Obat Tradisional
AJENG ANNAMAYRA
ANDROMEDA
NIKEN PUSPA
MUHAMMAD FADHIL
Sebagian besar bahan baku obat masih diimpor dari luar negeri.
penyakit tidak menular >> belanja kesehatan >>, karena pada umumnya
pengobatan penyakit kronis degeneratif membutuhkan waktu yang lama,
bahkan seumur hidup.
Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi.
belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme.
Membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan khasiat obat sehingga harus dikonsumsi secara
rutin.
Sulit mendapatkan bahan dasar obat yang dimaksud jika harus dalam bentuk segar (untuk mengurangi
masalah ini sekarang telah dibuat dalam berbagai ekstrak).
Khasiat obat yang membutuhkan waktu relatif lama, maka tidak dianjurkan untuk gangguan kesehatan yang
gawat darurat. Misal asma pada keadaan serangan, jantung saat serangan, perdarahan, patah tulang, infeksi
yang membutuhkan penanganan cepat, dan lain-lain.
Membutuhkan motivasi tinggi karena jalan yang ditempuh kurang familier di kalangan masyarakat umum.
Medikolegal Obat Tradisional
Medikolegal Obat Tradisional
• UU RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 006/Menkes/Per/2012, Tahun 2012, tentang
Industri dan Usaha Obat Tradisional
• Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 003/Menkes/Per/2010, Tahun 2010, tentang
Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan
• Peraturan Pemerintah RI Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional
• UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
• PP RI No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan
• Berdasarkan perjanjian teurapetik, dasar untuk pertanggungjawaban medis
adalah wanprestasi (Pasal 1234 KUHPerdata) dan onrechtmatige daad (perbuatan
melawan hukum) yang terdapat dalam Pasal 1365 KUHPerdata
Aspek Keberlakuan Pengobatan Tradisional
• Keberlakuan pengobatan tradisional diatur dalam beberapa
ketentuan sebagai pendukung diakuinya pengobatan tradisional yaitu
terdapat dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 1 ayat
(9) yang mendefinisikan Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Aspek Perijinan Pengobatan Tradisional
• Setiap orang yang menyelenggarakan pengobatan tradisional wajib
memiliki izin. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan Pasal 60 yang menyatakan bahwa “setiap
orang yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional yang
menggunakan alat dan teknologi harus mendapat izin dari lembaga
kesehatan yang berwenang”
Aspek Pelayanan Pengobatan Tradisional
• Pengobatan tradisional yang menggunakan keterampilan ialah ilmu
dan seni pengobatan berdasarkan himpunan dari pengetahuan dan
pengalaman praktik, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah
ataupun tidak, dalam melakukan diagnosis, prefensi dan pengobatan
terhadap ketidakseimbangan fisik, mental maupun sosial. Pedoman
utama merupakan pengalaman praktik yaitu hasil-hasil pengamatan
yang diteruskan dari generasi ke generasi baik secara lisan maupun
tulisan.
• Pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan ramuan
Pengobatan tradisional yang menggunakan ramuan ialah media
pengobatan yang menggunakan tanaman dengan kandungan bahan-
bahan alamiah sebagai bahan bakunya.
Aspek Pembinaan dan Pengawasan
Pengobatan Tradisional
• Pelayanan kesehatan tradisional dibina dan diawasi oleh Pemerintah
agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta
tidak bertentangan de
• Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud
dilaksanakan oleh Menteri Kesehatan yaitu dengan melakukan
pembinaan terhadap masyarakat dan setiap penyelenggara kegiatan
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
tradisional. Dalam melakukan pembinaan terhadap masyarakatngan
norma agama.
Aspek Manfaat dan Keamanan Pengobatan
Tradisional
• Di dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, Fungsi dari standar adalah untuk menjamin keamanan
terhadap pengguna jasa pengobatan tradisional agar di dalam
pelaksanaan praktik pengobatan yang dimaksud pasien dapat dijamin
dengan ketentuan-ketentuan yang mengikat sehingga kedudukan
pasien dalam hal ini konsumen tidak dilemahkan. Standar nilai-nilai
yang harus diwujudkan oleh hukum yaitu, harus ada peraturan
terlebih dahulu secara legal dan peraturan-peraturan itu harus
diumumkan secara layak, tidak boleh berlaku surut serta perumusan
peraturan-peraturan itu harus jelas dan terperinci atau harus dapat
dimengerti oleh masyarakat
Jenis herbal yang diresepkan di Indonesia
Fitofarmaka
Jenis herbal yang diresepkan di Indonesia
• Fitofarmaka
• Klaim khasiatnya dibuktikan secara ilmiah yaitu melalui uji pre-klinik
dan uji klinik (diuji coba ke manusia/sukarelawan), meggunakan
bahan baku yang sudah terstandar dan dibuat dengan menggunakan
fasilitas produksi yang memenuhi standar Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik (CPOTB).
• Oleh karena ketatnya persyaratan Fitofarmaka, maka Obat Bahan
Alam kategori ini setara dengan obat sintetis modern lainnya, serta
bisa diresepkan oleh dokter. Namun sayangnya, jumlah produk
Fitofarmaka di Indonesia masih sangat sedikit.
ProdukFitofarmaka