Anda di halaman 1dari 28

Disusun Oleh: Inez Talitha (1102013134)

Pembimbing: Dr. Fredrico Patria, Sp.OG

Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I R.S.Sukanto-Jakarta
Periode
 Human Papilloma Virus merupakan virus DNA
yang tidak berselubung virion -> anggota
famili Papoviriade, genus papillomavirus
 Kelompok risiko tinggi: dewasa muda aktif seksual
 Di seluruh dunia 30 juta kasus baru / tahun
 Studi di AS:
◦ 20 juta orang AS terinfeksi HPV  50% berusia
15-24 tahun
◦ 6,2 juta kasus baru setiap tahun pada pria &
wanita 15 – 44 thn
 Aktivitas seksual usia muda (<16 tahun)
 Hubungan seksual dengan multipartner
 Menderita HIV
 Perokok
 Ca servix merupakan kanker penyebab
kematian perempuan nomor 1 di Indonesia
 Pada proses karsinogenesis, asam nukleat
virus bersatu dengan DNA manusia sehingga
menyebabkan mutasi sel HPV yang
memproduksi protein E6 pada HPV tipe 18
dan protein E7pada HPV tipe 16.
 Masing-masing mensupresi gen P53 yang
merupakan gen penghambat perkembangan
tumor.
Cara penyebaran kanker serviks:
1. Invasi langsung
2. Limfogen
3. Hematogen
 Dapat asimtomatik
 Sekret vagina >>
 Bercak perdarahan  anemia
 Perdarahan post coitus
 Keputihan

 Bau busuk
 Nyeri yang menjalar ke pinggul atau kaki
 Oedem tungkai bawah
 Uremia
 Hematuria
 Penurunan berat badan
stag FIGO
e
0 Karsinoma insitu, kanker intra-epitel

I Karsinoma masih terbatas pada serviks (perluasan ke corpus uteri diabaikan)

IA Karsinoma invasif hanya didiagnosis berdsrkn hsl pemeriksaan scr mikroskopis

IA 1 Invasi ke stroma dg kedalaman tidak lebih dari 3 mm & penyebaran horizontal tidak lebih dari 7 mm

IA 2 Invasi ke stroma dg kedalaman > 3 mm tp < 5mm & penyebaran horizontal 7 mm atau lebih sedikit

IB Scr klinis lesi tampak terbatas pada serviks atau lesi scr mikroskopis lebih besar dibanding Ia2

IB 1 Scr klinis lesi tampak ≤ 4cm dalam dimensi terbesar

IB 2 Scr klinis lesi tampak > 4cm dalam dimensi terbesar

II Kanker meluas keluar serviks tp blm mencapai ddg panggul atau 1/3 bawah vagina

IIA Tanpa invasi ke Parametrium

IIB Dengan invasi ke Parametrium

III Sudah ke 1/3 bawah vagina / ddg panggul dan atau terdapat hidronefrosis atauginjal tidak ber fungsi

IIIA 1/3 bawah vagina tapi blm sampai ddg panggul

IIIB Telah meluas ke ddg panggul dan atau terdapat hidronefrosis atau ginjaltidak ber fungsi

IV Perluasan keluar organ reproduksi

IVA Menginvasi mukosa kandung kemih atau rektum

IVB Metastasis jauh


1. Papanicolau Test / Pap Test
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90%
kasus kanker serviks secara akurat dengan
biaya tidak terlalu mahal. Angka kematian
akibat kanker serviks menurun sampai >50%
Mulai skrining Jadwal skrining

Dalam waktu 3 tahun setelah Tiap tahun sampai usia 30


kontak seksual atau usia 21 tahun. Jika hasil negatif 3x
tahun berturut-turut, skrining 2-3
tahun sekali
2. Tes inspeksi visual dengan Aseto asetat (IVA)
◦ Pemulasan serviks dengan larutan asam asetat 3-5%
◦ Prinsip
Asam asetat mempengaruhi epitel abnormal
&  cairan osmolaritas, cairan ekstraseluler

membran kolaps & jarak antar sel semakin dekat

Sinar dipantulkan keluar sampai permukaan epitel abnormal

◦ Hasil:
 Cervix merah & homogen  normal
 Cervix putih dan pucat  abnormal
TAMPILAN PEMERIKSAAN IVA

Sebelum asam asetat

Bercak putih

Setelah asam asetat


3. Kolposkopi
 Dilakukan IVA dahulu
 Diperhatikan: Jarak
intercapilary,Densitas
putih pada epitel,Batas
yang tajam pada epitel
yang
normal,Regularitas
dan kontur dari
permukaan.
 (+) lanjutkan biopsi
4. Cold Knife Cone
Biopsy
Cone biopsy
diagnostik
diindikasikan :
(1) Terdapat
kecurigaan secara
sitologi akan occult
invasive carcinoma
(2) Ada diagnosis
mikroinvasif
5. Laser Cone Biopsy
 Menggunakan laser CO2
 Perdarahan <, sikatriks minimal
 Biaya dan perawatan mahal

Loop electrosurgical excision


procedure (LEEP):
• merupakan elektrosurgery
 Stadium 0  cone biopsi
 Stadium IA1 tanpa invasi limfo-vaskuler  konisasi
serviks, histerektomi totalis
 Stadium IA1 dengan invasi limfo-vaskuler dan IA2
 histerektomi radikal dengan limfadenektomi
pelvic bilataeral
 Stadium IB dan IIA  histerektomi radikal dengan
limfadenektomi pelvic bilataeral dan para aorta
 Stadium IIB, III, IVA  radioterapi lengkap yaitu
radiasi eksterna dilanjutkan dengan khemoterapi
 Stadium IVB  paliatif dan radio paliatif
 Terapi radiasi diberikan pada semua stadium,
terutama mulai stadium IIB sampai IV.
Radioterapi ajuvan dapat diberikan pada
pasien pascabedah dengan resiko tinggi.
 Terapi whole pelvic dengan fraksi 180-200
cGy perhari selama 5 minggu (dosis total
4500-5000 cGy) sebagai awal pengobatan
 Tujuannya untuk memberikan radiasi seluruh
rongga panggul, parametrium, KGB iliaca dan
para aorta.
 Diberikan sebagai gabungan radio-
kemoterapi ajuvan atau terapi paliatif.
Kemoterapi yang paling efektif adalah
Cisplatin. Selain itu yang sering digunakan
juga adalah Ifosfamid dan paclitaxel.
 Prognosis kanker serviks tergantung dari
stadium penyakit. Umumnya, 5-years survival
rate untuk stadium I lebih dari 90%, untuk
stadium II 60-80%, stadium III kira - kira 50%,
dan untuk stadium IV kurang dari 30%.

Anda mungkin juga menyukai