian/Kekurangan Pendapatan yang
Sifatnya Tidak Berulang Setelah L/K Terbit
Yang terjadi pada periode sebelumnya, yang mengurangi posisi kas, apabila L/K periode tersebut
sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan akun EKUITAS

 Pada 7 Mei 2015, atas hasil audit BPK  Pada 7 Mei 2015, atas hasil audit BPK
bahwa pada TA 2014 Satker ABC menerima bahwa pada TA 2014 Satker ABC menerima
pendapatan terlalu besar Rp500.000, yaitu pendapatan terlalu rendah Rp500.000,
pendapatan seharusnya diterima yaitu pendapatan seharusnya diterima
Rp9.300.000, telah diterima Rp9.800.000. Rp9.800.000, telah diterima Rp9.300.000.
Pada 7 Okt. 2015 (setelah L/K TA 2014 Pada 7 Okt. 2015 (setelah L/K terbit)
terbit), kelebihan penerimaan dikembalikan kekurangan ditagih/diterima di kas negara
 Buku Akrual & Kas SAI:  Buku Akrual & Kas SAI:
Tgl Uraian Debet Kredit Tgl Uraian Debit Kredit
7-Okt Ekuitas... 500.000 Diterima dari Entitas Lain 500.000
7-Okt
Ditagihkan ke Entitas Ekuitas 500.000
500.000
Lain …

Tgl Uraian Debit Kredit Tgl Uraian Debit Kredit


7-Okt SAL 500.000 Diterima dari Entitas Lain 500.000
7-Okt
Ditagihkan ke Entitas SAL 500.000
500.000
Lain

15
Koreksi Kesalahan Belanja/Beban: Sebelum
Laporan Keuangan Terbit –koreksi pada akun ybs
 Pada 8 Jul. Satker membayar belanja  Pada 8 Jul. Satker membayar belanja
ATK Rp7.600.000, seharusnya ATK Rp6.300.000, seharusnya
Rp6.700.000 → lebih Rp900.000 Rp6.800.000 → kurang Rp500.000
 Jurnal Akrual & Kas SAI:  Jurnal Akrual & Kas SAI:
Tgl Uraian Debit Kredit Tgl Uraian Debit Kredit
Ditagihkan ke Entitas Lain 900.000
Beban…(sesuai kode MAK) 500.000
Beban…(sesuai kode
900.000
MAK) Ditagihkan ke Entitas
500.000
Lain
Tgl Uraian Debit Kredit
Ditagihkan ke Entitas Lain 900.000 Tgl Uraian Debit Kredit
Belanja… (sesuai kode Belanja… (sesuai kode
900.000 500.000
MAK) MAK)
Ditagihkan ke Entitas
500.000
Lain

16
Koreksi Pengembalian Belanja/Beban Koreksi Kurang Bayar Belanja/Beban
Setelah Laporan Keuangan Terbit Setelah Laporan Keuangan Terbit
 Karena L/K telah diterbitkan → pembetulan  Karena L/K telah diterbitkan → pembetulan
pada akun Pendapatan-LO/Pendapatan- pada akun Ekuitas (SAI) dan pada akun SAL
LRA (PSAP 10 par. 14) (hanya di buku SAKUN (SAI tdk punya SAL))
 Berdasarkan audit, pada 12 Nov. 2014 telah  Berdasarkan audit, pada 12 Des. 2015 telah
terjadi kelebihan pembayaran persediaan terjadi kurang bayar atas belanja barang
sebesar Rp300.000. Dibayar Rp900.000, persediaan sebesar Rp1.800.000. Dibayar
seharusnya Rp600.000 → lebih Rp300.000. Rp93.500.000, seharusnya
Usai penagihan, pada 17 Agust. 2015 Rp95.300.000,00 → kurang Rp1.800.000
supplier kembalikan ke kas negara  Buku Akrual & Kas SAI:
Tgl Uraian Debit Kredit Tgl Uraian Debit Kredit
Diterima dari Entitas Lain 300.000 Ekuitas 1.800.000
Pendapatan Lain-Lain- Ditagihkan ke Entitas
300.000 1.800.000
LO Lain

Tgl Uraian Debit Kredit Tgl Uraian Debit Kredit


Diterima dari Entitas Lain 300.000 SAL 1.800.000
Pendapatan Lain-Lain- Ditagihkan ke Entitas
300.000 1.800.000
LRA Lain

17
Latihan/Penugasan
 MANDIRI (Archive soal lalu)
 Satker Petani telah selesai menyusun Laporan Keuangan Kementrian/Lembaga untuk periode yang berakhir
sampai dengan 31 Desember 2014. Laporan Keuangan tersebut disampaikan ke Kementerian Keuangan
untuk Kemudian digabungkan menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Selama proses penyusunan,
penyampaian dan penggabungan serta penerbitan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat disahkan oleh
undang-undang terdapat beberapa kesalahan yang perlu dilakukan koreksi. Adapun koreksi yang dilakukan
di tahun 2015 sebagai berikut:
 A). Koreksi atas Kesalahan tahun 2014 yang diperbaiki SEBELUM LKPP ditetapkan oleh undang-undang

1 04/01/2015 Membayar Kekurangan pembayaran gaji pegawai bulan Desember 2014


sebesar Rp3.200.000 terdiri atas Belanja Gaji Pokok PNS Rp2.900.000,- dan
Belanja Tunjangan suami/Isteri PNS Rp300.000,-
2 10/01/2015 Kontraktor pengadaan barang telah mengembalikan kelebihan pembayaran atas pengadaan
10 unit Meubelair sebesar Rp 24.000.000. Dari hasil Invetarisasi fisik bulan Desember
2014 , nilai barang tersebut Rp 240.000.000, sedangkan menurut BAST, barang yang telah
diterima yang ada sebesar Rp 264.00.000 sesuai kontrak.
3 10/02/2015 Mengembalikan kelebihan penerimaan pendapatan bukan pajak tahun 2014 sebesar Rp
7.500.000
4 10/02/2015 Mengembalikan kelebihan penerimaan pendapatan pajak tahun 2014 sebesar Rp5.000.000
berupa Pendapatan PPh Pasal 21.
5 28/02/2015 Menerima kembali kelebihan pembayaran gaji dan tunjangan pegawai non PNS tahun
2014 sebesar Rp 1.800.000 terdiri atas Belanja Gaji Pokok non PNS Rp1.700.000 dan
18 Beban Tunjangan Pegawai Non PNS Rp 100.000
Latihan/Penugasan
 B). Koreksi atas Kesalahan tahun 2014 yang diperbaiki
SETELAH LKPP ditetapkan oleh undang-undang
6 10/07/2015 Menerima kembali kelebihan pembayaran gaji pegawai yang telah dibayar
tahun 2014 sebesar Rp 3.000.000
7 10/07/2015 Mengembalikan kelebihan penerimaan Pendapatan PPN Dalam Negeri tahun 2014
sebesar Rp 7.000.000 tanpa ada kompensasi dengan utang pajak
8 10/07/2015 Mengembalikan kelebihan pendapatan bukan pajak tahun 2014 sebesar sebesar Rp
5.000.000
9 12/07/2015 Menerima kembali kelebihan pembayaran dari Kontraktor untuk kontrak pembangunan
Rumah Dinas sebesar Rp44.000.000.

 Diminta:
 Buatlah seluruh jurnal koreksi diatas!

