Anda di halaman 1dari 14

PERIKLANAN DAN ETIKA

Muhammad Luthfi Hendrato (241180045)


Pinki Arindra Putra (24118046)
PERIKLANAN ATAU REKLAME

Periklanan atau reklame adalah bagian tidak


terpisahkan dari bisnis modern. Iklan dianggap
sebagai cara ampuh untuk menonjol dalam
persaingan. Dalam perkembangan periklanan, media
komunikasi modern. media cetak maupun elektronis,
khususnya televisi memegang peranan dominan.
Fenomena periklanan ini menimbulkan perbagai
masalah yang berbeda.
KASUS ETIKA PERIKLANAN DALAM
KONTEKS DI INDONESIA

1. Fungsi Periklanan
2. Periklanan dan kebenaran
3. Manipulasi dengan periklanan
4. Pengontrolan terhadap iklan
5. Penilaian etis terhadap iklan
6. Beberapa kasus etika periklanan
1. FUNGSI PERIKLANAN

Dalam buku-buku tentang manajemen periklanan, iklan


dipandang sebagai upaya komunikasi. Iklan dilukiskan sebagai
komunikasi antara produsen dan pasaran, antara penjual dan
calon pembeli.
Iklan tentang produk baru biasanya mempunyai unsur
informasi yang kuat. Misalnya iklan tentang tempat pariwisata
dan iklan tentang harga makanan di toko swalayan.
2. PERIKLANAN DAN KEBENARAN

Pada umumnya periklanan tidak mempunyai reputasi baik


sebagai pelindung atau pejuang kebenaran. Sebaliknya, kerap kali
iklan terkesan suka membohongi, menyesatkan, dan bahkan
menipu publik.
Iklan mempunyai unsur promosi. Iklan merayu
konsumen, iklan ingin mengiming-iming calon pembeli. Karena
itu bahasa periklanan mempergunakan retorika tersendiri.
3. MANIPULASI DENGAN PERIKLANAN

Masalah manipulasi terutama berkaitan dengan segi


persuasive dari iklan (tapi tidak terlepas juga dari seg informatifnya).
Karena dimanipulasi, seseorang mengikuti motivasi yang tidak
berasal dari dirinya sendiri, tapi ditanamkan dalam dirinya dari luar.
Dikhawatirkan bahwa periklanan-seperti propaganda lain-bisa
memanipulasi public. Tetapi sekarang pada umumnya orang tidak
begitu takut lagi akan bahaya dimanipulasikan melalui propaganda
dan periklanan. Namun demikian, tetap benar juga bahwa periklanan
berusaha mempengaruhi tingkah laku konsumen.
MANIPULASI DENGAN PERIKLANAN

Contohnya :
Iklan kosmetik selalu berusaha menciptakan suatu
suasana romantic yang khas, dan hasil riasan yang sempurna dan
menawan sehingga menggiurkan untuk public konsumen.
ADA 2 CARA UNTUK MEMANIPULASI
ORANG DENGAN PERIKLANAN

1. Subliminal advertising
teknik periklanan yang sekilas menyampaikan suatu pesan dengan
begitu cepat, sehingga tidak dipersepsikan dengan sadar, tapi tinggal
di bawah ambang kesadaran. Teknik ini bisa dipakai di bidang visual
maupun audio.

2. Iklan yang ditujukan kepada anak


Iklan seperti ini pun harus dianggap kurang etis, Karena anak mudah
dimanipulasi dan dipermainkan. Iklan yang ditujukan langsung
kepada anak tidak bisa dinilai lain daripada manipulasi saja dan
karena itu harus ditolak sebagai tidak etis.
4. PENGONTROLAN TERHADAP IKLAN

Dalam bisnis periklanan, perlulah adanya kontrol tepat yang


dapat mengimbangi kerawanan tersebut. Pengontrolan ini
terutama harus dijalankan dengan tiga cara berikut ini :
1. Kontrol oleh pemerinah
2. Kontrol oleh para pengiklan
3. Kontrol oleh masyarakat
5. PENILAIAN ETIS TERHADAP IKLAN

Ada empat faktor yang selalu harus dipertimbangkan dalam


menerapkan prinsip-prinsip etis jika kita ingin membentuk
penilaian etis yang seimbang tentang iklan.
1. Maksud si pengiklan
2. Isi iklan
3. Keadaan publik yang tertuju
4. Kebiasaan di bidang periklanan
6. BEBERAPA KASUS ETIKA
PERIKLANAN
1. Tiket gratis dari Bouraq
Pada tanggal 11 dan 18 Mei 1992, maskapai Penerbangan
Bouraq memasang iklan di sebuah harian yang berbunyi :
“tukarkan 10 lembar tiket bekas penerbangan Bouraq dengan
sebuah tiket gratis di perwakilan Bouraq setempat”. Tidak diberi
penjelasan lain. Lalu seorang pengusaha di Banjarmasin
kebetulan menyimpan 50 tiket bekas dan berencana
menukarkannya dengan harapan memperoleh 5 tiket gratis.
2. Iklan plaza senayan
Sangat disayangkan pada nyanyian dan tokoh pelaku iklan
plaza senayan. Begitu konsumtif degan menggunakan helikopter
belanja dan terkesan hura-hura ditambah konteks nyanyian:
“Hidup hanya …..jangan sia-siakan” apakah betul yang hanya
sekali itu harus diisi dengan hura-hura belanja penuh kemegahan
3. Iklan kijang
Mendengar iklan mobil Toyota Kijang di radio maupun di
televisi, yang melibatkan seorang anak usia sekolah. Iklan itu secara
ditdak langsung telah mendidik anak dan keluarga untuk bergaya
hidup dan berbudaya konsumtif.
Sangat memrihatinkan, begitu banyak anak di negeri ini
yang jangankan liburan ke Bali dan naik “Kijang”, untuk sekolah
mereka tidak mampu dan harus bekerja siang malam sekadar untuk
makan 1 hari.
ETIKA BISNIS

Dalam periklanan kita tidak dapat lepas dari etika. Dimana di


dalam iklan itu sendiri mencakup pokok-pokok bahasan yang
menyangkut reaksi kritis masyarakat Indonesia tentang iklan yang
dapat dipandang sebagai kasus etika periklanan .
Iklan mempunyai unsure promosi, merayu konsumen, iklan
ingin mengiming-iming calon pembeli. Karena itu bahasa periklanan
mempergunakan retorika tersendiri. Masalah manipu lasi yang utama
berkaitan dengan segi persuasive dari iklan (tapi tidak terlepas juga
dari seg informatifnya). Karena dimanipulasi, seseorang mengikuti
motivasi yang tidak berasal dari dirinya sendiri, tapi ditanamkan
dalam dirinya dari luar.

Anda mungkin juga menyukai