Ekg
Ekg
• 1786
Berawal dari keberhasilan Dr. Luigi Galvani, seorang
dokter dan fisikawan Italia, merekam aliran listrik
dari otot skelet pada tahun [1], beberapa fisikawan
dan ahli fisiologi pun berusaha menunjukkan adanya
aktivitas listrik di jantung.[2,3]
• 1872
Alexander Muirhead dilaporkan telah terpasang
kabel ke pergelangan tangan pasien demam untuk
mendapatkan catatan detak jantung pasien
(en.wikipedia)
• 1887
Ahli fisiologi London, Augustus Waller, mempublikasikan
elektrokardiogram manusia pertama [4] menggunakan
elektrometer kapiler Lippmann terfiksasi pada sebuah
proyektor sehingga memungkinkan detak jantung direkam
secara real time.[2]
• 1889
Waller lalu mendemonstrasikan teknik perekaman jantung
pada the First International Congress of Physiologists dan
disaksikan oleh ahli fisiologi Belanda kelahiran Semarang,
Indonesia, Willem Einthoven.[5] Empat tahun kemudian,
Einthoven memperkenalkan istilah ‘electrocardiogram’ pada
pertemuan Dutch Medical Association.[1]
• 1895
Einthoven memperbaiki elektrometer kapiler Lippmann &
mempublikasi sebuah ilustrasi untuk menunjukkan EKG yang
telah dikoreksi secara matematis terhadap inersia dan friksi
pada sistem kapiler).[1] ABCD digunakan untuk
mengindikasikan gelombang yang terbentuk pada
elektrometer lama. Einthoven menggambar kurva dari
elektrometer yang telah diperbarui dan diberi nama PQRST.
Pemilihan PQRST diperkirakan terinspirasi oleh Descartes yang
menggunakannya huruf-huruf tersebut untuk
mengidentifikasi titik-titik berurutan pada kurva.[6]
• 1901
Einthoven mempublikasi elektrokardiogram pertama yang
direkam dengan menggunakan galvanometer senar[2] dengan
berat 600 pounds (lebih dari 270 kg)[7] yang merupakan dasar
dari alat EKG 3 sadapan.[1] Alat EKG komersial diproduksi
pada tahun 1911.
• 1912
Einthoven mendeskripsikan sebuah segitiga sama sisi yang
terbentuk oleh sadapan I, II, dan III, yang kemudian dikenal dengan
nama segitiga Einthoven.[8] Elektrokardiogram pada kasus infark
miokard akut pertama kali dipublikasikan oleh Harold Pardee dari
New York pada tahun 1920 yang dideskripsikan sebagai T yang
tinggi dan dimulai dari titik turunnya gelombang R,[9] yang
selanjutnya dikenal sebagai elevasi segmen ST.
• 1924
Willem Einthoven kemudian memperoleh Nobel prize karena
penemuannya di bidang EKG pada tahun.[5] Dalam
perkembangannya, alat EKG pun mengalami evolusi dari ukuran dan
berat yang awalnya lebih dari 270 kg hingga menjadi 50 pounds
(1928), kemudian menjadi 25 pounds (1935).
• 1932
Penggunaan klinis lead prekordial dicetuskan oleh Charles
Wolferth dan Francis Wood pada tahun ketika mendiagnosis
adanya oklusi koroner.[10]
• 1942
Emanuel Goldberger pada tahun menambahkan sadapan
unipolar aVR, aVL, dan aVF dan terbentuklah 12 sadapan
EKG.[8]
• 1954
American Heart Association (AHA) menetapkan standar
rekaman alat EKG dengan 12 sadapan seperti yang digunakan
sekarang.[1]
• 2005
Alat EKG terus mengalami perkembangan untuk meningkatkan manfaat
klinis. Clemmensen dkk melaporkan keberhasilan reduksi waktu antara
onset nyeri dada dan angioplasti primer dengan penggunaan transmisi
elektrokardiogram pasien secarawireless dari ambulans ke handheld
Personal Digital Assistant (PDA) kardiologis di rumah sakit.[11]
• Precordial
V1, V2, V3, V4, V5, V6
Nama Lokasi Elektroda
RA Nama dan
Di lengan kanan,Lokasi Elektroda
menghindari otot tebal.
SA-AV
PURKINJE
Kontraksi HIS
Siklus Jantung (1)
Sistolik Ventrikel
• Depolarisasi ventrikel → otot papilari dan septum menegang
• Penutupan katup mitral dan trikuspid
• Pembukaan katup aorta dan pulmonal
• Darah dipompa keluar dr ventrikel
Stroke volume
Residual/end-sistolik volume
Ejection fraction
Siklus Jantung (2)
Diastolik ventrikel
• Isovolumic relaxation
• Penutupan katub aorta dan pulmonal
• Pembukaan katub mitral dan trikuspid
• Aliran darah pasif ke ventrikel
• Ventrikular diastolik filling during atrial
conduction
Gelombang P
• Mewakili depolarisasi
atrium
• Normal : Kecil, melengkung
• Tinggi < 0,3 mV di lead II, III
• Positif di lead II dan aVF
Lebar < 0.12 dtk
Kompleks QRS
• Mewakili depolarisasi otot ventrikel
• Gel R: defleksi +
• Gel S: defleksi Θ mengikuti R
• Lebar Kompleks QRS: 0,04 – 0,10 dtk
Gelombang T
Komplek QRS
Diikuti QRS
Sempit Lebar
PR Interval
Atrial Takikardi/
Normal Memanjang Tidak dapat dihitung Supra ventricular
takikardi Irama
• Atrial Flutter
HR atrium: 250 - 450 bpm
HR ventrikel: 150 bpm, tergantung pada blok
pada AV node
• Atrial Fibrilasi
HR atrium: 400 - 600 bpm
HR ventrikel: 110 – 160 bpm
Gangguan Rythme Atrium
Contoh
Gangguan Rythme Ventrikel
• Ventrikular Takikardia
HR: 100 – 220 bpm
• Ventrikular Flutter
HR: 220 – 40 bpm
• Ventrikular Fibrilasi
HR: Sangat cepat
Gangguan Rythme Ventrikel
Contoh
Gangguan Rythme
Supraventrikular Takikardia
• HR: >100 – 280 bpm
• Irama: Reguler
• Gel P: biasanya tdk teridentifikasi
• Kompleks QRS: Sempit
Gangguan Rythme
Ventrikular Ekstrasistole
• Depolarisasi prematur sel miokardium
ventrikel atau serat purkinje
Gangguan Konduksi
• AV Blok Derajat I
Interval PR: > 0,20 dtk
• AV Blok Derajat II (Tipe I) (Wenkebach)
Irama: ireguler atau membentuk pola 2:1, 3:1
Interval PR: meningkat secara bertahap
• AV Blok Derajat II Type II (Mobitz II)
Gel P secara periodik tdk diikuti Kompleks QRS
Interval PR: normal
• AV Blok Derajat III
Gel P tidak berkaitan dgn Kompleks QRS
HR atrium: normal
HR Ventrikel: < 45 bpm
Gangguan Konduksi
Contoh
Kemaknaan
• ST Elevasi bermakna bila:
– Tinggi > 2 mm pada lead pre kordial
– Tinggi > 1 mm pada lead ekstremitas
• ST Depresi bermakna bila:
– Horizontal
– Down sloping
Referensi
1. AlGhatrif M, Lindsay J. A brief review: history to understand fundamentals of electrocardiography. Journal of Community Hospital
Internal Medicine Perspectives. 2012;2:14383.
2. Burnett J. The origins of the electrocardiograph as a clinical instrument. Medical History Supplement. 1985;5:53-76.
3. Sanderson JB, Page FJM. Experimental results relating to the rhythmical and excitatory motions of the ventricle of the heart of the frog,
and of the electrical phenomena which accompany them. Proc Roy Soc Lond. 1878;27:410–414.
4. Waller AD. A demonstration on man of electromotive changes accompanying the heart's beat. J Physiol Lond. 1887;8:229–234.
5. Merritt C, Tan SY. Willem Einthoven (1860-1927): father of electrography. Singapore Med J. 2002;53(1):17-18.
6. Hurst JW. Naming of the waves in the ECG, with a brief account of their genesis. Circulation. 1998;98:1937-1942.
7. Rivera-Ruiz M, Cajavilca C, Varon J. Einthoven's string galvanometer: the first electrocardiograph. Tex Heart Inst J. 2008;35(2):174–178.
8. Titomir LI. The remote past and near future of electrocardiology: view-point of a biomedical engineer. Bratisl Lek Listy.
2000;101(5):272-279.
9. Pardee HEB. An electrocardiographic sign of coronary artery obstruction. Arch Int Med. 1920;26:244-257.
10. Wolferth CC, Wood FC. The electrocardiographic diagnosis of coronary occlusion by the use of chest leads. Am J Med Sci.1932;183:30-
35.
11. Clemmensen P, Sejersten M, Sillesen M, dkk. Diversion of ST-elevation myocardial infarction patients for primary angioplasty based on
wireless prehospital 12-lead electrocardiographic transmission directly to the cardiologist's handheld computer: a progress report. J
Electrocardiol. 2005;38(4 Suppl):194-198.
Referensi
• McCloskey, J. C & Bulechek, G. M. (1996). Nursing intervention
classification. St Louis, MO: Mosby-Year Book Inc