Anda di halaman 1dari 20

KUALIFIKASI

DALAM HPI
By Syahrida, SH.,MH
A. Istilah dan Pengertian Kualifikasi

 Istilah Kualifikasi diberbagai negara :


1. Qualification (Perancis);
2. Qualification / Characterisierung
(Jerman);
3. Classification/Characterization (Inggris);
dan
4. Qualificatie (Belanda).
 Di dalam setiap proses pengambilan keputusan yuridis,
tindakan kualifikasi merupakan tindakan praktis yg selalu
dilakukan. Alasannya, dg kualifikasi org mencoba
menata sekumpulan fakta yg dihadapi,
mendefinisikannya, dan menempatkannya ke dalam
suatu kategori tertentu.
 Kualifikasi dapat dikatakan sebagai penerjemahan fakta
sehari-hari ke dalm kategori hukum tertentu (translated
into legal term), sehingga dpt diketahui arti yuridisnya
(legal significance).
 Contoh Kasus :
Abdullah adl. Seorang pengusaha pedagang
pengumpul barang2 antik utk diekspor ke luar
negeri. Dalam menjalankan usahanya, pd tgl 20
Juli 2009 Abdullah membeli sejumlah kursi antik
kepada Ny. Anita dg harga Rp 20 juta.
Pembayaran dilakukan secara kredit dg jatuh
tempo pd tgl 23 Agt 2009. Ketika tgl jatuh tempo,
Ny. Anita meminta pembayaran harga kursi antik
itu kpd Abdullah. Tetapi tgl tersebut tdk bisa
membayar. Tentunya Ny. Anita dirugikan.
 Rangkaian fakta tersebut dikualifkasikan ke
dalam kategori hukum sbg wanprestasi atau
cidera janji dlm perjanjian jual beli.
 Dlm hukum intern, kualikasi mrpkan proses
berpikir yg logis guna menempatkan konsepsi
asas-asas, dan kaidah-kaidah hukum ke dlm
sistem hukum yg berlaku. Di dalm hpi, kualifikasi
lebih penting lagi, karena diharuskan memilih
salah satu sistem hukum.
Macam Kualifikasi
1. Kualifikasi fakta (Classification of facts);
2. Kualifikasi hukum (Classification of law).
Proses Kualifikasi
1. Kualifikasi sekumpulan fakta dlm suatu
perkara ke dlm kategori yg ada;
2. Kualifikasi sekumpulan fakta ke dlm
kaidah2/ketentuan hk yg seharusnya
berlakun.
Arti Penting Kualifikasi
 Untuk mengatur sekumpulan fakta
tertentu, krn dlm suatu perkara HPI selalu
terjadi kemungkinan pemberlakuan lebih
dari satu sistem hk.
Masalah Kualifikasi
1. Pelbagai sistem hk seringkai
menggunakan terminologi yg
serupa/sama, ttp utk menyatakan hal yg
berbeda. Contoh : Istilah Domisili.
2. Pelbagai sistem hk mengenai
konsep/lembaga hk tertentu, yg ternyata
tdk dikenal dlm sistem hk lain. Contoh :
trust (Inggris).
3. Pelbagai sistem hk menyelesaikan
perkara2 hk yg secara faktual pd dsrnya
sama, ttp menggunakan kategori hk yg
berbeda.
4. Pelbagai sistem hk mensyaratkan
sekumpulan fakta yg berbeda2 utk
menetapkan adanya suatu peristiwa hk
yg pd dsrnya sama.
5. Pelbagai sistem hk menempuh
proses/prosedur yg berbeda utk
mewujudkan/menerbitkan hasil/status hk
yg pd dasarnya sama.
 Kasus klasik dlm hk Inggris, konflik
kualifikasi perkara Rosa Anton vs
Bartholo, The Maltese Marriage Case
(1889).
Teori Kualifikasi
1. Teori Kualifikasi Menurut Lex Fori;
2. Teori Kualifikasi Menurut Lex Cause;
3. Teori Kualifikasi yg dilakukan secara
otonom (autonomen qualification)
berdasarkan metode perbandingan hk
atau analytical jurisprudence.
Kualifikasi Menurut Lex Fori
 Menurut teori yg ditokohi Franz Kahn
(Jerman) & Bartin (Perancis) ini, kualifikasi
hrs dilakukan menurut hk materiil pihak
hakim yg mengadili perkara ybs (lex fori).
 Pengertian2 hk yg ditemukan kaidah HPI
hrs dikualifikasikan menurut sistem hk
negara sang hakim sendiri.
 Kebaikan teori ini adl, kaidah2 hk lex fori paling
dikenal hakim, perkara yg ada relatif lebih
mudah diselesaikan.
 Kelemahannya adl, dpt (adakalanya)
menimbulkan ketidakadilan, krn kualifikasi
dijlnkan menurut ukuran2 yg tdk selalu sesuai
dg sistem hk asing yg sehrsnya diberlakukan.
 Diterapkan dlm kasus Ogden vs Ogden (1908).
Kualifikasi Menurut Lex Causae
 Teori semula dikemukakan Despagnet, kmd
dilanjutkan oleh Martin Wolff & G.C. Cheshire.
 Kualifikasi ini hrs dilakukan sesuai dg sistem
serta ukuran dr keseluruhan hk ybs dg perkara.
 Kasus Kualifikasi yg menggunakan kualifikasi
lex causae, perkara Nicols vs Nicols (1900).
Kualifikasi Otonom
 Kualifikasi otonom pd dasarnya
menggunakan metode perbandingan hk
utk membangun suatu sistem kualifikasi
yg berlaku secara universal.
Keberatan Menggunakan Teori Kualifikasi
berdasarkan Lex Causae.

 Kualifikasi tdk mungkin dilakukan


berdasarkan lex causae saja, krn sistem
hukum apa/mana yg hendak ditetapkan
sbg lex causae msh hrs ditetapkan terlebih
dahulu.
Proses Kualifikasi hrs dilakukan
dua tahap :
1. Kualifikasi Tahap Pertama ( Kualifikasi
Primer = Qualification Ersten Grades =
Primary Classification = Qualificatie in de
Eerste Graad).
2. Kualifikasi Tahap Kedua (Kualifikasi
Sekunder = Qualification Zweiten Grades
= Secondary Classification = Qualificatie
in de Tweede Graad).
Kualifikasi Masalah Subtansial dan
Prosedural
 Masalah substansial berkenaan dg hak2
subjek hk yg dijamin oleh kaidah hk
objektif (hk materiil).
 Prosedural berkenaan dg upaya2 hk
(remedies) yg dpt dilakukan oleh subyek
hk utk menegakkan hak2nya yg dijamin
oleh kaidah2 hk objektif, dg bantuan
pengadilan (hk acara).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai