S(K)
Department of Neurology
FK UNJANI
Pendahuluan
Myastenia gravis (MG)
penyakit neuromuskular yang mengenai
neuromuscular junction
defisiensi reseptor asetilkolin (AChR).
AChR ditempati atau dirusak oleh suatu
antibodi.
MIASTENIA GRAVIS
kolinasetiltransferase
• Anti-AChR radioimmunoassay
• Antibodi anti-muscle specific kinase /
antibodi anti-MuSK
• Tes fungsi tiroid
Pemeriksaan Elektrofisiologis
Pemeriksaan radiologis
• Foto toraks
• MRI kepala dan orbita menyingkirkan penyebab defisit
saraf kranial lain (lesi intraorbital/ intrakranial).
Penatalaksanaan
• Inhibitor Acetylcholinesterase
• Kortikosteroid
• Imunosupresan
• Plasmapharesis
• Imunoglobulin intravena (IVIg)
• Thymectomy
Penatalaksanaan MG dpt melalui 3 cara dibawah ini
yaitu :
• Terapi initial, biasanya menggunakan
Acetylcholinesterase inhibitors memerlukan
terapi tambahan
• Terapi tambahan immunterapi, yang dimulai
terlebih dulu dengan thymectomy atau
kortikosteroid dosis tinggi
• Terapi jangka panjang steroid-sparing
medications.
Jangka pendek imunoglobulin intravena atau
plasmapharesis lebih efektif pada tahap awal
sebelum thymectomy atau pada saat
eksaserbasi
Krisis Myasthenia (KM)
• ~ eksaserbasi myasthenia yg disertai kelumpuhan
otot-otot pernafasan memerlukan intubasi untuk
respiratory support
• Umumnya timbul dalam 2-3 tahun setelah diagnosa
MG ditegakkan, dimana sekitar 12% - 16%
penderita MG dapat mengalami KM
• KM merupakan suatu keadaan yang
membahayakan
• Beberapa pencetus KM adalah infeksi, stress
emosional dan fisik, steroid initial dengan dosis
tinggi atau terapi yang inadekuat.
• Krisis myasthenia ( KM )
• Komplikasi dari Myasthenia gravis
• Kelumpuhan mengenai otot pernafasan
sehingga perlu intubasi dan ventilator
• Dapat menyebabkan kematian.
Respiratory failure krisis myasthenia
Takhipnoe
Indikasi intubasi
• Kapasitas vital < 15 mL/kg
• Tidal volume < 5 ml/kg
• Negative inspiratory force < 20 cm H2O
• Positive expiratory force < 40 cm H2O