Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 2

Arsen dan Selenium

1. Ayu Nabila 17380008


2. Dwiki Okta Eldianta 17380018
3. Fitri Nur Azizah 17380031
4. Lisnawati 17380047
A 5. Mufidah Hayati 17830055
N 6. M Iqbal Farhan 17380057
G 7. Murhani 17380058
G 8. Nenti Herawati 17380061
O 9. Novisa Arizatul Fikriana 17380063
T 10. Pajar Chandra Gupta 17380067
A 11. Reza Pebriyani 17380075
12. Rudiyanto 17380080
13. Safira Hanifatuz Zuhro 17380081
1. As. Anorganik
Arsenik anorganik dikaitkan dengan logam lain dalam
A batuan beku dan sedimen dan itu juga terjadi dalam
kombinasi dengan banyak unsur lainnya , terutama oksigen,
klorin , dan belerang . Pada umum nya , As+3 berupa As–
R anorganik antara lain senyawa As-pentoksida, asam
arsenat, Pb-arsenat, dan Ca-arsenat .
S
E 2. As. Organik
As-organik bisa berupa As+3, maupun As+5 diantaranya
N asam arsanilat atau bentuk metilasi. Arsen didalam tubuh
makhluk hidup, baik hewan maupun tanaman, bergabung
dengan hidrogen atau karbon membentuk As organik.
Sifat fisika
Fase solid
Titik sublimasi 887 K ​(615 °C, ​1137 °F)
3
Kepadatan 5.727 g/cm
3
saat cair 5.22 g/cm
Titik tripel 1090 K, ​3628 kPa
Titik kritis 1673 K MPa
Kalor peleburan 24.44 kJ/mol
Kalor penguapan 34.76 kJ/mol
Kapasitas kalor molar 24.64 J/(mol·K)
Sumber-sumber Arsen

Emisi Gunung Api

Proses erosif dan pelapukan batu bara

Cat dan pengawetan kayu


Proses Arsen Dalam Tubuh

Arsen terdistribusi dan disimpan dalam semua jaringan dalam tubuh dan
dimetabolisasi untuk dieliminasi melalui dua proses yang berurutan

1. Pertama adalah reaksi oksidasi / Reduksi yaitu arsenat menjadi


arsenit dan arsenit menjadi arsenat . Glutation diketahui membentuk
kompleks dengan arsen dan memperantai reduksi arsenat menjadi
arsenit . Kompleks Glutation ini dapat dieliminasi dalam empedu dan
korelasi yang positif telah ditemukan antara glutation dan kandungan
arsen dalam empedu .

1. Tahap kedua adalah metilasi, yang terjadi dalam hati, memerlukan s-


adnosymetionin (SAMe) dan mungkin donor metil lainnya (kolin,
sistein, glutation, dan asam lipoat tereduksi) untuk menghasilkan
asam monometilarsinik (MMA) dan asam dimetil arsinik (DMA) .
Mekanisme Efek Toksik Arsen Dalam
Tubuh
 1. Arsen mempengaruhi respirasi sel dengan cara
mengikat gugus sulfhidril(SH) pada dihidrolipoat,
sehingga menghambat kerja enzim yang terkait
dengan transfer energi, terutama pada piruvat
dan succinate oxidatif pathway, sehingga
menimbulkan efek patologis yang reversibel.
Selain itu sebagian arsen juga menggantikan
gugus fosfat sehingga terjadi gangguan oksidasi
fosforilasi dalam tubuh.

 2. Senyawa arsen mempunyai tempat predileksi


pada endotel pembuluh darah, khususnya di
daerah splanknik dan menyebabkan paralisis,
dilatasi, dan peningkatan permeabilitas yang
patologis. Pembuluh darah jantung yang terkena
menyebabkan timbulnya petekie subepikardial
dan subendokardial yang jelas serta ekstravasasi
perdarahan. Efek lokal arsen pada kapiler
menyebabkan serangkaian respons mulai dari
kongesti, statis serta trombosis sehingga
menyebabkan nekrosis dan iskemia jaringan.
Sampel
Preparasi Sampel Arsen
Masukan sampel 5 gram dalam krus

