Anda di halaman 1dari 37

HUKUM

ADAT
Nama anggota kelompok 7 :
1. Jidan Gigih Riyadi (201920177)
2. Damarjati Notosaputro (201920178)
3. Mia Wahyuning Lestari (201920179)
4. Firda Noor Malia (201920180)
5. Dafa Aqil Majid (201920181)
A. Pengertian Hukum Adat
Secara bahasa hukum adat terbagi
dari dua kata yakni hukum dan adat.

Hukum adalah kumpulan aturan atau


norma yang apabila dilanggar akan
dikenai sanksi.

Sedangkan kata adat, menurut Prof.


Amura, istilah ini berasal dari bahasa
Sansekerta :
 Kata a berarti tidak
 Kata dato berarti sesuatu yang bersifat
kebendaan.
Pengertian 1. Prof. Mr. B. Terhaar 2. Prof. Dr. Hazairin
hukum Bzn “Hukum adat adalah
“Hukum adat adalah endapan kesusilaan
adat keseluruhan peraturan dalam masyarakat yaitu
kaidah-kaidah
menurut yang menjelma dalam
keputusan-keputusan kesusilaan yang
para ahli dari kepala-kepala adat kebenarannya telah
dan berlaku secara mendapat pengakuan
spontan dalam umum dalam
masyarakat.” masyarakat itu.”
secara umum hukum adat merupakan
serangkaian hukum yang lahir dan hidup dalam
masyarakat adat itu sendiri.

Masyarakat hukum adat yaitu sekumpulan


orang yang diikat oleh tatanan hukum/
peraturan adat sebagai warga bersama
dalam satu persekutuan hukum yang
tumbuh karena dasar keturunan ataupun
kesamaan lokasi tempat tinggal.
1. Hukum yang tidak tertulis ( jus non scriptum )
Hukum yang hidup sebagai convention di dalam
badan - badan negara.
Hukum yang timbul karena putusan - putusan
hakim (jurisprudensi).
Hukum yang timbul karena kebiasaan - kebiasaan
yang dipertahankan oleh masyarakat, baik
masyarakat perkotaan maupun pedesaan.

2. Hukum yang tertulis (jus scriptum)


Peraturan - peraturan perundang - undangan yang
dikeluarkan oleh raja/sultan dahulu, pranata - pranata
di Jawa, peswara-peswara/titiswara-titiswara di Bali,
dan sarakata-sarakata di Aceh.

3. Uraian-uraian tertulis yang biasanya merupakan hasil


penelitian yang dihimpun/dibukukan.
Misalnya Buku hasil penelitian Prof. Supomo yang
diberi judul “Hukum Perdata Adat Jawa Barat” dan
buku hasil penelitian Prof. Djojodigoeno/Tirtawinata
yang diberi judul “Hukum Perdata Adat Jawa Tengah”.
C.Unsur-Unsur Hukum Adat

Menurut Soerodjo Wignjodipoero,


hukum adat memiliki unsur – S.H. : Hukum adat memiliki 2 unsur,
unsur, diantaranya : yakni:
Tingkah laku yang selalu Unsur kenyataan, bahwa adat itu
dilakukan oleh masyarakat. dalam keadaan yang sama
Terdapat keputusan dari selalu diindahkan oleh
kepala adat. masyarakat hukum adat.
Memiliki sanksi hukum. Unsur psikologi, terdapat
Tidak tertulis. keyakinan pada rakyat, menurut
Ditaati oleh masyarakat mereka adat dimaksud memiliki
hukum adat. kekuatan hukum.
D. Sistem dan Sifat
Hukum Adat
Menurut Soepomo:

Sistem hukum adalah


kebulatan aturan-aturan
yang berdasarkan suatu
kesatuan alam pikiran.

Untuk mengetahui sistem


hukum adat harus
menyelami dasar alam
pikiran yang hidup di dalam
masyarakat Indonesia.
1. Bahasa Hukum
Maksud dari bahasa
hukum adalah kata-
kata yang dipakai
terus-menerus untuk 2. Pepatah Adat
menyebut dengan Diberbagai lingkaran
konsekuen suatu hukum adat terdapat
perbuatan atau pula pepatah adat yang
Menurut Prof. Dr. keadaan, lambat laun sangat berguna sebagai
R. Soepomo, S.H menjadi istilah yang petunjuk tentang adanya
sistem hukum mempunyai isi yang sesuatu peraturan
adat memuat tertentu. hukum adat.

3. Penyelidikan Hukum Adat


Penyelidikan hukum adat haruslah
ditujukan kepada Research tentang
putusan-putusan petugas hukum, selain
itu juga harus menyelidiki kenyataan
sosial (social reality), yang merupakan
dasar bagi para petugas hukum untuk
menentukan putusan-putusannya.
Ciri dan Sifat Hukum Adat Menurut Prof. Koesno

1 2 3 4

Hukum adat Peraturannya tertuang Asas – asas Kepala adat selalu


pada biasanya dalam petuah – petuah dirumuskan dalam dimungkinkan ikut
tidak tertulis. yang memuat asas bentuk pepatah- campur dalam
prikehidupan dalam pepatah; Seloka segala urusan.
masyarakat.

7 6 5

Ketaatan dalam Faktor pamrih Faktor kepercayaan


melaksanakannya sukar dilepaskan atau agama sering
lebih disandarkan dari buka pamrih. tidak dapat
pada harga disetiap dipisahkan.
anggota masyarakat.
E. Lingkungan
Hukum Adat

Van Vollen Hoven


membagi lingkungan
hukum adat di Indonesia
menjadi 19 lingkungan
hukum adat
(Rechtskringen).
Pembagian lingkungan hukum adat menurut van vollen hoven
1. Aceh (Aceh Besar, Pantai Barat, Singkel, 3. Nias (Nias Selatan).
Semeulue). 4. Tanah Minagkabau ( Padang, Agam, Tanah
2. Tanah Gayo, Alas, dan Batak. Datar, Lima puluh Kota, Tanah Kampar,
1.) Tanah Gayo (Gayo Leus). Kerinci). Mentawai (Orang Pagai).
2.) Tanah Alas. 5. Sumatera Selatan.
3.) Tanah Batak (Tapanuli). a. Bengkulu (Rejang).
a. Tapanuli Utara: b. Lampung ( Abung, Paminggir, Pubian,
(1.) Batak Pakpak (Barus). Rebang, Gedongtataan, Tulang Bawang).
(2.) Batak Karo. c. Palembang (Anak Lakitan, Jelma Daya,
(3.) Batak Simelungun. Kubu, Pasemah, Semendo).
(4. ) Batak Toba (Simsir, d. Jambi (Batin dan Penghulu).
Balige, Laguboti, e. Enggano.
Lumban, Julu). 6. Tanah Melayu (Lingga-Riau, Indragiri. Sumatera
b. Tapanuli Selatan: Timur, Orang Banjar)
(1.) Padang Lawas (Tano 7. Bangka dan Belitung.
Sepanjang). 8. Kalimantan (Dayak Kalimantan Barat, Kapuas,
(2.) Angkola. Hulu, Pasir, Dayak, Kenya, Dayak Klemanten,
(3.) Mandailing Dayak Maanyan Siung, Dayak Ngaju, Dayak Ot
(Sayurmatinggi). Danum, Dayak Penyambung Punan).
9. Gorontalo (Bolaang Mangondow, Boalemo). 15. Kep. Timor (Kepulauan Timor - Timor, Timor
10. Tanah Toraja (Sulawesi Tengah, Toraja, Toraja Tengah, Sumba Timur, Kodi, Flores, Ngada, Riti,
Baree,Toraja Barat, Sigi, Kaili, Tawali, Toraja Sayu Bima).
Sadan, To Mori, To Lainang, Kep. Banggai). 16. Bali dan Lombok (Bali Tanganan-Pagrisingan,
11. Sulawesi Selatan (Orang Bugis, Bone, Goa, Kastala, Karang Asem, Buleleng, Jembrana,
Laikang, Ponre, Mandar, Makassar, Selayar, Lombok, Sumbawa).
Muna). 17. Jawa Pusat, Jawa Timur, serta Madura ( Jawa
12. Kepulauan Ternate (Ternate, Tidore, Halmahera, Pusat, Kedu, Puworejo, Tulungagung, Jawa
Tobelo, Kep. Sula). Timur, Surabaya, Madura).
13. Maluku Ambon (Ambon, Hitu, Bandar, Kep. 18. Daerah Kerajaan (Surakarta, Yogyakarta).
Uliasar, Saparua, Buru, Seram, Kep. Kei, Kep. 19. Jawa Barat (Pariangan, Sunda, Jakarta,
Aru, Kisar). Banten).
14. Irian.
F. Persekutuan

