Anda di halaman 1dari 47

OS Katarak Senilis Mature

DOKTER PEMBIMBING :
dr. Kasihana Hismanita S., Sp.M

DISUSUN OLEH :
Fataaturrohmatil Usroh
30101407182

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT MATA RSUD KUDUS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Tn. S
Umur : 61 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jepang Pakis 04/05, Jati, Kudus
Pekerjaan : Petani
No. RM : 818XXX
Tanggal Pemeriksaan : Kamis, 31 Oktober 2019
II. ANAMNESIS

Autoanamnesis pada Kamis, 31 Oktober 2019


pukul 09.30 WIB di Poli Mata RSUD. Dr.
Loekmono Hadi Kudus.

Keluhan Utama :
Kedua mata kabur dan pedih
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (RPS)

Keluhan
• Pasien datang ke poli mata RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
dengan keluhan mata kiri kabur dan terasa pedih.

Onset
• ± 3 bulan yang lalu.

Kuantitas
• Terjadi secara terus menerus dan tidak membaik dengan
istirahat. Serta semakin memburuk dari awal onset.
Perberat/peringan
• Keluhan tersebut sangat mengganggu ketika beraktivitas.

Keluhan Lain
• Pasien mengeluhkan matanya terasa pedas dan pusing
ketika membaca.

• Pasien menyangkal adanya pandangan ganda, nyeri


kepala cekot-cekot hingga mual dan muntah. Pandangan
menyempit dan sering tersandung jika berjalan juga
disangkal oleh pasien. Riwayat penggunaan kacamata
disangkal oleh pasien. Riwayat trauma pada mata disangkal.
Riwayat infeksi mata sebelumnya disangkal.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat Sosial
Dahulu Keluarga Ekonomi
• Riwayat • Tidak ada • Pasien berobat
Hipertensi (-) keluhan serupa menggunakan
• Riwayat sebelumnya di BPJS
Menggunakan keluarga
Kacamata (-)
• Riwayat DM (-)
• Riwayat operasi
mata (-)
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS PRESENT

– Keadaan Umum : Baik


– Kesadaran : Compos mentis
– Vital Sign
• Tekanan Darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 77 kali/ menit
• Suhu : 37 0C
• RR : 20 x / menit
– Status Gizi : baik
STATUS OPHTALMOLOGI
OCCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCCULI SINISTRA (OS)

Visus jauh (Snellen) : 6/715 Visus Visus jauh (Snellen) : 1/300

Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan

Gerak bola mata normal, Gerak bola mata normal,


enoftalmus (-), eksoftalmus Bulbus okuli enoftalmus (-), eksoftalmus
(-), strabismus (-) (-), strabismus (-)

Edema (-), hiperemis(-), Edema (-), hiperemis(-),


nyeri tekan (-), blefarospas nyeri tekan (-), blefarospas
Palpebra
me (-), lagoftalmus (-), me (-), lagoftalmus (-),
ektropion (-), entropion (-) ektropion (-), entropion (-)
STATUS OPHTALMOLOGI
OCCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCCULI SINISTRA (OS)

Edema (-), injeksi silier (-), Edema (-), injeksi silier (-),
injeksi konjungtiva (-), Konjungtiva injeksi konjungtiva (-),
infiltrat (-), hiperemis (-) infiltrat (-), hiperemis (-)

Putih Sklera Putih

Bulat, jernih, edema (-), Bulat, jernih, edema (-),


keratik presipitat (-), Kornea Keratik presipitat (-),
infiltrat (-), sikatriks (-) infiltrat (-), sikatriks (-)

Jernih, hipopion (-), Camera Oculi Jernih, hipopion (-),


hifema (-) Anterior hifema (-)

atrofi (-), edema (-), atrofi (-), edema (-),


Iris
synekia (-) synekia (-)
STATUS OPHTALMOLOGI
OCCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCCULI SINISTRA (OS)

Dalam batas normal Pupil Dalam batas normal

Kekeruhan (-) Lensa Kekeruhan (+) total

Perdarahan (-), keruh (-), Perdarahan (-), keruh (-),


papil edem (-), pelebaran Vitreus papil edem (-), pelebaran
ratio cup/diskus (-) ratio cup/diskus (-)

Fundus refleks (+) Fundus Refleks Fundus refleks (-)

Eksudat (-), perdarahan (-) Retina Eksudat (-), perdarahan (-)

Tidak dilakukan Sistem Lakrimasi Tidak dilakukan


IV. RESUME

Subjektif
- Pasien mengeluhkan pandangan mata kabur dan pedih saat
membaca pada mata kiri
- Tidak bisa melihat dengan jelas pada jarak dekat dan jauh pada
mata kiri
IV. RESUME
OBJEKTIF
Pemeriksaan fisik : dalam batas normal
Pemeriksaan mata :
Visus : OD : 6/715
OD : Kekeruhan (-), shadow test (-)
OS : 1/300
OS : Kekeruhan(+) total, shadow test (-)
DIAGNOSIS BANDING
1 Katarak Senilis Mature

2 Katarak Senilis Insipien

3 Katarak Senilis Imatur


VI. DIAGNOSA KERJA
OS Katarak Senilis Matur
Subjektif
Pasien mengeluhkan pandangan mata kabur dan gelap sejak 3bulan yang
lalu.
Tidak bisa melihat jarak jauh maupun dekat.
Objektif
Visus Snellen OD: 6/715
Visus Snellen OS: 1/300
OS :
COA : normal
Iris : normal
Lensa : keruh (+) total
Fundus Refleks (-)
VIII. TERAPI
Tindakan operatif
PROGNOSIS
OCCULI SINISTRA (OS)

Quo Ad Vitam Bonam

Quo Ad Fungsionam Dubia ad bonam

Quo Ad Sanationam Dubia ad bonam


TERIMA KASIH
KATARAK
Katarak merupakan abnormalitas pada lensa mata berupa kekeruhan lensa yang menyebabkan tajam
penglihatan penderita berkurang. Penuaan merupakan penyebab katarak yang terbanyak, tetapi banyak juga
faktor lain yang mungkin terlibat, antara lain : trauma, toksin, penyakit sistemik (mis; diabetes), merokok, dan
herediter.
Katarak sendiri sebenarnya merupakan kekeruhan pada lensa akibat hidrasi, denaturasi
protein, dan proses
penuaan. Sehingga memberikan gambaran area berawan atau putih.
Kekeruhan ini menyebabkan sulitnya cahaya untuk mencapai retina, sehingga penderita
katarak mengalami gangguan penglihatan dimana objek terlihat kabur. Mereka mengidap
kelainan ini mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak apabila kekeruhan
tidak terletak dibagian tengah lensanya.
Etiologi
Penyebab tersering dari katarak adalah proses degenerasi, yang menyebabkan lensa
mata menjadi keras dan keruh. Pengeruhan lensa dapat dipercepat oleh faktor risiko
seperti merokok, paparan sinar UV yang tinggi, alkohol, defisiensi vit E.

Cedera pada mata seperti pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi, dan trauma
kimia dapat merusak lensa sehingga menimbulkan gejala seperti katarak.
KLASIFIKASI
BERDASARKAN USIA : BERDASARKAN LETAK : BERDASARKAN ETIOLOGI
Katarak Kongenital
Katarak Juvenil
 Katarak Nuklear  Katarak Sekunder
Katarak Senilis  Katarak Kortikal  Katarak Komplikata
Stadium insipien
Stadium imatur  Katarak Subkapsular  Katarak Traumatik
Stadium matur
Stadium hipermatur
BERDASARKAN USIA :

Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan
bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada
bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang tepat.

Katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital Katarak yang terjadi
sesudah usia > 3 bulan tetapi kurang dari 9 tahun. Kekeruhan lensa terjadi pada saat masih
terjadi perkembangan serat-serat lensa. Biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan
disebut sebagai soft cataract

Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut yaitu usia di
atas 60 tahun.Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti
Berdasarkan Letak
Katarak Nuklear
Katarak yang lokasinya terletak pada bagian tengah lensa atau
nukleus.

Katarak Kortikal
Katarak menyerang lapisan yang mengelilingi nukleus atau
korteks

Katarak Subkapsular
Biasanya dimulai dengan kekeruhan yang sedikit persis di bawah
kapsul
Berdasarkan Etiologi
Katarak Sekunder
Katarak sekunder terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal, paling cepat
keadaan ini terlihat sesudah 2 hari EKEK.

