Anda di halaman 1dari 19

Sikap Positif Berbahasa

Indonesia
Materi perkuliahan bahasa Indonesia
Institut Teknologi Budi Utomo
Dasar hukum pengembangan,
pembinaan, dan perlindungan bahasa
1. Butir ketiga Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928
2. Pasal 36 UUD 1945 : “ Bahasa negara adalah
Bahasa Indonesia.”
3. UU no. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
Setia Berbahasa Indonesia

 Sikap untuk tetap berpegang teguh memelihara, menjaga,


dan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar
 Berusaha membina dan mengembangkan bahasa Indonesia
dalam menghadapi berbagai tantangan global dan
mencegah pengaruh asing yang berlebihan
Pengaruh asing dalam kehidupan sehari-
hari
1. Kita memasak menggunakan rice cooker
2. Malam-malam kedinginan karena tidak ada bed cover
3. Weekend besok touring pake scooter
4. Weekend lusa lebih enak pake panther
Bagaimana sikap kita dalam menghadapi
fenomena tersebut
 Paham Ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
 Unduh aplikasi KBBI V untuk membantu mencari padanan kata asing dalam
bahasa Indonesia
 Apabila kata tersebut belum terdapat (serapan atau langsung) pada KBBI barulah
kita dapat memakai kata asing dengan penulisannya ditulis miring atau italik
 UU Nomor 24 tahun 2009 : “Bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai nama
geografi di Indonesia, nama bangunan atau gedung, nama jalan, apartemen atau
permukiman, perkantoran, kompleks perdagangan, merek dagang, lembaga
usaha, lembaga pendidikan, dan organisasi yang didirikan atau dimiliki oleh
warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia
 Pasal 36 UU No. 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan.
Bangga berbahasa Indonesia
 Sikap yang memandang bahwa tiada cela berbahasa Indonesia, merasa
berbesar hati dan gagah dengan lebih mengutamakan bahasa Indonesia
daripada bahasa lainnya, dan menggunakan bahasa Indonesia penuh
kebanggaan dan kesadaran sebagai jati diri bangsa Indonesia yang
merdeka, bersatu, dan berdaulat.
 Pada kegiatan pidato, ceramah, rapat, dan seminar yang bertaraf
internasional dan berada di luar negeri, berhadapan dengan orang asing,
kita tidak perlu malu berbahasa Indonesia.
 Contoh penggunaan yang salah karena lebih bangga dengan bahasa asing :
a. welcome  selamat datang
b. exit  keluar
c. Kami bertempat tinggal di apartemen/kompleks Garden city  kami
bertempat tinggal di Perumahan Kota Garden.
Sadar kaidah berbahasa Indonesia
 Sikap yang berpegang teguh untuk mematuhi
norma, kriteria, kaidah, atau hukum-hukum yang
berlaku dalam penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, terutama patuh menggunakan
kaidah bahasa Indonesia untuk ragam tulis dan
baku, serta mengangkat harga diri sebagai bangsa
yang beradab dan bermartabat.
Renungkanlah ungkapan berikut :
“Bahasa Cermin Bangsa”
“Bahasa Jati diri Bangsa”
“Bahasa Menunjukkan Bangsa”
Contoh kesalahan berbahasa Indonesia
yang sering kita jumpai
1. Selamat Dirgahayu HUT RI ke–70 tahun
Perbaikan :
Terdapat pleonasme (pemakaian kata-kata yang berlebih), seharusnya
“Dirgahayu Republik Indonesia” atau “Selamat Hari Ulang Tahun ke 70
Republik Indonesia.”

2. Kita akan memasuki era tinggal landas


Perbaikan :
Penggunaan tinggal landas mempunyai kesamaan dengan tinggal kelas yang
artinya tidak naik kelas berikutnya.

3. Ayolah kita mengejar ketertinggalan


Perbaikan :
Ketertinggalan tidak dapat dikejar, hanya kemajuan yang dapat dikejar.
3. Untuk menghemat waktu, rapat segera dimulai.
Perbaikan :
waktu (masa) tidak dapat disingkat, waktu hanya dapat dihemat,
artinya dimanfaatkan sebaik-baiknya.

4. Atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih yang setinggi-


tingginya
Atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
Atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
Perbaikan :
Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara, saya mengucapkan terima kasih
yang setulus-tulusnya.
Imbuhan (-nya) dalam penutup kurang jelas siapa yang dimaksud.
Ucapan terima kasih tidak dapat menjadi tinggi, besar, ataupun
dalam dikarenakan kata tersebut tidak dapat menggambarkan rasa
atau perasaan yang sesungguhnya. Kata tersebut dapat diganti
dengan tulus yang maksudnya sesungguhnya, bersih hati (benar-benar
dari ketulusan hati suci yang terdalam).
Fakta kebahasaan di Indonesia
 Pada umumnya di Indonesia pemakaian bahasa mencakup 3 macam bahasa
1. Bahasa pertama, bahasa daerah (pemakaian di rumah keseharian : situasi non
formal)
dasar hukum UUD 1945 pasal 32 ayat 2 : “Negara menghormati dan
memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.”
2. Bahasa kedua, bahasa Indonesia (pemakaian di ruang lingkup formal : lingkup
pendidikan dan lingkup kantor)
dasar hukum : UU no. 24 tahun 2009 pasal 41 dan UU nomor 24 tahun 2009
pasal 44
3. Bahasa asing (pemakaian di ruang lingkup formal sebagai bahasa pergaulan
dunia)
dasar hukum : UU no. 24 tahun 2009 pasal 43
UU no. 24 tahun 2009 yang berbunyi “Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
rambu umum, petunjuk jalan, fasilitas umum, kain rentang, dan alat informasi lain
yang merupakan pelayanan umum.”
Berbahasa Indonesia dengan Santun
 Untuk membentuk kepribadian bangsa yang berbudaya, beradab, dan
bermartabat
 Kesantunan menjadi dambaan setiap orang agar seseorang mampu menjaga
harkat, martabat, jati diri, dan menghormati orang lain sehingga menjadi bangsa
yang berbudaya dan beradab
 Seseorang yang selalu menjaga harkat, martabat, dan jati dirinya adalah
substansi dari kesantunan, sedangkan menghormati orang lain adalah sifat
beradab (berbudi halus dan berpekerti luhur)
Ada tiga hal pokok pada kesantunan berbahasa, yaitu :
1. Budi bahasa yang halus
2. Nilai rasa yang baik
3. Penuh kesopanan
4. Berusaha menghindari konflik (pembicara dan lawan bicara) dalam proses
komunikasi
Contoh :
Kalimat pertama
Hai Dungu, ambil tas saya yang ada di meja itu ke sini!
Kalimat ini kurang santun karena ada penggunaan kata “Dungu”
Kalimat kedua
Tolonglah Nak, ambilkan tas yang ada di meja itu kemari. Saya amat senang jika Anda
bersedia mengambilkan tas yang di meja itu kemari.
Keuntungan kita berbahasa santun
 Dapat lebih disenangi
 Dapat lebih disegani
 Dapat lebih dihormati

Hal tersebut dapat dirasakan kebalikannya apabila bahasa Indonesia kurang santun
 Dapat lebih dibenci
 Dapat lebih dicibir
 Dapat lebih direndahkan
 Tidak disenangi orang banyak
Kata-kata perintah yang kurang santun
 Dungu
 Bebal
 Bodoh/oon / bego
 Kata-kata kasar, jorok, negatif, menyakitkan, menjijikan, dan hal-hal yang
dianggap kurang sopan

Dapat diganti kata tersebut menjadi :


 Tolong
 Mohon
 Sudilah kiranya
Nada kalimat
 Nada kalimat juga menentukan seseorang dapat berbahasa dengan santun
atau tidak
 Nada kalimat yang kasar, keras, dan menghardik, jelas berbeda nilai
kesantunan berbahasanya dengan nada berbahasa yang dilakukan secara
halus, sabar, dan penuh kehati-hatian atau kearifan.

Contoh :
Pindahkan tas ini segera!
Tolong, pindahkanlah segera tas ini.
Kalau Anda sempat, tolong segera pindahkanlah tas ini.
Kalau Anda tidak keberatan mohon segera pindahkan tas ini.
Dapatkah Anda segera memindahkan tas ini?
Kalimat yang dapat diubah menjadi
lebih santun
1. Janganlah memalukan, menghina, dan merendahkan lawan berbicara sehingga
tersinggung dan sakit hati.
Contoh :
 Anak itu bukan malas, melainkan bodoh
 Anak ibu sebetulnya pandai, hanya kurang tekun belajar

2. Jangan menyombongkan, membanggakan, dan memuji diri sendiri di hadapan


lawan berbicara.
Contoh :
 Anakku itu hebat, prestasinya luar biasa, setiap tahun selalu menjadi juara kelas,
bahkan kemarin lulus ujian nasional dengan nilai angka rata-rata sembilan koma
delapan lima.
 Anakku itu sebenarnya biasa-biasa saja, hanya dia itu tekun dan rajin belajar
sehingga wajarlah kalau dia sering menjadi juara kelas dan lulus ujian nasional
dengan nilai lumayan baik
3. Jangan menunjukkan perasaan senang terhadap penderitaan, kemalangan,
dan musibah yang dialami orang lain.
Contoh :
 Ayahmu meninggal karena kecelakaan lalu lintas, tidak apalah karena setiap
orang akan meninggal dunia juga.
 Saya turut sedih dan berbela duka atas wafat Ayahanda karena musibah lalu
lintas itu, semoga Anda tetap tegar dan tabah menghadapi cobaan hidup
seperti ini.

4. Jangan menyatakan ketidaksetujuan atau ketidaksepakatan Anda dengan


lawan berbicara.
Contoh :
 Terus terang, saya tidak setuju kamu pindah kerja.
 Bekerja di kantor manapun itu sama, sebaiknya dipikirkan kembali tentang
rencana Anda pindah kerja itu
 Saya tidak setuju jika kita harus segera menikah.
 Sebenarnya saya pun ingin segera menikah, tetapi sekarang ini rasanya
belum siap. Bagaimana kalau kita tunggu beberapa waktu lagi agar lebih
mapan.
Hal-hal yang seharusnya dilakukan

1. Berusaha membuat lawan berbicara senang


2. Berusaha memberi pujian kepada lawan berbicara
3. Menunjukkan persetujuan kepada lawan berbicara
4. Menunjukkan kosakata yang secara sosial budaya terasa lebih santun dan
sopan
5. Menggunakan kata “mohon” atau “maaf” untuk meminta bantuan,
memerintah, atau melarangnya
6. Menggunakan kalimat tidak langsung dalam menyuruh.
Tugas
Jawablah pertanyaan berikut dengan bahasa yang baik dan benar
1. Bagaimanakah sikap Anda ketika menghadapi semakin pesatnya
kosakata atau istilah asing yang menjamur dalam khazanah bahasa
Indonesia?
2. Tulislah sepuluh kosakata atau istilah asing di sekitar lingkungan
hidup kamu sehari-hari. Setelah itu Anda cari padanannya dalam
bahasa Indonesia.
3. Mengapa kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik,
benarm dan santun? Buatlah contoh kalimat masing-masing satu
kalimat dari hal-hal yang seharusnya dilakukan
4. Buatlah riwayat hidup kalian dengan bahasa baik, benar dan
santun. Format riwayat hidup boleh menggunakan yang umum.
5. Temukan beberapa kesalahan berbahasa dari sumber-sumber
tulisan (cetak ataupun elektronik) lalu perbaiki kalimat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai