Anda di halaman 1dari 37

Kelompok 6

Nama Anggota :

- Ayu Nadila (1912011013)


- Benika Febri Yanti (1912011090)
- Dewi Patimah (1912011008)
- Dhea Hani Syaputri (1912011025)
- Evina Dwi Maiyanti (1912011018)
- Hana’a Qothrunnada (1912011060)
- Khanifah Sri Pambudi (1912011005)
- Natasya Savita (1912011108)
- Nediyah Tania (1912011062)
- Putri Agustin (1912011117)
- Rigasmi Ihklayani (1912011116)
- Risa Tania (1912011027)
- Via Melandy Putri (1912011021)
BAB III

Kalimat Efektif Dalam


Penulisan Karya Ilmiah
2.1. Pengertian Kalimat Efektif

Menurut penulis, kalimat efektif adalah kalimat yang logis, padu,


sejajar dan hemat sehingga kalimatnya lebih komunikatif dan informasi ynag
disampaikan penulis atau pembicara dapat sampai dengan sempurna.

Menurut Sugono dkk. (2001:39) Kalimat efektif adalah kalimat


ynag memperlihatkan bahwa proses penyampaian oleh
pembicara/penulis dan proses penerimaan oleh pendengar/pembaca
berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang
disampaikan oleh pembicara/penulis tergambar lengkap dalam pikiran
pendengar/pembaca.

Dalam buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid I dengan editor


Sugono menjelaskan bahwa kalimat efektif adalah kalimat ynag dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami
secara tepat pula.
Menurut Putrayasa, kalimat
efektif adalah kalimat yang
mampu menyampaikan
informasi secara sempurna
karena memenuhi syarat syarat
pembentuk kalimat efektif
tersebut.
Menurut Parera, mendefinisikan
kalimat efektif adalah bentuk
atau kalimat-kalimat sadar dan
sengaja disusun untuk mencapai
intonasi yang tepat dan baik
seperti yang ada dalam pikiran
pembaca atau penulis.
Menurut Keraf, kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi
syarat syarat sebagai berikut :

1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau


penulis
2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama, tepatnya dalam pikiran
pendengar atau pembicara maupun penulis.

Berdasarkan semua definisitersebut, penggunaan kalimat efektif


dalam berkomunikasi tulis dapat ditinjau dari 2 segi, taitu segi penulis
dan segi pembacanya. Apabila ditinjau dari sisi penulis atau pembicara,
kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika kalimat yang
digunakan secraa tepat, sedangkan jika ditinjau dari sisi pemca atau
pendengar, kslimst tersebut dapat ditafsirkan sama seperti yang
dimaksudkan penulisnya.

Menurut Suyanto, bahw kalimat efektif adalah kalimat yang


memiliki kekuatan dan kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca.
2.2. Ciri-ciri Kalimat Efektif

Sebuah kalimat tidak dapat


Penuilis berpendapat dikatakan sebagai kalimat
bahwa ciri utama sebuah efektif bila salah satu ciri-ciri
kalimat efektif adalah : umum tersebut tidak terpenuhi
1. Kelogisan atau keefektifan kalimatnya
2. Kepaduan memiliki kadar yang berbeda.
3. Kesejajaran Sementara pada penciri
4. Kehematan
tambaha, kedua ciri tersebut
Sedangkan ciri
tambahannya adalah
tidak harus ada dalam kalimat.
5. Kevariasian Dengan demikian, keempat
6. Kefokusan penciri utama kalimat efektif
tersebut dapat dijadikan
indikator dalam menilai sebuah
kalimat efektif.
2.2.1. Kelogisan
Kelogisan adalah kalimat yang masuk akal dan idenya dapat
diterima oleh akal sehat manusia. Walaupun sebuah kalimat telah
memenuhi persyaratan kelengkapan kalimat, ia belum dapat dikatakan
sebuah kalimat efektif bila tidak memenuhi persyaratan kelogisan.

Perwujudan dari berpikir logis dapat terlihat dari kalimat


yang jelas dan terarah. Urutan yang logis dapat disusun secara
kronologis, menggunakan urutan yang makin lama makin penting atau
menggambarkan suatu proses.

Kalimat dikatakan logis jika logika mendukung wujud kalimat


itu. Sebuah kalimat yang sudag benar strukturnya , ejaannya, kata atau
frasenya, dapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika
berbahasa. Perhatikan kalimat berikut.
Tidak Logis :
(1a) Acara berikutnya adalah sambutan Bapak rektor Universitas
Lampung. Waktu dan tempat kami persilahkan.

Logis :
(1b) Acara berikutnya adalah sambutan rektor Universitas
Lampung, Bapak Sugeng P. Harianto kami persilahkan

Kalimat 1a termasuk kalimat tidak logis, ketidaklogisan


kalimta tersebut terletak pada penggunaan frase waktu dan tempat.
Pada kalimat tersebut rektor Universitas Lampung yang akan
memberikan sambutan, tetapi mengapa yang dipersilakan adalah
waktu dan tempat.
Contoh lainnya yaitu :

1. Silakan anak-anak maju ke depan


( maju selalu ke depan)
2. Sean mengajak temannya naik ke atas
( naik selalu ke atas)
3. Maaf Bu, saya mohon izin ke belakang
( toilet tidak selalu berada di belakang)
4. Hamster piaraan Dea bertepuk tangan karena
gembira
( binatang hamster tidak dapat bertepuk tangan)
KEPADUAN
• Pengertian kepaduan adalah hubungan yang padu dalam kalimat
antara kata atau kelompok kata sehingga memiliki kesamaan pikiran
dan kolerasi yang baik.
• Kepaduan yang baik dan kompak yaitu hubungan timbal balik yang
baik dan jelas antar unsur-unsur yang membentuk kalimat. Dilihat
dari bagaimana hubungan unsur-unsur subyek dan predikat, predikat
dan objek, serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan unsur
pokok tadi.
• Kalimat dikatakan tidak padu apabila seseorang keliru dalam
menggunakan preposisi atau konjungsi. Kesalahan yang sering
merusak kepaduan adalah menempatkan kata depan, kata
penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya,
penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai dan sebagainya.
Perhatikan tabel berikut.

KETIDAKPADUAN KEPADUAN
1.) Saya pun akhirnya saling a.) Kami pun akhirnya saling memaafkan
memaafkan
2.) Raihana sangat b.) Raihana sangat sangat sayang adiknya.
menyayangi kepada adiknya.

3.) Selanjutanya saya akan c.) Selanjutanya akan saya jelaskan pentingnya
jelaskan pentingnya berpikir berpikir bagi manusia
bagi manusia d.) Selanjutanya saya akan menjelaskan pentingnya
berpikir bagi manusia
PENJELASAN

• Kalimat no. 1 pada tabel tidak tepat karena penggunaan kata


ganti orang tunggal “saya” bersandingan dengan kata predikat
verba “saling memaafkan” sehingga terjadinya ketidakpaduan
pada kalimat ini. kata “saling” memiliki makna jamak pada
kalimat tersebut.
• Kalimat no. 2 pada tabel tidak tepat karena penggunaan kata
“kepada/bagi” pada kalimat tersebut terletak di antara objek
dan predikat. Kata predikat yang transitif dapat berhubungan
langsung dengan objek tanpa kata “kepada/bagi”
• Kalimat no. 3 pada tabel tidak tepat karena konjungsi (akan,
sebelum, harus, dsb) tidak boleh disisipkan pada kata kerja
pasif dengan kata ganti orang I dan II.
Kesejajaran
• Pengertian kesejajaran adalah kalimat yang memiliki
kesamaan bentuk, makna, dan perincian sehingga
memudahkan pemahaman.
• Kalimat efektif memiliki syarat kesejajaran kalimat
dibagi menjadi 2 yaitu kesejajaran makna dan bentuk
• Beda antara kedua kesejajaran itu ialah kesejajaran
makna berkaitan dengan struktur klausa, sedangkan
kesajaran bentuk kejelasan informasi yang
diungkapkan.
• Kesejajaran atau paralelisme bentuk
Perhatikan tabel berikut.
KETIDAKSEJAJARAN BENTUK KESEJAJARAN BENTUK
1.) Lokasi rumah kontrakan telah 1a.) lokasi rumah kontrakan telah
dipilih, tetapi orang tua belum dipilih, tetapi lokasi itu belum disetujui
menyetujuinya. orang tua.

1b.)fahmi telah memilih lokasi rumah


kontrakan, tetapi orang tua belum
menyetujuinya.
2.)kegiatannya meliputi pembelian 2a.) kegiatannya ialah membeli buku,
buku, membuat katalog, dan mengatur membuat katalog, dan mengatur
peminjaman buku. peminjaman buku.

2b.) kegitannya meliputi pembelian


buku, pembuatan katalog, dan
pengaturan peminjaman buku.
Penjelasan

• Kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur


gramatikal dengan mempertahankan bagian-bagian yang
sederajat dalam konstruksi yang sama. Bila salah satu gagasan
itu ditrmpatkan dengan struktur kata kerja, maka kata-kata
yang lain menduduki fungsi yang sama harus juga ditempatkan
dalam struktur kata benda.

• Terlihat kalimat pada kolom (1a) sampai dengan kolom (2b)


memperlihatkan kesejajaran bentuk klausa.
KETIDAKSEJAJARAN MAKNA KESEJAJARAN MAKNA
1.) saya tidak memperhatikan dan 1a.) saya tidak memperhatikan dan tidak
• Kesejajaran
mempunyai kepentingan
Maknaterhadap masalah mempunyai kepentingan terhadap masalah
itu. itu.
Perhatikan tabel dibawah ini.
1b.) saya memperhatikan dan mempunyai
kepentingan terhadap masalah itu.
2.) sarifah memetiki setangkai bunga 2a.) sarifah memetik setangkai bunga
mawar mawar
Penjelasan
• Dalam kesejajaran makna kalimat akan terlihat melalui gagasan
yang cermat
• Seperti pada kalimat kolom (1). Kalimat tersebut tidak efektif
karena kalimat negatif digabungkan dengan kalimat positif.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan menggabungkan
kalimat positif dengan kalimat positif begitu juga sebaliknya
seperti contoh pada tabel kolom (1a) dan (1b).
• Kalimat pada kolom (2) tidak tepat karena kata memetiki
memiliki makna yaitu berulang-ulang, sedangkan setangkai
memiliki makna tunggal/satu, sehingga kalimat yang benar
ditunjukan pada kolom (2a).
• Kesejajaran dalam Perincian
Perhatikan tabel dibawah ini.

KETIDAKSEJAJARAN PERINCIAN KESEJAJARAN PERINCIAN


1.) langkah-langkah dalam wawancara ialah 1a.) langkah-langkah dalam wawancara
a. Pertemuan dengan orang yang ingin ialah
diwawancarai a. Mengatur pertemuan dengan orang yang
b. Utarakan maksud wawancara, dan ingin diwawancarai
c. Mengatur waktu wawancara b. Mengutarakan maksud wawancara, dan
c. Mengatur waktu wawancara

2.) pemasangan internet akan menyebabkan 2a.) pemasangan internet akan


a. Melancarkan tugas meningkatkan
b. Untuk menambah wibawa a. Kelancaran
c. Meningkatkan pengeluaran b. Wibawa
c. pengeluaran
Penjelasan

• Kalimat pada kolom (1) tidak sejajar karena pada kalimat


perincian di kalimat tersebut memiliki bentuk kata yang
berbeda yaitu
- Pertemuan (nomina)
- Utarakan (verba)
- mengatur (verba)

• Kalimat pada kolom (2) merupakan contoh dari soal pilihan


ganda, ini tidak sejajar karna soal yang baik tentu memiliki
perincian yang sejajar sehingga memberikan peluang yang
sama untuk dipilih.
2.2.4 Kehematan
Kehematan adalah Parera (1987 : 51)
pemakaian kata yang Bahwa kehematan
cermat dan dala, kalimat efektif
menghindari merupakan
penggunaan subjek pembatasan dalam
berulang, pemakaian kata, frase,
penghilangan bentuk atau bentuk bahasa.
ganda, maupun
penghematan
penggunaan kata.

20
2.2.4.1 penghilang subjek berulang
Subjek berulang terdapat dalam kalimat majemuk, baik
kalimat majemuk setara maupun kalimat majemuki
bertingkat. Dalam hal ini subjek nya harus sama.

Pada kalimat majemuk setara subjek kalimat pertama


sama dengan subjek kalimat kedua, ketiga, dan sterusnya.
Pada kalimat majemuk bertingkat subjek anak kalimat
sama dengan subjek induk kalimat.

21
TIDAK HEMAT (a) HEMAT (b)
1a) Dia masuk ke ruang 1b) Dia masuk ke ruang
perpustakaan, kemudian perpustakaan, kemudian
dia duduk di kursi paling duduk di kursi paling
pojok, lalu dia asyik pojok, lalu asyik membaca
membaca novel. novel.

2a) Karena mahasiswa 2b) Karena tidak


tidak mengikuti mengikuti perkuliahan,
perkuliahan, mahasiswa mahasiswa tidak boleh
tidak boleh mengikuti mengikuti ujian semester.
ujian semeter.
2.2.4.2 PENGHILANGAN BENTUK GANDA
Tiap-tiap unsur yang berpasangan pada kolom (a)
mempunyai arti dan fungsi yang sama di dalam
sebuah kalimat. Oleh karena itu, penggunaan kedua
unsur tersebut harus dihindari.
Tidak hemat (a) Hemat (b)
…adalah …adalah… …merupakan…
merupakan….. …agar… …supaya…
…agar supaya… …seperti… …misalnya…
…seperti misalnya… …sangat… …sekali…
Sangat…sekali …amat… …sangat…
…amat sangat…. …demi… …untuk…
Demi untuk…. …hanya… …saja…
Hanya …saja

23
2.2.4.3 PENGHEMATAN PENGGUNAAN KATA

Untuk menyatakan makna jamak dalam bahasa Indonesia


dapat dilakukan dengan dengan pengulangan atau
penambahan kata yang manyatakan makna jamak.
Contoh:

Tidak Hemat (a) Hemat (b)


1a) Setelah data-data penelitian 1b) Setelah data penelitian
dikumpulkan, peneliti dapat dikumpulkan, peneliti dapat
melakukan tahap analisis. melakukan tahap analisis.
2a) Mahasiwa harus menaati segala 2b) Mahasiswa harus menaati
ketentuan-ketentuan yang berlaku ketenyuan-ketentuan yang
di kampus berlaku di kampus.
2b) Mahasiswa harus menaati
segala ketentuan yang berlaku di
24kampus.
2.2.5 KEVARIASIAN
Dalam penyusunan karya tulis Kevariasian adalah
ilmiah, kalimat-kalimat yang keberagaman bentuk
digunakan perlu memperhatikan bahasa yang
kevariasian kalimatnya. Variasi digunakan untuk
ini akan memberikan efek yang menarik minat dan
berbeda. perhatian pembaca.
Kevariasian kalimat dapat
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh melalui
diperoleh dengan berbagai variasi sinonim kata,
macam cara, di antaranya, yaitu variasi panjang
variasi sinonim kata, variasi panjang pendeknya
panjang pendeknya kalimat, kalimat, variasi bentuk
variasi penggunaan –me dan –di, aktif-pasif, variasi
dan variasi dengan mengubah jenis kalimat, dan
posisi dalam kalimat. variasi pola kalimat.

25
2.2.5.1 VARIASI SINONIM KATA
Variasi ini rata-rata digunakan penulis untuk
menarik minat dan perhatian pembaca.
Contoh:
Tidak ada variasi Memiliki variasi
sinonim kata (a) sinonim kata (b)
1a) Dari renungan 1b) Dari renungan
itulah penyair itulah penyair
menemukan suatu menemukan suatu
makna, suatu makna makna, suatu realitas
yang baru, suatu yang baru, suatu
kebenaran yang kebenaran yang
menjadi ide sentral menjadi ide sentral
yang menjiwai seluruh yang menjiwai seluruh
puisi. puisi.
26
2.2.5.2 VARIASI PANJANG PENDEK KALIMAT

CONTOH:

Variasi panjang pendek


Kalimat dalam karangan kalimat
perlu diselang selingkan
sehingga karangantetaap (a) Karang mengarang selalu berurusan
menarikm perhatian. dengan bahasa. (b) Kecakapan meggunakan
Perlu di ingat, variasi bahasa merupakan bekal yang utama. (c) Di
sekolah kita telah diberi modal pengetahuan
panjang pendek kalimat
bahasa., bahkan telah pula dilatih
jangan sampai
menggunakannya dalam mengarang.
mengurangi kejelasan (d) Sekalian itu menjadi modal yang sangat
isinya. berharga. (e) Modal itu tidak cukup hanya
kita miliki sebagai pengetahan, tetapi harus
diperkembangkan lebih lanjut dalam
kehidupan bahasa yang sesungguh-
sungguhnya, yaitu dalam masyarakat. (f)
Jadi, untuk karang mengarang bukan
pengetahan teori yang sangat diperlukan,
melainkan penggunaannya dalam tulis-
27 (Soedjito, 1986:42)
menulis.
2.2.5.3 VARIASI AKTIF-PASIF
Kalimat aktif ditandai dengan awalan –me dan kalimat
pasif ditandai dengan awalan –di.

Contoh variasi aktif-pasif


Ternyata kami tidak berada di negara yang rakyatnya memusuhi kami. Para penumpang
kereta api yang pulang balik Bangkok sering melempari kami dengan buah-buahan dan
roti. Begitu makanan dilemparkan, kami berhamburan saling berebutan. Tentu saja hal
ini sering mengundang kemarahan para petugas. Kamipun semuanya diancam. Untuk
sementara makanan yang dilemparkan itu tergeletak begitu saja ditanah. Melalui
seorang pemuda Thai, penerjemah saya berusaha mengadakan kompromi dengan
pertugas Jepang. Akhirnya, sebagai tawanan nomor satau, saya diizinkan untuk
mengambil makanan-makanan itu dan membagikannya kepada anak buah saya yang
harus tetap bekerja. Di sini saya mengetahui, bahwa petugas Jepang itu bisa diajak
“damai” (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan, 1999: 134)

28
2.2.5.4 VARIASI JENIS KALIMAT
Dalam bahasa indonesia ada tiga jenis kalimat, yaitu kalimat berita,
kalimat tanya, dan kalimat perintah.

Contoh variasi jenis kalimat


Menghadapi anak begini, tidak heran kalau orang tua dan gurunya
kehilangan harapan. Tetapi apa betul anak seperti ini pasti suram masa
depannya? Belum tentu. Buktinya anak yang diceritakan diatas itu
tidak lain adalah Albert
Lorem IpsumEinstein (Majalah Aku Lorem
Tahu) Ipsum

Contoh tersebut menunjukan adanya variasi jenis kalimat.


Kalimat yang ada dalam paragraf tersebut ada yang
menggunakan kalimat tanya. Dengan adanya kalimat
tanya, hubungan antar kalimat terlihat erat dan menambah
kekuatan makna yang disampaikan.

29
2.2.5.5 VARIASI POLA KALIMAT
Adanya variasi pola kalimat dapat menghindari
kebosanan. Posisi subjek yang ada di awal
kalimat dapat di ubah menjadi akhir kalimat,
misalkan pola kalimat S-P-O dapat diubah
menjadi O-P-S.

Contoh variasi pola kalimat


1) Kerja keras diperlukan untuk memperbaiki
keadaan (S-P-KET)
2) Diperlukan kerja keras untuk memperbaiki
keadaan (P-S-KET)
3) Untuk memperbaiki keadaan, kerja keras
diperlukan (KET-S-P)

30
Kefokusan

Kefokusan adalah pemusatan


perhatian pada bagian kalimat tertentu.
Kefokusan kalimat dapat dilakukan
melalui tiga cara, yaitu pengedepanan,
pengulangan, dan pertentangan.
1. Pengedepanan
Pengedepanan kalimat dilakukan dengan meletakkan bagian
yang difokuskan atau ditonjolkan pada awal kalimat. Unsur yang
difokuskan berupa subjek, predikat ataupun keterangan.
Perhatikan contoh kalimat berikut:

Tidak Ada Pengedepanan Pengedepanan

Seharusnya piala Sudirman tidak Piala Sudirman seharusnya tidak


berpindah dari bumi pertiwi ini. berpindah dari bumi pertiwi ini.

Keadaan perekonomian Indonesia Sangat memprihatinkan keadaan


saat itu sangat memprihatinkan. perekonomian indonesia saat itu
2. Pengulangan
Kata atau frase yang diulang biasanya kata yang dianggap
penting dalam sebuah kalimat. Pengulangan kata yang
diungkapkan dalam beberapa kali dapat menarik kefokusan pada
kata yang diulang. Perhatikan contoh berikut:

Tidak Ada Pengulangan Pengulangan

Pandai bergaul, berbicara, dan Pandai bergaul, pandai berbicara, dan


membujuk orang adalah modal pandai membujuk orang adalah
utama seorang pialang modal utama seorang pialang
3. Pertentangan
Fokus suatu gagasan dapat dilakukan melalui pertentangan.
Kata yang ingin difokuskan ditempatkan dalam suatu posisi
pertentangan.
Perhatikan contoh berikut:

Tidak Ada Pertentangan


Pertentangan
Nadya anak yang rajin dan Nadya anak yang tidak malas
jujur. dan curang, tetapi rajin dan
jujur
Rangkuman
Kalimat efektif adalah kalimat yang logis, padu,
sejajar, dan hemat sehingga kalimatnya lebih
komunikatif dan informasi yang disampaikan oleh
penulis atau pembicara dapat sampai dengan sempurna.
Ciri utama kalimat efektif adalah:
1. Kelogisan Kalimat yang masuk akal dan idenya
dapat diterima oleh akal sehat manusia.
2. Kepaduan Hubungan yang padu dalam kalimat
antara kata atau kelompok kata sehingga memiliki
kesatuan pikiran.
3. Kesejajaran Kalimat yang memiliki kesamaan
bentuk, makna, dan perincian sehingga memudahkan
pemahaman.
4. Kehematan Pemakaian kata yang cermat dan
mengindari penggunaan kata mubazir.
5. Kevariasian Keberagaman bentuk bahasa yang
digunakan penulis untuk menarik minat pembaca.
6. Kefokusan Pemusatan perhatian pada bagian
kalimat tertentu.

Anda mungkin juga menyukai