Katarak Komplikata
Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan proses degenerasi seperti
ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intra okular, iskemia okular, nekrosis anterior segmen,
buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata.

Katarak Traumatik
Katarak traumatika dapat disebabkan oleh trauma tajam maupun trauma tumpul. Pada trauma tajam, langsung
terjadi pembentukan nukleus katarak sehingga tampak lensa berwarna putih.
Patofisiologi
Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat hidrasi dan denaturasi protein lensa.
Seiring usia, ketebalan dan berat lensa akan
sementara daya akomodasinya akan .
Dengan terbentuknya lapisan konsentris baru dari kortek, inti nucleus akan mengalami penekanan dan
pengerasan.
Proses ini dikenal sebagai sklerosis nuclear.
Selain itu terjadi pula proses kristalisasi pada lensa yang terjadi akibat modifikasi kimia dan agregasi protein
menjadi high-molecular-weight-protein.

Hasil dari agregasi protein secara tiba tiba ini mengalami fluktuasi refraktif index pada lensa sehingga
menyebabkan cahaya menyebar dan penurunan pandangan.

Modifiaksi kimia dari protein nukleus lensa juga menghasilkan pigmentasi progresif yang akan menyebabkan
warna lensa menjadi keruh. Perubahan lain pada katarak terkait usia juga menggambarkan penurunan
konsentrasi glutatin dan potassium serta meningkatnya konsentrasi sodium dan calcium.
Lanjutan
Terdapat berbagai faktor yang ikut berperan dalam hilangnya transparasi lensa.
Sel epithelium lensa akan mengalami proses degeneratif sehingga densitasnya akan berkurang dan terjadi
penyimpangan diferensiasi dari sel-sel fiber.

Akumulasi dari sel-sel epitel yang hilang akan meningkatkan pembentukan serat-serat lensa yang akan
menyebabkan penurunan transparasi lensa.

Selain itu, proses degeneratif pada epithelium lensa akan menurunkan permeabilitas lensa terhadap air dan
molekul-molekul larut air

sehingga transportasi air, nutrisi dan antioksidan kedalam lensa menjadi berkurang.

Peningkatan produk oksidasi dan penurunan antioksidan seperti vitamin dan enzim-enzim superoxide memiliki
peran penting pada proses pembentukan katarak.
Gejala
Manifestasi dari gejala yang dirasakan oleh pasien penderita katarak terjadi secara progresif dan merupakan
proses yang kronis. Gangguan penglihatan bervariasi, tergantung pada jenis dari katarak yang diderita pasien.
Gejala pada penderita katarak adalah sebagai berikut:
• Penurunan visus
• Silau
• Perubahan miopik
• Bintik hitam di depan mata
TANDA
Tanda pada penderita katarak adalah sebagai berikut:
•Pemeriksaan visus berkisar antara 6/9 sampai hanya persepsi cahaya
•Pemeriksaan iluminasi oblik
•Shadow test
•Oftalmoskopi direk
•Pemeriksaan sit lamp
Derajat kekerasan nukleus dapat dilihat pada slit lamp sebagai berikut.
Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang (air+masa lensa keluar)


(cairan masuk)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

COA Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit Negatif Glaukoma Negatif Uveitis & glaucoma


Diagnosis
Anamnesis
A. Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap (gejala utama katarak)
B. Mata tidak merasa sakit, gatal , atau merah
C. Gambaran umum gejala katarak yang lain seperti :
• Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
• Perubahan daya lihat warna
• Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan mata
• Lampu dan matahari sangat mengganggu
• Sering meminta resep ganti kacamata
• Penglihatan ganda (diplopia)
• Pemeriksaan Fisik Mata
1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
2. Melihat lensa dengan penlight dan loop
Dengan penyinaran miring (45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan
mengamatilebar pinggir iris pada lensa yang keruh (iris shadow). Bila letak bayangan jauh dan
besar berarti kataraknya imatur, sedangkan bayangan dekat dan kecil dengan pupil terjadi katarak
matur.
3. Slit lamp
4. Pemeriksaan opthalmoskop (sebaiknya pupil dilatasi)
Penatalaksanaan Katarak
Penataksanaan Non-Bedah
Terapi Penyebab Katarak
Pengontrolan diabetes melitus, menghentikan konsumsi obat-obatan yang bersifat kataraktogenik seperti
fenotiasin, dan miotik kuat, menghindari iradiasi (infra merah atau sinar-X) dapat memperlambat atau mencegah
terjadinya proses kataraktogenesis. Selain itu penanganan lebih awal dan adekuat pada penyakit mata seperti
uveitis dapat mencegah terjadinya katarak komplikata

