Anda di halaman 1dari 32

PENGELOLAAN

KEGAWATDARURATAN
BENCANA
Pengelolaan Bencana/ Manajemen
bencana
Manajemen bencana adalah sebuah ilmu
pengetahuan terapan yang berupaya
meningkatkan tindakan-tindakan yang
berkaitan dengan pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan
dengan menggunakan pengamatan dan
analisa yang sistematis(Carter, 1991)
Pencegahan (Prevention)

 Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya


bencana

Misalnya:
- Melarang pembakaran hutan, membuang sampah
kesungai
- Melarang penambangan batu di daerah yang curam
Mitigasi (Mitigation)

 Upaya yang dilakukan untuk meminimalkan dampak yang


ditimbulkan oleh bencana

 Ada 2 bentuk Mitigasi:


- Mitigasi Struktural (Membuat Bendungan, Tanggul
Sungai)
- Mitigasi Non Struktural (Peraturan, Tata Ruang, dan
Pelatihan)
Kesiapsiagaan (Preparedness)

 Upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana,


melalui langkah-langkah yang tepat, efektif dan siap
siaga

Misalnya:
Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, dan
penyiapan lokasi evakuasi
Peringatan Dini (Early Warning)

 Upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa


bencana kemungkinan akan segera terjadi
 Pemberian peringatan dini harus:
- Menjangkau masyarakat (accessible)
- Segera (immediate)
- Tegas tidak membingungkan (coherent)
- Bersifat resmi (official)
Tanggap Darurat (Respon)
 Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian
bencana, untuk menanggulangi dampak yang
ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban
dan harta benda, evakuasi dan pengungsian
Bantuan Darurat (Relief)

Merupakan upaya untuk memberikan bantuan yang


berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa:
- Pangan
- Sandang
- Tempat tinggal sementara
- Kesehatan, sanitasi, dan air bersih
Pemulihan (Recovery)

 Proses pemulihan kondisi masyarakat yang terkena


bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana
dan sarana pada keadaan semula

 Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana


dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar dan
puskesmas)
Rehabilitasi (rehabilitation)

 Upaya/langkah yang dilakukan setelah kejadian


bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki
rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas social

 Menghidupkan kembali roda perekonomian (mencip


takan lapangan pekerjaaa)
Rekonstruksi (Recontruction)

 Program jangka menengah atau jangka panjang guna


perbaikan fisik, social, dan ekonomi untuk
mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi
yang sama atau lebih baik dari sebelumnya.
Manajemen Kedaruratan/ Emergency
management

 Seluruh kegiatan yang meliputi seluruh aspek


perencanaan dan penanggulangan kedaruratan,
pada menjelang, saat dan sesudah terjadi keadaan
darurat
 Managemen kedaruratan ini mencakup:
- Kesiapsiagaan
- Tanggap darurat
- Pemulihan
- Mitigasi
Tujuan Manajemen Kedaruratan

 Mengurangi jumlah korban


 Meringankan penderitaan
 Stabilisasi kondisi korban/ pengungsi
 Mengamankan asset
 Mencegah kerusakan lebih jauh
 Menyediakan pelayanan dasar dalam penanganan
pasca darurat
 Meringankan beban masyarakat setempat
Fungsi pengelolaan bencana meliputi:

 Perencanaan (planning), (1) Identifikasi masalah bencana atau sasaran / tujuan


pengelolaan bencana yang ditargetkan; (2) Pengumpulan data primer dan sekunder; (3)
Penentuan metode yang digunakan; (4) Investigasi, analisis atau kajian
 Pengorganisasian (organising), pengaturan dalam pembagian kerja, tugas, hak dan
kewajiban
 Kepemimpinan (directing), leadership yaitu proses kepemimpinan, pembinaan
 Pengkoordinasian (coordinating), upaya mengkoordinasi SDM agar terlibat dan dapat
bekerja secara tepat dan benar
 Pengendalian (controlling), upaya pengawasan/control, evaluasi terhadap SDM
 Pengawasan (supervising). Pengawasan dilakukan untuk memastikan SDM bekerja
dengan benar sesuai dengan fungsi, tugas dan kewenangannya.
 Penganggaran (budgeting). salah satu faktor utama suksesnya suatu proses
pembangunan baik dalam situasi normal atau darurat
 Keuangan (financing). Awal dari perencanaan finansial adalah proses pengganggaran.
Permasalahan Umum

 Kesiapsiapsiagaan kurang sempurna/tidak ada


 Peringatan dini tidak ada atau kurang efektif
 Informasi tidak lengkap/ tidak tepat
 Bahan bantuan tidak mencukupi
Persoalan Manajemen Kedaruratan

 Sasaran yang tidak jelas


 Kebutuhan tidak seimbang dengan sumber daya
 Masalah keamanan dan jaminan perundangan
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
 Kebutuhan yang mendesak
 Kegiatan apa
 Kapan harus dilaksanakan
 Sumber yang tersedia
 Siapa bertanggung jawab, berkoordinasi dengan siapa

Sektor kunci:
- Penyelamatan/evakuasi (transportasi)
- Penampungan(+sanitasi, perumahan)
- Pangan
- Kesehatan
- Keamanan
Kontinum Manajemen Kedaruratan

Tahap Gugus Kegiatan Elemen Kunci


Kesiapsiagaan - Peringatan Dini

- Perencanaan Kontijensi
Tanggap Darurat
Kajian
Sumber
Pasca Darurat - Perencanaan Operasi Koordinasi

Mitigasi
- Pelaksanaan
- Penuntasan
Definisi “Operasi”

 Sekelompok orang, instansi, atau organisasi yang saling


terkait dan bekerja sama sebagai halnya sebuah tim
untuk mencapai tujuan bersama.

 Kuncinya adalah KOORDINASI


Aspek Teknis dalam Operasi

 Kesehatan
 Sanitasi/kebersihan
 Pangan dan gizi
 Rencana penampungan (lokasi, kapasitas)
 Logistik
 Air Bersih
 Pelayanan Sosial (Trauma)
Kegiatan Tanggap Darurat

 Manajemen dan Koordinasi


 Perlindungan, Penerimaan dan Pendataan
 Pangan dan Nutrisi
 Logistik dan Transportasi
 Penampungan Sementara
 Air Bersih
 Sanitasi Lingkungan
 Pelayanan Kesehatan
 Pendidikan
Manajemen dan Koordinasi

Manajemen Tanggap Darurat diperlukan 4 Cs:


- Command (Komando)
- Control (Pengendalian)
- Coordination (Koordinasi)
- Communication (Komunikasi)

Bentuk Kegiatan:
- Mendirikan POSKO
- Membuat Tim Reaksi Cepat
Perlindungan dan Pendataan

Kegiatan ini meliputi:


- Evakuasi korban yang masih hidup dan meninggal
- Memberikan pertolongan dan perlindungan bagi
korban selamat
- Menerima dan memberikan tempat penampungan
sementara
- Mendata dan mencatat agar memudahkan dalam
pengurusan pelayanan
- Tugas ini dilakukan oleh Pemda (Dinas Kependudukan)
Pangan

 Pada tahap awal yang diberikan adalah makanan siap


santap, karena tidak dapat memasak
 Pendirian dapur umum
 Pemberian jatah hidup per keluarga, apabila sudah
didata dan mendapatkan tempat penampungan
 Jenis pangan disesuaikan dengan makanan pokok
setempat
 Standar Departemen Sosial 400 g (per orang per hari)
Logistik dan Transportasi

 Pengumpulan, pengadaan, penyimpanan, dan


penyaluran bantuan logistik sangat diperlukan pada
saat tanggap darurat
 Diperlukan gudang dan sarana transportasi
 Perbaikan prasarana jalan dan jembatan, pelabuhan,
dan bandara
 Dukungan transportasi sangat ditentukan oleh
ketersediaan bahan bakar minyak (BBM)
 Dikoordinasikan oleh Dinas Perhubungan
Penampungan Sementara

 Penampungan sementara ditempatkan pada


bangunan gedung yang aman: sekolah, kantor,
stadion, gudang
 Jika tidak memungkinkan dapat ditempatkan di
lapangan atau tempat terbuka, dengan mendirikan
tenda-tenda
 Pada pengungsian yang cukup lama dibuat hunian
semi permanen yang berupa barak yang berisi
beberapa keluarga
 Pekerjaan ini dilakukan oleh Dinas Pemukiman atau PU
Air Bersih

 Penyediaan air bersih diarahkan penggunaannya untuk: mandi, minum,


cuci, dan memasak
 Sumber air dapat diperoleh dari: sungai, danau, sumur, air tanah dan mata
air
 Untuk itu diperlukan volume dan kualitas air yang memenuhi, sistem
penampungan, pengolahan, penyaluran dan distribusinya
 Penanggung jawab: PDAM/PU
Sanitasi

 Penyediaan sarana MCK disesuaikan dengan


kebiasaan pengungsi di daerah asal
 Sarana MCK tersebut harus mudah dipakai dan dapat
dipelihara oleh warga
 Harus diperhitungkan rasio jumlah MCK terhadap jumlah
pengungsi
 Pengelolaan sampah diatur pengumpulan dan
pembuangannya
 Kegiatan ini dikoordinasikan oleh: Dinas Kebersihan/PU
Kesehatan dan Nutrisi

 Setiap korban bencana mendapat perawatan


kesehatan secara gratis di puskesmas dan RS rujukan
 Pemerintah menyediakan tenaga medis, peralatan
kesehatan dan obat-obatan
 Di samping itu dilakukan pula imunisasi dan vaksinasi
guna mencegah timbulnya penyakit
 Kegiatan ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Pelayanan Masyarakat

 Dalam penampungan perlu disediakan tempat umum


untuk memberikan pelayanan antara lain:
- Media (radio, televisi)
- Komunikasi (telepon)
- Informasi (keluarga, penyuluhan, sosialisasi,
pertemuan warga)

Peran LSM sangat diperlukan untuk pelayanan masyarakat


Pendidikan

 Pada tahap tanggap darurat, proses belajar mengajar


bagi siswa harus tetap berjalan
 Lokasi tempat belajar dapat menggunakan bangunan
yang ada, sekolah terdekat, dan tenda-tenda darurat
 Keperluan untuk proses belajar (buku pelajaran, alat
tulis, dan keperluan lain) harus disediakan
 Pelaksanaan kegiatan ini adalah Dinas Pendidikan
setempat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai