Anak-anak
• Etiologi utama terjatuh
• Child abuse
• Puncak insidensi usia 2- 4 tahun dan 8-10 tahun
• Presentase pada anak-anak dengan primary
dentition = 11 – 30%,
• Pada anak-anak dengan permanent atau mixed
dentition = 5 – 20%.
• Laki-laki : perempuan = 2 : 1
ETIOLOGI DAN INSIDENSI
Remaja
• Penyebab umumnya olahraga
Dewasa
• Penyebab kecelakaan kendaraan bermotor,
olahraga, perkelahian, kecelakaan industrial,
dan kesalahan pengobatan medis atau dental
ETIOLOGI DAN INSIDENSI
• Gigi yang paling sering terkena trauma gigi
insisif rahang atas dihubungkan dengan
klasifikasi maloklusi Kelas II Divisi 1
Klasifikasi Klasifikasi
WHO Ellis
Klasifikasi WHO
• Klasifikasi ini dapat digunakan pada gigi
permanen dan gigi sulung
• Termasuk :
– kerusakan pada gigi
– struktur pendukungnya
– gusi dan mukosa oral
Klasifikasi WHO
Sumber :
http://www.andersonendo.com/traumatic-
dental-injuries
Kerusakan pada jaringan
periodontal
• Extrusive Luxation
– Merupakan pergerakan parsial gigi yang keluar
dari soketnya ke arah koronal atau insisal
Sumber : http://kravitzorthodontics
Kerusakan pada jaringan
periodontal
• Lateral Luxation
– Merupakan perpindahan gigi ke banyak arah
(paling sering ke arah lingual)
– Luksasi ini biasanya melibatkan soket tulang
alveolar
Sumber : http://kravitzorthodontics
Kerusakan pada jaringan
periodontal
4) Exarticulation atau avulsi
– Merupakan pergerakan
seluruh gigi ke luar soket
• Fraktur Email
• Fraktur Makhota dengan Pulpa Masih
Tertutup
• Fraktur Mahkota dengan Pulpa Terbuka
• Fraktur Mahkota dengan pulpa nekrotik dan
terbuka
Fraktur Enamel
• Haluskan bagian enamel yang kasar akibat
fraktur
• Memperbaiki struktur gigi
• Kontrol sensitivitas
Fraktur Makhota dengan Pulpa Masih
Tertutup
• Bila lebih dari 2 jam, dpt terjadi resorbsi akar, gigi jadi
non-vital sehingga perlu dilakukan perawatan
endodontik setelah difiksasi
Replantasi hrs
Gigi harus dalam Tidak terdapat
secepat mungkin
keadaan bersih karies yang luas
setelah cedera
Pulp
extirpation
Pulp Capping
• Tujuan melindungi pulpa.
• Kalsium hidroksida diaplikasikan pertama kali
untuk melindungi jaringan pulpa yang
terekspos kemudian baru dapat diaplikasikan
material tambalan yang sesuai.
Pulp Capping
Dokter Gigi
Tooth pushed up (dental Berkumur dengan air Tidak terjadi kecelakaan
intrusion) dingin dan kompres dingin pada benih gigi
di bawah bibir dan mulut permanennya Biarkan
untuk mengurangi bengkak gigi sulung tersebut erupsi
(2-3 bulan)
Ektraksi gigi
mengalami intrusi terlalu
dalam hingga mengenai
gigi permanen
b. Arch bar
c. Orthodontic appliance
d. Composite
e. Wire-composite
f. Resin
g. Metal splint
Suture splint
• Fiksasi sementara, hanya beberapa hari.
Diplopia Diplopia
Binokular penglihatan ganda Monokular
terjadi apabila si
pasien melihat dengan diplopia yang hanya
kedua mata dan terjadi pada satu mata
menghilang bila salah
satu mata ditutup
pasien
Penyebab : gangguan
dengan astigmatisme,
otot mata, kerusakan
gangguan lengkung
saraf mata, cedera
kornea, pterigium,
kepala, tumor otak dan
katarak, dislokasi lensa
infeksi otak
mata
CSF rhinorhea/ootrhea
• Robeknya meningea (selaput otak) akan
mengakibatkan kebocoran cairan
serebrospinal (CSS) dan hilangnya barier
meningeal terhadap infeksi
• paling sering terjadi pada fraktur os.
Ethmoidalr /os. Temporale
• Akumulasi CSS pada sinus ethmoidale, sinus
frontalis, dan sinus maksilaris dapat terjadi
CSF rhinorhea/ootrhea
Klasifikasi Le Fort
Le Fort I Le Fort II
Le Fort III
Gambar : Klasifikasi Le Fort
Sumber : Peterseon’s Principal of Oral and Maxillofacial Surgery 2Ed 2004
Le Fort I
• Fraktur maksila pada Le Fort tipe I melintasi
dinding lateral dari antral, dinding lateral
nasal, dan sepertiga bagian bawah septum,
dan terbagi pada lempeng pterygoid.
Transosesus
Wiring
Oesteosintesis
Langsung
Miniplate dan
skrup
Metode
Fiksasi Frontal bone
Internal susp.
Piriform rim
susp.
Fiksasi Kawat Suspensi
(Suspension
Wire)
Infraorbital
Susp.
Imobilisasi Fiksasi Halo Frame
Eksternal
Circumzygomat
icum susp.
Fiksasi Internal : Suspensions Wire
• RB dihubungkan ke skeleton facial diatas garis
fraktur dengan kawat stainless steel Ø 0,5 mm
mengapit bagian fraktur dan bagian yang tidak
fraktur pada facial skeleton.
• Fiksasi Internal :
– Piriform rim wiring (hanya untuk fraktur Le Fort 1)
– Circumzygomaticum wiring
• Fiksasi Internal : Suspensions Wires
Infraorbital
• Craniomaxillary Fixation
– Oklusi terbentuk maksila ditempelkan ke cranial vault.
– fraktur dapat direduksi sehingga dapat tetap terimpaksi, sehingga
terjadi displacement yang minimal.
Pin Fixation
• fiksasi pin dikembangkan sebagai alternatif dari plaster of Paris head
cap
• disebabkan oleh munculnya kecocokkan skrup pin secara biologis.
• Fiksasi pin umum digunakan untuk imobilisasi bagian sepertiga
tengah fraktur.
Haloframe
• untuk fraktur supraorbital dimana dibutuhkan fiksasi dengan poin
yang lebih tinggi terhadap kranium
• Reduksi
– Indikasi : fraktur le fort 1 yang mengalami
impaksi.
– Penggunaan tang pengungkit Rowe atau Hayton
Williams.
Perawatan Fraktur Maksila Le Fort II
• Reduksi tertutup tang pengungkit Rowe.
suspensi
pemasangan pelat pada
kraniomandibular pada
sutura
prossesus zygomaticus
zygomaticofrontalis
oss frontalis
• Persyaratan yang penting untuk keberhasilan perawatan
adalah gaya ke arah superior yang mengenai mandibula
pada waktu memasang kawat fiksasi
• Jangka waktu untuk imobilisasi fraktur le fort bervariasi 4-8
minggu, kondisi pasien.
• Rontgen patergantung sifat fraktur dan sca-reduksi dan
pasca-imobilisasi diperlukan untuk semua fraktur wajah
bagian tengah.
Komplikasi Fraktur Maksila
1. Komplikasi Awal
- Pendarahan
- Infeksi
- Sumbatan Jalan Nafas
2. Komplikasi Lambat:
– Malunion
– Obstruksi nasal
– Kronik sinusitis
– Maloklusi
– Deformitas
– Gangguan fungsi kelenjar lakrimal
– Hilangnya fungsi penciuaman
Klasifikasi Fraktur Mandibula
FRAKTUR MANDIBULA
Menurut regio pada mandibula (R.Dingman dan
P.Natvig)1969 :
1. Prosesus alveolaris
2. Midline
3. Simphisis
4. Parasimphisis
5. Body
6. Angle
7. Ramus
8. Prosesus Kondilaris
9. Prosesus Koronoid
Fekuensi fraktur di masing-masing
regio tersebut
Berdasarkan ada tidaknya gigi (Menurut Kazanjian dan
Converse)