Anda di halaman 1dari 8

Membangun Persaudaraan Sejati,

Melalui Kerjasama Antarumat Beragama

Nama kelompok
Arthur Patrick .A
Natalia Rini
Nolaen
William Christian

Kelas XII IPA 3


Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin “tolerare”, toleransi berarti
sabar dan menahan diri.
Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai
antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup
lainnya.
Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak
terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok
masyarakat.
PandanganGereja Terhadap Agama-AgamaNon- Kristen Berdasarkan
Nostra Aetate Dalam dokumen Nostra Aetate Art. 1 dan 2
mengatakan bahwa kita hendaknya menghormati agama- agama dan
kepercayaan lain, sebab dalam agama-agama itu terdapat pula kebenaran
dan keselamatan. Kita hendaknya berusaha dan bersatu dalam
persaudaraan yg sejati demi keselamatan manusia dan bumi tempat tinggal
kita ini

Makna UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 Dalam UUD 45 pasal 29


ayat 1 dan 2 ditulis :
1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing- masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaan itu
UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 Dalam
UUD 45 pasal 29 ayat 1 dan 2

Dengan ayat-ayat itu ingin dikatakan bahwa:


 Masyarakat Indonesia adalah masyarakat Yg beragama karena didasarkan atas
Ketuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, org harus beragama atau berkepercayaan.
 Setiap warga negara bebas memeluk dan menjalan ibadat sesuai dgn agama masing-
masing
 Setiap umat beragama wajib menghormati dan memberi kebebasab pihak lain untuk
melaksanakan ibadatnya
 Setiap agama dilarang memaksa seseorg atau sekelompok utk menganut agamanya
Kerjasama Antara Umat Beragama Kerjasama
umat beragama bisa dijalin dengan berbagai
cara seperti dialog, diskusi, mengadakan suatu
kegiatan, atau pertemuan antar agama,
silaturahmi dan lain sebagainya.

• Dialog kehidupan sehari-hari interaksi


dengan anggota masyarakat lain.
• Dialog formal interaksi dengan saudara-
saudari berbeda agama dalam
rapat/pertemuan baik di tingkat RT, RW,
Kabupaten atau Kota
5 wujud dialog antar umat
• Dialog teologis interaksi dengan saudara
beragama
yang berbeda agama terkait dengan
masalah-masalah keagamaan agar
mendapat kejelasan , seperti keselamatan
hidup, dll
• Dialog Doa kegiatan berdoa dengan
saudara-saudari berbeda agama untuk
memperoleh rahmat- rahmat kasih Allah
Hambatan-HambatanDalam Membangun Dialog dan KerjasamaUmat Beragama
a. Aspek tokoh historis, Fanatisme dan sovinisme pemeluk agama yang kurang setia terhadap tokoh
historis yg diikutinya beranggapan, seolah- olah mereka ini berasal dari Allah yg berbeda. · Proses
pembodohan dalam kaderisasi dan propaganda dari pemuka agama kepada para kader dan pemeluk
agama sehingga mereka tidak memperoleh informasi yang benar dan utuh tentang tokoh hidtoris
dan ajarannya.

b. Aspek harta yang dimiliki, Kekayaan tidak jarang digunakan untuk menindas orang kecil provokasi
agama yang sering kali disertai kekerasan. Kekayaan seringkali diperlakukan sebagai status simbol

c. Aspek pesan universal, Persepsi yang berbeda-beda dari masing-masing agama dan pemuka agama
tentang pesan agamanya , Ketertutupan dan eksklusivitas para pemeluk agama

d. Aspek tujuan hidup, Solidarisme yang dikembangkan hanya bersifat ekslusif . Ada semacam
persaingan yang tidak sehat dalam mencapai tujuan hidup.

e. Aspek pandangan terhadap kaum miskin, Masih ada kesenjangan sosial bahkan kian lebar Masih
suburnya materialisme, konsumerisme, hedonisme Pendiskridtan elite terhadap kaum miskin
sebagai pemalas dan sampah masyarakat

f. Aspek iman, ibadat dan kitab suci, Beriman kepada Tuhan yang sama, tetapi perbedaan tradisi dan
ajaran dibesar-besarkan . Ada persaingan dalam pembangunan tempat ibadah beserta sarana
pendukungnya . Ada rasa “alergi” untuk membaca dan mempelajari kitab suci terutama kitab suci
dari agama lain
DalamKitab Suci (Luk. 10 : 25-37) Bercerita tentang
perumpamaan Yesus tentang orang Samaria yg murah hati.
Sikap org Samaria yg murah hati itu patut dicontohi. Dia tidak
mengenal org Yerusalem itu tetapi dia menolongnya,
mencarikan tempat penginapan dan merawat org Yerusalem itu
Tidak seperti org Lewi dan Imam yg hanya melihat dan melepas
org Yerusalem itu kesakitan di jalan Padahal menurut org
Yahudi, bangsa Samaria adalah bangsa Kafir Tuhan tidak
memepersoalkan agama, tetapi Belas Kasih dan Persaudaraan.
Yesus menyapa dan bersahabat dgn siapa saja apapun
keyakinan dan agamanya. Oleh karena itu, kita harus
berpedoman pada sikap Yesus sendiri
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai