Anda di halaman 1dari 32

Aspek Klinis Penggunaan

Obat Tradisional

AJENG ANNAMAYRA
ANDROMEDA
NIKEN PUSPA
MUHAMMAD FADHIL

DR. ENNY ROHMAWATI, dr., M.KES.


Obat Tradisional
(Obat Herbal)
Pendahuluan
• Tanaman herbal merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan
untuk alternatif penyembuhan penyakit secara alami.
• Terdapat kurang lebih 40.000 spesies tumbuhan di Bumi. Sekitar
30.000 spesies hidup di kepulauan Indonesia dan sekurang-
kurangnya 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat, namun hanya
300 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku obat
tradisional dan industri obat tradisional.
• Pemakaian herbal sebagai obat-obatan tradisional telah diterima
luas di negara-negara maju maupun berkembang.
• Penggunaan obat tradisional di Indonesia sudah berlangsung sejak
ribuan tahun yang lalu, sebelum obat modern ditemukan dan
dipasarkan. Hal itu tercermin pada lukisan di relief Candi Borobudur
dan resep tanaman obat yang ditulis dari tahun 991 sampai 1016
pada daun lontar di Bali.
Obat Tradisional
Bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari
bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
di masyarakat
Pengobatan Tradisional
(PERMENEKES 1076/2003)
Pengobatan dan / atau perawatan dengan cara dan
obat yang mengacu pada pengalaman dan ketrampilan
turun temurun secara empiris dan/atau
pendidikan/pelatihan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat
Tujuan Pengobatan
• Untuk penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan
• Sebagai terapi utama pada daerah terpencil, dimana
sulit diperoleh pelayanan medis atau obat-obat
modern
• Sebagai ajuvan maupun alternatif dari pengobatan
utama
• Tanaman obat memiliki efek positif pada tubuh
karena natural dan tidak banyak memiliki efek
samping seperti halnya obat-obat kimiawi.
OBAT HERBAL YANG DIPAKAI UNTUK PENYAKIT

• DIABETES MELITUS -> herba sambiloto


(Andrographis paniculata)
• HIPERTENSI -> herba pegagan
(Centella asiatica)
• DISLIPIDEMIA -> daun kemuning (Murrayae paniculata)
• HIPERURISEMIA -> herba tempuyung (Sonchus arvensis), daun salam
(Eugenya poliantha)
• ASTHMA BRONKIALE -> daun legundi (Vitex trifolia),
daun sembung (Blumea balsamifera), daun srawung
(Ocimum gratissimum)
• REMATIK -> biji jinten hitam (Nigella sativa),
temulawak (Curcuma xanthoriza), kunyit (Curcuma
domestica)
• HEPATITIS -> daun dewa (Gynura procumbens), herba
meniran (Phyllanthus niruri), temulawak (Curcuma
xanthoriza)
• BATU GINJAL -> ngokilo jejeg (Strobillanthus crispus)
• KANKER -> benalu mangga (Dendropthoe pentandra),
herba pegagan (Centella asiatica)
• GASTRITIS -> daun swanggi (Degluphta alba)
Manfaat Herbal dalam
Terapi
Manfaat Herbal dalam Terapi
Peranan obat tradisional Indonesia amat penting dalam pembangunan kesehatan terkait
pendekatan preventif dan promotif untuk memelihara kesehatan dan peningkatkan akses
masyarakat terhadap obat.

Sebagian besar bahan baku obat masih diimpor dari luar negeri.

Mahalnya harga obat merupakan salah satu faktor yang menyebabkan


masyarakat mencari alternatif pada pengobatan tradisional.

penyakit tidak menular >> belanja kesehatan >>, karena pada umumnya
pengobatan penyakit kronis degeneratif membutuhkan waktu yang lama,
bahkan seumur hidup.

Masyarakat banyak memilih pengobatan tradisional karena pengobatan


konvensional dipandang mahal dan dapat menurukan kualitas hidup akibat
efek samping obat.
Formularium obat tradisional (Kemenkes RI)
• Ramuan untuk Sakit Kepala
1. Inggu (Ruta angustifolia (L) Pers
• Nama daerah
• a) Sumatera: arunda (Melayu);
• b) Jawa : inggu (Sunda), godong minggu (Jawa Tengah);
• c) Sulawesi: anruda busu (Makassar)
• b. Bagian yang digunakan: herba segar
• c. Interaksi: -
• d. Dosis: 1 x 5 g herba/hari.
• f. Cara pembuatan/penggunaan: Bahan dihaluskan, ditempelkan pada pelipis,
biarkan sampai kering.
• Bengle (Zingiber purpureum Roxb)
• Nama daerah
• Sumatera: mungle (Aceh), bungle (Batak), banlai (Minangkabau);
• Jawa: panglai (Sunda), pandiang (Madura);
• Bali: banggele;
• Nusa Tenggara: bangulai (Bima),
• Kalimantan: banglas (Dayak);
• Sulawesi: kekundiren (Minahasa), panini (Bugis);
• Maluku: unin makei (Ambon).
• Bagian yang digunakan: rimpang segar
• Manfaat: sakit kepala
• Interaksi: belum dilaporkan
• Dosis: 2 x 5 g rimpang/hari
• Cara pembuatan/penggunaan: Bahan dihaluskan, tambahkan sedikit air sampai menjadi
adonan seperti bubur, dipakai di pelipis dan biarkan sampai kering.
• Ramuan untuk Penurun Demam
• Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f) Nees)
Nama daerah:
a) Sumatera: ampadu, pepaitan (Melayu);
b) Jawa: ki oray, ki peurat, takilo (Sunda) bidara, sadilata, sambilata, sambiloto (Jawa)
2) Bagian yang digunakan: herba segar
3) Manfaat: penurun demam
4) Larangan: kehamilan, menyusui, alergi, anak dengan supervisi dokter
5) Peringatan: reaksi anafilaksis
6) Efek samping: alergi, muntah, mual dan kehilangan selera makan
7) Interaksi: obat pengencer darah, penekan sistem imun, isoniazid (INH)
8) Dosis: 3 x 10-15 g herba/hari
9) Cara pembuatan/penggunaan: Bahan direbus dengan 2 gelas air sampai menjadi separuhnya. Dinginkan,
saring, tambahkan madu secukupnya, minum sekaligus.
• Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl. )
• Nama daerah
a) Sumatera: lada panjang, cabai panjang;
b) Jawa: cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe sula; madura cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah;
c) Sulawesi: cabia (Makassar).
2) Bagian yang digunakan: buah
3) Manfaat: demam
4) Larangan: alergi
5) Peringatan: minyak atsiri menyebabkan iritasi kulit dan mukosa membran.
6) Efek samping: belum dilaporkan
7) Interaksi: belum dilaporkan
8) Dosis: 2 x 3-4 g buah/hari
9) Cara pembuatan/penggunaan: Bahan dihaluskan menjadi serbuk, seduh dengan 1 cangkir air mendidih,
diamkan, diminum selagi hangat.
• Ramuan untuk Selesma
• Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc. var. rubrum )
• Nama daerah
a) Sumatera: halia (Aceh), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung);
b) Jawa: jae (Jawa), jhai (Madura);
c) Kalimantan : lai (Dayak);
d) Nusa Tenggara: jae (Bali), reja (Bima);
e) Sulawesi: melito (Gorontalo), pese (Bugis);
f) Maluku: sehi (Ambon), siwei (Buru), geraka (Ternate), gora (Tidore);
g) Papua: lali (Kalana fat), manman (Kapaur). 2) Bagian yang digunakan: rimpang segar
4) Larangan: kehamilan dan anak usia di bawah 2 tahun
5) Peringatan: dikonsumsi saat kehamilan, dapat menggugurkan kandungan, dosis besar >6 g dapat menimbulkan borok
lambung.
6) Efek samping: meningkatkan asam lambung.
7) Interaksi: obat pengencer darah,obat penurun kolesterol
8) Dosis: 3 x 1 sendok teh sehari, minimal selama 3 hari
9) Cara pembuatan/penggunaan: kupas 3 rimpang diperas.
• Ramuan untuk mimisan
• Sirih Piper bettle (L)
Nama daerah
a) Sumatera: ranub (Aceh), belo (Batak Karo), demban (Batak Toba);
b) Kalimantan : uwit (Dayak);
c) Jawa: seureuh (Sunda), suruh (Jawa), sere (Madura);
d) Bali: base, sedah;
e) Nusa Tenggara: nahi (bima), kuta (Sumba);
2) Bagian yang digunakan: daun segar
4) Larangan: belum dilaporkan
5) Peringatan: penderita sebaiknya dalam posisi berbaring
6) Efek samping : penggunaan lokal pada muka selama 3 hari dapat menyebabkan iritasi seperti kemerahan
dan rasa menyengat
7) Interaksi: -
8) Cara pembuatan/penggunaan:
• Bahan ditumbuk, peras dengan sepotong kasa, sumbat hidung yang mimisan dengan kain kasa yang telah
dibasahi dengan air perasan daun sirih.
• Ramuan untuk Wasir
• Daun Wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff. )
• Nama daerah: pudin, dangora, daun putri, puding pereda, daun ungu, daun temen temen,
handeuleum, demung, tulak, wungu, karaton, karatong, temen, kabi-kabi, dango-dango
• 2) Bagian yang digunakan: daun
• 3) Manfaat: wasir
• 4) Larangan: kehamilan, menyusui, anak, dan kencing manis
• 5) Peringatan: belum dilaporkan
• 6) Efek samping: belum dilaporkan
• 7) Interaksi: obat kencing manis
• 8) Dosis: 1 x 7 lembar daun/hari
• 9) Cara pembuatan/penggunaan: bahan direbus dengan 2 gelas air sampai menjadi setengahnya,
dinginkan, saring dan diminum sekaligus.
Keuntungan Pengobatan dengan Herbal
Efek samping obat tradisional relatif kecil

Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan


obat tradisional atau komponen bioaktif tanaman obat

Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi.

Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik


dan degeneratif.

Relatif aman dari efek samping untuk dikonsumsi dalam jangka


waktu lama.

Metode herbal menggunakan unsur-unsur obat yang lebih alami sehingga


diharapkan tubuh lebih mudah untuk menerima dan bisa menolerirnya.
Kerugian Pengobatan dengan Herbal
efek farmakologisnya yang lemah

bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis serta volumines,

belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme.

Membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan khasiat obat sehingga harus dikonsumsi secara
rutin.

Sulit mendapatkan bahan dasar obat yang dimaksud jika harus dalam bentuk segar (untuk mengurangi
masalah ini sekarang telah dibuat dalam berbagai ekstrak).
Khasiat obat yang membutuhkan waktu relatif lama, maka tidak dianjurkan untuk gangguan kesehatan yang
gawat darurat. Misal asma pada keadaan serangan, jantung saat serangan, perdarahan, patah tulang, infeksi
yang membutuhkan penanganan cepat, dan lain-lain.

Membutuhkan motivasi tinggi karena jalan yang ditempuh kurang familier di kalangan masyarakat umum.
Medikolegal Obat Tradisional
Medikolegal Obat Tradisional
• UU RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 006/Menkes/Per/2012, Tahun 2012, tentang
Industri dan Usaha Obat Tradisional
• Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 003/Menkes/Per/2010, Tahun 2010, tentang
Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan
• Peraturan Pemerintah RI Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional
• UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
• PP RI No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan
• Berdasarkan perjanjian teurapetik, dasar untuk pertanggungjawaban medis
adalah wanprestasi (Pasal 1234 KUHPerdata) dan onrechtmatige daad (perbuatan
melawan hukum) yang terdapat dalam Pasal 1365 KUHPerdata
Aspek Keberlakuan Pengobatan Tradisional
• Keberlakuan pengobatan tradisional diatur dalam beberapa
ketentuan sebagai pendukung diakuinya pengobatan tradisional yaitu
terdapat dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 1 ayat
(9) yang mendefinisikan Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Aspek Perijinan Pengobatan Tradisional
• Setiap orang yang menyelenggarakan pengobatan tradisional wajib
memiliki izin. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan Pasal 60 yang menyatakan bahwa “setiap
orang yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional yang
menggunakan alat dan teknologi harus mendapat izin dari lembaga
kesehatan yang berwenang”
Aspek Pelayanan Pengobatan Tradisional
• Pengobatan tradisional yang menggunakan keterampilan ialah ilmu
dan seni pengobatan berdasarkan himpunan dari pengetahuan dan
pengalaman praktik, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah
ataupun tidak, dalam melakukan diagnosis, prefensi dan pengobatan
