Adhid Thiya Cahya Alestya Maharani Armelidha Widiastui Fitri Kurnia Salsabila Cornelia Putri Dokumentasi • Dokumentasi adalah segala yang tertulis atau tercetak oleh individu yang berwenang. Catatan harus menjelaskan tentang perawatan yang harus diberikan kepada klien, status dan kebutuhan klien yang komprehensif (Potter and Perry, 2005) Dokumentasi pengkajian terhadap anak • Khusus untuk anak usia di bawah 5 tahun, dilakukan pengkajian pre natal care, natal dan post natal. Riwayat keluarga, riwayat imunisasi, riwayat tumbuh kembang ( pertumbuhan fisik, perkembanga ntiap tahap). Riwayat nutrisi (pemberian ASI, pemberian susu formula, pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai saat ini). Reaksi psikososial, riwayat spiritual (support sistem). Reaksi hospitalisasi, pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap, pemahamanan tentang sakit dan rawat inap. Aktivitas sehari-hari, nutrisi, cairan, eliminasi, BAK dan BAB, istirahat/tidur, mobilisasi fisik. Dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, mengobservasi keadaan umum, mengukur tanda-tanda vital, antropometri. Contoh Format pengkajian pada anak • 1. Pengumpulan Data a. Biodata 1. Pasien: Nama, umur, jenis kelamin, Suku/bangsa, Agama, Pendidikan, Alamat, Tanggal masuk RS, Tanggal Pengkajian, Diagnosa medis, Nomor rekam medis. 2. Ayah: Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Alamat. 3. Ibu: Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Alamat. b. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan utama 2. Riwayat kesehatan sekarang 3. Riwayat kesehatan dahulu 4. Riwayat kesehatan keluarga 5. Riwayat kehamilan dan kelahiran a. Pre natal Apakah pada saat ibu sedang hamil mengalami gangguan pada janin, kurang nutrisi ? b. Natal Apakah saat ibu melahirkan mengalami kesulitan (posisi kepala bayi tidak pada tempatnya, bayi terlirit tali pusar) ? c. Post natal Apakah setelah melahirkan, bayi mengalami kecacatan, berat badan lahir rendah ? 6. Riwayat Imunisasi imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit (DepKes, 2000). 7. Riwayat Tumbuh kembang Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan anak akan bervariasi dari satu anak dengan anak yang lainnya bergantung pada beberapa hal yang memengaruhinya, sedangkan pendekatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan sangat bergantung pada tahapan perkembangan mana yang sedang dilalui anak pada saat itu. Oleh karena itu, pemahaman tentang konsep tumbuh-kembang anak sangat penting bagi seorang perawat dan merupakan prinsip dasar dalam pemberian asuhan keperawatan anak. a) Pertumbuhan Fisik Ketentuan umum penggunaan strandar antrometri menurut WHO (2005) dalam Keputusan Kementerian Republik Indonesia 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang standar antrometri penilaian status gizi anak yaitu : 1. Umur dihitung dalam bulan penuh. Contoh umur 2 bulan di hidung 29 hari dihitung sebagai umur 2 bulan. 2. Ukuran Panjang Badan (PB) digunakan untuk anak umur 0 sampai 24 bulan yang diukur terlentang. Bila anak umur 0-24 bulan di ukur berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm. 3. Ukuran Tinggi Badan (TB) digunakan untuk anak umur 24 bulan yang diukur berdiri. Bila anak umur diatas 24 bulan di ukur terlentang, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7 cm. 4. Gizi kurang dan gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada Indeks Berat Badan menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight (gizi kurang) dan severely underweight (gizi buruk). 5. Pendek dan sangat pendek adalah status gizi yag didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau tinggi badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan pandanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek). 6. Kurus dan sangat kurus adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat badan menurut Panjang badan (BB/PB) atau BB/TB yang merupakan padanan istilah wasted (kurus) dan severely wasted (sangat kurus). b.Perkembangan Format DDST II ( Denver Development Screening Test) DDST II adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan usia 0- 6 tahun. DDST II digunakan untuk mendeteksi adanya masalah dalam perkembangan anak yang berat dan sebagai metode yang cepat untuk mengidentifikasi anak yang memerlukan evaluasi lebih lanjut. Aspek-aspek perkembangan yang dinilai 1. Personal Social ( Perilaku Sosial) 2. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus) 3. Language (Bahasa) 4. Gross Motor ( Gerak Motorik Kasar) 8) Aspek fisik 9) Riwayat Nutrisi 10) Riwayat Psikososial 11) Riwayat Spiritual 12) Reaksi Hospitalisasi 13) Aktivitas sehari-hari 14) Pemeriksaan fisik Dokumentasi diagnosa dalam keperawatan anak • Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) adalah suatu penilaian klinis tentang respon manusia terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau kerentangan respon dari seorang individu, keluarga, kelompok, atau komunitas (North American Nursing Diagnosis Association, 2015). Contoh diagnosa keperawatan anak: Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan reflex menghisap buruk. Dokumentasi Perencanaan Dalam Keperawatan Anak
• Perencanaan keperawatan adalah tindakan yang berpusat pada klien dan
hasil yang diperkirakan ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut serta ditentukan prioritas masalah. Setelah merumuskan diagnosa keperawatan spesifik, perawat menggunakan keterampilan berfikir kritis untuk menetapkan prioritas diagnosa dengan membuat peringkat dalam urutan kepentingannya. Prioritas ditegakkan untuk mengidentifikasi urutan intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah atau perubahan (Potter dan Perry, 2005). Dokumentasi Perencanaan Dalam Keperawatan Anak • Dengan menggunakan pengetahuan keperawatan, perawat melakukan dua intervensi yaitu mandiri/ independen dan kolaborasi/interdisipliner, intervensi kolaborasi tumpang tindih dengan perawatan yang diberikan oleh para profesional kesehatan lain (misalnya dokter atau terapi fisik) (North American Nursing Diagnosis Association, 2015). • Prinsip perencanaan : 1. Memahami konsep dan karakteristik tumbuh kembang anak 2. Memahami hubungan anak dengan pengasuh 3. Melibatkan keluarga 4. Orientasi 5. Menciptakan lingkungan yang kondusif 6. Meminimalkan trauma fisik 7. Membantu keperluan pasien Hal-hal yang didokumentasikan pada tahap perencanaan :
1. Seperangkat tujuan dan kriteria hasil sesuai dengan prioritas masalah
2. Tindakan keperawatan mandiri diprioritaskan kemudian tindakan keperawatan kolaborasi 3. Pendidikan kesehatan kepada pasien dan atau kepada keluarga 4. Rencana tindakan harus logis dan operasional 5. Berikan tanda tangan dan nama jelas Dokumentasi Implementasi Dalam Keperawatan Anak
• Secara sederhana implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau
penerapan. Pelaksanaan keperawatan adalah melakukan tindakan dan mendokumentasikan proses keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan. Implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan atau mekanisme suatu sistem. Mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguhsungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan (Doenges, 2006). • Prinsip: 1. Jangan menawarkan pilihan apakah bersedia dilakukan tindakan atau tidak 2. Beri kesempatan anak memilih tempat dilakukannya tindakan 3. Jangan membohongi anak bahwa tindakan yang akan dilakukan tidak menimbulkan rasa sakit 4. Jelaskan tindakan secara singkat dan sederhana 5. Perkenankan anak untuk mengeluh atau menangis jika terasa sakit 6. Jangan berbisik kepada perawat lain atau keluarga didepan anak 7. Berpikir positif dan asertif 8. Waktu tindakan sesingkat mungkin 9. Libatkan keluarga Hal-hal yang perlu didokumetasikan pada tahap implementasi :
1. Mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan
2. Mencatat diagnosa keperawatan nomor berapa yang dilakukan intervensi tersebut 3. Mencatat semua jenis intervensi keperawatan termasuk hasilnya 4. Berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan yang telah melakukan intervensi. Dokumentasi Evaluasi Dalam Keperawatan Anak • Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto dan Wartonah, 2006). • Pada tahap evaluasi terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan selama proses keperawatan berlangsung dan menilai dari respon klien disebut evaluasi proses, kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut dengan evaluasi hasil yang terdiri dari: 1. Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat melakukan perencanaan dengan respon segera. 2. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status klien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis