Anda di halaman 1dari 176

1

TUJUAN
Mahasiswa mampu mengidentifikasi peluang,
menganalisa dan merancang perusahaan, serta
mengevaluasi perusahaan agar dapat berjalan sesuai
dengan yang diinginkan.
MATERI POKOK :
PEMAHAMAN BISNIS / PERUSAHAAN
- ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
- ASPEK TEKNIK DAN PRODUKSI-TEKNOLOGI
- ASPEK MANAJEMEN DAN SDM
- ASPEK FINANSIAL
- ASPEK LINGKUNGAN-INDUSTRI
- ASPEK BUDAYA
- ASPEK HUKUM/LEGAL/YURIDIS

3
Diagram aspek perencanaan
perusahaan (general)

4
BUKU ACUAN
 Imam Suharto; 2002, Studi Kelayakan Proyek Industri, Penerbit
Airlangga, Jakarta
 Indriyo Gitosudarno; 2001, Pengantar Bisnis, Edisi Kedua, BPFE
UGM, Yogyakarta
 Kotler and Armstrong; 1994, Principles of Marketing, 6th Edition,
Prentice Hall Inc., New Jersey.
 Suad Husnan dan Suwarsono; 1999, Studi Kelayakan Proyek, UPP
YKPN, Yogyakarta.
Definisi
 Proyek : adalah kegiatan-kegiatan yang dapat
direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk
kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber
untuk mendapatkan benefit/profit
 Perusahaan adalah tempat terjadinya
kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor
produksi.

 Note : bonus, show

6
1. Menurut Andasasmita
Perusahaan adalah mereka yang secara teratur berkesinambungan
dan terbuka bertindak dalam kualitas tertentu mencapai keuntungan bagi diri
mereka
2 Abdul Kadir Muhammad Dalam Buku Pengantar Hukum Perusahaan Di
Indonesia
Berdasarkan tinjauan hukum, istilah perusahaan mengacu pada badan hukum dan
perbuatan badan usaha dalam menjalankan usahanya. Lebih lanjut, perusahaan
adalah tempat terjadinyakegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor
produksi.
3. Menurut Mr. M. Polak
Sebuah perusahaan ada apabila diperlukan adanya perhitungan-perhitungan
tantang laba rugidapat diperkirakan dan segalanya dicatat dari pembukuan.
4. Menurut Murti Sumarni '1(()*
Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber daya ek
onomiuntuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan
memperoleh keuntungandan memuaskan kebutuhan masyarakat.
5. Menurut Mu,h Nura,hmad
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik ora
ng perseorangan, milik persekutun, atau milik badan hukum, baik milik swasta mau
pun milik negara yang mempekrjakan pekerja dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain
7
Tujuan Dilakukan Studi Kelayakan
 Tujuan dilakukannya studi kelayakan
adalah untuk menghindari keterlanjuran
penanaman modal yang terlalu besar
untuk kegiatan yang ternyata tidak
menguntungkan

8
WHO NEED
 DIPERLUKAN OLEH :
 USAHA ATAU PERUSAHAAN BESAR
 TIDAK MENUTUP KEMUNGKINAN SETIAP
RENCANA USAHA (BAIK BESAR ATAUPUN KECIL ) ,
SEHARUSNYA MELAKUKAN STUDI RENCANA
USAHA
 PERBEDAANNYA TERLETAK PADA DANGKAL ATAU
DALAMNYA STUDI USAHA AKAN DILAKUKAN.
PIHAK YANG BEKEPENTINGAN

 PENGUSAHA
 KREDITOR
 PENANAMAN MODAL
 MASYARAKAT
 PEMERINTAH
Faktor-faktor Utama Yang Mempengaruhi Intensitas
Studi Kelayakan

 Besarnya dana yang ditanamkan


 Tingkat ketidakpastian proyek
 Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi
proyek

11
LANGKAH AWAL
STUDI BISNIS (I)
 IDENTIFIKASI KESEMPATAN USAHA
 Merupakan fase pertama dalam melakukan feasibility
study, dapat diperoleh melalui :
 Mempelajari proses import yang terjadi
 Keberadaan material lokal
 Keterampilan tenaga kerja
 Kemajuan teknologi
 Rencana pembangunan oleh pemerintah (site plan)
 Inovasi –inovasi baru, ide –ide pengembangan usaha
 dll
IDENTIFIKASI
KESEMPATAN USAHA
 Lahirnya ide ide proyek : :
 1. Market base business project
 2. Resources base business project
 3. Policy business project

 Orientasi : regional, nasional, global.


RT, RW, LINGKUNGAN KELUARGA?????
LANGKAH SELANJUTNYA (II)
 Tahap perumusan
 Menterjemahkan kesempatan usaha dalam rencana
perusahaan
 Tahap penilaian
 Menganalisis dan menilai keseluruhan aspek perancangan
usaha, mencakup : Pengumpulan data pasar dan
pemasaran, lingkungan industri, teknis dan teknologis,
manajemen dan organisasi, hukum, dan dan keuangan.
 Perizinan pendirian
 Sumber Sumber pembiayaan pembiayaan
 Pengelola
 Tahap Pemilihan
Tahap Implementasi
 Pra kontruksi
 Masa kontruksi
 Pra Operasi
 Masa Operasi
 Tahap Evaluasi
 Monitoring (on going project evaluation)
 Evaluasi Kinerja (Evaluation Post Project)
SASARAN DAN TIGA KENDALA

 JADWAL
 BIAYA
 MUTU

16
17
18
19
20
21
Aspek Pasar dan Pemasaran
 Diperlukan untuk menilai apakah dari segi pasar atau
pemasaran memiliki peluang pasar yang diinginkan atau
tidak.
 Untuk mengetahui seberapa besar potensi pasar yang
ada bagi produk yang ditawarkan.
 Untuk mengetahui bagaimana market share produk
tersebut yang dikuasai pesaing di pasar pada saat ini.
 Mencari strategi pemasaran yang akan dijalankan

DILAKUKAN RISET PASAR, BAIK DENGAN TERJUN


LANGSUNG ATAU MELALUI PENGUMPULAN
DATA
23
MENILAI SITUASI
 Sifat pasar : persaingan monopoli, setengah monopoli,
bebas,
 Perilaku Konsumen : lapisan masyarakat pembeli,
dorongan/motivasi membeli, kapan, dimana, berapa
besar, musiman/tetap
 Market environment : politik dan peraturan, sosial
ekonomi, demographic/kependudukan, teknologi
pendukung
PROGRAM PENGKAJIAN
 Segmen Pangsa Pasar
 Pola dan jaringan distribusi : sejauh mana, pola
pengecer/retail dll
 Promosi : cara dan medianya, besarnya skala promosi dll
Mengumpulkan Data dan
Informasi
 Catatan Internal : umpan balik pelanggan, informasi biaya,
laporan distributor, umpan balik aktifitas marketing
 Data Primer : survey, penelitian dan percobaan
 Data Sekunder : pemerintah ( biro statistik, sensus,
penerbitan swasta, asosiasi) cth : jumlah penduduk,
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, besar pendapatan dll)
 Menilai kualitas data : siapa yg mengumpulkan,
reputasi/pengalaman
Analisa dan Peramalan
 Merupakan hasil akhir/output pengkajian aspek pasar
 Memberikan judgement/keputusan dan kesimpulan
 Prosedur/metodenya : linier programing, time series,
regresi, korelasi dll
28
Segmentasi Pasar
• Identifikasi atau pembagian kelompok
pembeli yang memiliki perbedaan kebutuhan,
karakteristik, atau perilaku yang berbeda
dalam suatu pasar untuk produk tertentu.
Segmentasi Pasar Effektif

• Measurable ( terukur )
• Accesible ( terjangkau )
• Substantial ( cukup besar )
• Differentiable ( dapat dibedakan )
• Actionable ( dapat ditindak lanjuti )
Manfaat Segmentasi Pasar
• Lebih muda dibedakan (mudah identifikasi)
• Pelayanan lebih baik
• Strategi pemasaran yang lebih terarah
• Menemukan peluang baru
• Membantu menentukan desain produk
• Strategi komunikasi yang lebih efektif
• Mempunyai gambaran thd kompetitor
• Evaluasi target dan rencana bisnis
Prosedur Segmentasi Pasar

• Tahap Survey
• Tahap analisis
• Tahap Pembentukan ( Klasifikasi )
Jenis Segmentasi Pasar
• Segmentasi berdasarkan Geografis
• Segmentasi berdasarkan Demografi
• Segmentasi berdasar Psikografi

• Segmentasi berdasar Sociocultural


- daur hidup keluarga
- kelas sosial

. Segmentasi berdasar hubungan extreem


- tingkat penggunaan
- loyalitas
34
35
Tujuan Aspek Tehnis
 Merumuskan gagasan dalam batasan yang konkret
dari segi tehnis
 Hasil kajian tehnis dipakai utk masukan kajian2 yg lain
(finansial, AMDAL, biaya, jadwal dll)
 Finalnya dipakai untuk design engineering terperinci
yg menghasilkan cetak biru (blue print) proyek yg akan
dibangun
Blue Print ( cetak biru )

kerangka kerja terperinci secara arsitektural sebagai


landasan dalam pembuatan kebijakan meliputi
penetapan tujuan dan sasaran, penyusunan strategi,
pelaksanaan program dan fokus kegiatan serta langkah-
langkah atau implementasi yang harus dilaksanakan
oleh setiap unit dilingkungan kerja

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 37


kajian pada AMDAL
 Aspek Fisika – Kimia
 Aspek Ekologi
 Sosial Ekonomi
 Sosial Budaya
 Kesehatan Masyarakat