terhadap ketidakseimbangan fisik, mental maupun sosial. Pedoman
utama merupakan pengalaman praktik yaitu hasil-hasil pengamatan
yang diteruskan dari generasi ke generasi baik secara lisan maupun
tulisan.
• Pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan ramuan
Pengobatan tradisional yang menggunakan ramuan ialah media
pengobatan yang menggunakan tanaman dengan kandungan bahan-
bahan alamiah sebagai bahan bakunya.
Aspek Pembinaan dan Pengawasan
Pengobatan Tradisional
• Pelayanan kesehatan tradisional dibina dan diawasi oleh Pemerintah
agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta
tidak bertentangan de
• Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud
dilaksanakan oleh Menteri Kesehatan yaitu dengan melakukan
pembinaan terhadap masyarakat dan setiap penyelenggara kegiatan
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
tradisional. Dalam melakukan pembinaan terhadap masyarakatngan
norma agama.
Aspek Manfaat dan Keamanan Pengobatan
Tradisional
• Di dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, Fungsi dari standar adalah untuk menjamin keamanan
terhadap pengguna jasa pengobatan tradisional agar di dalam
pelaksanaan praktik pengobatan yang dimaksud pasien dapat dijamin
dengan ketentuan-ketentuan yang mengikat sehingga kedudukan
pasien dalam hal ini konsumen tidak dilemahkan. Standar nilai-nilai
yang harus diwujudkan oleh hukum yaitu, harus ada peraturan
terlebih dahulu secara legal dan peraturan-peraturan itu harus
diumumkan secara layak, tidak boleh berlaku surut serta perumusan
peraturan-peraturan itu harus jelas dan terperinci atau harus dapat
dimengerti oleh masyarakat
Jenis herbal yang diresepkan di Indonesia

Fitofarmaka
Jenis herbal yang diresepkan di Indonesia
• Fitofarmaka
• Klaim khasiatnya dibuktikan secara ilmiah yaitu melalui uji pre-klinik
dan uji klinik (diuji coba ke manusia/sukarelawan), meggunakan
bahan baku yang sudah terstandar dan dibuat dengan menggunakan
fasilitas produksi yang memenuhi standar Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik (CPOTB).
• Oleh karena ketatnya persyaratan Fitofarmaka, maka Obat Bahan
Alam kategori ini setara dengan obat sintetis modern lainnya, serta
bisa diresepkan oleh dokter. Namun sayangnya, jumlah produk
Fitofarmaka di Indonesia masih sangat sedikit.
ProdukFitofarmaka

Tiap kapsul berisi:


Tiap tablet berisi: - Ekstrak Ganoderma lucidum 150 mg
- Atapulgit 300 mg - Ekstrak Eurycomae Radix 50 mg
- Ekstrak Psidii Folium 50 mg - Ekstrak Ginseng 30 mg
- Ekstrak Curcuma domestica Rhizoma 7.5 mg - Ekstrak Retrofracti Fructus 2,5 mg
- Royal jelly 5 mg
ProdukFitofarmaka

Tiap kapsul berisi:


- Ekstrak Curcumae domesticae Rhizoma 95 mg Tiap kapsul Stimuno mengandung
Phyllanthus niruri 50 mg
- Ekstrak Zingiberis Rhizoma 85 mg
- Ekstrak Curcumae Rhizoma 120 mg
- Ekstrak Panduratae Rhizoma 75 mg
- Ekstrak Retrofracti Fructus 125 mg
ProdukFitofarmaka

Tiap kapsul berisi:


- Ekstrak Apii Herba 92mg
- Ekstrak Orthosiphon Folium 28mg
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai