Anda di halaman 1dari 40

PENGERTIAN HIDROLOGI

• Pengertian umum : ilmu yang mempelajari


masalah air
• Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang seluk beluk air di bumi,
kejadiannya, pergerakan dan distribusinya,
sifat alami dan kimianya, serta reaksinya
terhadap kehidupan manusia”
KETERKAITAN HIDROLOGI
DAN ILMU LAIN
• Potamologi,khusus mempelajari aliran
permukaan
• Limnologi, khusus mempelajari air danau
• Geohidrologi, khusus mempelajari air yang
ada di bawah permukaan tanah
(mempelajari air tanah
• Kriologi, khusus mempelajari es dan salju
• Hidrometeorologi, khusus mempelajari
problema- problema yang ada diantara
hidrologi dan meteorologi.
KEGUNAAN ILMU HIDROLOGI

1. Memperkirakan besarnya banjir


2. Memperkirakan jumlah air yang
dibutuhkan atau dapat dimanfaatkan
3. Memperkirakan jumlah air yang tersedia
AIR SEBAGAI OBYEK KAJIAN
HIDROLOGI
Kontribusi konstruktif air :
 Menunjang kelangsungan hidup
 Memfasilitasi terbentuknya morfologi bumi
 Pertanian & perkebunan

Kontribusi destruktif air:


 Banjir
 Erosi (tanah longsor, pendangkalan
sungai/danau/waduk, dll)
Daur Hidrologi (Siklus Hidrologi)

• Air di bumi berada pada suatu ruang disebut


dengan hydrosphere yang terbentang sekitar 15
km ke atas dari permukaan bumi sampai lapisan
atmosfir dan sekitar 1 km ke bawah permukaan
bumi sampai pada lapisan lithosphere.
• Air bergerak di sepanjang ruang hydrosphere
melalui alur jaringan yang kompleks membentuk
suatu daur perputaran gerakan massa air yang
disebut daur hidrologi
Pengenalan istilah-istilah
pada hidrologi
Evaporasi
 Adalah proses pertukaran melalui molekul
air di atmosfer atau peristiwa berubahnya
air atau es menjadi uap di udara.

Transpirasi
 Adalah penguapan air yang terkandung
dalam tumbuhan
Evapotranspirasi
 Adalah penguapan air keseluruhan yg terjadi
di seluruh permukaan bumi, baik yang terjadi
pada air dan tanah maupun pada jaringan
makhluk hidup

Kondensasi
 Adalah proses perubahan wujud uap air
menjadi titik-titik air sebagai hasil
pendinginan
Adveksi
• Gerakan air dalam wujud padat, cair, atau
uap melalui atmosfer.Tanpa adveksi, air yg
menguap dari lautan tidak bisa jatuh
sebagai presipitasi di atas tanah

Presipitasi
• Presipitasi adalah curah hujan atau
turunnya air dari atmosfer menuju ke
permukaan bumi dalam bentuk yang
bermacam-macam (padat maupun cair).
Arus Bawah Permukaan
Aliran bawah permukaan merupakan bagian dari
presipitasi yang mengalami infiltrasi dalam tanah
yang kemudian mengalir di bawah permukaan
tanah dan menuju alur sungai sebagai rembesan
maupun mata air.

Canopy intersepsi
 Pengendapan yang dicegat oleh dedaunan
tanaman dan akhirnya menguap kembali ke
atmosfer dari pada jatuh ke tanah
Intersepsi
 Hujan yang jatuh di atas tegakan pohon sebagian akan
melekat pada tajuk daun maupun batang, bagian ini
disebut tampungan/simpanan intersepsi yang akhirnya
segera menguap.
 Besar kecilnya intersepsi dipengaruhi oleh sifat hujan
(terutama intensitas hujan dan lama hujan), kecepatan
angin, jenis pohon (kerapatan tajuk dan bentuk tajuk).
 Intersepsi tidak hanya terjadi pada tajuk daun bagian
atas saja, intersepsi juga terjadi pada seresah di bawah
pohon. Intersepsi akan mengurangi hujan yang menjadi
run off
 Simpanan intersepsi pada hutan pinus di Italia utara
sekitar 30% dari hujan (Allewijn, 1990).
Besar kecilnya penguapan dari muka air bebas
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Kelembaban udara (semakin lembab semakin


kecil penguapannya)
2. Tekanan udara
3. Kedalaman dan luas permukaan, semakin luas
semakin besarpenguapannya
4. Kualitas air, semakin banyak unsur kimia,
biologi dan fisika, penguapansemakin kecil.
5. Kecepatan angin
6. Topografi, semakin tinggi daerah semakin
dingin dan penguapan semakinkecil
7. Sinar matahari
8. Temparatur
Infiltrasi
 Infiltrasi adalah air yang jatuh ke permukaan
tanah dan meresap ke dalam tanah.
 Laju infiltrasi dipengaruhi oleh : tekstur dan
struktur, kelengasan tanah, kadar materi
tersuspensi dalam air juga waktu

Perkolasi

 Perkolasi adalah proses bergeraknya air


melalui profil tanah karena gaya gravitasi
hingga mencapai air tanah
Limpasan (runoff)
 Adalah bagian curah hujan setelah dikurangi dengan
infiltrasi dan kehilangan air lainnya.
 Atau air yang mengalir di atas permukaan tanah
melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut. Ini
mencakup baik limpasan permukaan (surface runoff)
dan limpasan saluran (channel runoff).
 Karena mengalir, air dapat merembes ke dalam tanah,
menguap ke udara, menjadi disimpan di danau atau
waduk, atau di ekstraksi untuk memenuhi kebutuhan
manusia seperti pertanian dan lain sebagainya
Kelengasan Tanah
 Kelengasan tanah menyatakan jumlah air yang
tersimpan di antara pori-pori tanah.
 Kelengasan tanah sangat dinamis, hal ini
disebabkan oleh penguapan melalui permukaan
tanah, transpirasi, dan perkolasi.
 Pada saat kelengasan tanah dalam keadaan
kondisi tinggi, infiltrasi air hujan lebih kecil dari
pada saat kelengasan tanah rendah.
 Kemampuan tanah menyimpan air tergantung
dari porositas tanah.
SIKLUS HIDROLOGI

•Air laut mengalami


proses evaporasi dan
berubah menjadi uap
air akibat adanya
panas matahari.
•Uap air akan
mengalami kondensasi
dan membentuk awan.
•Awan yang terbentuk
akan menjadi hujan di
permukaan laut.
•Air laut mengalami proses
evaporasi dan berubah
menjadi uap air akibat
adanya panas matahari.
•Uap air mengalami
adveksi karena angin
sehingga bergerak menuju
daratan.
•Di atmosfer daratan, uap
air membentuk awan dan
berubah menjadi hujan.
•Air hujan di permukaan
daratan akan mengalami
run off menuju sungai dan
kembali ke laut
• Air laut mengalami proses
evaporasi dan berubah menjadi
uap air akibat adanya panas
matahari.
• Uap air yg terbentuk kemudian
mengalami sublimasi
• Awan yang mengandung kristal
es kemudian terbentuk.
• Awan mengalami proses adveksi
dan bergerak ke daratan
• Awan mengalami presipitasi dan
turun sebagai salju/hujan
• Salju terakumulasi menjadi
gletser
• Gletser mencair karena pengaruh
suhu udara dan membentuk aliran
sungai.
• Air yang berasal dari gletser
mengalir di sungai untuk menuju
Penjelasan daur hidrologi adalah sebagai berikut.
• Sumber tenaga atau energi utk dapat terjadinya
penguapan adalah panas matahari.
• Dengan adanya tenaga tsb dpt terjadi penguapan, baik
dari permukaan tanah, dari permukaan tumbuhan dan
penguapan dari tubuh air.
• Evaporasi yaitu penguapan dari permukaan air dan
transpirasi yaitu penguapan dari permukaan tumbuhan.
• Air yang diuapkan ini dapat membentuk awan yang jika
kondisi klimatologinya memungkinkan akan dapat terjadi
hujan.
• Air hujan ini sebagian ada yang diuapkan kembali
sebelum mencapai permukaan tanah, dan sebagian
akan jatuh ke permukaan tanah yang kita kenal dengan
pengertian hujan yang dapat diukur dengan alat penakar
hujan.
Daur Hidrologi
Daur Hidrologi
Hubungan antara Hujan, Parameter DAS
dan Aliran
• Dengan konsep dasar seperti diuraikan di atas,
dapat difahami bahwa peristiwa banjir atau
aliran besar pada sungai pada umumnya akan
terkait dengan peristiwa hujan dan parameter
DAS.
• Fenomena penting yang harus dipahami dengan
benar adalah bagaimana proses terjadinya
pengalihragaman hujan yang jatuh pada suatu
DAS tertentu menjadi aliran di alur sungai.
1. Bentuk DAS
• DAS yang mempunyai bentuk lebar akan menunjukkan
ciri debit aliran puncak lebih besar dari pada debit
aliran puncak pada DAS yang memanjang.
• Pada DAS yang berbentuk memanjang, waktu untuk
terjadinya akumulasi aliran penuh akibat curah hujan
akan lebih lama, sehingga bentuk hidrograf cenderung
akan lebih landai dengan waktu terjadinya debit puncak
lebih besar.
2. Luas DAS
Debit puncak untuk setiap satuan DAS akan lebih
besar pada DAS dengan luas kecil. Hal ini dapat
disebabkan faktor losses dan reduksi yang umumnya
lebih besar pada DAS yang luas. Misal akibat adanya
danau atau rawa.
3. Topografi

• Pada DAS dengan


kemiringan tanah dan alur
sungai yang besar akan
menunjukkan ciri debit
puncak yang besar. Hal ini
disebabkan proses
pengatusan aliran
permukaan yang lebih cepat
akibat kemiringan yang
besar tersebut.
4. Geologi
• Pengaruh faktor geologi pada DAS terutama
menyangkut besarnya laju infiltrasi dan
evaporasi.
• Pada DAS dengan kondisi geologi yang
menunjukkan sifat tanah yang rapat, nilai
infiltrasi akan kecil, sehingga pada waktu terjadi
hujan akan menyebabkan adanya aliran
permukaan yang besar.
• Sebaliknya pada DAS dimana struktur tanah dan
batuannya mempunyai sifat permeabilitas yang
besar, jumlah air hujan yang terinfiltrasi akan
cukup besar sehingga akan mengurangi potensi
aliran permukaan yang terjadi akibat hujan.
6. Tataguna lahan
• Faktor tataguna lahan pada DAS memberikan
pengaruh cukup dominan.
• Macam penggunaan lahan akan sangat
menentukan besarnya losses akibat infiltrasi dan
besarnya koefisien limpasan permukaan.
• Perubahan tataguna lahan dapat menyebabkan
perubahan nilai koefisien limpasan permukaan
(koefisien aliran) dan kerapatan jaringan kuras.
• Sebagai contoh pada DAS yang semula sebagian
besar berupa hutan dan persawahan, kemudian
berubah menjadi lahan pemukiman, akan
menunjukkan ciri perubahan debit puncak aliran
banjir menjadi meningkat.
Pengertian Pola Tanam
• Pola tanam adalah usaha penanaman pada
sebidang lahan dengan mengatur susunan tata
letak dan urutan tanaman selama periode waktu
tertentu termasuk masa pengolahan tanah dan
masa tidak ditanami selama periode tertentu.
• Pola tanam di daerah tropis, biasanya disusun
selama satu tahun dengan memperhatikan curah
hujan, terutama pada daerah atau lahan yang
sepenuhnya tergantung dari curah hujan.
• Maka pemilihan jenis/varietas yang ditamanpun
perlu disesuaikan dengan keadaan air yang
tersedia ataupun curah

Macam Jenis Pola Tanam
A. Pola Tanam Monokultur
• Pertanian monokultur adalah pertanian dengan
menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah
ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja.
• Tujuan menanam secara monokultur adalah
meningkatkan hasil pertanian.
• Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya
relatif mudah karena tanaman yang ditanam
maupun yang dipelihara hanya satu jenis.
• Sedangkan kelemahan sistem ini adalah tanaman
relatif mudah terserang hama maupun penyakit.
B. Pola Tanam Polikultur
• Pola tanam Polikultur ialah pola pertanian dgn
banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan
yang tersusun dan terencana dengan menerapkan
aspek lingkungan yang lebih baik.
Keuntungan sistem pola tanam polikiutur antara lain :
a) Mengurangi serangan OPT, karena tanaman yang
satu dapat mengurangi serangan OPT lainnya,
selain itu siklus hidup hama atau penyakit dapat
terputus.
b) Menambah kesuburan tanah. Misalnya dengan
menanam tanaman yg mempunyai perakaran
berbeda, misalnya tanaman berakar dangkal
ditanam berdampingan dgn tanaman berakar
dalam, maka tanah disekitarnya akan lebih gembur.
c) Memperoleh hasil panen yang beragam.
Penanaman lebih dari satu jenis tanaman akan
menghasilkan panen yang beragam. Ini
menguntungkan krn bila harga salah satu komoditas
rendah, dapat ditutup oleh harga komoditas lainnya.
Tanaman Polikultur terbagi menjadi:
a. Tumpang sari (Intercropping), adalah
penanaman lebih dari satu tanaman pd waktu yg
bersamaan atau selama periode tanam pada satu
tempat yang sama.
b. Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara
beruntun sepanjang tahun dgn mempertimbangkan
faktor-faktor lain utk mendapat keuntungan
maksimum.
c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ),
merupakan pola tanam dengan menyisipkan satu
atau beberapa jenis tanaman selain tanaman
pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau
waktu yang berbeda).
d. Tanaman Campuran (Mixed cropping)
merupakan penanaman tdd beberapa tanaman
dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun
larikannya, semua tercampur jadi satu.
Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman
hama dan penyakit.
e. Tanaman bergiliran ( Sequential Planting),
merupakan penanaman dua jenis tanaman atau
lebih yang dilakukan secara bergiliran.
Setelah tanaman yang satu panen kemudian baru
ditanam tanaman berikutnya pada sebidang
lahan yang sama.
KATAM
• Sistem KATAM adalah pedoman atau alat bantu yang
memberikan informasi spasial dan tabular tentang
prediksi musim, awal waktu tanam, pola tanam, luas
tanam potensial, wilayah rawan kekeringan dan banjir,
rekomendasi dosis dan kebutuhan pupuk, varietas
yang sesuai (pada lahan sawah irigasi, tadah hujan
dan rawa) berdasarkan prakiraan iklim.
• Sistem KATAM ini ditujukan guna mengantisipasi
variabilitas iklim yang dapat diakses oleh siapa saja,
baik petani maupun penyuluh dan pemangku
kepentingan, baik di pusat maupun daerah.
Katam Terpadu kini dapat diakses lewat berbagai
sarana sebagai berikut :
• dalam bentuk cetakan yang biasanya diedarkan ke
tiap BP3k di Kecamatan
• diakses melalui internet
(http://katam.litbang.pertanian.go.id/)
• telepon seluler via SMS dengan format : TANYA
[nama kecamatan atau kabupaten atau provinsi
atau pulau atau nasional] dan dikirimkan ke nomor
SMS-Center 082-123-456-500 atau 082-123-456-
400
1. Administrasi
 Tabel relasional administrasi terdiri dari kode_kecamatan,
kode_kabupaten, kode_provinsi, kode_pulau utk menyimpan
data dan kode administrasi.
 Selain itu juga terdapat tabel kode_kecamatan_lama dan
kode_kabupaten_lama untuk memperbandingan data yang
baru dengan data yang terdapat di data spesial

2. Kalender tanam (Katam)


 Bagian ini terdiri dari dua tabel kalender tanam dan analisis;
tabel kalender tanam berisi hasil analisis kalender tanam utk
setiap kecamatan dan tahun_musim, mulai dari administrasi,
potensi waktu tanam, benih, dan pupuk
 Untuk tabel analisis berisi data prakiraan sifat tahun dan luas
per kecamatan
3. Tingkat kerawanan bencana
 Terdiri dari tabel rawan kekeringan, banjir, dan OPT untuk
masing-masing kategori terkena dan puso untuk level
kabupaten sepanjang tahun dan bulan
 Tabel kode opt berisi data jenis OPT yang menyerang dan
tabel rawan status berisi data hasil perhitungan tingkat
kerawanan menggunakan formula tertentu per kabupaten
4. Benih
 Bagian ini terdiri dari tabel benih_eksisting yang berisi data
penggunaan varietas, luas, dan kebutuhan benih per ha
setiap kecamatan.
 Tabel benih rekomendasi berisi data varietas yang
mempunyai sifat tahan wereng coklat, rendaman dan
kekeringan.
 Tabel benih rekomendasi_provinsi berisi varietas yang
direkomendasikan pada kondisi normal
5. Pupuk
 Terdiri dari satu tabel yang berisi data rekomendasi mulai
dari pupuk tunggal, phonska, pelangi, kujang, dan majemuk
dengan perbandingan 15-10-10, dalam satuan kg/ha untuk
setiap kecamatan.
6. Kode-kode
 Terdiri dari kode katam berisi data katam onset per
kecamatan untuk tahun basah, normal, kering;
 Kode_tahun_musim yang berisi data tahun dan musim yg
akan dihasilkan,
 kode_komoditas, kode_waktu_katam berisi data konversi
dari tabel katam

Anda mungkin juga menyukai