Larutkan dengan 5 ml dengan Ca(OH)2 0,14 %

Panaskan sampai kering sampel yang telah larut dikompor

Masukan ketanur sampai jadi abu

Simpan sampel tersebut kedalam desikator


Identifikasi Arsen dalam Pasta Gigi

5 ml larutan Celupkan
uji + 1 gram kertas saring Hasil Positif
yang telah arsen jika
serbuk Zn dibasahi terjadi bercak
dimasukan larutan AgNo3 kuning, coklat,
ketabung 20% ketabung hitam .
reaksi reaksi
Reaksi sampel + serbuk Zn + H2SO4 + Larutan AgNo3

As2O3 + 6Zn + 6H2SO4 2AsH3 + 6ZnSO4 + 3H2O

AsH3 + 6AgNo3 + H2O 6Ag + 6HNO3 + H3AsO3

A2SO4 sebagai katalis


Selenium
Selenium yang lazim disebut Se, berada digolongan
VIA atau golongan 16 bersama unsur oksigen, sulfur,
tellurium dan polandium.
Sumber Selenium
 Selenium terjadi secara alami dalam beberapa bentuk anorganik,
termasuk selenide, selenate dan selenite.

 Dalam tanah, selenium paling sering terjadi dalam bentuk larut seperti
selenate (analog dengan sulfat)

 Selenium memiliki peran biologis dan ini ditemukan dalam senyawa


organik seperti dimetilselenide,selenomethionine, selenocysteine dan
methylselenocysteine.

 Sumber utama selenium adalah makanan nabatiberupa kacang kedelai


dan kacang polong. Selain itu, selenium diperoleh dari daging ayam
tanpa kulit,susu rendah lemak, kacang-kacangan dan makanan laut
(udang, kepiting, sardin, ikan).
Sifat Selenium

•Selenium bisa didapatkan baik dalam struktur amorf maupun


kristal.

• Selenium amorf bisa berwarna merah (bentuk serbuk) atau


hitam (dalam bentuk seperti kaca).

•Selenium kristal monoklinik berwarna merah tua.Sedangkan


selenium kristal heksagonal, yangmerupakan jenis paling
stabil, berwarna abu-abumetalik.
 Selenium menunjukkan sifat fotovoltaik yakni mengubah cahaya
menjadi listrik, dan sifat fotokonduktif yakni menunjukkan
penurunan hambatan listrik dengan meningkatnya cahaya
dariluar (menjadi penghantar listrik ketika terpapar cahaya
dengan energi yang cukup).

 Sifat-sifat ini membuat selenium sangat berguna dalam produksi


fotosel untuk tujuan fotografi, seperti sel surya (panel surya).

 Selenium merupakan unsur non toksik, dan menjadi kebutuhan


unsur yang penting dalam jumlah sedikit. Namun asam selenida
dan senyawa selenium lainnya adalah racun, dan reaksi
fisiologisnya menyerupai arsen.
Sifat fisikokimia Selenium
Sifat Fisik Selenium Sifat Kimia Selenium
 Fase : solid
 Massa jenis : 4.81 g/cm³  Selenium terbakar di udara
 Titik lebur : 494 K
 Titik didih : 958 K  Tidak bereaksi dengan air
 Titik kritis : 1766 K
 Kalor peleburan : 6.69  Tetapi larut dalam asam nitrat
kJ/mol pekat dan basakuat.
 Kalor penguapan : 95.48
kJ/mol
 Kapasitas kalor (25 °C) :
25.363 J/(mol·K)
Toksisitas Selenium
Selenium sebetulnya merupakan unsur esensial bagi
pertumbuhan manusia namun apabila kadar selenium
melebihi standar yaitu 400mcg/hari akan dapat
mengakibatkan penyakit yang disebut selenosis.
Gejala-gejala akibat keracunan selenium (Selenosis)
adalah napas berbau bawang putih, kelainan dalam
sistem pencernaan makanan, rambut rontok, kuku
terbelah, kelelahan, iritabilitas, dan kerusakan syaraf.
Keracunan akut dapat mengakibatkan kerusakan hati
akumulasi cairan dalam paru-paru dan kematian.
Menghirup selenium dalam bentuk dioksida atau hidrogen
selenida dapat mengakibatkan pengaruh pernapasan
dengan iritasi tenggorokan dan hidung, batuk, hidung
berdarah, sulit bernapas, bronkitis, dan pneumonia.
1.Se + Na2S 2. Se + BaCl
SeO32-+ Na2S → Se↓ + 2S +Na3O SeO32-+ BaCl → Se↓ + 2S + 3BaO
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai