Vatin Ashari R
Meli Erlina
Arisa Rima D
Melinda Puspita AJ
Indah Pangertika
1
KELUARGA BERENCANA
Menurut
Pandangan ISLAM???
Keluarga Berencana?
3
Dasar Hukum Program KB
4
Macam Metode dan Alat Program Keluarga Berencana
Metode
Metode Hormonal Perintang/Penghalang Metode Sterilisas Metode Alami
(Barier)
metode yang bekerja dengan suatu metode yang bekerja metode ini bekerja dengan cara metode yang digunakan tanpa
cara mengganggu produksi sel dengan menghalangi melakukan pemutusan atau menggunakan alat bantuan
telur dan kesuburan rahim pertemuan antara sel sperma pengikatan saluran sel sperma
sama sekali. Metode ini hanya
dan sel telur ketika melakukan atau pengikatan saluran sel
untuk mengetahui kapan masa
hubungan seksual (merintangi telur.
subur sehingga pasangan bisa
pembuahan)
menghindari hubungan seks
5
Tujuan secara umum
Program nasional keluarga
berencana bertujuan untuk ikut
serta menciptakan kesejahteraan
ekonomi dan social bagi seluruh
masyarakat melalui usaha-usaha
perencanan dan pengendalian
penduduk, agar dapat dicapai
keseimbangan yang baik antara
jumlah dan kecepatan
perkembangan penduduk
dengan produksi dan jasa-jasa.
TUJUAN KELUARGA
BERENCANA
Tujuan secara khusus
Dalam rangka mengendalikan
pertumbuhan penduduk dan
melembagakan norma keluarga kecil
yang bahagia dan sejahtera, maka sejak
awal pelaksanaan program keluarga
berencana nasional telah dirumuskan
sebagai kegiatan yang semuanya
ditujukan untuk mempengaruhi segi
kwantitas maupun mutu dari manusia
Indonesia.
6
Kelebihan dan Kekurangan Keluarga Berencana
Kelebihan
Bagi orang yang sedang menyusui, tersedia PIL, atau suntikan khusus yang
mengandung Progesteron yang tidak mengganggu kelancaran Air Susu Ibu
Kekurangan
9
Sedangkan pandangan hadist tentang keluarga Berencana
‘’Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang menjengukku (saat aku sakit) ketika aku
berada di Makkah". Dia tidak suka bila meninggal dunia di negeri dimana dia sudah
berhijrah darinya. Beliau bersabda; "Semoga Allah merahmati Ibnu 'Afra'". Aku
katakan: "Wahai Rasulullah, aku mau berwasiat untuk menyerahkan seluruh
hartaku". Beliau bersabda: "Jangan". Aku katakan: "Setengahnya" Beliau bersabda:
"Jangan". Aku katakan lagi: "Sepertiganya". Beliau bersabda: "Ya, sepertiganya dan
sepertiga itu sudah banyak. Sesungguhnya jika kamu meninggalkan ahli warismu
dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam
keadaan miskin lalu mengemis kepada manusia dengan menengadahkan tangan
mereka. Sesungguhnya apa saja yang kamu keluarkan berupa nafkah
sesungguhnya itu termasuk shadaqah sekalipun satu suapan yang kamu masukkan
ke dalam mulut istrimu. Dan semoga Allah mengangkatmu dimana Allah memberi
manfaat kepada manusia melalui dirimu atau memberikan madharat orang-orang
yang lainnya". Saat itu dia (Sa'ad) tidak memiliki ahli waris kecuali seorang anak
perempuan.”
Pandangan Ulama terkait Keluarga Berencana