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 38


Analisa teknik perlu dilakukan dengan sebaik-
baiknya agar supaya :

 Tidak terjadi kegagalan proyek baik kegagalan jangka


pendek yang menyangkut masalah keuangan.
 Kegagalan jangka panjang menyangkut investasi
secara keseluruhan

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 39


Sebab-sebab proyek gagal:

 kesalahan perencanaan
 kesalahan menaksir pasar yang tersedia
 kesalahan memperkirakan teknologi
 kesalahan memperkirakan kontinyuitas bahan baku
 kesalahan memperkirakan kebutuhan tenaga kerja
dengan tersedianya tenaga kerja yang ada
 dll

40
JENIS-JENIS PROYEK
 Proyek engineering konstruksi
 Proyek engineering manufakture
 Proyek penelitian dan pengembangan
 Proyek pelayanan manajemen
 Proyek kapital
 Proyek radio dan telekomunikasi
 Proyek konservasi Bio-diversity

41
TIMBULNYA SUATU PROYEK
 Rencana Pemerintah
 Permintaan Pasar
 Dari dalam perusahaan yang bersangkutan
 Dari hasil kegiatan Penelitian dan Pengembangan

42
TAHAP PENGEMBANGAN
PERENCANAAN
 Evaluasi dari tahap konseptual lebih mendalam
 Menyiapkan data, kriteria, spec teknik, engineering,
kontrak
 Prepare komposisi pendanaan
 Memilih peserta proyek : kontraktor, konsultan,
arsitek dll

43
TAHAP IMPLEMENTASI
 Pengkajian lingkup dan progress
 Komunikasi peserta dan penanggung jawab proyek
 Design engineering terinci,
 Pengadaan material dan alat
 Fabrikasi, installasi dan konstruksi
 Pengendalian aspek biaya, waktu dan kualitas
 Mobilisasi man power

44
TAHAP TERMINASI
 Preparation for operation
 Start up
 Performance Test
 Finalisasi administrasi
 Finalisasi keuangan proyek
 Klaim
 Kompilasi dokument proyek dan serah terimanya
 Demobilisasi dan reasignment personel.......

45
PERABDINGAN KEGIATAN PROYEK VS
OPERASIONAL/PERUSAHAAN/PABRIK

PROYEK
 Bercorak Dinamis dan non rutin
 Siklus yg pendek
 Intensitas berubah, naik turun
 Kegiatan didasarkan atas anggaran dan jadwal tertentu
 Terdiri dari beragam kegiatan dan disiplin ilmu
 SDM yg berubah ubah baik macam dan volumenya

46
Penjabaran Aspek Tehnis
 Penentuan letak geografis lokasi
 Mencari dan memilih tehnologi proses produksi
 Menentukan kapasitas produksi
 Menyusun denah atau letak instalasi
 Menbuat bangunan instalasi / plant
Analisa Teknis
 Untuk membuat analisa teknis yang baik diperlukan
informasi yang sebanyak banyaknya dari berbagai
sumber.
 Informasi menyangkut produk, bahan baku,
teknologi, geografis, sosial dan lain lain.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 48


Letak Geografis Lokasi
 Identifikasi daerah atau regional
- Bahan baku (cth: pabrik semen, gula tebu, tembaga,
nickel dll) --------reduce transportation cost
- Daerah pemasaran : utk memperpendek jaringan distribusi
utk cepat sampai konsumen (cth: rumah sakit, kantor
pos, pemadam kebakaran, jg industri produk yg tdk
tahan lama)
- Tenaga kerja
- tenaga kerja proyek
- tenaga kerja operasional/produksi
- Iklim dan daerah gempa

49
Letak Geografis Lokasi
 Lokasi (Site)
Setelah lokasi teridentifikasi maka dipilih lokasinya
- Tergantung jenis usaha (perhotelan, perumahan,
pertokoan dll
- Dititikberatkan pd sarana perhubungan, listrik,
transportasi, banjir, juga harga tanah
- Biaya penyiapan lahan dan pembangunan
(dipengaruhi oleh infrastruktur : jalan, jembatan
dll)

50
Letak Geografis Lokasi
 Faktor Penunjang atau Pendukung
- Penyediaan Utility
cth : jarinan listrik, air minum, air proses, bahan bakar,
dll ----utility bagus berarti cost awal rendah
- Pembuangan limbah
- Perluasan dan Pengembangan
- Lain-lain (sikap masyarakat, perpu/perda, kemajuan daerah
sekitar, pajak, analisa biaya lokasi, kecenderungan
perkembangan : Pinggiran, DIE (daerah industri eksklusif
dan Resource vs Technologi Base)

51
Perusahaan Manufaktur
 Posisi konsumen potensial
 Posisi sumber bahan baku
 Ketersediaan tenaga kerja disekitar lokasi
 Infrastruktur
 Kondisi Masyarakat
 Regulasi otoritas lokal.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 52


Perusahaan Jasa
 Kemudahan akses bagi custommer
 Lingkungan yang mendukung
 Fasilitas umum yang memadai
 Kemudahan perizinan dan birokrasi

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 53


Teknologi Proses Produksi
 Ditujukan sebagai teknik atau metode yg
digunakan utk meningkatkan nilai/kegunaan
suatu barang atau jasa,
- case negara berkembang ada faktor lain
selain engutamakan effisiensi, cth utk
penyerapan tenaga kerja

54
Jenis Teknologi Proses Produksi
 Proses Kontinu
- volume besar / mass production
- berulang/repetitive
- optimasi dan effisiensi tinggi
cth: manufacture, pupuk, paper, pipa, dll
Proses Intermitten atau Batch
- product bervariasi jenisnya
- volume berfluktuasi
- start stop mesin sering
= peralatan multipurpose
- flexible
Proses Otomasi dan CAM

55
Produksi Continue / mass production

Keuntungan
-. Biaya produksi relatif lebih rendah
-. Penghematan tenaga kerja
-. Kualitas produk lebih presisi
-. Proses produksi dan distribusi lebih ceat.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 56


Produksi Continue / mass production
Keterbatasan
-. Investasi awal relatif besar
-. Resiko akibat kesalahan satu proses mengakibatkan
kerugian secara keseluruhan.
-. Resiko terbuangnya sumber daya
-. Tidak ada jaminan pasar terhadap hasil produksi.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 57


Produksi Intermitten/ Batch process
Keuntungan
-. Fleksibilitas yang tinggi dalam produksi suatu produk
-. Penempatan mesin base on process layout
-. Menggunakan jenis mesin yang umum (general)
-. Investasi awal lebih ekonomis

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 58


Produksi Intermitten/ Batch process
Keterbatasan
-. Butuh penjadwalan yang variatif
-. Pengawasan standard produksi relativ lebih sulit
-. Persediaan material yang bervariasi
-. Biaya tenaga kerja dan operasional lebih tinggi.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 59


Dasar pemilihan Teknologi.
 Tekhnologi yang sesuai desain usaha
 Investasi
 Capability
 Tersedianya pemas0k dan suku cadang
 Kualitas teknis’
 Umur ekonomis

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 60


Denah Installasi
 Sering disebut Plant Layout yaitu pengaturan
secara tepat tata letak instalasi beserta
peralatan yg erat hubungannya dengan
efisiensi dan keselamatan selama operasi

61
Keuntungan yg didapat dari Plant
Layout
 Aliran material/bahan baku produksi lebih lancar
 Minimalisasi handling dan transportasi material
beserta biaya-biaya terkait.
 Tercapaianya efektifitas dalam pemanfaat sumber daya
tenaga kerja, peralatan dan ruang.
 Peningkatan fleksibilitas dalam handling proses
produksi
 Kenyamanan, kemudahan, keamanan dan
keselamatan bagi pekerja.
 Minimalisasi investasi pada peralatan produksi

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 62


Prinsip Plant Layout
 Integrasi
integrasi antara manusia, material, mesin dan
peralatan pendukung yang lain

 Kedekatan Jarak
minimalisasi pergerakan manpower.

 Pemanfaatan Ruang
Memanfaatkan seluruh dimensi ruang horizontal maupun
faatan 3 dimensi
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 63
Prinsip Plant Layout
 Prinsip Aliran
Layout yang bisa memperlancar aliran perpindahan
material hingga tahap penyelesaian.

 Maximum Flexibility
Desain layout yang mampu mengantisipasi terjadinya
perubahan

 Keselamatan, Keamanan, Kepuasan

 Minimum Handling

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 64


Pertimbangan utama Plant Layout
 Penampungan & penyimpanan produk & bahan baku
 Penempatan peralatan proses produksi
 Penempatan dan ruang gerak material handling

65
Pertimbangan lain:
 Expansi di masa depan
 Penghematan pemakaian utility
 Keselamatan/safety pekerja
 Bahaya kebakaran
 Premi Asuransi

66
Penyusunan Denah menurut J. L. Riggs
 Denah menurut prudyction line
 Denah utk beragam product ( Process LayOut )
 Denah utk stationary material (Fixed position LayOut)
 Denah kombinasi (Group Technology LayOut )

67
LayOut Production Line
 Pengaturan dan penempatan segala fasilitas u proses
produksi diposisikan garis aliran dari proses
produksinya.

Keuntungan :
-. Aliran material handling sederhana, logis
-. Waktu siklus produksi singkat
-. Jarang terjadi work in process
-. Kontrol proses produksi mudah dilakukan

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 68


.

 Keterbatasan
-. Breakdown pada satu bagian menyebabkan berhen
tinya keseluruhan proses.
-. Kurang fleksibel u produksi jenis produk lain.
-. Kinerja satu stasiun kerja yg rendah akan mempe
ngaruhi keseluruhan line produksi.
-. Investasi pengadaan mesin lebih besar karena ter
batasnya fleksibilitas pemanfaatan stasiun kerja.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 69


.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 70


Process LayOut
 Metode pengaturan dan penempatan dari segala
mesin dan peralatan produksi yang memiliki type yg
sama pada satu departemen.

Keuntungan :
-. Investasi permesinan dan peralatan produksi relatif
lebih rendah
-. Fleksibilitas pengerjaan berbagai jenis produk
-. Supervisi yang lebih baik berhubungan dengan
spesialisasi pekerjaan

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 71


.
 Keterbatasan
-. Adanya aktifitas pemindahan material antar stasiun
pekerjaan.
-. Adanya kesulitan menyeimbangkan kinerja dari
masing-masing stasiun kerja. Sehingga diperlukan
penambahan space area untuk work in process
storage.
-. Diperlukan skilled operator untuk berbagai macam
pekerjaan.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 72


.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 73


Fixed Position LayOut
 Pengaturan dan penempatan stasiun kerja dimana
material atau benda kerja yang diproses berada pada
posisi yang tetap.

Keuntungan :
-. Perpindahan material sedikit krn pergerakan dilaku
kan oleh fasilitas produksinya.
-. Kualitas hasil pekerjaan bisa lebih tinggi karena di
mungkinkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara
penuh.
-. Fleksibilitas yang tinggi.
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 74
.
Keterbatasan
-. Adanya peningkatan frekwensi pemindahan perala
tan produksi dan tenaga kerja.
-. Adanya duplikas peralatan kerja yang memerlukan
space area untuk barang setengah jadi.
-. Memerlukan pengawasan dan management kordi –
nasi yang lebih tinggi.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 75


Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 76
Group Technology LayOut
 LayOut didasarkan pada pengelompokan jenis produk.
Produk-produk yang tidak sama dikelompokkan ber –
dasarkan tahapan pemrosesan, bentuk, mesin, atau
peralatan yang dipakai.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 77


.
 Keuntungan
-. Pemanfaatan mesin optimal
-. Aliran kerja lebih lancar dan perpindahan material
lebih pendek.

Keterbatasan
-. Diperlukan sumber daya tenaga kerja yang ber –
ketrampilan tinggi untuk operasional seluruh
fasilitas produksi
-. Kinerja dan performance produksi sangat tergan-
tung dari process control

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 78


Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 79
.

Kapasitas Produksi

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 80


Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi adalah hasil produksi atau jumlah
unit produk yang dapat ditahan, diterima, disimpan,
atau diproduksi oleh sebuah fasilitas produksi pada
suatu periode waktu tertentu.

Faktor yang mempengaruhi kapasitas produksi


-. Mesin
-. Tenaga kerja
-. Bahan baku
-. Modal kerja
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 81
.
 Kapasitas Bahan Baku
Jumlah bahan baku tersedia dalam jangka waktu ter –
tentu.

 Kapasitas Jam Kerja Mesin


Jam kerja normal mesin yang bisa digunakan untuk
berproduksi

 Kapasitas Jam Kerja tenaga kerja


jumlah jam kerja normal tenaga kerja yang dipenga –
ruhi oleh jumlah tenaga kerja dan jam kerjanya

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 82


.
 Modal Kerja
Kemampuan dalam penyediaan dana untuk melaksa –
nakan proses produksi.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 83


KAPASITAS PRODUKSI
 Kapasitas design
- yaitu kapasitas menurut rancangan design-
engineering, diartikan maksimum output yg
dapat dicapai menurut perhitungan

Kapasitas Efektif
- kapasitas actual setelah memasukkan
parameter-parameter yg berpengaruh.
- biasanya lebih rendah dari kapasitas design

84
KAPASITAS PRODUKSI
 Output Aktual
Laju output yang dicapai secara aktual. Output
sebenarnya yang dihasilkan oleh fasilitas produksi

 Utilisasi
prosentase dari kapasitas desain yang sesungguhnya
yang telah dicapai. Perbandingan output aktual
dengan kapasitas desain.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 85


KAPASITAS PRODUKSI
 Utilisasi :
output actual
utilisasi = --------------------- x 100 %
Kap. desain

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 86


KAPASITAS PRODUKSI
 Effisiensi
prosentase kapasitas efektif sesungguhnya. Perban-
dingan Output aktual dengan kapasitas effektif.

Output Actual
Effisiensi = ---------------------- x 100 %
Kap. Effective

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 87


Perencanaan Kapasitas

 Perencanaan Kapasitas adalah :


Proses untuk menentukan kapasitas produksi yang
dibutuhkan oleh suatu perusahaan manufaktur untuk
memenuhi perubahan permintaan terhadap setiap
produknya.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 88


. Tujuan Perencanaan Kapasitas
Produksi

Mengusahakan agar fasilitas industri yang terdiri dari


permesinan, sumber daya tenaga kerja, dan bahan ba-
ku dapat digunakan secara effisien agar kegiatan peru
sahaan tetap bisa menyerahkan produk sesuai dengan
jadwalnya.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 89


.
4 Pertimbangan keputusan perencanaan kapasitas
produksi ( Heizer dan Render .2009)

1. Meramalkan permintaan secara akurat


2. Memahami teknologi yg digunakan dan peningkatan
kapasitas
3. Menemukan tingkat operasi (volume) yang optimal
4. Mendisain fasilitas yang mempunyai fleksibilitas
tinggi.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 90


.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 91


Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 92
Metode perencanaan Kapasitas
 Metode Break Even Point (BEP)
suatu keadaan dimana total pendapatan (TR) sama
dengan total biaya (TC) atau laba usaha = 0

 Metode Linier Programing ( LP )


metode penentuan nilai optimum dari suatu
persoalan linier. Persoalan dalam kalimat2 umum
kemudian diubah kedalam model matematika.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 93


Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 94
Fungsi BEP methode
 Mengetahui Jumlah penjualan minimum yg harus
dipertahankan supaya perusahaan tidak mengalami
kerugian
 Menentukan jumlah penjualan yg harus dicapai agar
peroleh keuntungan yang ditetapkan.
 Mengukur dan menjaga agar penjualan dan produksi
tidak lebih rendah dari BEP
 Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan
volume produksi
 Sabagai alat perencanaan penjualan dan volume
produksi
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 95
Komponen dalam BEP
 Fixed Cost
Biaya tetap yang tidak berpengaruh secara langsung
terhadap produksi

 Variabel Cost
Komponen biaya yg bersifat dinamis. Disebut sebagai
biaya per unit produk yang dipengaruhi oleh besar
kecilnya volume produksi.

 Selling Price
Harga jual per unit produk atau jasa.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 96


Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 97
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 98
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 99
Program Linier
 Metode penentuan nilai optimum dari suatu persoalan
linier. Nilai optimum ( maksimum atau minimum) di
peroleh dari nilai dalam suatu himpunan penyelesaian
persoalan linier.

Masalah yang ada pada program linier :


- memaksimalkan keuntungan
- meminimalkan biaya operasional produksi

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 100


.
 Program linier adalah suatu alat yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model
linier dengan keterbatasan2 sumber daya yang
dipunyai.

 Tujuan utama dari program linier adalah


memaksimalkan atau meminimumkan fungsi tujuan
yang telah ditetapkan.

 2 macam fungsi pada program linier


-. Fungsi tujuan
-. Fungsi Pembatas
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 101
.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 102


.
 Fungsi Tujuan
dimaksudkan untuk menentukan nilai optimum dari
fungsi maksimal untuk masalah keuntungan dan
minimal untuk masalah biaya.

Fungsi Pembatas
berkenaan dengan keterbatasan sumber daya yang
tersedia.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 103


.
Tahapan dalam penyelesaian optimasi dari Linier
Programing :
1. Menentukan fungsi tujuan
2. Mengidentifikasi batasan
3. Menggambarkan sistemnya dalam grafis/kordinat
4. Menentukan kemungkinan2 secara grafis
5. Mencari titik optimal keuntungan

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 104


.
 Metode Penyelesaian Program Linier
1. Metode Grafis
digunakan untuk pemecahan persamaan yg me
miliki 2 variabel saja.

2. Metode Simplex
untuk persamaan yang memiliki 3 variabel batasan
atau lebih.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 105


.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 106


.
Bangunan Instalasi

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 107


5. Bangunan Instalasi
 Gedung utama atau pusat administrasi
 Gedung/Kantor design-engineering
 Gudang
 Gedung peralatan/mesin produksi
- control room, perbengkelan/maintenance, dll

108
109
110
ASPEK FINANSIAL DALAM
PERANCANGAN PERUSAHAAN
 Analisis Aspek Finansial : berangkat dari tujuan
utamanya yaitu memaksimalkan keuntungan atau
meningkatkan kekayaan perusahaan (maximize firm’s
wealth)
 Analisis Aspek Ekonomi : mengkaji manfaat dan
biaya bagi masyarakat secara menyeluruh
 Dalam analisisnya, pendekatan yang dipakai adalah
menganalis arus kas keluar dan masuk selama umur
proyek/investasi
 Arus kas meliputi : biaya awal, modal kerja, biaya
operasi, biaya pruduksi, dan pendapatan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 111
SISTIMATIKA ASPEK FINANSIAL
 Menentukan Parameter Dasar (kapasitas
produksi, teknologi, alat/mesin, pangsa pasar, proyeksi
harga, dll) ----------- Aspek Tehnis dan Aspek Pasar
 Membuat Perkiraan Biaya Investasi : yg
meliputi biaya pertama/pembangunan, modal kerja
(working capital) dan biaya operasi/produksi
 Proyeksi Pendapataan : digunakan analisis BEP
(break evev point) yg ditunjukkan oleh hub jumlah
produksi, harga satuan dan profit

112
SISTIMATIKA ASPEK FINANSIAL
 Membuat Model : model analisis yg dipakai adalah
arus kas (cash flow)
 Kriteria Penilaian (figure of merit) : disebut jg
kriteria profitabilitas adlh merupakan alat bantu
untuk memilih dan membandingkan alternatif
investasi diantaranya NPV, IRR, Benefit Cost Ratio,
Index Profitabilitas, ROI, dll
 Menyusun Ranking Alternatif : digunakan
konsep accept-reject-decision
 Analisis Resiko : digunakan pendekatan analisis
keputusan investasi dan keputusan pendanaan
113
• NPV (net present value )
selisih bersih nilai kas yang akan masuk dan
nilai kas yang akan keluar pada periode waktu
tertentu.
Nilai sekarang suatu asset dikurangi harga
pembelian awalnya.
.
Analisis Pendapatan dan Arus Kas
 Gambar 4-2 : Profil Biaya dan Pendapatan Selama
Umur Proyek/Investasi
 Ada Siklus Proyek dan Umur Investasi

1. Biaya Pertama : meliputi modal tetap dan modal


kerja (see tabel 4-1)
2. Biaya Operasi/Produksi : biaya yg digunakan
selanjutnya agar
operasi/produksi berjalan
lancar sehingga ada
pendapatan (see tabel 4-2)
119
LAPORAN LABA-RUGI, NERACA
DAN ARUS KAS
 Laporan Laba-Rugi (income statement)
Utk melihat profitabilitas usaha dalam rentang
waktu tertentu
Pendapatan kotor = penjualan – biaya produksi
(see tabel 4-3 dan 4-4)
 Neraca
Untuk melihat posisi keuangan perusahaan dalam
waktu tertentu
Aktiva = Pasiva + Ekuitas

120
Perkiraan neraca

 Neraca menunjukkan harta, utang, dan modal.


 Neraca meliputi:
 Aktiva lancar: kas, simpanan di bank, piutang dagang,
persediaan
 Aktiva tetap: tanah, bangunan, alat transportasi, mesin,
inventaris kantor Ð Pasiva:
 Pasiva jangka pendek: utang dagang, utang pajak, kredit
jangka pendek,
 Pasiva jangka panjang: kredit pemasok, kredit investasi,dll

 Modal sendiri

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 121


Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 122
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 123
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 124
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 125
Arus Kas
 Merupakan jenis laporan keuangan yang ke-3 setelah
laporan Laba-Rugi dan Neraca
 Merupakan laporan yang memberikan gambaran
mengenai jumlah dana yang tersedia setiap saat yg
dapat dipakai utk berbagai kebutuhan operasional
perusahaan termasuk untuk investasi (contoh arus kas
Tabel 4-6)

126
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 127
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 128
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 129
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 130
Nilai Waktu dari Uang dan Kriteria
Seleksi
 A. Nilai yang Akan Datang Lump-Sum
F = PV (1 + i) -------- bunga sederhana
Fn = PV (1 + i)n
Contoh :
B. Nilai yang akan datang Anuitas
- Rumus
- Contoh

131
Nilai Waktu dari Uang dan Kriteria
Seleksi
 C. Nilai Sekarang Lump-Sum
- Rumus
- Contoh

 D. Nilai Sekarang Anuitas


- Rumus
- Contoh

132
Kriteria Seleksi
 ROI
 NPV
 BCR
 IRR
 PP dll

133
ASPEK FINANSIAL
Hal-hal yang perlu dianalisis dalam aspek Finansial ( aspek keuangan ) mencakup :
1. Rencana Biaya Proyek ( Cost of Project )
2. Peramalan ( Forecasting )
3. Penilaian Investasi ( Investment Valuation )
4. Analisis Sensitivitas ( Sensitivity Analysis )
5. Pada proyek pengembangan, diperlukan pula analisis finansial existing ( berupa analisis ratio & analisis
arus kas / cash flow ) yang merupakan penilaian kinerja ( performance ) perusahaan selama
beberapa tahun terakhir ( sebelum adanya proyek pengembangan ).

1. ANALISIS KINERJA KEUANGAN EXISTING


Sumber informasi yang digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan adalah Laporan
Keuangan ( Financial Statement ) yang terdiri dari atas :
A. Neraca ( Balance Sheet )
B. Laporan Laba / Rugi ( Income Statement )
C. Laporan Arus Kas ( Cash Flow Statement )

Alat-alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah :
A. Analisis Ratio ( Ratio Analysis )
B. Analisis Arus Kas ( Cash Flow Analysis )

134
ALAT ANALISIS KEUANGAN
1. ANALISIS RASIO
Tujuan analisis rasio keuangan :
a. Membandingkan rasio-rasio keuangan suatu perusahaan antar beberapa periode waktu ( time series
comparison ).
b. Membandingkan antara rasio - rasio keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu dengan perusahaan
lain di industri yang sama dan dalam periode yang sama ( cross sectional comparison ).
c. Membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dengan rasio yang dinilai baik secara umum. Misalnya
rasio likuiditas yang baik biasanya > 100%

Pertama kali yang harus dianalisis dari suatu perusahaan adalah apakah perusahaan mampu bertahan dan tumbuh (
sustainable growth ). Perusahaan yang dinilai kurang mampu disarankan untuk tidak melakukan pengembangan.
Pengukuran kemampuan perusahaan untuk bertahan & tumbuh tersebut adalah dengan “ Sustainable Growth
Rate “, yang diformulasikan sbb :
ROE x ( 1 – Deviden Payout Ratio )

ROE ( Return On Equity ) digunakan untuk menilai kinerja & kemampuan para manajer perusahaan dalam mengelola dana
setoran modal para pemegang saham. ROE diformulasikan sbb :
Net Income
------------------------
Shareholder’s Equity
( 1 – DPO ), merupakan proporsi dana hasil keuntungan yang tidak digunakan untuk pembayaran devidend. Proporsi dana ini
dapat digunakan perusahaan untuk pengembangan ( pertumbuhan ) usaha
Cash Devidends
DPO = ___________
Net Income

135
SUSTAINABLE GROWTH RATE FRAMEWORK FOR
FINANCIAL RATIO ANALYSIS
SUSTAINABLE GROWTH RATE

Devidend Payout

R O E

OPERATING ASSETS FINANCIAL


MANAGEMENT MANAGEMENT LEVERAGE

PROFITABILITY ASSETS LIQUIDUTY


RATIOS TURN-OVER RATIOS
LEVERAGE
RATIOS
INTEREST
COVERAGE RATIOS
136
FINANCIAL RATIO ANALYSIS
A. OPERATING MANAGEMENT
> Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya;
> Apakah perusahaan dapat beroperasi secara efisien.
Alat ukurnya adalah Profitability Ratios, yang terdiri dari :
1. Cost to Sales
Adalah prosentase total biaya operasional terhadap penjualan. Semakin kecil prosentase biaya terhadap
laba, perusahaan dinilai semakin efisien.
2. Gross Profit Margin
Adalah prosentase laba kotor ( gross profit ) terhadap penjualan. Semakin besar nilai prosentase,
perusahaan dinilai semakin efisien dalam pengelolaan biaya bahan, TK Langsung dan FOH.
3. Net Profit Margin
Adalah prosentase laba bersih ( nett income ) terhadap penjualan. Semakin besar nilai prosentase,
perusahaan dinilai semakin efisien.

B. ASSETS MANAGEMENT
Menunjukkan efisiensi pengelolaan assets oleh manajemen, yang dapat diukur dengan assets turn-over,
yang terdiri dari :
Sales
1. Current Assets TO = --------------------
Current Assets
Sal es
2. Working Capital TO = -------------------------------------------
Current Assets – Current Liabilities

137
FINANCIAL RATIO ANALYSIS
Rasio ( 1 ) & ( 2 ) di atas menunjukkan berapa banyak dana yang diterima dari hasil penjualan agar dapat digunakan untuk
membiayai aktiva lancar ( current assets ) atau modal kerja ( working capital ).
Sales
3. Accounts Receivable TO = -----------------
A/R
Cost of Good Sold
4. Inventory TO = ------------------------
Inventory
COGS
5. Accounts Payable TO = -----------------
A/P
Rasio ( 3 ), ( 4 ), & ( 5 ) untuk melihat produktivitas penggunaan dana hasil penjualan untuk membiaya Pihutang Dagang (
Acc. Receivable ), Persediaan ( Inventory ), dan Hutang Dagang ( Acc. Payable ).
360
6. Day’s Receivable = --------------
(Average Collection Period) A / R TO
360
7. Day’s Inventory = ---------------------------
Inventory TO
360
8. Day’s Payable = -----------------------------
A / P TO
Rasio ( 6 ) menunjukkan efisiensi dalam penagihan pihutang’ Rasio ( 7 ) untuk melihat berapa lama perputaran persediaan, Rasio
( 8 ) untuk melihat berapa hari dilakukan pembayaran atas hutang dagang.
Sales
9. PP & E TO = -----------------------------------
Property, Plant & Equipment
Rasio ( 9 ) menunjukkan proporsi nilai hasil penjualan yang diinvestasikan pada aktiva tetap perusahaan ( tanah, bangunan,
mesin & peralatan produksi ).

138
FINANCIAL RATIO ANALYSIS
C. FINANCIAL LEVERAGE
Menunjukkan proporsi hutang yang digunakan perusahaan untuk pembiayaan usaha
1. Liquidity Ratios
Rasio likuiditas menunjukkan kemaampuan perusahaan untuk memenuhi ( membayar ) seluruh kewajiban jangka pendek
( current liabilities ) dengan dana yang bersumber dari pencairan aktiva lancar ( misalnya : pencairan piutang ). Perhitungan rasio
likuiditas yang umum digunakan adalah :
Current Assets
Current Ratio = ------------------------
Current Liabilities
Cash + Short Term Inv + A/R
Quick Ratio = --------------------------------------
Current Liabilities
Cash + Short Term Inv.
Cash Ratio = -------------------------------
Current Liabilities
Cash Flow from Operatio
Operating Cash Flow Ratio = --------------------------------------
Current Liabilities
2. Leverage Ratio
Leverage ratio menunjukkan proporsi beban hutang dalam struktur permodalan perusahaan. Jadi, semakin tinggi leverage
ratio suatu perusahaan, menunjukkan semakin besar proporsi hutang terhadap equity dalam pembiayaan usaha. Yang
disebut hutang disini adalah seluruh kewajiban jangka pendek & jangka panjang ( liabilities ). Sedangkan pinjaman,
seperti : kredit Bank, obligasi, atau pinjaman kepada pihak ke III lainnya disebut sebagai debt. Penggunaan dana pinjaman
yang terlalu besar dapat merugikan perusahaan akibat beban bunga yang ditanggung tinggi. Namun pada batasan proporsi
tertentu ( misalnya : < 200% ), penggunaan dana pinjaman lebih menguntungkan dibandingkan apabila perusahaan sama
sekali tidak dibiayai dengan pinjaman ( 100% dari equity ), antara lain : karena beban pajak perusahaan yang memiliki
hutang lebih rendah ( pembayaran bunga dibebankan sebelum sebelum pajak sehingga laba kena pajak menjadi kecil dan
karena besarnya pengenaan pajak didasarkan atas prosentase terhadap laba, maka pajak terbeban pada perusahaan yang
memiliki hutang adalah lebih rendah ).

139
FINANCIAL RATIO ANALYSIS
Leverage ratios yang umumnya digunakan untuk mengetahui struktur permodalan perusahaan adalah :
Total Liabilities
Liabilities to Equity Ratio = --------------------------
Shareholder’s Equity
Short Term Debt + Long Term Debt
Debt to Equity Ratio = ---------------------------------------------
Shareholder’s Equity
Short Term Debt + Long Term Debt
Debt to Capital Ratio = ------------------------------------------------------------------------
Short Tem Debt + Long Term Debt + Shareholder’s Equity

3. Interest Coverage Ratio


Interest Coverage Ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban bunga pinjaman,
yang diformulasikan :
Earnings Before Interest & Tax ( EBIT )
--------------------------------------------------
Interest Expense

140
ANALISIS ARUS KAS
( ANALYSIS CASH FLOW )
Dalam melakukan analisis arus kas, disusun suatu Total Cash Flow di mana arus kas perusahaan diklasifikasikan
dalam 3 kategori, antara lain :
1. Arus Kas yang berasal dari operasi perusahaan ( Cash Flow from Operations ), yaitu dana kas yang
bersumber dari hasil penjualan produk perusahaan setelah dikurangi dengan biaya input dan operasional.
2. Arus Kas yang berasal dari aktivitas investasi ( Cash Flow related to Investment activities ), yaitu
dana kas yang dikeluarkan untuk investasi atau yang diterima dari penjualan aktiva tetap.
3. Arus Kas yang berasal dari aktivitas pembiayaan ( Cash Flow related to Financing activities ), yaitu
dana kas yang diterima ( dikeluarkan ) perusahaan dari ( untuk ) pemegang saham dan kreditur.

Dengan melakukan analisis arus kas menggunakan Total Cash Flow tersebut, dapat diketahui apakah perusahaan
telah melakukan fungsi pembiayaan yang sehat, misalnya :
> Sumber pembayaran bunga pinjaman tidak berasal dari pinjaman namun seharusnya bersumber dari hasil
operasional perusahaan yaitu terdiri dari : Laba Sebelum Bunga & Pajak + Penyusutan ( EBIT +
Depreciation );
> Pembiayaan kebutuhan modal kerja bersumber dari hasil operasional usaha dan pinjaman jangka pendek
( bukan dari pinjaman jangka panjang );
> Pembiayaan untuk pembelian barang modal bersumber dari dana sendiri dan pinjaman jangka panjang;
> Pembayaran deviden sebaiknya dilakukan hanya apabila perusahaan mendapatkan keuntungan (Banyak
perusahaan publik tetap membagi deviden meskipun mengalami kerugian ).

141
RENCANA BIAYA PROYEK
( COST OF PROJECT )
Pada umumnya penyajian & penyusunan daripada Cost of Poject ( COP ) pada Studi Kelayakan Bisnis ( SKB ) dapat
dibuat seperti dibawah ini :

Rencana Biaya Proyek


Uraian Penggunaan Dana
Pinjaman Sendiri Total
1. Tanah & Pematangan 0 200 200

2. Bangunan 200 150 350


Pek Sipil 150 75 225
Mekanikal & Elektikal 0 75 75
Saluran 50 0 50
3. Mesin 300 200 500
Mesin Utama 200 75 275
Peralatan 100 75 175
Perlengkapam 0 50 50
4. Alat Transportasi 150 10 160

5. Bunga Masa Konstruksi 0 130 130

TOTAL 650 690 1.340

142
ANALISIS PROSPEKTIF
( PROSPECTIVE ANALYSIS )
Prospective Analysis digunakan untuk menilai prospek perusahaan baik untuk perusahaan baru maupun
perusahaan existing yang melakukan pengembangan.
Analisis ini mencakup 2 tugas, yaitu :
A Melakukan peramalan operasional perusahaan
( Forecasting )

B. Melakukan estimasi
Nilai Investasi
( Valuation )

143
.
 Forecasting (Peramalan)
aktifitas prediksi atau analisa yang dilakukan dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam memper
kirakan kejadian masa yang akan datang berdasar re
ferensi data masa lalu.

Peramalan menjadi dasar bagi perencanaan kebijakan


bisnis untuk jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 144


.
 Tujuan Peramalan
menurut Heizer dan Render tujuan peramalan adalah
untuk mengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku
disaat ini, dimasa lalu dan untuk melihat sejauh mana
pengaruhnya bagi kondisi perusahaan dimasa akan
datang.

Peramalan dibutuhkan karena terdapat time lag keti-


ka suatu kebijakan diputuskan dan saat implementasi

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 145


.

 Manfaat Peramalan
- Alat untuk membantu perencanaan bisnis yang efek
tif dan efisien.
- Membantu membuat keputusan yang tepat
- Menetapkan kebutuhan sumber daya dimasa men –
datang.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 146


ANALISIS PERAMALAN
( FORECASTING ANALYSIS )
SIAPA SAJA YANG MEMBUTUHKAN FORECASTS ?
> Para Manajer membutuhkan forecasts untuk menyusun rencana dan target perusahaan, misalnya apakah rencana pengembangan
dinilai layak atau tidak
> Para Analis Saham membutuhkan forecasts untuk memberikan gambaran mengenai prospek suatu perusahaan kepada investor
> Para Kreditor membutuhkan forecasts untuk menilai kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban pengembalian
pinjaman.

BAGAIMANA MENYUSUN PERAMALAN YANG BAIK ?


> Dibuat secara menyeluruh ( comprehensive ), yaitu meliputi peramalan earnings, balance sheet, dan cash flow,
> Assumsi yang digunakan harus realistis, misalnya apabila diramalkan terjadi penambahan aktiva tetap, maka harus dikaitkan dengan
pendanaannya, atau apabila terjadi penurunan piutang kemungkinan nilai pinjaman jangka pendek ( misalnya : Kredit Modal Kerja
dari Bank ) dapat menuun karena kebutuhan modal kerja menurun,
> Peramalan penjualan dan profitability dihitung secara accrual basis yang kemudian dikonversikan kedalam perhitungan peramalan
cash flow dengan melakukan adjustment untuk pengeluaran & penerimaannon cash,
> Pramalan dimulai dari penjualan di mana realisasi penjualan tahun terakhir digunakan sebagai dasarperhitungan awal.

TAHAP – TAHAP PENYUSUNAN PERAMALAN


1. Peramalan Penjualan ( Sales Forecast )
Pada daasarnya tidak ada metode peramalan penjualan yang diberlakukan secara umum. Beberapa cara yang biasa digunaka, antara lain :
- Menggunakan metode statistik yaitu dengan melakukan proyeksi didasarkan pada data masa lalu ( past performance ), yang
menghasilkan suatu formulasi persamaan regressi, sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + .................. bnXn
Dimana, Y : nilai penjualan, a : konstanta, b1 ..... Bn : menunujukkan seberapa besar pengaruh faktor X terhadap nilai penjualan, X1 ......
Xn : faktor - faktor yang mempengaruhi nilai penjualan, antara lain : jumlah pesaing, jumlah pelanggan, tingkat inflasi, tingkat
bunga, dll. Penggunaan metode statistik dalam peramalan biasa dilakukan untuk perusahaan-perusahaan besar, seperti : manufacture,
perusahaan jasa pelayanan ( pariwisata, transportasi ), dll.

147
ANALISIS PERAMALAN
( FORECASTING ANALYSISI )
- Pada perusahaan yang lebih sederhana, seperti : usaha perdagangan, peramalan penjualan dilakukan dengan menggunakan metode
pertumbuhan. Misalnya : pada tahun ke-1 .... Ke-3 diperkirakan terjadi kenaikan penjualan sebesar 5%, ..... Dst. Perkiraan kenaikan
penjualan didasarkan atas faktor-faktor seperti : perkiraan terjadinya kenaikan pada jumlah outlet, rencana perluasan pemasaran,
perubahan harga, perubahan kondisi perekonomian makro, dlsb.

2. Peramalan Biaya ( Expenses )


Peramalan biaya harus dilakukan pos per pos. Hal ini disebabkan karena faktor ang mempengaruhi perubahan biaya berbda untuk setiap pos.
Misalnya :
- Biaya Langsung, Overhead, Umum & Adm, berkaitan dengan penjualan ( prosentase terhadap sales );
- Biaya Penyusutan sangat berkaitan dengan nilai aktiva tetap dan metode penyusutan yang dianut perusahaan;
- Biaya bunga ergantung dari besarnya nilai pinjaman.

3. Peramalan Earnings
Peramala earnings adalah merupakan proyeksi Laba / Rugi perusahaan di mana nilai peramalannya diperoleh dari peramalan
penjualan ( tahap1 ) minus estimasi biaya ( tahap 2 ). Nilai proyeksi Laba / Rugi ini digunakan sebagai dasar penyusunan proyeksi
neraca.

4. Peramalan Neraca ( Balance Sheet )


Dalam menyusun peramalan neraca, harus dilakukan tahap-tahap sebagai berikut ini :
a. Menyusun proyeksi kebutuhan modal kerja nette ( net working capital ) yang terdiri atas pos-pos aktiva lancar dan kewajiban jangka
pendek;
b. Memperkirakan kemungkinan investasi baang modal;
c. Menyusun rencana struktur permodalan perusahaan termasuk rencana pembagian deviden.

PERAMALAN KEBUTUHAN MODAL KERJA NETTO ( NET WORKING CAPITAL )


Modal Kerja Netto adalah selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar ( jangka pendek ) yang perhitungan
peramalannya dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :

148
ANALISIS PERAMALAN
( FORECASTING ANALYSIS )
> Berdasarkan prosentase dari sales
Penggunaan cara ini didasarkan atas assumsi bahwa masing-masing pos modal kerja adalah terkait dengan nilai penjualan
sehingga proyeksi nilai kebutuhan modal kerja adalah atas dasar %-se nilai proyeksi penjualan.
> Berdasarkan perputaran ( turnover ) modal kerja
Pertimbangan digunakannya cara ini adalah bahwa perubahan masing-masing pos modal kerja selain dipengaruhi penjualan juga
oleh faktor-faktor lain. Misalnya, adanya perbaikan kualitas manajemen dapat meningkatkan efisiensi sehingga perputaran modal
kerja akan lebih cepat.

MEMPERKIRAKAN KEBUTUHAN BARANG MODAL ( CAPITAL EXPENDITURE )


Peramalan kebutuhan barang modal didasarkan atas informasi yang diperoleh dari pihak manajemen perusahaan karena
menyangkut rencana investasi dan strategi perusahaan.

RENCANA STRUKTUR PERMODALAN


Rencana struktur permodalan perusahaan ( proporsi debt & equity ) selain dikaitkan dengan kebutuhan sesuai prinsip
“ pembiayaan yang sehat “, juga dikaitkan dengan kebijakan manajemen, termasuk kebijakan dalam pembagian deviden.

5. Peramalan Arus Kas ( Cash Flow )


Peramalan earnings dan balance sheet menghasilkan suatu peramalan cash flow. Dari proyeksi cash flow dapat diperkirakan apakah
perusahaan mampu memenuhi kewajiban - kewajibannya, misalnya : pembayaran hutang dagang, pembayaran bunga, pembayaran
angsuran pokok pinjaman, dlsb.
Perlu diperhatikan bahwa rencana pembayaran kewajiban lebih diutamakan, baru kemudian direncanakan mengenai pembayaran deviden
kepada para pemegang saham.

Dalam analisis forecasting, perlu direncanakan penggunaan dana hasil operasional setelah aktivitas modal kerja dan pembayaran bunga
pinjaman, yaitu untuk :
a. Pembayaran pokok hutang atas pinjaman eksternal;
b. Ditahan atau diinvestasikan kembali ( reinvested ) ke perusahaan;
c. Dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk devidends.

149
ANALISIS PERAMALAN
( FORECASTING ANALYSIS )
Pada perusahaan yang memiliki pinjaman, dalam menyusun peramalan sebaiknya mengutamakan penggunaan dana untuk pembayaan pokok pinjaman
baru kemudian dilakukan pembayaran devidends atau kebutuhan reinvested. Apabila kebijakan perusahaan tidak melakukan pembayaran devidends (
atau dengan kata lain bahwa sisa dana setelah pembayaran pokok pinjaman diinvestasikan kembali ( reinvested ) atau ditahan, maka opportunity cost-
nya adalah expected rate of return yang seharusnya diterima para pemegang saham, apabila menerima devidends dan menginvestasikan dana tersebut
pada financial assets, misalnya deposito, SBI, saham.

Cash
( After
ALTERNATIVE 1 : Debt ALTERNATIVE 2 :
Reinvested Payments ) Pay devidends
to Shareholders
Investment
Opportunity
( e.g in real
assets ) Shareholders

FIRM

Shareholders Investment
Invest for Opportunities
themselves ( financial assets )

Adapted from Brealey & Myers, 1996

150
INVESTMENT VALUATION
1. Melakukan penilaian kelayakan atas investasi yang akan dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain :
- Payback Period
- Net Present Value ( NPV )
- Internal Rate of Return ( IRR )
2. Melakukan analisis kepekaan ( Sensitivity Analysis )

METODE PENILAIAN INVESTASI


Dalam penyusunan SKB perlu dianalisis mengenai kontribusi suatu proyek ( investasi ) terhadap kekayaan ( wealth ). Suatu proyek
( investasi ) dinyatakan layak apabila diperkirakan dapat meningkatkan wealth pemegang saham atau perusahaan. Terdapat beberapa cara
penilaian investasi, namun yang umum digunakan dalam SKB adalah metode Net Present Value ( NPV ) dan Internal Rate of Return (
IRR ), sebagai berikut :

NET PRESENT VALUE ( NPV )


NPV merupakan nilai sekarang dari peramalan penerimaan kas hasil investasi, dikurangi nilai investasi awal, yang diformulasikan sebagai
berikut :
n
NPV = - Io + Σ Ct
t=1 -----------
( 1 + r )t
Dimana : Io = Investasi awal
Ct = Peramalan penerimaan kas
r = cost of capital sebagai discount rate
t = periode analisis proyek
Untuk perusahaan yang struktur permodalannya terdiri dari debt dan equity, maka perhitungan discount rate menggunakan WACC
( Weighted Average Cost of Capital ). Sedangkan untuk perusahaan yang struktur permodalannya hanya terdiri dari equiy ( tidak
dibiayai pinjaman ), maka yang digunakan sebagai discount rate adalah cost of equity capital, biasanya menggunakan formulasi CAPM (
untuk perusahaan publik ) atau opportunity cost of equity capital ( misalnya tingkat suku bunga SBI ) untuk perusahaan non publik.

151
INVESTMENT VALUATION
Kriteria Penilaian NPV
1. NPV > 0, Go Project ( Proyek diterima );
2. NPV < 0, No Go Project ( Proyek ditolak );
3. Apabila terdapat beberapa proyek, maka proyek dengan NPV terbesar yang dipilih.

Contoh :
Investasi awal suatu proyek adalah sebesar Rp. 600 juta. Net proceeds yang dihasilkan oleh proyek tersebut diperkirakan sebesar :
Tahun ke Proceeds
0 ( 600 )
1 200
2 300
3 450
Apakah proyek tersebut layak diinvestasikan, apabila cost of capital ( required rate of return / discount rate ) adalah sebesar 18%.
Jawab :
C1 C2 C3
NPV = - Io + --------------- + ---------------- + ----------------
( 1 + 0.18 ) ( 1 + 0.18 )² ( 1 + 0.18 )³
200 300 450
= ( 600 ) + ------------- + ------------ + ------------
1,1800 1,3924 1,6430
= ( 600 ) + 169,49 + 215,46 + 273,88
= 58,83
Karena NPV > 0, maka proyek tersebut layak direalisasikan.

INTERNAL RATE OF RETURN ( IRR )


IRR adalah tingkat bunga yang menyamakan present value ( PV ) dari expected cash outflow dengan PV dari expected cash inflow, atau
suatu tingkat discount rate yang membuat NPV = 0 yang dapat diformulasikan sebagai berikut :

152
INVESTMENT VALUATION
n Ct
Σ ------------ = 0
t=0 ( 1 + r )t

Dari formulasi tersebut dapat pula dikaakan bahwa IRR adalah sama dengan NPV = 0, atau :
n Ct
- Io + Σ ----------
t=0 ( 1 + r )t

Cara perhitungan IRR adalah dengan melakukan uji coba ( trial and error ). Uji coba dapat dengan menggunakan grafik maupun non grafik,
seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini :
Kriteria penilaian IRR :
Proyek investasi dinyatakan layak apabila, IRR > rate of return yang diharapkan
Berdasarkan atas contoh soal diatas, maka perhitungan IRR dapat dilakukan sebagai berikut ini :
C1 C2 C3
NPV = - Io + ---------------- + ------------------ + ----------------
( 1 + IRR ) ( 1 + IRR )² ( 1 + IRR )³
Untuk IRR = 0%
200 300 450
NPV = ( 600 ) + ---------- + ---------- + -----------
1,0 1,0 1,0
= ( 600 ) + 200 + 300 + 450 = 350

153
INVESTMENT VALUATION
Untuk IRR = 20%
200 300 450
NPV = ( 600 ) + ---------- + ---------- + -----------
1,2 1,4 1,7
= ( 600 ) + 166,67 + 208,33 + 260,42 = 35,42

Untuk IRR = 40%


200 300 450
NPV = ( 600 ) + ---------- + ---------- + -----------
1,4 2,0 2,7
= ( 600 ) + 142,86 + 153,06 + 163,99 = - 140,09

Ringkasan hasil perhitungan : IRR NPV


0% 350
20% 35,42
40% - 140,09

Tahun Investment Proceeds Net Benefit DF ( 23% ) PV of 23% DF ( 24% ) PV of 24%


0 ( 600 ) - ( 600 ) 1 ( 600 ) 1 ( 600 )
1 - 200 200 0.8130 162,60 0.8065 161,29
2 - 300 300 0.6610 198,29 0.6504 195,11
3 - 450 450 0.5374 241,82 0.5254 236,02
-------------- --------------
2,71 ( 7,58 )

154
INVESTMENT VALUATION
NPV’
IRR = i’ + ----------------- ( i” - i’ )
NPV’ - NPV”
2,71
= 23% + ---------------------- ( 24% - 23% )
2,71 – ( 7,58 )
2,71
= 23% + ------------- ( 1% )
10,29
= 23% + 0,26%
= 23,26%
Kesimpulan : karena IRR > dari required rate of return, maka proyek dinilai layak untuk dilaksanakan.

PAYBACK PERIOD
Metode ini digunakan untuk menunjukkan berapa lama suatu biaya investasi diperkirakan dapat kembali. Cara perhitugannya adalah membagi biaya investasi dengan cash
inflow setiap tahun, seperti contoh dibawah ini :
Initial Investment
------------------------ x 1 th
Cash Inflow
Kriteria Payback Period lebih kecil dibanding Payback Period Maximum yang ditentukan atau umur proyek, maka proyek tersebut tidak layak. Demikian juga sebaliknya.
Dari contoh perhitungan diatas, maka perhitungan Payback Period-nya dapatlah dicari seperti dibawah ini :
Tahun Net Cash Flow
0 ( 600 )
1 200 200
2 300 300 2 Tahun
3 450 100 0,7 Bulan
------- ----------------
600 2 Thn 7 Bln
Kesimpulan : karena Payback Period < dari yang diharapkan, maka proyek dinilai layak.

155
INVESTMENT VALUATION
BENEFIT COST RATIO ( B/C RATIO )
GROSS B/C RATIO adalah Perbandingan / ratio antara jumlah Benefit kotor dengan biaya kotor setelah didiscounted / di present valuekan.
n B
Σ -----------
t=1 ( 1 + I )n
GROSS B/C = -----------------------------
n Ct + Kt
Σ -----------
t=1 ( 1 + I )n
PV of B
= -------------------
PV of ( C + K )

PV of Net B ( + )
NET B/C RATIO = ------------------------
PV of Net B ( - )

PROFITABILITY RATIO ( PV / K )
Bt - Ct
Σ -----------
( 1 + I )t
PV / K = ------------------------- ............ > 1 GO PROJECT
Kt
Σ -----------
( 1 + I )t

Dimana : Ct = Routine Cost


Kt = Capital Cost

156
SENSITIVITY ANALYSIS
SENSITIVITY ANALYSIS merupakan suatu pengujian dari suatu keputusan ( misalnya keputusan investasi )
untuk mencari seberapa besar ketidaktepatan penggunaan suatu assumsi yang dapat ditoleransi tanpa
mengakibatkan tidak berlakunya keputusan tersebut.
Manajer harus menentukan kepekaan keputusannya terhadap assumsi yang mendasari. Semua keputusan
didasarkan atas berbagai assumsi, seperti : keakuratan data, discount rate yang digunakan, dll. Jadi, apabila
digunakan assumsi yang berbeda, apakah terjadi perubahan terhadap keputusan yang telah ditetapkan.

Sensitivity analysis tujuannya adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisa proyek, jika ada
sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar perhitungan biaya atau benefit
Dengan demikian tujuan utama daripada analisa sensitivitas :
1. Untuk memperbaiki cara pelaksanaan proyek yang sedang dilaksanakan
2. Untuk memperbaiki design daripada proyek, sehingga dapat meningkatkan NPV
3. Untuk mengurangi resiko kerugihan dengan menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang
harus diambil

Dalam sensitivity analysis setiap kemungkinan itu harus dicoba, yang berarti bahwa tiap kali harus diadakan
analisa kembali. Ini perlu sekali, karena analisa proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak
ketidak-pastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
a. Terdapatnya “ cost overrun “, misalnya kenaikan dalam biaya konstruksi
b. Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum, misalnya penurunan harga
hasil produksi
c. Mundurnya waktu / jadwal implementasi

157
SENSITIVITY ANALYSIS
Contoh :
Investasi awal suatu proyek adalah sebesar Rp. 600 juta. Adanya perubahan assumsi mengenai tingkat inflasi,
mengakibatkan Expected Net Proceeds yang dihasilkan oleh proyek tersebut berubah dari :
Tahun ke Semula Menjadi
0 ( 600 )
1 200 100
2 300 250
3 450 400
Dengan adan6ya perubahan tersebut, apakah proyek masih dinilai layak ?
Jawab :
C1 C2 C3
NPV = - Io + --------------- + ---------------- + ----------------
( 1 + 0.18 ) ( 1 + 0.18 )² ( 1 + 0.18 )³
100 250 400
= ( 600 ) + ------------- + ------------ + ------------
1,1800 1,3924 1,6430
= ( 600 ) + 84,75 + 179,55 + 243,45
= - 92,26
Kesimpulan : Proyek menjadi tidak layak karena NPV < 0

158
IDENTIFYING PROJECT COST & BENEFIT
 Yang dimaksud “ cost “ dari proyek adalah segala sesuatu yang mengurangi pencapaian tujuan proyek. Sedangkan “
benefit “ adalah segala sesuatu yang membantu pencapaian tujuan.

 CLASSIFICATION OF COST PROJECT


Yang dihitung sebagai biaya atau pengeluaran proyek ( project expenditures ) adalah hanya biaya - biaya atau
ongkos-ongkos yang akan dikeluarkan di masa yang akan datang ( future cost ) untuk memperoleh penghasilan-
penghasilan yang akan datang ( future returns )
a. Biaya angsuran hutang & bunga
b. Penyusutan ( depreciation )
c. Biaya konstruksi & peralatan
d. Biaya Tanah
e. Biaya modal kerja
f. Biaya bunga masa konstruksi
g. Biaya operasi & pemeliharaan
h. Biaya pembaharuan / penggantian
i. Sunk cost
j. Biaya Feasibility studies & engineering studies
k. Intangible cost
l. Biaya tak terduga ( contingencies )

 CLASSIFICATION OF BENEFIT PROJECT


a. Direct Benefit
b. Indirect Benefit atau Secondary Benefit
c. Intangible Benefit

159
PROJECT BENEFIT
 DIRECT BENEFIT
Adalah merupakan Manfaat langsung dan nampak jelas dari hasil adanya suatu proyek. Manfaat ini bisa berupa :
~ Adanya kenaikan dalam output phisik dari kegiatan yang ditangani proyek
~ Kenaikan nilai daripada output yang disebabkan karena adanya perbaikan kualitas
~ Kenaikan nilai output karena adanya perubahan lokasi dan perubahan waktu penjualan
~ Kenaikan nilai output karena adanya perubahan bentuk ( grading, processing, dan perubahan bentuk lainnya )
~ Penurunan biaya ( costs ) yang disebabkan oleh adanya mekanisasi
~ Penurunan biaya ( costs ) yang disebabkan oleh penurunan biaya pengangkutan
~ Penurunan biaya ( costs ) yang disebabkan terhindar dari adanya kerugian, seperti kerusakan dan lain sebagainya

 INDIRECT BENEFIT / SECONDARY BENEFIT


Adalah merupakan manfaat yang terjadi di luar proyek.
Indirect Benefit ini dapat berupa :
~ Adanya efek Multiplier ( Multiplier Effects ) dari suatu proyek ( yang merupakan induced effects )
~ Economic of scale, orang dipaksa bekerja menurut skala ekonomis ---- > makin besar
~ Secondary Dynamic Effect, Misalnya : sebuah permukiman yang terdapat di dekat proyek Irigasi Tersier, maka sirkulasi air
akan terus terjadi sehingga menyebabkan tidak terdapat nyamuk. Akibatnya penduduk lebih sehat dan lebih produktif (
produktivitas penduduk meningkat )

 INTANGIBLE BENEFIT
Maksudnya suatu manfaat yang secara tidak langsung bisa dinikmati oleh masyarakat, tetapi sulit untuk dinilai dalam bentuk uang.
Intangible benefit ini bisa berupa :
~ Adanya perbaikan lingkungan ( Environments changes )
~ Bertambahnya pemandangan baru di suatu tempat, seperti tempat rekreasi
~ Terciptanya distribusi pendapatan
~ Bertambahnya peningkatan pertahanan nasional

160
COST OF PROJECT
 CONTINGENCY ALLOWANCES
Biaya yang terjadi karena adanya perubahan design tehnis pada waktu implementasi atau adanya kesalahan-
kesalahan dalam perhitungan ( adanya under estimates ). Hal ini tidak dapat dihindari
~ Ada yang diakibatkan oleh kenaikan harga ( price contingency ) yang disebabkan karena pengaruh
inflasi
~ Diakibatkan oleh perubahan fisik pekerjaan ( physical contingency )

 SUNK COST
Adalah biaya - biaya yang dikeluarkan di waktu yang lampau atau biaya - biaya yang dikeluarkan tetapi tidak
mempengaruhi keputusan proyek. Sunk cost selalu ada dalam suatu proyek. Dalam analisa proyek, sunk cost tidak
diperhitungkan dalam komponen biaya karena proyek melihat Future Cost & Benefit. Contoh : Beli tanah untuk
investasi dan belum ada keputusan untuk proyek apa, apabila tanah tsb dipagari untuk pembatas. Biaya pembuatan
pagar ini disebut Sunk Cost.

 INTANGIBLE COST
Merupakan hal-hal yang riel, akan tetapi sulit diperhitungkan dalam nilai uang, namun mencerminkan nilai-nilai yang
sebenarnya. Bentuk daripada Intangible Cost ini dapat berupa : polusi, suara bising, pemandangan yang kurang
nyaman dari adanya suatu proyek.

 SALVAGE VALUE
Adalah nilai sisa dari suatu investasi, sehingga mengurangi biaya investasi, tetapi karena terjadi pada akhir umurnya
maka dimasukkan sebagai benefit

161
INVESTMENT CRITERIA
 Dimaksudkan untuk mengetahui, apakah suatu proyek dapat dilaksanakan atau tidak. Tetapi untuk beberapa proyek, kita dapat melakukan
ranking terhadap proyek-proyek tsb

Suatu proyek
 Investment Criteria
Beberapa proyek

 RANKING : By inspection ( dengan pengamatan )


------ > dipergunakan untuk menetapkan prioritas proyek yang akan dilaksanakan ( mis : proyek-proyek pemerintah )

 Beberapa kebiasaan proyek-proyek pemerintah :


1. Pemerintah biasanya memberikan prioritas kepada “ trouble shooting projects “ ( proyek- proyek yang kalau tidak
dilaksanakan akan mengganggu proyek yang lain. Kalau perlu dengan menunda / membatalkan proyek yang lain ).
2. Prioritas diberikan kepada proyek yang mempunyai tujuan mendekati tujuan pemerintah
3. Proyek - proyek prasyarat diberikan prioritas untuk dilaksanakan ( proyek-proyek ini syarat bagi terselenggaranya
proyek yang lain )
4. Jika dana pemerintah terbatas, maka proyek yang menggunakan dana yang mendekati dana yang tersedia akan
diprioritaskan
 Investment Criteria ada 2 jenis :
A. UNDISCOUNTED MEASURES
Pengukuran dengan tidak memperhatikan faktor bunga / discount
1. Payback Period
2. Proceed per unit of outlay
3. Average annual proceed per unit of outlay
4. Average income on book value of the investment
B. DISCOUNTED MEASURES
Alat ukur yang memasukkan faktor discount rate
1. Net Present Value ( NPV )
2. Internal Rate of Return ( IRR )

162
INVESTMENT CRITERIA

UNDISCOUNTED Payback
Periode

Net Present
Value ( NPV ) )
Rate of Effective
Protection ( ERP )
INVESTMENT B/C Ratio
DISCOUNTED
CRITERIA

Profitability Ratio
( PV/K )
Domestic Resources
Internal Rte of Costs ( DRC )
Return ( IRR )

Cross Over
Modified Discount Rate
IRR ( CODR )
ALTERNATIVE

Cost Allocation
The First Year
Remaining Banefit
Return Method
Method

163
INVESTMENT CRITERIA
 MULTI PURPOSE PROJECT
Dikategorikan sebagai Multi Purpose Project, karena suatu proyek mempunyai tujuan lebih dari satu. Pembiayaan dalam Multi Purpose
Project dibedakan menjadi biaya yang dapat dipisahkan menurut tujuannya ( separatable costs ) dan terdapat pula macam biaya
yang tidak dapat dipisahkan antara biaya proyek yang satu dengan yang lainnya ( joint costs )
 Hal tsb akhirnya menimbulkan permasalahan, yaitu apakah tambahan biaya / investasi yang khusus untuk tambahan tujuan proyek
secara ekonomis dapat dipertanggung-jawabkan
 Prinsip umum dalam pengalokasian Joint Cost ( Joint Cost Allocation ) :
1. Tidak boleh terdapat tujuan proyek yang dibebani dengan biaya yang lebih tinggi daripada nilai benefitnya, ataupun
dibantu oleh benefit dari tujuan-tujuan lainnya
2. Biaya yang dibebankan hanya untuk salah satu tujuan proyek harus dialokasikan seluruhnya pada tujuan proyek ybs
3. Bila terjadi adanya alternatif biaya, maka alternatif biaya ini timbul jika masing- masing tujuan di dalam proyek multi
purpose tersebut merupakan single purpose

 DOMESTIC RESOURCES COST ( DRC )


DRC mengukur berapa banyaknya domestic costs ( sumber - sumber domestik nasional, misalnya dalam jumlah rupiah ) yang harus
dikorbankan di dalam memproduksi suatu barang atau jasa, dimana jika barang tsb dieksport akan menghasilkan suatu unit devisa
( misalnya dalam US dollars ), atau apabila dijual di dalam negeri sendiri sebagai substitusi import ( dapat menghemat suatu unit devisa )
 Terdapat 3 hal yang terkandung di dalam DRC, jika masalah ini dikaitkan dengan aktivitas investasi ( misalnya suatu proyek industri ),
yaitu :
1. Inputs dalam negeri ( domestic costs ) dalam nilai rupiah
2. Inputs luar negeri ( foreign costs ) dalam nilai valuta asing ( misalnya dalam US dollar )
3. Outputs barang jadi ( finish goods ) yang dinilai dalam US dollar ( di dalam hal ini baik barang tsb dieksport untuk menghasilkan
devisa, atau dijual di dalam negeri sendiri sebagai substitusi import yang dapat menghemat devisa

164
INVESTMENT CRITERIA
 RATE OF EFFECTIVE PROTECTION ( ERP )
Di dalam hal ini yang dimaksudkan dengan proteksi adalah merupakan proteksi yang diberikan kepada local contents. Local
Contents merupakan faktor - faktor nasional yang ikut di dalam pembuatan suatu jenis barang. Alasan diberi suatu proteksi
disebabkan adanya “ infant industry argument “, yang dapat mempengaruhi arah kebijakan bagi negara yang sedang membangun

Penghasilan yg benar-benar diperoleh Penghasilan yg akan diterima jika


Dari faktor - faktor Nasional dengan perdagangan berlangsung tanpa
Adanya tindakan - tindakan protektif bea masuk atau pembatas lainnya
(A) (B)
ERP =
Nilai local content atas dasar
Perdagangan bebas atau harga c.i.f.
(C)

 GRANT COMPONENT OF FOREIGN LOANS ( GCFL )


Grant Component of Foreign Loans ( GCFL ) merupakan suatu jumlah pinjaman dari luar negeri yang mempunyai syarat - syarat
tertentu di dalam pengembaliannya. Di dalam hal ini biasanya tingkat bunga cukup rendah dan masa tenggang waktu pembayaran
yang relatif lama memberikan keuntungan bagi negara yang menjamin. Pinjaman demikian ini biasanya disebut dengan pinjaman lunak
( soft loan )
Ciri-ciri soft loan :
1. Tingkat bunga rendah
2. Terdapat masa perpanjangan ( extended ) di dalam jangka waktu pembayaran
3. Ada grace periods

165
PENYUSUNAN HASIL PELAPORAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS
SISTEMATIKA HASIL PELAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS
 Produk daripada kegiatan Studi Kelayakan Bisnis adalah berupa Laporan Hasil Studi,
dimana Laporan hasil Studi ini minimal akan terdiri dari :
 Pendahuluan
 Kondisi Eksisting Bisnis yang akan dilakukan studi
 Metodologi Kegiatan
 Analisis Hasil Studi
 Kesimpulan

166
Daftar Pustaka

167
168
Five Competitive Forces
 Michael E. Porter mengemukakan konsep
Competitive Strategy yang menganalisis
persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama yang
disebut Lima Kekuatan Bersaing (Five
Competitive Forces).
 R.E. Freeman menambahkan aspek yang ke-6,
yaitu pengaruh kekuatan stakeholder lainnya.

169
A. Ancaman Masuk Pendatang Baru
 Faktor penghambat masuknya pendatang baru:
 Skala ekonomi
 Diferensiasi produk
 Kecukupan modal
 Biaya peralihan
 Akses ke saluran distribusi
 Ketidakunggulan biaya independen
 Peraturan pemerintah.

170
B. Persaingan Sesama Perusahaan
dalam Industri
 Menurut Porter, tingkat persaingan dipengaruhi
beberapa faktor, yaitu:
 Jumlah kompetitor
 Tingkat pertumbuhan industri
 Karakteristik produk
 Biaya tetap yang besar
 Kapasitas
 Hambatan keluar.

171
C. Ancaman dari Produk Pengganti
 Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu
industri bersaing pula dengan produk pengganti.
 Walaupun karakteristiknya berbeda, barng substitusi
dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama.
 Ancaman produk substitusi adalah kuat bilamana
konsumet dihadapkan pada sedikitnya switching cost
dan jika produk substitusi itu mempunyai harga yang
lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih
tinggi daripada produk-produk suatu industri.

172
D. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
(Buyers)
 Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk
memotong harga, meningkatkan mutu dan pelayanan
serta mengadu perusahaan dengan kompetitor
melalui kekuatan yang mereka miliki.

173
E. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
(Suppliers)
 Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat
kemampuan mereka menaikkan harga atau
mengurangi kualitas produk atau servis.

174
F. Pengaruh Kekuatan Stakeholder
Lainnya
 Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah
pemerintah, serikat pekerja, lingkungan
masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang,
kelompok yang mempunyai kepentingan lain, dan
pemegang saham.
 Pengaruh dari masing-masing stakeholder adalah
bervariasi di antara industri yang satu dengan
industri yang lain.

175
TERIMA KASIH

176

Anda mungkin juga menyukai