Anda di halaman 1dari 74

ECG / EKG

An early commercial ECG device in 1911 (Wikipedia)


Cambridge Simpliscribe, instrumen EKG terkenal pada
tahun 1950-an dan 1960-an.
(wikipedia)
Modern ECG
An electrocardiograph with integrated display and keyboard on a
wheeled cart (wikipedia)
Sejarah ECG
http://kursus-ekg-online.weebly.com/modul/sejarah-singkat-elektrokardiografi

• 1786
Berawal dari keberhasilan Dr. Luigi Galvani, seorang
dokter dan fisikawan Italia, merekam aliran listrik
dari otot skelet pada tahun [1], beberapa fisikawan
dan ahli fisiologi pun berusaha menunjukkan adanya
aktivitas listrik di jantung.[2,3]

• 1872
Alexander Muirhead dilaporkan telah terpasang
kabel ke pergelangan tangan pasien demam untuk
mendapatkan catatan detak jantung pasien
(en.wikipedia)
• 1887
Ahli fisiologi London, Augustus Waller, mempublikasikan
elektrokardiogram manusia pertama [4] menggunakan
elektrometer kapiler Lippmann terfiksasi pada sebuah
proyektor sehingga memungkinkan detak jantung direkam
secara real time.[2]

• 1889
Waller lalu mendemonstrasikan teknik perekaman jantung
pada the First International Congress of Physiologists dan
disaksikan oleh ahli fisiologi Belanda kelahiran Semarang,
Indonesia, Willem Einthoven.[5] Empat tahun kemudian,
Einthoven memperkenalkan istilah ‘electrocardiogram’ pada
pertemuan Dutch Medical Association.[1]
• 1895
Einthoven memperbaiki elektrometer kapiler Lippmann &
mempublikasi sebuah ilustrasi untuk menunjukkan EKG yang
telah dikoreksi secara matematis terhadap inersia dan friksi
pada sistem kapiler).[1] ABCD digunakan untuk
mengindikasikan gelombang yang terbentuk pada
elektrometer lama. Einthoven menggambar kurva dari
elektrometer yang telah diperbarui dan diberi nama PQRST.
Pemilihan PQRST diperkirakan terinspirasi oleh Descartes yang
menggunakannya huruf-huruf tersebut untuk
mengidentifikasi titik-titik berurutan pada kurva.[6]

• 1901
Einthoven mempublikasi elektrokardiogram pertama yang
direkam dengan menggunakan galvanometer senar[2] dengan
berat 600 pounds (lebih dari 270 kg)[7] yang merupakan dasar
dari alat EKG 3 sadapan.[1] Alat EKG komersial diproduksi
pada tahun 1911.
• 1912
Einthoven mendeskripsikan sebuah segitiga sama sisi yang
terbentuk oleh sadapan I, II, dan III, yang kemudian dikenal dengan
nama segitiga Einthoven.[8] Elektrokardiogram pada kasus infark
miokard akut pertama kali dipublikasikan oleh Harold Pardee dari
New York pada tahun 1920 yang dideskripsikan sebagai T yang
tinggi dan dimulai dari titik turunnya gelombang R,[9] yang
selanjutnya dikenal sebagai elevasi segmen ST.

• 1924
Willem Einthoven kemudian memperoleh Nobel prize karena
penemuannya di bidang EKG pada tahun.[5] Dalam
perkembangannya, alat EKG pun mengalami evolusi dari ukuran dan
berat yang awalnya lebih dari 270 kg hingga menjadi 50 pounds
(1928), kemudian menjadi 25 pounds (1935).
• 1932
Penggunaan klinis lead prekordial dicetuskan oleh Charles
Wolferth dan Francis Wood pada tahun ketika mendiagnosis
adanya oklusi koroner.[10]

• 1942
Emanuel Goldberger pada tahun menambahkan sadapan
unipolar aVR, aVL, dan aVF dan terbentuklah 12 sadapan
EKG.[8]

• 1954
American Heart Association (AHA) menetapkan standar
rekaman alat EKG dengan 12 sadapan seperti yang digunakan
sekarang.[1]
• 2005
Alat EKG terus mengalami perkembangan untuk meningkatkan manfaat
klinis. Clemmensen dkk melaporkan keberhasilan reduksi waktu antara
onset nyeri dada dan angioplasti primer dengan penggunaan transmisi
elektrokardiogram pasien secarawireless dari ambulans ke handheld
Personal Digital Assistant (PDA) kardiologis di rumah sakit.[11]

Kemajuan teknologi membuat alat EKG semakin mudah digunakan dan


praktis untuk dibawa kemana-mana. Alat EKG portable
handheld bahkan memiliki berat hanya berkisar 100 gram. Hadirnya
alat EKG merupakan suatu terobosan besar dalam dunia kedokteran
karena dapat membantu menegakkan diagnosis dan mengevaluasi
berbagai kelainan jantung.
Electrocardiograph
Berasal dari bahasa Yunani
• Electro
Berkaitan dengan aktifitas kelistrikan
• Kardio
Jantung
• Graph
“to write”/ menulis
Istilah
• Electrocardiograph / elektrokardiograf  Alat
• Electrocardiography / elektrokardiografi
 Process of recording the electrical activity of
the heart over a period of time using electrodes placed
on the skin
• Electrocardiogram  Grafik yang dibuat oleh
elektrokardiograf

Elektrokardiograf adalah mesin yang digunakan untuk


melakukan elektrokardiografi, dan menghasilkan
elektrokardiogram.
• Leads / Sadapan  Gabungan elektrode yang
membentuk garis khayalan pada badan di
mana sinyal listrik diukur.
*** Pada penggunaan di klinik terkadang
leads / sadapan bermakna elektroda
• Electrode  Pad konduktif yang bersentuhan
dengan tubuh dan membuat sirkuit listrik
dengan elektrokardiograf
Elektroda
• Limb / ekstremitas
- Right Arm (RA)
- Left Arm (LA)
- Right Leg (RL)
- Left leg (LL)

• Precordial
V1, V2, V3, V4, V5, V6
Nama Lokasi Elektroda

RA Nama dan
Di lengan kanan,Lokasi Elektroda
menghindari otot tebal.

LA Di lengan kiri, menghindari otot tebal.

RL Di kaki kanan, otot betis lateral.

LL Di kaki kiri, otot betis lateral.

V1 Ruang interkostal IV sebelah kanan sternal

V2 Ruang interkostal IV sebelah kiri sternal

V3 Pertengahan antara V2 dan V4.

V4 Ruang interkostal V garis midklavikula sinistra

V5 Sejajar V4 garis anterior axillary line sinistra

V6 Sejajar V4 garis mid axila line sinistra


Limb leads / sadapan ekstremitas
• Terdiri dari leads I, II, dan III
• Elektroda yang membentuk sinyal-sinyal ini
terletak di lengan kanan dan kiri, serta satu di
kaki kiri.
• Sadapan ekstremitas membentuk poin dari
apa yang dikenal sebagai segitiga Einthoven.
Augmented Limb Leads
Terdiri dari :
• Lead augmented vector right (aVR)
• Lead augmented vector left (aVL)
• Lead augmented vector foot (aVF)
The limb leads and augmented limb leads
Precordial leads

• Terdiri dari V1, V2, V3, V4, V5, dan V6


• Ditempatkan secara langsung di dada
• Merupakan sadapan unipolar
• Paper
• Monitor
Sistem konduksi jantung
3 area utama penghasil impuls dan konduksi
pada jantung:
• Sinoatrial (SA) node
• Atrioventrikular (AV) node
• Berkas His dan Serat Purkinje
Sistem Konduksi Jantung
SA Node
• Natural pacemaker
• HR : 60 – 100 depolarisasi/mnt
• Letak : Pintu masuk vena kava, posterior
atrium kanan

Bachmann Bundle: conduction pathway dari


atrium kanan ke atrium kiri
AV Node
• Letak: posterior bagian kanan intraarterial septum

• Semua impuls yg bermula dr atrium dikonduksilkan ke


ventrikel mll AV Node

• AV nodal delay: perlambatan konduksi sementara di AV node


untuk memberikan waktu yang adekuat untuk pengisian
ventrikel

• Retrograde conduction of the AV Node: konduksi balik ke arah


atrium pada kondisi penyakit ttt
AV Node
• Letak: posterior bagian kanan intraarterial septum

• Semua impuls yg bermula dr atrium dikonduksilkan


ke ventrikel mll AV Node

• AV nodal delay: perlambatan konduksi sementara di


AV node untuk memberikan waktu yang adekuat
untuk pengisian ventrikel
Berkas His, Cabang His & Serat
Purkinje
• Impuls elektrik dr ventrikel dikonduksikan ke berkas
his, cabang berkas dan serat purkinje

• Letak: berjalan di endokardium ke bawah sisi kanan


septum intraventrikel

• Cabang berkas kanan lebih tebal dari cabang berkas


his
SA AV

SA-AV

PURKINJE

Kontraksi HIS
Siklus Jantung (1)
Sistolik Ventrikel
• Depolarisasi ventrikel → otot papilari dan septum menegang
• Penutupan katup mitral dan trikuspid
• Pembukaan katup aorta dan pulmonal
• Darah dipompa keluar dr ventrikel

Stroke volume
Residual/end-sistolik volume
Ejection fraction
Siklus Jantung (2)
Diastolik ventrikel
• Isovolumic relaxation
• Penutupan katub aorta dan pulmonal
• Pembukaan katub mitral dan trikuspid
• Aliran darah pasif ke ventrikel
• Ventrikular diastolik filling during atrial
conduction
Gelombang P
• Mewakili depolarisasi
atrium
• Normal : Kecil, melengkung
• Tinggi < 0,3 mV di lead II, III
• Positif di lead II dan aVF
Lebar < 0.12 dtk
Kompleks QRS
• Mewakili depolarisasi otot ventrikel
• Gel R: defleksi +
• Gel S: defleksi Θ mengikuti R
• Lebar Kompleks QRS: 0,04 – 0,10 dtk
Gelombang T

• Mewakili repolarirasi otot


ventrikel
• Tinggi < 10 mm pd lead di
precordial, < 5 mm pd lead
di ekstremitas
• Bentuk: melengkung &
sedikit Asismetris
Interval PR
• Diukur dr awal gel P – awal
kompleks QRS
• Mewakili waktu yang
diperlukan untuk impuls
bergerak dr atrium, AV
junction dan sistem purkinje
• Normal: 0,12 – 0,20 dtk
Segmen ST

• Mewakili waktu yang


diperlukan oleh
ventrikel untuk
depolarisasi
• Mulai dr akhir kompleks
QRS – permulaan gel T
• Segmen ST harus pada
garis isoelektrik
Interval QT
• Menunjukkan durasi
aktivasi dan recovery
ventrikel
• Diukur mulai awal
Kompleks QRS – akhir
gel T
Heart Rate / Frekuensi
Menggunakan gelombang EKG selama 6 detik,
kemudian hitung jumlah QRS dan kalikan 10.
Sinus Rythm

• HR: 60 – 100 bpm


• Irama: Reguler
• Gel P: mendahului setiap kompleks QRS & bentuknya
konsisten
• Interval PR: 0,12 – 0,20 dtk
• Kompleks QRS: 0,04 – 0,10 dtk
Gelombang P
Ada / Normal Tidak Ada

Komplek QRS
Diikuti QRS

Sempit Lebar
PR Interval

Atrial Takikardi/
Normal Memanjang Tidak dapat dihitung Supra ventricular
takikardi Irama

AV Blok Gel P teratur spt mata Gel P tidak teratur


Irama gergaji

Teratur Tidak teratur


Teratur Tidak Teratur Atrial Flutter Atrial Fibrilasi

Ventrikel Ventrikel fibrilasi


takikardi
Frekwensi Sinus Aritmia

< 60 x/mnt 60-100 x/mnt > 100 x/mnt

Sinus Sinus Rhythm Sinus Takikardi


Bradikardi
Gangguan Rythme Sinus
Contoh
Gangguan Rythme Atrium
• Atrial Takikardia
HR: 120 – 250 bpm
Gel P: mendahului kompleks QRS, tapi dapat
tersembunyi di belakang gel T sebelumnya

• Atrial Flutter
HR atrium: 250 - 450 bpm
HR ventrikel: 150 bpm, tergantung pada blok
pada AV node

• Atrial Fibrilasi
HR atrium: 400 - 600 bpm
HR ventrikel: 110 – 160 bpm
Gangguan Rythme Atrium
Contoh
Gangguan Rythme Ventrikel

Gel P: normal atau tersembunyi


Kompleks QRS: melebar

• Ventrikular Takikardia
HR: 100 – 220 bpm
• Ventrikular Flutter
HR: 220 – 40 bpm
• Ventrikular Fibrilasi
HR: Sangat cepat
Gangguan Rythme Ventrikel
Contoh
Gangguan Rythme
Supraventrikular Takikardia
• HR: >100 – 280 bpm
• Irama: Reguler
• Gel P: biasanya tdk teridentifikasi
• Kompleks QRS: Sempit
Gangguan Rythme
Ventrikular Ekstrasistole
• Depolarisasi prematur sel miokardium
ventrikel atau serat purkinje
Gangguan Konduksi

• AV Blok Derajat I
Interval PR: > 0,20 dtk
• AV Blok Derajat II (Tipe I) (Wenkebach)
Irama: ireguler atau membentuk pola 2:1, 3:1
Interval PR: meningkat secara bertahap
• AV Blok Derajat II Type II (Mobitz II)
Gel P secara periodik tdk diikuti Kompleks QRS
Interval PR: normal
• AV Blok Derajat III
Gel P tidak berkaitan dgn Kompleks QRS
HR atrium: normal
HR Ventrikel: < 45 bpm
Gangguan Konduksi
Contoh
Kemaknaan
• ST Elevasi bermakna bila:
– Tinggi > 2 mm pada lead pre kordial
– Tinggi > 1 mm pada lead ekstremitas
• ST Depresi bermakna bila:
– Horizontal
– Down sloping
Referensi
1. AlGhatrif M, Lindsay J. A brief review: history to understand fundamentals of electrocardiography. Journal of Community Hospital
Internal Medicine Perspectives. 2012;2:14383.

2. Burnett J. The origins of the electrocardiograph as a clinical instrument. Medical History Supplement. 1985;5:53-76.

3. Sanderson JB, Page FJM. Experimental results relating to the rhythmical and excitatory motions of the ventricle of the heart of the frog,
and of the electrical phenomena which accompany them. Proc Roy Soc Lond. 1878;27:410–414.

4. Waller AD. A demonstration on man of electromotive changes accompanying the heart's beat. J Physiol Lond. 1887;8:229–234.

5. Merritt C, Tan SY. Willem Einthoven (1860-1927): father of electrography. Singapore Med J. 2002;53(1):17-18.

6. Hurst JW. Naming of the waves in the ECG, with a brief account of their genesis. Circulation. 1998;98:1937-1942.

7. Rivera-Ruiz M, Cajavilca C, Varon J. Einthoven's string galvanometer: the first electrocardiograph. Tex Heart Inst J. 2008;35(2):174–178.

8. Titomir LI. The remote past and near future of electrocardiology: view-point of a biomedical engineer. Bratisl Lek Listy.
2000;101(5):272-279.

9. Pardee HEB. An electrocardiographic sign of coronary artery obstruction. Arch Int Med. 1920;26:244-257.

10. Wolferth CC, Wood FC. The electrocardiographic diagnosis of coronary occlusion by the use of chest leads. Am J Med Sci.1932;183:30-
35.

11. Clemmensen P, Sejersten M, Sillesen M, dkk. Diversion of ST-elevation myocardial infarction patients for primary angioplasty based on
wireless prehospital 12-lead electrocardiographic transmission directly to the cardiologist's handheld computer: a progress report. J
Electrocardiol. 2005;38(4 Suppl):194-198.
Referensi
• McCloskey, J. C & Bulechek, G. M. (1996). Nursing intervention
classification. St Louis, MO: Mosby-Year Book Inc

• NANDA International. (2005). Nursing diagnoses: Definition &


classification 2005-2006. Philadelphia: Nanda International.

• Urden, L. D., Stacy, K. M. & Lough, M. E. (2002). Thelan’s


critical care nursing: Diagnosis and management (4th ed.).
Missouri: Mosby.

• HIBGABI, (2016),Modul Emergency Nursing Intermediate


Level, Bapelkes batam

Anda mungkin juga menyukai