Anda di halaman 1dari 36

ASMA BRONKIALE

Definisi :
Gangguan inflamasi kronik pada saluran napas
Melibatkan banyak sel-sel radang (eosi-nofil,
sel mast, leukotrien, makrofag, ne-trofil,
limfosit T, dll)
Terjadi hiperresponsif jalan napas thd ber-
bagai rangsangan
Ditandai dg obstruksi jalan napas yg ber-sifat
reversibel dengan atau tanpa pengo-batan

Definisi diambil dari NHLBI (National Heart, Lung


and Blood Institute) - 2007
Gejala klinis:
Sesak napas / dada terasa penuh (chest
tightness)
Napas berbunyi (mengi/wheezing)
Batuk (terutama malam dan dini hari)
Dahak kental sulit dikeluarkan
Disertai hambatan aliran udara ekspirasi
yang bervariasi
 Gejala timbul secara episodik berulang
Faktor risiko:
Genetik (multiple chromosomal region – kadar
Ig E tinggi pada kromosom 5q, 11q, 12q gen
Human Leucocyte Antigen/HLA)
Lingkungan
Patogenesa:
Pencetus/trigger (alergen, virus, iritan, psikis) 
hiperresponsif saluran napas  reaksi imunologik
dan atau gangguan keseimbangan biokimia /
neurohumoral  inflamasi akut (reaksi asma tipe
cepat dan tipe lambat)  bronkospasme, edema,
hipersekresi mukus  inflamasi kronik & airway
remodeling
GAMBAR PARU dan SALURAN NAFAS
Inflamasi akut:
Reaksi asma tipe cepat  alergen terikat Ig E pd sel
mast  degranulasi sel mast  release preformed
(histamin, protease) dan newly generated mediators
(leukotrien, prostaglandin, PAF)  br.spasme,
hipersekresi mukus, vasodilatasi.
Reaksi asma tipe lambat  timbul 6-9 jam stl
paparan alergen  aktivasi eosinofil, sel T CD4+,
netrofil & makrofag.
Inflamasi kronik & airway remodeling:
• Melibatkan sel limfosit T, eosinofil, makro-
fag, sel mast, sel epitel, dan fibroblast
• Menyebabkan kerusakan jaringan yg dii-kuti healing
process  perubahan struk-tur (airway remodeling)
berupa:
- Hipertrofi & hiperplasia otot polos bronkus &
kelenjar mukus
- Penebalan membran reticular basal
- Hipervaskuler
- Perubahan struktur parenkim  fibrosis
Klasifikasi asma:
1. Asma Atopik/Ekstrinsik/Alergik
2. Asma Nonatopik/Intrinsik

