Anda di halaman 1dari 85

KERUSAKAN PADA

PERKERASAN ASPAL
1

UPDATING
DARI PRESENTASI
IR. RACHMAT AGUS

RACHMAT AGUS
KERUSAKAN PADA PERKERASAN ASPAL
2

 Fatigue (alligator) cracking (retak kelelahan/retak


buaya)
 Bleeding (keluar aspal dari permukaan jalan)
 Block Cracking (retak blok)
 Corrugattion and shoving (ketidak rataan dan
tersungkur)
 Depression (melendut)
 Joint reflection cracking (retak refleksi sambungan)
 Lane/shoulder drop-of (penurunan lajur/bahu)
 Longitudinal cracking (retak memanjang)

RACHMAT AGUS
KERUSAKAN PADA PERKERASAN ASPAL
3

 Patching(tambalan)
 Polished aggregate (agregat melicin)
 Potholes (berlobang)
 Ravelling (tergerus)
 Rutting (beralur)
 Slippage cracking (retak mengeser)
 Stripping
 Transverse (thermal) cracking (retak termal
melintang)
 Water bleeding and pumping

RACHMAT AGUS
FATIGUE (ALLIGATOR) CRACKING
4

 Deskripsi :

 serangkaian retak yg saling bersambung, yg


disebabkan rusak kelelahan pada permukaan
hot mix akibat lalu lintas berulang.
 Terjadi pada perkerasan tipis dan retak
dimulai dari dasar, dimana tensile stress cukup
besar lalu menjalar ke permukaan dalam
bentuk satu atau lebih retak memanjang.

RACHMAT AGUS
FATIGUE (ALLIGATOR) CRACKING
5

 Merupakan retak yg umum atau “klasik”atau


disebut “bottom –up”. Pada perkerasan yg
cukup tebal retak biasanya dimulai dari atas
pada lokasi tensile tress yg tinggi yg
dihasilkan dari interaksi ban dan asphalt
binder aging (to-down cracking).
 Setelah beban berulang retak memanjang
akan saling tersambung membentuk bersudut
banyak dan terbentuk seperti kulit buaya.

RACHMAT AGUS
FATIGUE (ALLIGATOR) CRACKING
6

Masalah yg timbul :

 indikasi kerusakan struktural, retak dapat


dimasuki air, roughness, dapat berlanjut
menjadi rusak berlobang.

RACHMAT AGUS
FATIGUE (ALLIGATOR) CRACKING
7
Penyebab yg mungkin :

 tidak cukup menanggung struktur, yg dapat disebabkan hal-hal


berikut ;
 a) menurunnya karakteristik yang menanggung beban, pada base,
subbase akibat drainase yg buruk atau kualitas base yg
mengandung clay.
 b) Stripping pada dasar hot mix, bagian yg stripping
berkontribusi melemahkan kekuatan perkerasan akibatnya
efektif tebal perkerasan berkurang.
 c) Meningkatnya beban (seperti beban berlebih dibanding dgn
disain)
 d) Tidak memadainya disain struktur perkerasan
 e) Pelaksanaan yg tidak baik umpamanya pemadatan yg tidak
tercapai sesuai ketentuan.
RACHMAT AGUS
FATIGUE (ALLIGATOR) CRACKING
8

Perbaikan:

 kerusakan harus diteliti untuk menentukan akar


penyebab termasuk test pit atau coring untuk
mengetahui adanya air dibawah perkerasan.

Perbaikan umumnya dgn dua kategori,


 a) rusak setempat menunjukan subgrade yg lemah,
ganti dgn pengalian dan perbaiki drainasenya, lalu
di tambal dgn material baru
 b) retak yg luas menunjukan kerusakan struktur
secara umum, lakukan overlay yg cukup kuat
untuk menanggung beban yg ada.

RACHMAT AGUS
FATIGUE CRACKING
9

RACHMAT AGUS
RACHMAT AGUS
10
FATIGUE CRACKING DI SISI LAJUR
11

RACHMAT AGUS
BLEEDING
12

 Deskripsi :
 suatu film asapal pada permukaan
perkerasan, yg biasanya terlihat licin dan
seperti kaca yg seterusnya dapat lengket
pada roda kendaraan.

Masalah:
 hilangnya skid resistance terutama saat
hujan.
RACHMAT AGUS
BLEEDING
13

Penyebab yg mungkin:

 bleeding terjadi bila ruang antar agregat diisi


seluruhnya oleh aspal terutama saat cuaca panas
yg mengembang kepermukaan perkerasan. Karena
saat cuaca dingin asapal tidak bisa masuk lagi
pada perkerasan maka aspal akan terakumulasi
pada permukaan perkerasan, hal ini terjadi
akibat kombinasi ;
 a) kelebihan aspal pada campuran bisa dari salah mix disain
atau saat produksinya
 b) kelebihan takaran pada penyemprotan chip seal
 c) rendahnya kadar pori pada campura.

RACHMAT AGUS
BLEEDING
14

Perbaikan :

 perbaikan dibawah ini hanya memperkecil


aspal dipermukaan tetapi tidak memperbaiki
masalah penyebab bleding,
 a) bleeding terbatas gunakan pasir kasar
untuk blot up kelebihan aspal
 b) bleeding yg luas buang dgn grader atau
heater palner, lalu diresurfacing.

RACHMAT AGUS
BLEEDING PADA BURTU
15

RACHMAT AGUS
BLEEDING PADA JEJAK RODA
16

RACHMAT AGUS
HOTMIX KEBANYAKAN ASPAL
17

RACHMAT AGUS
Block Cracking
18

Deskripsi :
 retak yg saling terhubung yg membagi
perkerasan menjadi beberapa bagian persegi,
blok berukuran kira-kira 0,1 m2 – 9 m2.
 Blok yg luas diklasifikasi sebagai retak
memanjang dan melintang,.
 Blok cracking umumnya terjadi pada bagian
perkerasan yg jarang dilalui lalu lintas.

RACHMAT AGUS
Block Cracking
19

Penyebab yg mungkin:

 HMA shringkage akibat temperatur berulang,


umunya disebabkan tidak mampunya aspal
mengembang dan mengerut akibat cyles
temperatur disebabkan
 a) aspal binder aging
 b) pemilihan aspal yg jelek saat mix disain

RACHMAT AGUS
Block Cracking
20

 Perbaikan:

 tergantung parah tidaknya kerusakan:


• a) kerusakan yg rendah (lebar <1/2 inci)
cukup retak disealing untuk mencegah
masuk air dan tidak terjadi ravelling pada
sisi retak,
• b) retak parah (lebar >1/2 inci dan reveled
pada sisi retak) bongkar dan ganti dgn
overlay.

RACHMAT AGUS
BLOCK CRACKING
21

RACHMAT AGUS
CORUGATION DAN SHOVING
(RENJUL DAN22 TERDORONG)

Deskripsi :
 suatu pergerakan plastis biasanya keriting atau
terdorong melintang permukaan
perkerasan,kerusakan biasanya melintang arah
lalu lintas,yg biasa terjadi dipersimpangan

Masalah :
roughness

RACHMAT AGUS
CORUGATION DAN SHOVING
(RENJUL DAN TERDORONG)
23

Kemungkinan penyebab :

biasanya disebabkan gerakan lalu lintas


(bergerak dan behenti) dikombinasi dgn low
stiffness HMA, disebabkan:
a) campuran terkontaminasi,
b) disain campuran yg salah,
c) produksi yg salah atau penguapan penggunaan
aspal emulsi yg terhambat,
d) kadar air yg berlebihan di subgrade.

RACHMAT AGUS
CORUGATION DAN SHOVING
(RENJUL DAN TERDORONG)
24

Perbaikan:

 kerusakan yg parah harus dicari akar


penyebabnya, strategi perbaikannya antara
lain dgn,
 a) rusak yg terbatas buang yg rusak dan
ditambal
 b) rusak meluas mengindikasikan kerusakan
umum campuran, bongkar dan lapisi dgn
overlay.

RACHMAT AGUS
RENJUL
25

RACHMAT AGUS
SHOVING MELIPAT
26

RACHMAT AGUS
DEPRESSION (MELENDUT)
27

Deskripsi
 daerah setempat perkerasan yg lebih rendah
dari elevasi yg sesungguhnya, lendutan ini
umumnya terjadi setelah hujan dan air masuk ke
tepi perkerasan.

Masalah yg timbul
 roughness, lendutan yg diisi oleh air dapat
menyebabkan vehicle hydroplaning.

RACHMAT AGUS
DEPRESSION (MELENDUT)
28

Kemungkinan penyebab:
 settlement subgrade akibat pemadatan yg tidak
cukup, atau ada bagian subgrade yg lemah.

Perbaikan:
 harus diteliti akar masalah penyebabnya apakah
akibat subgrade yg turun atau sebab lainnya,
daerah yg turun dibongkar dan diganti dgn
materail yg baik, lalu tutup dgn tambalan.

RACHMAT AGUS
DEPRESI SISI KIRI DAN BAHU
29

RACHMAT AGUS
JOINT REFLECTION CRACKING
30

Deskripsi :
 retak ini terjadi pada overlay diatas perkerasan
kaku, retak terjadi tepai ditas sambungan
perkerasan kaku,

Masalah yg timbul:
 memungkinkan air masuk perkerasan, roughness.

RACHMAT AGUS
JOINT REFLECTION CRACKING
31

Kemungkinan Penyebab:

 pergerakan plat beton di bawah


perkerasan hot mix karena thermal atau
perubahan kadar air, biasanya tidak
disebabkan oleh beban lalu lintas, namun
demikian lalu lintas dapat memperparah
kerusakan.

RACHMAT AGUS
JOINT REFLECTION CRACKING
32

Perbaikan:

 strategi tergantung pada keparahan retaknya,


untuk retak tidak parah (<1/2 inci lebar
retak), retak disealing untuk mencegah
masuknya air dan ravelling pada sisi retak,
retak parah (>1/2 inci lebar retak dam
retaknya banyak) bongkar retak dan diganti
dgn overlay

RACHMAT AGUS
JOINT REFLECTION CRACKING
33

RACHMAT AGUS
RETAK PADA JALAN ARTERI
34

RACHMAT AGUS
CLOSE-UP RETAK PADA JOINT
35

RACHMAT AGUS
LONGITUDINAL CRACKING
36

Deskripsi:
 retak yg paralel terhadap as jalan atau arah
penghamparan, biasanya jenis fatigue cracking.

Masalah yg timbul:
 bisa kemasukan air, roughness, indikasi akan
terjadi retak buaya dan kerusakan struktur.

RACHMAT AGUS
LONGITUDINAL CRACKING
37

Penyebab yg mungkin:

pelaksanaan sambungan yg jelek atau salah


lokasinya,sambungan merupakan daerah
perkerasan yg kurang padat, oleh sebab itu

 a) harus dibuat diluar jejak roda sehingga beban


berkurang,
 b) refektif retak dari lapisan dibawahnya
 c) fatigue hot mix yg dapat berlanjut menjadi
retak buaya
 d) top-down cracking.

RACHMAT AGUS
LONGITUDINAL CRACKING
38

Perbaikan :
strategi tergantung tingkat kerusakan,
 a) rusak ringan dgn lebar retak <1/2
inci seal retak untuk menghindari
masuk air dan terjadinya raveling
pada sisi retak,
 b) rusak berat dgn lebar retak >1/2
inci bongkar dan diperbaiki dgn
overlay

RACHMAT AGUS
RETAK MEMANJANG
39

RACHMAT AGUS
RETAK MEMANJANG YG BISA
BERLANJUT JADI RETAK FATIGUE
40

RACHMAT AGUS
RETAK MEMANJANG KARENA SAMBUNGAN
YG JELEK
41

RACHMAT AGUS
PATCHING (TAMBALAN)
42

Deskripsi :
 Daerah perkerasan yg telah diganti dgn material
baru untuk memperbaiki perkarasan lama

Masalah :
roughness

RACHMAT AGUS
PATCHING (TAMBALAN)
43

Kemungkinan penyebab :
 kerusakan perkerasan setempat yg dibuang
dan ditambal, pemotongan utilitas

Perbaikan :
 tambalan sendiri merupakan tindakan
perbaikan, Cuma perbaiakan sendiri harus
mengingat ia sebagai struktural atau non
struktural

RACHMAT AGUS
Patching pada kerusakan setempat
44

RACHMAT AGUS
TAMBALAN UTILITAS
45

RACHMAT AGUS
POLISHED AGGREGATE
46

Deskripsi :
 daerah pada perkerasan dimana bagian agregat
bagian permukaan perkerasan beraspal sangat
sedikit atau tidak ada sama sekali butiran
agregat yang bersudut

Masalah yang timbul :


 menurunnya skid resistance

RACHMAT AGUS
POLISHED AGGREGATE
47

Penyebab yang mungkin :


 pengerusan lalu lintas yg berulang,umumnya
akibat perkerasan menua yg menyebabkan butiran
bersudut menjadi licin, hal ini terjadi dgn cepat
apabila agregat rentan terhadap abrasi atau
terkena studded tire wear yang berlebihan.

Perbaikan :
 berikan lapisan skid resistance seperti slurry seal
atau BST atau overlay

RACHMAT AGUS
SMA PADA TEST TRACK
48

RACHMAT AGUS
POTHOLES (BERLOBANG)
49

Deskripsi :
 penurunan berbentuk cekungan dari permukaan
perkerasan sampai seluruh lapisan hotmix sampai
ke base coursenya,umumnya mempunyai sisi yg
tajam dan vertikal dekat sisi dari lobang, lobang
biasa terjadi pada jalan yg mempunyai hotmix
yg tipis 25 sampai 50 mm dan jarang terjadi
pada jalan hot mix yg tebal 100 mm.

RACHMAT AGUS
POTHOLES (BERLOBANG)
50

Masalah yg timbul:
 roughness, infiltrasi air pada perkerasan

Penyebab yg mungkin:
 umumnya ,lobang merupakan hasil dari retak
buaya, lalu berlanjut akibat lalu lintas
terlepasnya bagian retak menjadi lobang.

Perbaikan:
 dengan penambalan.

RACHMAT AGUS
LOBANG AKIBAT FATIGUE CRACKING
51

RACHMAT AGUS
PERKEMBANGAN RETAK
52

RACHMAT AGUS
RAVELING ( PELEPASAN BUTIR)
53

Deskripsi:
 kerusakan yg berlanjut pada lapisan hot mix
dari permukaan berlanjut ke bawahnya sebagai
akibat terlepasnya butiran agregat.

 Masalah yg timbul :
 terlepasnya dubu pada perkerasan, roughness,
air yg terkumpul pada bagian yg reveling bisa
menyebabkan hydroplaning, dan hilangnya skid
resistance.
RACHMAT AGUS
RAVELING ( PELEPASAN BUTIR)
54

Kemungkinan Penyebab:
 hilangnya ikatan butiran agregate dan aspal
sebagai akibat,
 a) debu menyelimuti butiran agregat sehingga
aspal melekat pada debu bukan pada agregat
 b) segregasi agregat, apabila butiran halus
hilang dari matrik agregat, lalu aspal hanya
mampu merekat pada agregat kasar yg
relatif mempunyai titik kontak yang terbatas
 c) tidak cukup pemadatan saat pelaksanaan,
kepadatan yg tinggi diperlukan untuk membuat
kohesi dalam hotmix, Pelepasan mekanis oleh
jenis lalu lintas tertentu.

RACHMAT AGUS
RAVELING ( PELEPASAN BUTIR)
55

Perbaikan:
 perkerasan yg reveling harus diteliti akar
penyebab kerusakan, umumnya dibagi dua
kategori rusak yg kecil dibuang dan ditambal
ulang, rusak yg besar mengindikasikan
kerusakan umum, buang bagian yg rusak dan
dioverlay

RACHMAT AGUS
RAVELLING AKIBAT KEPADATAN KURANG
56

RACHMAT AGUS
RAVELING DARI SEGREGASI
57

RACHMAT AGUS
RUTTING (BERALUR)
58

Deskripsi:
 depresi permukaan perkerasan pada jejak roda, terjadi
jembulan sepanjang sisi yang beralur tersebut, alur
akan nampak setelah turun hujan dan terisi air, ada dua
jenis rutting yaitu rutting campuran dan rutting
subgrade.
 Ritting campuran terjadi bila subgrade belum rutting,
tetapi terjadi deprise permukaan pada jejak roda
sebagai akibat masalah pemadatan/ disain campuran.
 Subgrade rutting terjadi bila menunjukan subgrade
depresi akibat beban, dalam hal ini perkerasan settle
pada subgrade yg diikuti oleh depresi permukaan pada
jejak roda.
RACHMAT AGUS
RUTTING (BERALUR)
59

Masalah yg timbul:
 alur yg terisi air akan menyebabkan vechile
hydroplaning, dapat berbahaya karena akan menarik
kendaraan tetap berada pada lajur alur.

Penyebab yg mungkin:
 deformasi permanen pada suatu lapisan perkerasan
atau subgrade biasanya disebabkan konsolidasi atau
pergerakan lateral material akibat beban lalu lintas,
penyebab khususnya adalah: a) kurang pemadatan
lapisan hot mix saat pelaksanaan, bila kepadatan
awalnya belum cukup, perkerasan akan terus memadat
dibawah pengaruh beban lalu lintas.
RUTTING (BERALUR)
60
Penyebab yg mungkin:
 deformasi permanen pada suatu lapisan perkerasan atau subgrade
biasanya disebabkan konsolidasi atau pergerakan lateral material
akibat beban lalu lintas, penyebab khususnya adalah:
 a) kurang pemadatan lapisan hot mix saat pelaksanaan, bila
kepadatan awalnya belum cukup, perkerasan akan terus memadat
dibawah pengaruh beban lalu lintas.
 b) Subgrade rutting akibat tidak memadainya struktur perkerasan,
 c) tidak memadainya perencanaan campuran umpamanya akibat
terlalu tingginya kadar aspal, kebanyakan material filler, tidak
memadainya jumlah butiran agregat yang bersudut. Rutting yg
diakibatkan studded tire wear menunjukan masalah yang sama
seperti rutting yang dibicarakan diatas, tetapi hal ini akibat
macanical dislodfing (pengeluaran mekanis) akibat pemakaian bukan
deformasi perkerasan.
RUTTING (BERALUR)
61

Perbaikan :
 rutting yg berat harus diteliti akar
penyebabnya apakah kurang pemadatan,
subgrade rutting, disain campuran salah atau
studded tire wear, ratung yg kecil < 1/3 inci
(7 mm) dalamnya biasanya dibiarkan saja,
sedangkan yg berat harus diratakan dan
dioverlay.
RUTTING AKIBAT CAMPURAN
62
RUTTING AKIBAT STABILITAS RENDAH
63
SLIPPAGE CRACKING (RETAK BERGESER)
64

Deskripsi :
 retak bentuk bulan sabit atau setengah lingkaran
umumnya mempunyai dua titik akhir sesuai arah
lalu lintas.

Masalah yg timbul :
 bisa kemasukan air, dan roughness.
SLIPPAGE CRACKING (RETAK BERGESER)
65

Penyebab yg mungkin :
 pengereman atau belokan roda kendaran yg
menyebabkan permukaan perkerasan slip dan
berubah posisi, terjadinya slip dan deformasi
disebabkan rendahnya kekuatan permukaan
campuran atau ikatan yg lemah antara permukan
hot mix dengan lapisan dibawahnya pad suatu
susunan struktur perkerasan.

Perbaikan :
 bongkar dan ganti bagian daerah yg rusak
tersebut.
RETAK SLIP
66
Stripping
67

Deskripsi :
 hilangnya ikatan antara agregat dan aspal
pengikat yg umunya dimulai pada dasar hotmix
dan berlanjut kearah atas, apabila stripping
mulai dari permukaan dan berlanjut ke bawah
hal ini dinamakan ravelling.

Masalah yg timbul :
 menurunnya daya dukung struktural, rutting,
shoving/corugation, ravelling atau craking
alligator atau longitudinal.
Stripping
68

Penyebab yg mungkin:
 bottom-up stripping susah dikenali karena merupakan
manifestasi pada permukaan perkerasan itu sendiri
akibat bentuk distres yg lainnya termasuk rutting,
shoving/corugation, ravelling, atau cracking, biasanya
perlu dilakukan coring untuk menentukan secara jelas
akibat kerusakan tersebut hal ini terjadi akibat
 a) sifat kimia permukaan agregat yg jelek
 b) air pada campuran hot mix menyebabkan kerusakan
akibat air
 c) overlay diatas lapisan existing open graded menurut
pengalaman WSDOT overlay diatas ini cenderung
stripping.
Stripping
69

Perbaikan :
 stripping pada perkerasan harus diteliti akar
masalah penyebabnya umpamanya bagai mana
air bisa masuk perkerasan, umumnya
perkerasan yang rusak dibongkar dan diganti
setelah dilakukan pernbaikan masalah drainase
bawah permukaan (subsurface drainage)
STRIPPING PADA DASAR CORE
70
71
Stripping pada dasar cor
72
TRANSVERSE (THERMAL) CRACKING
73

Deskripsi :
 retak pada perkerasan arah melintang sumbu
jalan atau arah pengaspalan, biasanya
merupakan jenis retak thermal

Masalah yg timbul :
 memungkinkan infiltrasi aiar, roughness
TRANSVERSE (THERMAL) CRACKING
74

Kemungkinan penyebab :
 a) shringkage pada permukaan campuran
akibat temperatur rendah atau penuaan
aspal
 b) reflective crack akibat retak
dibawah lapisan permukaan
 c) top-down cracking
TRANSVERSE (THERMAL) CRACKING
75

Perbaikan :
 strategi tergantung tingkat kerusakan dan
berlanjutnya retak,
 a) retak ringan lebar (<1/2 inci dan tidak
meluas), sealing retak untuk mencegah
masuknya air ke subgrade melelui retak dan
terjadinya raveling pada sisi retak
 b) retak berat lebar (>1/2 inci dan meluas)
bongkar dan ganti perkerasan yg retak dgn
overlay
76
77
78
WATER BLEEDING/ PUMPING
79

Deskripsi :
 Hal ini terjadi apabila air merembes keluar joint
atau retak atau melalui lapisan hotmix yg sangat
porus, pumping terjadi apabila air dan materail
halus ikut keluar dari bawah lapisan pekerasan
melalui retak akibat pengaruh beban lalu lintas

 Masalah yang timbul :


 menurunnya skid reistance, suatu indikasi tingginya
porositas perkerasan (water bleeding), menurunnya
daya dukung struktural (pumping).
WATER BLEEDING/ PUMPING
80

Penyebab yg mungkin:

 a) perkerasan yg porus akibat kurang


pemadatan sewaktu pelaksanaan atau
perencanaan campuran yg salah
 b) tingginya muka air tanah
 c) drainase yg jelek
WATER BLEEDING/ PUMPING
81

Perbaikan :
 Water bleeding atau pumping harus diteliti
akar penyebabnya apabila masalah disebabkan
muka air tanah yg tinggi atau drainase yg
jelek , drainase subgrade harus diperbaiki,
apabila masalah campuran yg jelek lakukan
fog seal atau slurry seal.
82
83

RACHMAT AGUS
84
85

Anda mungkin juga menyukai