19
Tugas Kelompok –research
assignment
 PERHATIKAN petunjuk/format tugas kelompok, jangan lupa soal ditulis terlebih dulu
• Carilah Laporan Keuangan Satker, lalu berikan dan evaluasi dan penjelasan adanya
kelemahan L/K sesuai kerangka slide ini, dan jelaskan bagaimana mengatasi kelemahan L/K
satker tersebut
• Carilah klasifikasi/jenis KOREKSI KESALAHAN yang dimiliki suatu K/L atau satker di bawahnya,
lalu jelaskan/uraikan unsur-unsur dan nilanya masing-masing, asumsi yang mendasarinya
 Buat model transaksi koreksi kesalahani (minimal 7 transaksi) dari satker terpilih, buat jurnal
finansial dan anggaran (angka disimulasikan), sesuai urutan kejadian (perhatikan format jurnal
menyamping utk finansial dan anggaran)
• Format penulisan jurnal, gunakan tabel sebagai berikut:

Jurnal Finansial Jurnal Anggaran

Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit


c Aset Tetap 1.487 c Belanja Modal 1.487
DKEL 1.487 DKEL 1.487

https://www.intel.co.uk/content/dam/www/public/emea/xe/en/images/it-
managers/752-girl-with-yogurt-16x9.jpg.rendition.intel.web.1280.720.jpg

Cukup 6 kelompok, khusus kelompok yang MAJU presentasi di samping


menyusun makalah kelompok juga menyiapkan SLIDE/bahan tayang, dapat
dilengkapi kreativitas/multimedia
Sumber baik gambar maupun deskripsi/narasi dicantumkan (lihat contoh di samping)

20
Pengayaan Materi

21
KOREKSI KESALAHAN

 Jumlah koreksi yang berhubungan dengan periode


sebelumnya harus dilaporkan dengan menyesuaikan baik
Saldo Anggaran Lebih maupun saldo ekuitas
 Koreksi yang berpengaruh material pada periode
berikutnya harus diungkapkan pada catatan atas laporan
keuangan

22
KOREKSI KESALAHAN

 Kesalahan yang tidak berulang


 Terjadi pada periode berjalan
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Kesalahan yang berulang dan sistemik
 Kesalahan yang disebabkan sifat alamiah
(normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang
diperkirakan akan terjadi secara berulang

23
KOREKSI KESALAHAN (par 12)

 Tidak berulang
 Terjadi pada periode berjalan
 Mempengaruhi maupun tidak
mempengaruhi posisi kas

Pembetulan pada akun yang


bersangkutan dalam periode
berjalan
baik akun pendapatan-LRA atau
akun belanja maupun akun
pendapatan-LO atau akun beban

24
KOREKSI KESALAHAN (par 13)

 Tidak berulang
 Terjadi pada periode-periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas
 Laporan keuangan periode tersebut belum terbit

Pembetulan pada akun


pendapatan-LRA atau akun
belanja maupun akun
pendapatan-LO atau akun beban
periode yang bersangkutan

25
KOREKSI KESALAHAN ATAS BELANJA (par 14)

 Tidak berulang
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas (menambah/mengurang saldo kas)
 Laporan keuangan sudah terbit

Menambah Mengurangi
kas Kas

Pembetulan pada akun pembetulan pada akun


pendapatan lain-lain-LRA Saldo Anggaran Lebih
26
KOREKSI KESALAHAN ATAS
PEROLEHAN ASET SELAIN KAS (par 16)

 Tidak berulang
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas(menambah/mengurang posisi
kas)
 Laporan keuangan periode tersebut sudah terbit.

Pembetulan pada akun kas dan


akun aset yang bersangkutan

27
KOREKSI KESALAHAN ATAS BEBAN (par 18)

 Tidak berulang
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas dan tidak mempengaruhi
posisi aset selain kas
 Laporan keuangan periode tersebut sudah terbit

Pengurangan Penambahan
Beban Beban

Pembetulan pada akun pembetulan pada akun


pendapatan
28
lain-lain-LO Ekuitas
KOREKSI KESALAHAN ATAS PENDAPATAN-LRA (par 20)

 Tidak berulang
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas(menambah/mengurang
saldo kas)
 Laporan keuangan sudah terbit.

Pembetulan pada akun kas dan


akun Saldo Anggaran Lebih

29
KOREKSI KESALAHAN ATAS PENERIMAAN
PENDAPATAN-LO (par 22)

 Tidak berulang
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas(menambah/mengurang
saldo kas)
 Laporan keuangan sudah terbit.

Pembetulan pada akun


Kas dan akun Ekuitas

30
KOREKSI KESALAHAN ATAS PENERIMAAN & PENGELUARAN
PEMBIAYAAN (par 24)

 Tidak berulang
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi
kas(menambah/mengurang saldo kas)
 Laporan keuangan sudah terbit.

Pembetulan pada akun kas dan


akun Saldo Anggaran Lebih

31
KOREKSI KESALAHAN ATAS PENCATATAN KEWAJIBAN (par 27)

 Tidak berulang
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas(menambah/mengurang
saldo kas)
 Laporan keuangan sudah terbit.

Pembetulan pada akun kas dan


kewajiban yang bersangkutan

32
KOREKSI KESALAHAN (par 32)

 Tidak berulang
 Terjadi pada periode-periode sebelumnya
 Tidak mempengaruhi posisi kas
 Sebelum maupun setelah laporan keuangan terbit

Pembetulan pada akun-akun neraca terkait


pada periode kesalahan ditemukan

33
KOREKSI KESALAHAN (par 34)

 Kesalahan berulang dan sistemik tidak perlu koreksi hanya dicatat


pada saat terjadi pengeluaran kas untuk mengembalikan
kelebihan pendapatan dengan mengurangi pendapatan-LRA
maupun pendapatan-LO yang bersangkutan
 Koreksi kesalahan periode-periode yang lalu yang mempengaruhi
posisi kas dilaporkan dalam Laporan Arus Kas tahun berjalan pada
aktivitas yang bersangkutan
 Koreksi kesalahan diungkapkan pada CALK

34
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

 Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar,


konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik
spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan (par 4)
 Perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada
Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam CALK
(par 42)

35
PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
 Perubahan Estimasi adalah revisi estimasi karena perubahan
kondisi yang mendasari estimasi tersebut, atau karena terdapat
informasi baru, pertambahan pengalaman dalam mengestimasi,
atau perkembangan lain (par 4)
 Pengaruh atau dampak perubahan estimasi akuntansi disajikan
pada Laporan Operasional pada periode perubahan dan periode
selanjutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai contoh, perubahan
estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada LO tahun
perubahan dan tahun-tahun selanjutnya selama masa manfaat
aset tetap tersebut. (par 44)
 Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang
akan datang diungkapkan dalam CALK. Apabila tidak
memungkinkan, harus diungkapkan alasan tidak
mengungkapkan pengaruh perubahan itu. (par 45)

36
OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN
 Adalah penghentian suatu misi atau tupoksi tertentu yang
berakibat pelepasan atau penghentian suatu fungsi, program, atau
kegiatan, sehingga aset, kewajiban, dan operasi dapat dihentikan
tanpa mengganggu fungsi, program, atau kegiatan yang lain (par 4)
 Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan misalnya
hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang dihentikan,
tanggal efektif penghentian, cara penghentian, pendapatan dan
beban tahun berjalan sampai tanggal penghentian apabila
dimungkinkan, dampak sosial atau dampak pelayanan,
pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada penghentian apabila
ada harus diungkapkan pada CALK (par 47)

37
OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN
 Agar laporan Keuangan disajikan secara komperatif , suatu segmen
yang dihentikan itu harus dilaporkan dalam Laporan Keuangan
walaupun berjumlah nol untuk tahun berjalan. Dengan demikian,
operasi yang dihentikan tampak pada Laporan Keuangan. (par 48)
 Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan pada suatu tahun
berjalan, diakuntansikan dan dilaporkan seperti biasa, seolah-olah
operasi itu berjalan sampai akhir tahun Laporan Keuangan. Pada
umumnya entitas membuat rencana penghentian, meliputi jadwal
penghentian bertahap atau sekaligus, resolusi masalah legal,
lelang, penjualan, hibah dan lain-lain. (par 49)

38
OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN
 Bukan Penghentian Operasi bila : (par 50)
a. Penghentian suatu program, kegiatan, proyek, segmen
secara evolusioner/alamiah. Hal ini dapat diakibatkan oleh
demand (permintaan publik yang dilayani) yang terus
merosot, pergantian kebutuhan lain.
b. Fungsi tersebut tetap ada
c. Beberapa jenis subkegiatan dalam suatu fungsi pokok
dihapus, selebihnya berjalan seperti biasa. Relokasi suatu
program, proyek, kegiatan ke wilayah lain
d. Menutup suatu fasilitas yang ber-utilisasi amat rendah,
menghemat biaya, menjual sarana operasi tanpa
mengganggu operasi tersebut.

39
Jurnal Standar Pengembalian

dilakukan pada saat terjadinya pengembalian pendapatan, belanja, penerimaan


pembiayaan, dan pengeluaran pembiayaan

dilakukan oleh satuan kerja dan Kuasa BUN

terdiri dari Jurnal Standar Pengembalian Pendapatan, Jurnal Standar Pengembalian


Belanja, dan Jurnal Standar Pengembalian Pembiayaan

Untuk setiap pengembalian tersebut, dibedakan atas pengembalian atas transaksi


tahun anggaran berjalan dan pengembalian atas transaksi tahun anggaran
sebelumnya

dicatat dalam Buku Besar Akrual dan Buku Besar Kas


40
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Jurnal Standar Pengembalian Pendapatan
Pengembalian Tahun Anggaran Berjalan
Buku Besar Akrual
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Pendapatan
K Diterima dari Entitas Lain
Digunakan untuk mencatat pengembalian atas pendapatan tahun berjalan

Buku Besar Kas

Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)

D Pendapatan
K Diterima dari Entitas Lain
Digunakan untuk mencatat pengembalian atas pendapatan tahun berjalan

41
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Jurnal Standar Pengembalian Pendapatan
Pengembalian Tahun Anggaran Sebelumnya
Buku Besar Akrual
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Pendapatan
K  Pencatatan oleh
Diterima dari Entitas Lainsatuan kerja
Digunakan untuk mencatat pengembalian atas pendapatan tahun anggaran sebelumnya yang bersifat
sistematik/berulang, seperti pengembalian pendapatan perpajakan.
Buku Besar Kas

Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Pendapatan
K Diterima dari Entitas Lain
Digunakan untuk mencatat pengembalian atas pendapatan tahun anggaran sebelumnya yang bersifat
sistematik/berulang, seperti pengembalian pendapatan perpajakan.

42
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Jurnal Standar Pengembalian Belanja

Pengembalian Tahun Anggaran Berjalan


Buku Besar Akrual
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Ditagihkan kepada Entitas Lain
K Beban
Digunakan untuk mencatat pengembalian atas Belanja/Transfer tahun anggaran berjalan

Buku Besar Kas

Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Ditagihkan kepada Entitas Lain
K Belanja/Transfer
Digunakan untuk mencatat pengembalian atas Belanja/Transfer tahun anggaran berjalan

43
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
2) Pengembalian Tahun Anggaran Sebelumnya
a)Buku Besar Akrual
Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Diterima dari Entitas Lain
K Pendapatan Lain-lain
Digunakan untuk mencatat pengembalian atas Belanja/Transfer tahun anggaran

a) sebelumnya
Buku Besar Kas

Debet (D)/
Uraian
Kredit (K)
D Diterima dari Entitas Lain
K Pendapatan Lain-lain
Digunakan untuk mencatat pengembalian atas Belanja/Transfer tahun anggaran
sebelumnya

44
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Anda mungkin juga menyukai