Sindroma Asma:
 Exercise-induced asthma
 Nocturnal asthma
 Occupational asthma
 Aspirin-induced asthma
 Fatal & near fatal asthma
Asma Atopik/Ekstrinsik/Alergik:
• Anak & dewasa muda
• Serangan mendadak setelah terpapar alergen, dapat
pulih tanpa obat
• Sering didahului influenza
• Keturunan (+), eksim saat kanak-kanak
• Skin test (+), Ig E & eosinofil 
• Sering alergi aspirin
• Respons tx baik
Asma Nonatopik/Intrinsik:
• Dewasa atau usia pertengahan
• Sering disebabkan infeksi, dahak purulen
• Riwayat atopi (±)
• Skin test (-), Ig E & eosinofil normal
• Respons tx kurang
• Prognose lebih jelek
Sindroma Asma:
• Exercise-induced asthma (EIA):
- Pencetus latihan fisik sedang - berat
- Usia muda
- Mekanisme: ventilasi   udara kering & dingin
masuk jln napas  pengeringan & pendinginan
mukosa jln napas  inflamamasi (sel mast melepas
mediator)  br. spasme, edema, hipersekresi
mukus
- Makin kering & dingin, makin berat br.spasme
• Exercise-induced asthma…
- Faktor yg dpt memperberat atau memperingan :
- Asma yg tdk terkontrol baik
- Berlatih di udara kering & dingin
- Jenis & beratnya latihan fisik
- Warming-up seblm berlatih
• Nocturnal asthma:
- Keluhan batuk / sesak terutama timbul pd
malam – dini hari
- Mekanisme  perubahan suhu yg ekstrim,
pe kadar hormon adreno-corticotropin pd
dini hari
• Occupational asthma:
- Penyebab alergen atau iritan di lingkungan
kerja
- Keluhan timbul bila px berada di lingkungan
kerja & menghilang setelah px pulang
Diagnosa:
1. Anamnesa : ada gejala sesak, batuk, suara nafas
bersuara, berat didada, gejala memburuk pada
malam hari dengan waktu dan intensitas yang
bervariasi, pusing, rasa tidak nyaman, nyeri dada,
riwayat alergi, rinitis, eksem, riwayat keluarga asma
atau alergi
1. Pemeriksaan fisik whezing, tapi pada eksaserbasi
berat menghilang karena hambatan yang maksimal
(silent chest)
1. Pemeriksaan penunjang:
- Radiologis: foto toraks
- Test faal paru dengan melihat FEV1/FVC
normalnya 0,75-0,8, uji provokasi bronkus
- Laboratorium: status alergi (darah tepi,
Ig E total, eosinofil count, Ig E Atopy,
skin test, sputum charcot leyden)
Anamnesa:

• Serangan bersifat episodik/berulang /kumat-


kumatan, reversibel
• Memburuk malam & dini hari
• Pencetus/trigger (+)
• Respons thd br.dilator (+)
• Riwayat asma dlm keluarga
• Riwayat alergi, sinusitis
Pemeriksaan fisik:
• Dpt normal, kadang wheezing (+), eks-pirasi
memanjang
• Serangan ringan  wheezing akhir eks-pirasi
paksa
• Serangan berat  wheezing dapat tidak
terdengar, px sianosis, gelisah, taki-kardi, retraksi
ics, penggunaan otot bantu napas
Pemeriksaan penunjang:
• Foto toraks  normal diluar serangan, hi-perinflasi
saat serangan, adanya penyakit lain
• Faal paru (spirometri / PEFR)  menilai berat
obstruksi, reversibilitas, variabilitas
• Uji provokasi bronkus  membantu dx
• Status alergi  skin prick test, Ig E total, eosinofil
count, Ig E Atopy
Diagnosa Banding:
• Dewasa:
PPOK, bronkitis kronis, gagal jantung kongestif,
obstruksi krn tumor, disfungsi larings, emboli paru

• Anak:
Corpus alienum, laringotrakeomalasia, limfadenopati,
bronkiolitis, stenosis trakea, tumor
Klasifikasi derajat berat asma
Derajat Gejala Gejala Faal Paru Terapi
Asma mlm
Intermitten < 1x/minggu  2x/bulan PEFR  80% SABA inhalasi saat
Asimtomatik FEV1  80% serangan
V.PEF< 20%

Mild Persisten  1x/minggu >2x/bulan PEFR  80% SABA inh.


< 1x/hari FEV1  80% Steroid inh. dosis rendah
Aktivitas ter- V.PEF 20-30%
ganggu ±
Moderate Setiap hari > 1x/mgg PEFR 60-80% SABA inh.
Persisten Aktivitas & FEV1 60-80% LABA inh.
tidur tergg. V.PEF > 30% Steroid inh. dosis rendah –
Br.dilator (+) sedang
Severe Kontinyu Sering PEFR < 60% LABA inh.
Persisten Aktivitas ter- FEV1 < 60% Steroid inh. dosis tinggi
batas V.PEF > 30% Theophylline SR
Oral steroid
Leukotrien
Tingkat Kontrol Asma menurut GINA
2008
Klasifikasi TERKONTROL TIDAK
Characteristics
TERKONTROL
Asma SEBAGIAN TERKONTROL
 2x/ > 2x/
Gejala Siang
minggu minggu
Hambatan
Aktivitas
Tidak Ada Ada

