Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS KANDUNGAN BORAKS PADA

MIE BASAAH YANG DIJUAL DI KOTA


PADANG

KELOMPOK 4 :
 NURMAYA (17035033)
 PUTTY ZINDA PEBRILA (17035035)
 RENI PERWASIH (17035037)
 ROBIATUL ADAWIYAH (17035039)
A. TUJUAN

 Mengetahui kandungan boraks pada mie


basah di kota padang
 Menentukan kadar boraks pada mie basah
di kota padang
B. DASAR TEORI

Mie basah merupakan makanan berbahan dasar


tepung dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat
karena pengolahannya relatif mudah. Mie basah
mudah ditemukan dan mempunyai banyak
penggemar. Hal itu yang mendorong para pembuat
mie basah menggunakan bahan kimia seperti
formalin dan boraks untuk mencari untuk lebih
banyak. Salah satu nilai plus dari mie basah adalah
mempunyai kandungan protein. Pada SNI 2987 :
2015 dipersyaratkan bahwa mie basah harus
mengandung minimal 9,5 % protein.
B. DASAR TEORI

 Pada umumnya dalam pengelolaan makanan


selalu diusahakan untuk menghasilkan produk
makanan yang disukai dan berkualitas baik.
Makanan tersaji harus tersedia dalam bentuk dan
aroma yang lebih menarik, rasa yang enak, serta
warna dan konsistensinya baik juga awet. Untuk
mendapatkan makanan seperti yang diinginkan
maka pada proses pembuatannya sering dilakukan
penambahan “Bahan Tambahan Pangan (BTP)”
(Mudzkirah, 2016).
B. DASAR TEORI

 Boraks adalah zat pengawet yang banyak digunakan dalam


industri pembuatan taksidermi, insektarium dan
herbarium, tapi dewasa ini orang cenderung
menggunakannya dalam industri rumah tangga sebagai
bahan pengawet makanan. Namun banyak masyarakat
yang salah pengguanaan boraks sebagai pengawet
makanan, dan pemutih hanya karena kebutuhan pribadi
misalanya penjual makanan untuk makanan lebih awet
penjual menambahkan boraks atau industri makanan
kemasan tertentu agar produk yang mereka hasilkan tahan
lebih lama dipasaran (Tumbel, 2010).
B. DASAR TEORI

Mie basah merupakan makanan berbahan dasar tepung dan


banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena pengolahannya
relatif mudah. Akses yang mudah serta banyaknya penggemar
mie mendorong penggunaan bahan kimia seperti boraks. Ciri-
ciri mie basah yang mengandung boraks yakni tampak
mengkilat, tidak mudah putus atau tidak lengket, selain aroma
terigu biasanya tercium aroma seperti obat, dan daya awet
bisa dua hari atau lebih. Penggunaan boraks dalam makanan
dapat menyebabkan masalah kesehatan yakni gangguan
pernapasan, sakit kepala dan kanker paru-paru (Cahyadi
2008).
C. ALAT DAN BAHAN

ALAT
C. ALAT DAN BAHAN

BAHAN
D. PROSEDUR KERJA
Prosedur Kerja Pengamatan Keterangan
1. Analisa kualitatif
2 gram boraks
Dimasukan kedalam Bening
gelas kimia 100ml.
Melarutkan dengan Bening
aquades sampai
volume 50ml.
mentetesi pada kertas Merah kecoklatan Warna merah kecoklatan
tumerik. sebagai uji positif boraks.
Hasil

2 gram mie basah Sampel A,B,C


Dimasukan kedalam
gelas kimia 100ml.
Melarutkan dengan
aquades sampai
volume 50ml. Mie basah A: Bening Mie basah A&B negatif
mentetesi pada kertas Mie basah B: Bening boraks
tumerik. Mie basah C: merah Mie basah C positif boraks
Hasil kecoklatan
Prosedur Kerja Pengamatan Keterangan
2. Analisa kuantitatif
25ml larutan sampel Putih kekuningan
Dimasukan kedalam
gelas kimia 100ml.
Mentetesi 2 tetes HCl putih
37%.
Menambahkan 0,2 gram
manitol. Filtrat berwarna putih
Hasil

10ml filtrat
Menambahkan Hasil titrasi(Pink selayang)
kedalam erlenmeyer (Duplo).
50ml.
Mentetesi 3 indikator
pp V1= 3.5ml
Mentitrasi dengan V2=3.6ml
NaOH 0.16M sampai V3= 3.55ml
pink selayang
Hasil
PERHITUNGAN
Erlenmeyer 1 dan 2
• 𝑀1𝑉1 = 𝑀2𝑉2
• 0,16 M . 3,55 ml = M2 . 10 ml
0.16 𝑀
• 𝑀2 =
3,55 .10
• 𝑀2 = 0,0568 𝑀
𝐹𝑃 𝑋 𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑋 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑋 𝐵𝐸 𝐵𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠
• 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠 = 𝑋 100%
𝑀𝑔 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
40 𝑚𝑙
• 𝐹𝑃 = =4
10 𝑚𝑙
• 𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 = 3,55 𝑚𝑙
• 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,16 𝑁
• 𝐵𝐸 𝐵𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠 = 191 𝑚𝑔/𝑚𝑙
• 𝑀𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 10 𝑔𝑟 = 10.000 𝑚𝑔
4 𝑋 3,55 𝑚𝑙 𝑋 0,16 𝑁 𝑋 191 𝑚𝑔/𝑚𝑙
• 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠 = 𝑋 100%
10.000𝑚𝑙
• = 4,34 %
G. PEMBAHASAN

Digunakan 3 sampel mie basah yaitu mie


basah A, B dan C yang diambil di beberapa
tempat di kota Padang.

UJI KUALITATIF

Analisa kualitatif yaitu analisa untuk menentukan ada


atau tidak adanya kandungan boraks dalam sampel.
Analisa menggunaknan kertas tumerik yang dibuat
dari kertas saring yang direndam dalam ekstrak kunyit
sehingga berwarna kuning.
Sebagai pembanding larutan boraks yang ada di pasaran ditetesi pada
kertas tumerik. Akibatnya warna kertas tumerik berubah menjadi
merah kecoklatan. Warna tersebut merupakan uji positif apabila pada
sampel terdapat kandungan boraks.

Satu persatu ekstrak sampel mie basah ditetesi pada kertas tumerik.
Ekstrak mie basah A dan B tidak merubah warna kertas tumerik (tetap
kuning). Artinya mie basah A dan B negatif boraks. Ekstrak mie basah
C merubah warna kertas tumerik menjadi merah kecoklatan. Jadi
dapat dinyatakan sampel mie basah C positif mengandung boraks .
UJI KUANTITATIF

Analisa kuantitatif yaitu analisa untuk


menentukan kadar boraks dalam sampel .
Sampel C yang positif mengandung boraks
diambil ekstraknya untuk dianalisis.

Uji kuantitatif dilakukan dengan titrasi asam basa. Titrasi asam basa
yaitu penentuan kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang
diketahui atau sebaliknya, yang didasarkan pada reaksi netralisasi.
Sebelum titrasi, ditambahkan HCl 37 % ke dalam ekstrak sampel C
untuk mengasamkan larutan. Sehingga diperoleh filtrat.

Filtart sebanyak 10 ml dimasukkan dalam


erlenmeyer, dan ditetesi indikator PP.
Tujuannya agar lebih mudah menentukan titik
akhir titrasi. Filtrat dititrasi dengan NaOH ,
sehingga diperoleh hasil warna larutan menjadi
pink selayang yang menandai titik akhir titrasi.
Titrasi dilakukan duplo dimana V1 yaitu 3,5 ml dan V2 yaitu
3,6 ml. Jadi V rata-rata 3,55 ml. Setelah dilakukan
perhitungan maka didapat kadar boraks dalam 10 gram
sampel yaitu 4,34 %. Kadar tersebut merupakan hasil dari
uji kuantitatif.
H. KESIMPULAN

1. Uji kualitatif apabila sampel mengandung boraks


ditandai dengan warna merah kecoklatan pada kertas
tumerik.

2. Sampel mie basah A dan B negatif boraks. Sampel mie


basah C positif boraks.

3. Uji kuantitatif didapatkan dalam 10 gram sampel mie


basah terkandung 4,34 % boraks.
DAFTAR PUSTAKA
Tumbel, M. 2010. Analisis Kandungan Boraks Dalam Mie Basah
yang Beredar di Kota Makassar. Dosen Jurusan Kimia
FMIPA UNM Makassar. Jurnal Chemica. Vo. 11 No. 1.
Mudzkirah, I. 2016. Identifikasi Zat Pengawet Boraks dan
Formalin pada Makanan Jajanan di Kantin UIN Alaudin
Makasar. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Alaudin Makasar, Makasar.
Cahyadi, W. 2008. Analisis dan aspek kesehatan bahan
tambahan pangan Edisi 2 Cetakan I. Jakarta : Bumi
Aksara.
LAMPIRAN

Pembuatan Kertas tumerik Sampel mie basah


ekstrak kunyit A, B dan C Ekstrak sampel
Boraks yang ditetesi Uji sampel
pada kertas pada kertas
tumerik, sebagai tumerik
pengukur

Filtrat sampel C Hasil


+ HCl + Indikator titrasi
PP

Anda mungkin juga menyukai