Memperlambat Progresivitas
Beberapa preparat yang mengandung kalsium dan kalium digunakan pada katarak stadium dini untuk
memperlambat progresivitasnya, namun sampai sekarang mekanisme kerjanya belum jelas. Selain itu juga diseb
utkan peran vitamin E dan aspirin dalam memperlambat proses kataraktogenesis
Penilaian terhadap Perkembangan Visus pada Katarak insipien dan Imatur

1. Refraksi;
2. Pengaturan pencahayaan
3. Penggunaan kacamata gelap
4. Midriatil;
Pembedahan Katarak
Pembedahan katarak adalah pengangkatan lensa natural mata (lensa kristalin) yang telah mengalami kekeruhan
dan diganti dengan lensa buatan yang disebut sebagai pseudofakia.
Indikasi
Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencakup indikasi visus,medis, dan kosmetik.
Indikasi visus; merupakan indikasi paling sering. Indikasi ini berbeda pada tiap individu, tergantung dari gangguan
yang ditimbulkan oleh katarak terhadap aktivitas sehari-harinya.

Indikasi medis; pasien bisa saja merasa tidak terganggu dengan kekeruhan pada lensa matanya, namun
beberapa indikasi medis dilakukan operasi katarak seperti glaukoma imbas lensa (lens-induced glaucoma),
endoftalmitis fakoanafilaktik, dan kelainan pada retina misalnya retiopati diabetik atau ablasio retina.

Indikasi kosmetik; kadang-kadang pasien dengan katarak matur dengan visus 0 meminta ekstraksi katarak
(meskipun kecil harapan untuk mengembalikan visus) untuk memperoleh pupil yang hitam.
Jenis-jenis operasi katarak :

1. Phacoemulcification
Phacoemulcification maksudnya membongkar dan memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan
yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonic (gelombang suara frekuensi tinggi 40.000 MHz)
akan digunakan untuk menghancurkan katarak / lensa menjadi kepingan halus, selanjutnya mesin PHACO akan
menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasuk
kan melalui irisan tersebut. Karena insisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya,
yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.
Extracapsular Cataract Extraction (ECCE)
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan
memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat ke
luar melalui robekan.
3. Intracapsular Cataract Extraction (ICCE)
Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh lensa
dibekukan di dalamkapsulnya dengan cryophake dan dipindahkan dari mata melalui incisi korneal
superior yang lebar.Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder.
Pemeriksaan Biometri

Pemeriksaan biometri dilakukan untuk mengukur kekuatan lensa IOL untuk memberikan hasil refraksi yang
diinginkan setelah operasi katarak. Metode yang penting adalah pengukuran panjang aksis bola mata
menggunakan USG dan laser interferometri. Selain itu mengukur kurvatura kornea dengan metode keratometri
dan topografi.
Prognosis
Prognosis
Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan tidak sebaik prognosis untuk
pasien katarak senilis, karena adanya ambliopia dan kadang-kadang anomali saraf optikus atau retina.
Prognosis penglihatan pasien dikatakan baik apabila :

• Fungsi media refrakta baik


Dilakukan dengan melihat kejernihan serta keadaan media refrakta mulai dari kornea, iris, pupil dan lensa melalui
lampu sentolop maupun slit lamp.
• Fungsi makula atau retina baik
Dilakukan dengan pemeriksaan retpersepsi warna, dengan cara menyorotkan cahaya merah dan hijau di depan
mata yang kemudian dengan sentolop cahaya diarahkan ke mata.
• Fungsi N. Optikus (N.II) baik
• Fungsi serebral baik
Pencegahan :
Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak dapat dicegah. Pemeriksaan mata
secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak. Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata
diperiksa setiap tahun. Pada saat ini dapat dijaga kecepatan berkembangnya katarak dengan:

• Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas dalam tubuh, sehingga
risiko katarak akan bertambah
• Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur
• Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak pada mata
• Menjaga kesehatan tubuh dari penyakit kencing manis dan penyakit lain

Anda mungkin juga menyukai