Gejala Malam Tidak Ada Ada 3 atau lebih


keadaan
Perlu Obat  2x/ > 2x/ terkontrol
Pelega minggu minggu sebagian dalam
Fungsi Paru < 80% prediksi atau
Normal hasil terbaik (bila setiap minggu
(PEF atau FEV1) ada) setiap hari
Satu / lebih per Satu kali pada
Eksaserbasi/kambuh Tidak Ada tahun setiap minggu
GINA updated 2008
Penatalaksanaan
Tujuan:
• Menghilangkan & mengendalikan gejala asma
• Mencegah eksaserbasi akut
• Me & mempertahankan faal paru optimal
• Mengupayakan aktivitas normal (exercise)
• Menghindari ESO
• Mencegah airflow limitation irreversible
• Mencegah kematian
Kunci dari keberhasilan kontrol asma adalah
mengobati inflamasi sesegera mungkin pada
saat gejala timbul

Kontrol Asma Gejala Asma Eksaserbasi


Inflammasi

Otot halus Bronkokonstriksi

Kunci mengontrol gejala


adalah dengan mening-
katkan terapi anti-infla-
masi untuk menghindari
eksaserbasi
Penatalaksanaan
1. Saat Serangan:
• Reliever/Pelega:
- Short Acting 2-agonis (SABA)
- Salbutamol (Ventolin): oral, inj., inh.
- Terbutaline (Bricasma): oral, inj., inh.
Penatalaksanaan…
Gol. Methylxantine:
- Aminophylline: oral, inj.
- Theophylline: oral
Gol. Antikolinergik:
- Atropin: inj
- Ipratropium bromide: inh.
Gol. Steroid:
- Methylprednisolone: oral, inj.
- Dexamethasone: oral, inj.
- Beclomethasone (Beclomet): inh.
- Budesonide (Pulmicort): inh.
- Fluticasone (Flixotide): inh.
Penatalaksanaan…
• Controller/Pengontrol:
Gol. Adrenergik:
- Long-acting 2-agonis (LABA):
- Salmeterol & Formoterol: inh.
Gol. Methylxantine:
- Theophylline Slow Release
Gol. Steroid: inh., oral, inj.
Leukotriene Modifiers: Zafirlukast
Cromolyne sodium: inh.
Kombinasi LABA & Steroid: inh.
 Bila perlu dpt diberikan Antibiotik
Penatalaksanaan….
2. Diluar serangan:
• Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi
• Menghindari kelelahan
• Menghindari stress psikis
• Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin
• Olahraga (renang, senam asma)
• Vaksinasi influenza
OBAT HISAP

Metered Dose Inhaler Turbuhaler


Aerosol Dry Powder
NEBULISER

Nebulisasi dengan Micromist Nebulisasi dengan


Masker
Beda Asma Br. dan PPOK
BEDA ASMA BRONKIALE PPOK
Usia Anak, remaja, dewasa Dewasa > 40 tahun
Merokok +/- ++
Reversibiliti Reversibel Non-reversibel
Progresifiti Non-progresif Progresif
Riwayat Alergi ++ +/-
Batuk Malam – dini hari Sewaktu-waktu
Dyspneu on effort Bila serangan ++
Sputum Kental, sulit dikeluarkan +/-
Faal paru Me bila serangan FEV1/FVC < 70%
Variabiliti PF ++ -
Darah Lengkap Normal Polisitemia
Analisa Gas Darah PaO2 N/ PaCO2 , PaO2 N/
Foto Toraks Normal, hiperinflasi saat Hiperinflasi
serangan
Sel-sel inflamasi Eosinofil, CD4+ Netrofil, CD8+

Anda mungkin juga menyukai