Anda di halaman 1dari 38

Assalamualaikum, Wr, Wb

Konsep Teori Kenyamanan


dan
Konsep Nyeri
OLEH
IMRAM RADNE RIMBA PUTRI, S.KEP., NS., MMRS
KONSEP TEORI KENYAMANAN

a. Definisi kenyamanan???
b. Definisi nyeri???
KENYAMANAN

• Konsep Sentral Tentang Kiat Keperawatan


• Kebutuhan Dasar Klien Yang Merupakan Tujuan Pemberian
Asuhan Keperawatan
• Kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang bersifat individual dan holistik.
Dengan terpenuhinya kenyamanan, dapat menyebabkan
perasaan sejahtera pada diri individu tersebut.
NYERI

• Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan


serta dihubungkan dengan kerusakan jaringan atau potensi akan terjadi
kerusakan jaringan
• Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa yang tidak nyaman biasanya berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial (Corwin J.E. )
• Oleh IASP (international Association for the Study of Pain), nyeri di definisikan
sebagai “an unpleasant sensory and emotional experience associated with
actual or potential tissue damage or described in term of such damage”.
SIFAT NYERI :

• Nyeri bersifat individu


• Tidak menyenangkan
• Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi
• Bersifat tidak berkesudahan jika tidak di manajemen
FUNGSI NYERI

• a. Sebagai Protektif
• b. Sebagai Tanda Peringatan
Respon fisiologis
Jantung & Paru
 Respon otonom dapat menyebabkan vasokonstriksi dan
peningkatan denyut jantung.
 Berakibat meningkatnya kerja otot jantung, menambah jumlah
konsumsi oksigen yang dibutuhkan myocard yang dapat
memperparah ishcmeia myocard.
 Perubahan pernafasan dapat terjadi dengan penurunan usaha
nafas sehingga menurunkan volume pernafasan dan aliran
udara.
Respon fisiologis
otot
 Bagi otot, nyeri berdampak pada konstraksi, spasme/kejang
dan kekakuan.
 Akibat setiap gerakan menyebabkan nyeri, pasien
tidak mau bergerak, tidak mau batuk atau menarik
nafas dalam yang sangat penting untuk
mengevakuasi sputum atau lender dalam saluran
nafas.
Respon Nyeri Infant (0-1 tahun)

Menangis, rewel, ekspresi wajah dengan


mata tertutup, terbuka pada bayi yang
cukup umur, mulut terbuka, ingin
digendong. Gerakan tubuh biasanya kaku,
tidak kooperatif, gelisah, mekanisme
koping mengisap, menangis.
Toddlers (1-3 tahun)

Menangis, diam bila distop stimulus


nyerinya, matanya tertutup. Gelisah
menangis sampai tertidur.
Usia sekolah (6-12 tahun)
Menangis, bisa mengucapkan kualitas
nyerinya, lokasi dan lama nyerinya. Ekspresi
wajah murung, gerakan tubuhnya kaku,
koping mekanism berbicara terus tentang
nyeri yang dialaminya. Distraksi dengan
tidur, nonton TV.
Remaja (13-20 tahun)
Menangis, matanya tertutup, gerakan tubuh
tidak terkontrol. Koping mekanisnnya tidur,
berespon bila terasa nyeri.
Dewasa & Tua
 (21-45 tahun)
Berdo’a, merintih, ekspresi wajah
menggigit, gerakan tubuhnya biasanya
otot-ototnya kaku, kopingnya membatasi
aktifitas
(>46 tahun)
Berdo’a, menangis minta tolong, ekspresi
wajah mengeluarkan air mata, mata
tertutup, gerakan tubuhnya otot-otot kaku,
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Pengalaman masa lalu dengan nyeri
4. Dukungan orang terdekat
5. Pola koping
6. Kecemasan (ansietas)
STIMULUS NYERI :
1. Mekanik : diterima oleh reseptor nyeri
mekano-sensitif, misalnya distensi
ductus, tumor
2. Thermal (panas/dingin) : diterima oleh
reseptor thermosensitif, misalnya
terbakar (akibat panas/dingin yg
ekstrem)
3. Kimiawi : diterima oleh reseptor nyeri
chemosensitif, misalnya perforasi organ
viseral
4. Listrik, misalnya lapisan kulit terbakar
FISIOLOGI NYERI
Secara fisiologis, nyeri adalah
Alarm tubuh dalam merespon
adanya gangguan agen asing
• Resepsi : proses perjalanan nyeri
terhadap tubuh dan Dapat berefek
fatal jika tidak dikendalikan. • Persepsi : kesadaran seseorang terhadap
nyeri
• Reaksi : respon fisiologis & perilaku setelah
mempersepsikan nyeri
RESEPSI
• proses fisiologi nyeri  nosisepsi (proses
penyampaian adanya rasa nyeri) ke saraf pusat
• Reseptor nyeri  nosiseptor (saraf aferen primer
untuk menerima dan menyalurkan rangsangan
nyeri)
• Nosiseptor dirangsang stimulus mekanik, suhu,
kimiawi, termal.
• Proses resepsi sangat cepat 0,4 –1,2 m/detik
PERSEPSI
• Individu menyadari adanya nyeri
• muncul strategi perilaku kognitif untuk mengurangi rasa nyeri
• Titik kesadaran seseorang terhadap nyeri kemudian individu dapat bereaksi
• Setelah transmisi syaraf berakhir di pusat otak, maka individu akan
mempersepsikan nyeri.
REAKSI
Perilaku untuk merespon nyeri:
• Takut, cemas
• Menangis
• Mengerang
• Menjerit-jerit
• Keluar banyak keringat
• Gelisah di tempat tidur
• Dll…
KLASIFIKASI NYERI
MENURUT TEMPAT:
2. Central Pain
1. Periferal Pain
Terjadi karena perangsangan pada susunan
• Superfisial Pain (Nyeri Permukaan) saraf pusat, spinal cord (saraf tulang belakang),
• Deep Pain (Nyeri Dalam) batang otak dll
3. Psychogenic Pain
• Reffered Pain (Nyeri Alihan)
Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi
nyeri yang dirasakan pada area yang akibat dari trauma psikologis.
bukan merupakan sumber nyerinya. 4. Radiating Pain
Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang
meluas ke jaringan sekitar.
KLASIFIKASI NYERI
MENURUT SIFAT

3. Paroxysmal (yang datang tiba2)


1. Insidentil : Nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan
biasanya menetap 10 – 15 menit, lalu menghilang dan
Timbul sewaktu-waktu dan kemudian
kemudian timbul kembali.
menghilang
4. Intractable Pain (taktertahankan)
2. Steady Nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi.
Nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam Contoh
waktu yang lama. pada arthritis (radang sendi), pemberian analgetik
narkotik merupakan kontraindikasi akibat dari lamanya
penyakit yang dapat mengakibatkan kecanduan.
KLASIFIKASI NYERI
MENURUT BERAT RINGANNYA

a. Nyeri ringan : dalam intensitas rendah


b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi
fisiologis dan psikologis
c. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi
PENGUKURAN INTENSITAS NYERI
• Skala Bourbanis
CONT PENGUKURAN
• 7-9 : Nyeri berat:

secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti


Keterangan :
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat
• 0 : Tidak nyeri ,

• 1-3 : Nyeri ringan menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat

Secara obyektif klien dapat berkomunikasi mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih

dengan baik, posisi nafas panjang dan distraksi

• 4-6 : Nyeri sedang • 10 : Nyeri sangat berat

Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, klien tidak mampu berkomunikasi dengan baik,

dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat berteriak histeris tidak dapat dikendallikan, menarik-
mendeskripsikannya, dapat mengikuti narik apa saja yang dapat digapai, memukul-mukul
perintah
benda disekitarnya, tidak responsif terhadap tindakan
dengan baik.
dan tidak dapat menunjukkan lokasi nyeri
Teori Gate Control
 Nyeri dapat dikontrol dengan mem-blok
sensasi nyeri dari sumbernya (trauma,
cedera, dll) dengan stimulus lain yang
berlawanan misalnya dengan sentuhan
lembut, distraksi, atau stimulasi lain.
 Sehingga hantaran sensasi nyeri dari
sumber awal akan dirubah atau di blok oleh
stimulus yang kita berikan. Sehingga
sensasi nyeri tidak sampai ke pusat nyeri.
Prinsip diatas disebut teori gate control.
LANJUTAN..
TEORI GATE CONTROL

• Teori gate control (Melzack & Wall; 1965) :


“impuls nyeri dpt diatur atau bahkan dihambat
o/mekanisme pertahanan di sepanjang SSP, impuls
nyeri dibuka saat sebuah pertahanan dibuka”.
contohnya : menggosok punggung dgn lambat, teknik
distraksi, konseling, & pemberian plasebo

melepaskan endorfin & dinorfin


MANAGEMEN NYERI
1. Intervensi farmakologis (Analgetik)
2. Intervensi non-farmakologis
a. Distraksi : nonton TV, musik, nafas dalam
b. Relaksasi : meditasi, yoga,
c. Progress relaksasi
d. Guided Imagery
e. Massage
f. Therapeutik touch
g. Aromatherapy
h. Akupunctur
I. Hypnosis
j. Kompres hangat
Intervensi non Farmakologis
 Stimulasi Perkutan
Teknik ini dilakukan dengan cara
menstimulasi kulit pada daerah nyeri,
contohnya dengan fibrasi, rangsang dingin
atau panas, masase.
Distraksi
Mengalihkan perhatian ke objek lain, misalnya
dengan cara mendengarkan
musik,mengajak ngobrol
Int. Non farmaka

 Imagery dengan cara mengalihkan pikran


pasien ke hal-hal yang menyenangkan,
misalnya menceritakan sesuatu keadaan
yang indah.
 Relaksasi dengan cara menarik nafas dalam
lewat hidung dan mengeluarkan secara
perlahan malaui mulut diulang secara terus
menerus dan teratur
PROSES KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
III. PERENCANAAN
IV. IMPLEMENTASI
V. EVALUASI
PENGKAJIAN

Pengkajian diperlukan untuk :


a. Menetapkan data dasar
b. Menegakkan diagnosa keperawatan
c. Menyeleksi terapi yg cocok
d. Mengevaluasi respon klien terhadap terapi
PENGKAJIAN NYERI YANG LAMA

• O
• P : provoking atau pemicu
• Q: quality atau kualitas
• R: region atau daerah
• S: severity atau keganasan atau skala berapa
• T: time atau waktu
• U
• V
PENGKAJIAN NYERI YANG BARU
• Onset :
• Provokasi :
• Quality :
• Radiation/Region :
• Severity :
• Treatment :
• Understanding :
• Values :
PENGKAJIAN NYERI YANG BARU
• Onset : Tentukan kapan rasa tidak nyaman dimulai. Kapan mulainya? Akut
atau bertahap?
• Provokasi : Tanyakan apa yang membuat nyeri atau rasa tidak nyaman
memburuk, apakah posisi? Apakah bernafas dalam atau palpasi pada perut
membuatnya lebih buruk? Apakah nyeri menetap?
• Quality : Kualitas, nilailah jenis nyeri yang menanyakan pertanyaan terbuka :
seperti apa nyeri yang anda rasakan? Atau berikan alternatif : terdapat banyak
jenis nyeri, apakah nyeri yang anda rasakan lebih seperti rasa berat, tekanan,
terbakar, teriris, nyeri tumpul, tajam atau seperti ditusuk jarum?
• Radiation/Region : adalah daerah perjalanan nyeri menjalar, tanyakan apakah nyeri
menjalar ke bagian tubuh yang lain.
• Severity : keparahan atau intensitas nyeri, berikan nilai nyeri pada skala 1-10. Setelah
beberapa menit pemberian oksigen atau analgetik nilai kembali.
• Treatment : Usaha meredakan nyeri. Tanyakan tindakan apa yang dilakukan pasien untuk
mengatasi nyerinya?
• Understanding : Bagaimana persepsi nyeri klien? Apakah pernah merasakan nyeri
sebelumnya? Jika iya, apa masalahnya?
• Values : Tujuan dan harapan untuk nyeri yang diderita pasien.
Onset :Provokasi : Quality :Radiation/Region : Severity :Treatment : Understanding : Values :

CONTOH PENGKAJIAN : NYERI APENDIK


• O : Klien mengatakan terasa nyeri semakin parah ketika sedang batuk, berjalan atau gerakan lain yang mengguncang tubuh
• P : Klien mengatakan nyeri setelah mengonsumsi makanan yang pedas dan asam
• Q : Klien mengatakan bahwa nyeri terasa senut-senut seperti ditusuk-tusuk jarum
• R : Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah saat ditekan
• S : Pada skala 1-10 klien mengatakan bahwa nyeri berada pada skala 7
• T : Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang jika klien menarik nafas melalui hidung dan menahan dalam hitungan ketiga
dihembuskan melalui mulut dan untuk menghilangkan rasa nyeri klien memberi obat analgesik yaitu tramadol
• U : Klien berpresepsi bahwa nyeri yang dirasakan sudah berkali-kali terjadi dan dikarenakan masalah gangguan pola makan
yang sama seperti ketika setelah mengonsumsi makanan pedas
• V : Klien berharap rasa nyeri berkurang dan hilang
DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Ansietas b.d nyeri yang tidak hilang


b. Ggn rasa nyaman : nyeri b.d. cedera fisik atau trauma,
penurunan suplai darah ke jaringan, proses melahirkan normal
c. Nyeri kronik b.d. jaringan parut, kontrol nyeri yg tidak adekuat
d. Ketidakberdayaan b.d. nyeri maligna kronik
e. Ketidakefektifan koping individu b.d. nyeri kronik
f. Hambatan mobilisasi fisik b.d. nyeri muskuloskeletal, nyeri insisi
g. Resiko cedera b.d. penurunan resepsi nyeri
h. Defisit perawatan diri b.d. nyeri muskuloskeletal
i. Disfungsi seksual b.d. nyeri artritis panggul
j. Ggn pola tidur b.d. nyeri punggung bag bawah

Anda mungkin juga menyukai