Persekutuan hukum adalah


kesatuan masyarakat hukum
adat yang hidup dengan
diatur oleh suatu suatu
perangkat norma yang yang
telah ditentukan bersama
dalam kesatuan masyarakat
hukum adat yang
bersangkutan.
Bilamana suatu persekutuan
masyarakat disebut persekutuan
hukum adat apabila memiliki suatu
unsur-unsur persekutuan hukum adat.
Unsur-unsur persekutuan hukum adat menurut Ter Har

1 2

Memiliki pengurus dan harta benda Memiliki tata susunan yang tetap dan
sendiri. kekal.

3 4

Masyarakat dalam persekutuan


Merupakan suatu kesatuan terhadap
tersebut mengalami kehidupan di
dunia luar, lahir, dan batin.
dalam persekutuan sebagaimana
adanya menurut kodrat alam.
1. Persekutuan Hukum Geneologis
Macam -
Macam 2. Persekutuan Hukum Territorial
Persekutuan
3. Persekutuan Hukum Geneologis dan Territorial
Hukum Adat
1. Persekutuan Hukum Geneologis.
Macam - Macam Persekutuan
Hukum Adat Geneologis
Pengertian Hukum
Adat Geneologis
Pertalian darah menurut
garis Bapak (Patrilineal)
Hukum adat
seperti Batak, Nias, Sumba.
geneologis 1
Yaitu hukum adat Pertalian darah menurut garis
yang berlandaskan Ibu (Matrilineal) seperti
kepada pertalian Minangkabau.
darah, keturunan. 2
. Pertalian darah menurut garis
Bapak dan Ibu (Unilateral)
seperti di Pulau Jawa, Aceh,
Dayak.
3
2. Persekutuan Hukum Territorial
Macam-macam persekutuan territorial
a. Persekutuan Desa
Yaitu sekelompok orang yang terikat dalam
Pengertian Persekutuan suatu kediaman termasuk didalamnya
Hukum Territorial dukuh-dukuh terpencil yang tidak berdiri
sendiri.
Persekutuan hukum
b. Persekutuan Daerah
territorial yaitu hukum adat
Dimana didalamnya terdapat
berdasarkan pada daerah
beberapa desa yang masing-masing
tertentu atau wilayah.
mempunyai tata susunan sendiri.
c. Perserikatan
Yaitu apabila beberapa persekutuan
hukum yang berdekatan mengadakan
kesepakatan untuk memelihara
kepentingan bersama, seperti saluran
air, pengairan, membentuk pengurus
bersama.
Misalnya : Perserikatan huta-huta di
Batak.
3. Persekutuan Hukum Geneologis dan Territorial
Persekutuan hukum Setiap persekutuan hukum dipimpin
geneologis dan territorial oleh kepala persekutuan.
yaitu hukum adat
berdasarkan gabungan Tugas kepala persekutuan :
antara keturunan dan 1. Tindakan-tindakan mengenai tanah,
wilayah. seperti mengatur penggunaan
tanah, menjual, gadai, perjanjian-
Misalnya di Sumba, perjanjian mengenai tanah, agar
Seram. Buru, sesuai dengan hukum adat.
Minangkabau dan 2. Penyelenggaraan hukum yaitu
Renjang. pengawasan dan pembinaan hukum.
3. Sebagai hakim perdamaian desa.
4. Memelihara keseimbangan lahir dan
batin.
5. Campur tangan dalam bidang
perkawinan.
6. Menjalankan tugasnya
pemerintahannya secara demokrasi
dan kekeluargaan.
G. Hukum
Perkawinan
Adat
Definisi Perkawinan Perkawinan adalah salah satu peristiwa
Menurut Hukum yang sangat penting dalam kehidupan
Adat masyarakat adat, sebab perkawinan
bukan hanya menyangkut kedua
mempelai, tetapi juga orang tua kedua
belah pihak, saudara-saudaranya, bahkan
keluarga mereka masing-masing. Selain
itu, perkawinan juga merupakan peristiwa
yang sangat berarti serta yang
sepenuhnya mendapat perhatian dan
diikuti oleh arwah-arwah para leluhur
kedua belah pihak.
Definisi perkawinan menurut hukum adat yang dikemukakan
oleh para ahli
1. Hazairin 2. Djojodegoeno

