• Hakikat negara diartikan sebagai penggambaran tentang
sifat hakiki dari negara, mengenai apakah sesungguhnya negara tersebut. Hal itu sangat tergantung pada perspektif yang digunakan. Penelusuran mengenai hakikat negara dapat dilakukan paling tidak dari perspektif doktrin dan historis. • Ada enam teori tentang hakikat negara yakni:
1. Teori Sosiologis 2. Teori Organis 3. Teori Ikatan Golongan 4. Teori Hukum Murni 5. Teori Dua Sisi 6. Teori Modern Negara Kesatuan Republik Indonesia
• Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia. Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu wilayah negara kepulauan besar yang terdiri dari ribuan pulau dan diapit oleh dua samudra dan dua benua, serta didiami oleh ratusan juta penduduk. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga merupakan negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945) Negara Kebangsaan Pancasila
• Secara yuridis Pancasila sebagai dasar filsafat Negara
terdapat dalam Pembukaan UUD1945 alinea IV • Kedudukan tersebut secara rinci dapat dinyatakan sebagai berikut : a. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum dan norma b. Pancasila meliputi suasana kebatinan dari UUD1945. c. Pancasila ideologi bangsa. d. Sebagai jati diri bangsa e. Sebagai arahan kehidupan bangsa. • Pancasila merupakan ideologi terbuka, artinya Pancasila merupakan kristalisasi dari cita- cita masyarakat Indonesia sendiri, bersifat dinamis dalam perwujudannya (sesuai dengan tempat, waktu, dan kepentingannya).
• Ideologi terbuka memiliki tiga unsur
1) Nilai dasar dimensi idealita 2) Nilai instrumental, misalnya norma hukum, norma moral,norma agama, norma sosial, GBHN, dan kebijakan lain. 3) Nilai Praksis ,realisasi cita-cita (nilai dasar) dalam kehidupan. Hakikat Negara Intregalistik Hubungan antara masyarakat dan negara adalah hierarkhis. Masyarakat sebagai suatu totalitas adalah merupakan produk dari interaksi antara segenap golongan yang ada dalam suatu kebersamaan hidup. NKRI Adalah Negara Kesatuan Yang Berketuhanan Yang Maha Esa • Di dalam sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa berarti dapat dinyatakan dengan bangsa Indonesia takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agamanya, sesuai dengan kepercayaan agama yang umum, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. NKRI Adalah Negara Yang Berkemanusiaan
• Negara pada hakikatnya menurut pandangan filsafat Pancasila
adalah merupakan suatu persekutuan hidup manusia, yang merupakan kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk Tuhan YME. • Negara adalah lembaga kemanusiaan, lembaga kemasyarakatan yang bertujuan demi tercapainya harkat dan martabat manusia serta kesejahteraan lahir maupun batin NKRI Adalah Negara Kebangsaan Yang Berkesatuan
• Negara Indonesia adalah Negara Persatuan, dalam arti bahwa
negara adalah merupakan suatu kesatuan dari unsur-unsur yang membentuk negara baik individu maupun masyarakat sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia untuk mencapai tujuan negara. NKRI Adalah Negara Yang Berkerakyatan
• Indonesia adalah sebuah negara demokrasi. Prinsip yang
terkandung dalam sila keempat Pancasila serta lambang kepala banteng dengan tepat mencerminkan negara Indonesia. Sila keempat tersebut menunjukkan bahwa kekuasaan pemerintahan Indonesia berada dalam genggaman tangan rakyat. Kedaulatan rakyat sangat diakui di negara demokrasi ini. NKRI Adalah Negara Yang Berkeadilan
• Negara Pancasila adalah negara kebangsaan yang berkeadilan sosial,
yang berarti bahwa negara bertujuan untuk mewujudkan suatu keadilan dalam hidup bersama. Keadilan meliputi tiga hal yaitu:
(1) keadilan distributif (keadilan membagi), yaitu negara terhadap
warganya (2) keadilan legal (keadilan bertaat), yaitu warga terhadap negaranya untuk mentaati peraturan perundangan (3) keadilan komutatif (keadilan antar sesama warga negara), yaitu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara timbal balik (Notonegoro, 1975).