Perkawinan merupakan rentetan Perkawinan merupakan suatu paguyupan


perbuatan-perbuatan magis, yang atau somah (jawa: keluarga), dan bukan
bertujuan untuk menjamin merupakan suatu hubungan perikatan atas
ketenangan, kebahagiaan, dan dasar perjanjian. Hubungan suami istri
kesuburan. sebegitu eratnya sebagai suatu ketunggalan.

D
D
D
Sifat Perkawinan Menurut Hukum Adat
1. Perkawinan 2. Perkawinan 3. Perkawinan
dalam keluarga dalam keluarga dalam keluarga
Patrilinier: matrilinier: parental

• Corak perkawinan adalah • Dalam upacara • Setelah kawin keduanya


“perkawinan jujur”. perkawinan mempelai menjadi satu keluarga,
• Pemberian jujur dari pihak laki-laki laki-laki dijemput. baik keluarga suami
melambangkan diputuskan. • Suami berdiam dirumah maupun keluarga isteri.
hubungan keluarga si isteri dengan isterinya, tetapi suaminya • Dengan demikian dalam
orang tuanya dan kerabatnya. tetap dapat keluarganya susunan keluarga parental
• Isteri masuk dalam keluarga sendiri. suami dan isteri masing-
suami berikut anak-anaknya. • Anak-anak masuk dalam masing mempunyai dua
• Apabila suami meninggal, maka klan isterinya dan si ayah keluarga yaitu keluarga
isteri tetap tinggal dirumah tidak mempunyai suami dan keluarga isteri.
suaminya dengan saudara muda kekuasaan terhadap anak-
dari almarhum seolah-olah seorang anaknya.
isteri itu diwarisi oleh adik almarhum.
H. Sistem Hukum Perkawinan
1. Perkawinan endogami adalah
perkawinan antara pria dan wanita
yang berasal dari suku dan ras
yang sama.

2. Perkawinan eksogami adalah


perkawinan antara pria dan wanita
yang berlainan suku dan ras.

3. Perkawinan Eleutherogami
adalah seseorang bebas untuk
memilih jodohnya dalam
perkawinan, baik itu dari klen
sendiri maupun dari klen
lainnya.
I. Hukum
Adat
Waris
• Hukum adat waris meliputi norma-norma
hukum yang menetapkan harta kekayaan
baik yang materiil maupun yang immateriil
dari seseorang yang dapat diserahkan
kepada keturunannya.

Menurut Ter Haar


“ Hukum waris adat adalah aturan-aturan hukum
yang mengatur penerusan dan peralihan dari abad
ke abad baik harta kekayaan yang berwujud dan
tidak berwujud dari generasi pada generasi berikut. “
Sifat Hukum Adat Waris

Sifat hukum adat di Indonesia bersendi atas prinsip


dan aliran pikiran tradisional bangsa Indonesia.

Hukum adat berbeda dengan hukum adat waris


barat dan hukum waris islam.
Perbedaan Sifat Hukum Adat dengan Hukum Barat
dan Hukum Islam
Hukum Adat Hukum Barat Dan Hukum Islam

Harta warisan dalam tidak Harta warisan dihitung sebagai


merupakan kesatuan yang dapat kesatuan yang dapat dinilai dengan
dinilai harganya, tetapi merupakan uang.
kesatuan yang tidak dapat terbagi
atau dapat terbagi tetapi menurut
jenis macamnya dan kepentingan
para ahli waris.
Tidak mengenal asas legitieme portie Mengenal asas legitieme portie atau
atau bagian mutlak. bagian mutlak.

Tidak mengenal adanya hak bagi ahli Mengenal adanya hak bagi ahli waris
waris untuk sewaktu-waktu menuntut untuk sewaktu-waktu menuntut agar
agar harta warisan segera dibagikan. harta warisan segera dibagikan.
Unsur Esensialia
(Mutlak) Dalam
Warisan
1. Seorang 2. Seorang 3. Harta warisan
peninggal atau atau harta
warisan beberapa peninggalan,
yang pada orang ahli yaitu
wafatnya waris yang kekayaan
meninggal berhak yang
kan harta menerima ditinggalakan
kekayaan kekayaan dan sekali
yang beralih pada
ditinggalkan. para ahli waris
itu.
Sistem Individual: Sistem Mayorat: dalam
berdasarkan sistem sistem mayorat, harta
ini, setiap ahli waris warisan dialihkan sebagai
mendapatkan atau satu kesatuan yang tidak
memiliki harta terbagi dengan hak
Sistem warisan menurut
bagiannya masing- Sistem Kolektif: ahli
penguasaan yang
dilimpahkan kepada anak
Kewarisan masing. Pada
umumnya sistem ini
waris menerima harta
warisan sebagai satu
tertentu. Misalnya kepada
anak tertua yang bertugas
Adat diterapkan pada
masyarakat yang
kesatuan yang tidak
terbagi-bagi
sebagai pemimpin
keluarga menggantikan
menganut sistem penguasaan ataupun kedudukan ayah atau ibu
kemasyarakatan kepemilikannya dan sebagai kepala keluarga,
bilateral seperti Jawa tiap ahli waris hanya seperti di masyarakat Bali
dan Batak. mempunyai hak untuk dan Lampung harta
menggunakan atau warisan dilimpahkan
mendapat hasil dari kepada anak tertua dan di
harta tersebut. Sumatra Selatan kepada
Contohnya adalah anak perempuan tertua.
barang pusaka di
suatu masyarakat
tertentu.
Sebab-sebab Harta Peninggalan Tidak Dapat Dibagi

1 3 5

Karena sifatnya Karena hanya


Karena pembagian
seperti barang- diwariskan pada satu
warisan ditunda, misalnya
barang milik golongan saja seperti
adanya anak-anak yang
bersama/ milik system kewarisan
belum dewasa.
kerabat. mayorat.

Karena kedudukan
Karena belum bebas
hukumnya seperti barang
dari kekuasaan dari
kramat, kasepuhan,
persekutuan seperti
tanah bengkok, tanah
tanah milik desa.
kasikepan.

2 4
Menurut hukum adat, maka untuk menentukan siapa yang menjadi ahli waris
digunakan dua macam garis pokok, yaitu
1. Garis pokok keutamaan 2. Garis pokok penggantian
• Garis pokok keutamaan, adalah garis • Garis pokok penggantian adalah
hukum yang menentukan urutan- urutan garis hukum yang bertujuan untuk
keutamaan diantara golongan-golongan menentukan siapa di antara orang-
dalam keluarga pewaris, dengan orang di dalam kelompok
pengertian bahwa golongan yang satu keutamaan tertentu, tampil sebagai
lebih diutamakan daripada golongan ahli waris.
yang lain. Penggolongan garis pokok •Yang sungguh-sungguh menjadi
keutamaan adalah sebagai berikut : ahli waris adalah :
a. Kelompok keutamaan I : a. Orang yang tidak punya
Keturunan pewaris penghubung dengan
b. Kelompok keutamaan II : Orang pewaris.
tua waris b. Orang yang tidak ada lagi
c. Kelompok keutamaan III : penghubungnya dengan
Saudara-saudara pewaris dan pewaris yang berbeda
keturunannya dengan cara memberi
d. Kelompok keutamaan IV : hukuman kepada anak
Kakek dan nenek pewaris dan
seterusnya.
We Create
Quality Professional
PPT Presentation

J. Hukum Adat Tanah


Hukum adat tanah didefinisikan sebagai aturan-aturan yang tidak tertulis atau
kaidah-kaidah hukum yang diciptakan oleh masyarakat hukum adat untuk
mengatur hak atas tanah beserta segala sesuatu perbuatan hukum pemegang
hak atas tanah tersebut berkaitan dengan tanah yang dikuasainya.
KEDUDUKAN TANAH DALAM HUKUM ADAT

• Karena Sifatnya
Merupakan satu-satunya benda kekayaan yang
meskipun mengalami keadaan yang
bagaimanapun juga, masih bersifat tetap dalam
keadaannya, bahkan kadang-kadang menjadi
lebih menguntungkan.

• Karena Fakta
Suatu kenyataan bahwa tanah itu :
- merupakan tenpat tinggal persekutuan
- memberikan penghidupan kepada persekutuan
- merupakan tempat para warga persekutuan
yang meninggal dunia dikebumikan.
Hak Persekutuan Atas Tanah /
Hak Ulayat

Disebut juga sebagai: Hak purba (Djojodigoeno), Hak


pertuanan (Soepomo)
 Hak ulayat yaitu hak yang dimiliki oleh suatu
persekutuan hukum adat (sehingga sifatnya
merupakan hak bersama) untuk menguasai
seluruh tanah beserta segala isinya dalam
lingkungan wilayah persekutuan tersebut.
 Objek hukum ulayat:
1. Tanah(daratan)
2. Air(perairan)
2. Tumbuh-tumbuhan yang hidup secara
liar
3. Binatang yang hidup liar
Hak Perseorangan Atas Tanah
1. Mengumpulkan hasil-hasil 4. Membuka tanah dan kemudian mengerjakan
hutan. tanah itu terus-menerus.
2. Memburu binatang liar yang hidup di 5. Mengusahakan untuk diurus selanjutnya suatu
wilayah kekuasaan persekutuan. kolam ikan.
3. Mengambil hasil dari pohon-
pohon yang tumbuh liar.

Hak perseorangan atas tanah dibatasi oleh hak ulayat/hak


persekutuan atas tanah
Transaksi-Transaksi Tanah
1. Transaksi tanah yang bersifat perbuatan hukum
sepihak
a. Pendirian suatu desa
Sekelompok orang mendiami suatu tempat tertentu dan
membuat perkampungan di atas tanah it, membuka tanah
pertanian, mengubur orang-orang yang meninggal dunia di
tempat itu, dan lain-lain yang lambat laun tempat itu
menjadi desa, yang kemudian tumbuh hubungan hukum
dengan tanah tersebut.
b. Pembukaan tanah oleh seorang warga persekutuan
Jika seorang individu, warga persekutuan maka dengan
menggarap tanah itu terjadi suatu hubungan hukum dan
sekaligus juga hubungan religio-magis
2. Transaksi-transaksi tanah yang bersifat perbuatan
hukum dua belah pihak
a. Penyerahan tanah dengan pembayaran kontan
disertai ketentuan, bahwa yang mneyerahkan
tanah mempunyai hak mengambil kembali tanh
itu dengan pembayaran uang yang sama
jumlahnya.
b. Penyerahan tanah dengan pembayaran kontan
tanpa syarat, jadi untuk seterusnya/selamanya.
c. Penyerahan tanah dengan pembayaran kontan
disertai perpajakan, bahwa apabila kemudian
tidak ada perbuatan hukum lain, setelah satu atu
dua atau beberapa kali panen tanah itu kembali
lagi kepada pemilik tanha semula.
Transaksi yang Bersangkutan dengan Tanah
1. Perjanjian bagi hasil (deelbouw 3. Transaksi pinjam uang dengan tanggungan
overeenkomst), yakni hubungan hukum tanah, yakni seorang berjanji bahwa selama
antar seorang yang berhak atas tanah/pihak hutangnya belum lunas tidak akan membuat
pertama dengan pihak lain/pihak kedua, transaksi tanah atas tanahnya, kecuali untuk
dimana pihak kedua ini diperkenankan kepentingan kreditur. Dalam transaksi ini,
mengolah tanah yang bersangkutan, sebagai transaksi pokok adalah pinjam uang,
dengan ketentuan hasil dari pengolahan sedangkan transaksi tambahan (accessoir)
tanah dimaksud dibagi dua antar kedua adalah tanah sebagai tanggungan.
pihak .

2. Sewa tanah, yakni mengizinkan pihak 4. Numpang rumah dan numpang pekarangan,
lain untuk mengusahakan tanahnya yakni mengizinkan orang lain untuk
dengan keharusan membayar sejumlah mendirikan atau mendiami sebuah rumah di
uang tertentu sebagai uang sewa atas pekarangan seseorang. Hampir sama
kepada pemilik tanah. dengan sewa, tapi si penumpang tidak
membayar apa-apa. Jika pemilik tanah
(rumah) mencabut hak numpang dari si
penumpang, pemilik tersebut harus
membayar ongkos pindah .
You
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai