Anda di halaman 1dari 56

ASPEK HUKUM

PEMBANGUNAN
KELOMPOK 5
NAMA :
 MISEL PAEMBONAN
216 213 197


Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Proyek
Konstruksi
Pemilik Proyek
Pemilik proyek atau pengguna jasa adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan memberikan
pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya
pekerjaan tersebut.
Hak pemilik proyek:
◦ Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
◦ Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia
jasa.
◦ Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan jalan menempatkan atau
menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik.
Tugas dan tanggung jawab pemilik adalah sebagai berikut.
◦ Mendefinisikan proyek (kebutuhan)
◦ Menetapkan tujuan proyek
◦ Membentuk dan memilih anggota tim proyek
◦ Mengomunikasikan persyaratan mengenai cara proyek dilaksanakan
◦ Memastikan ketersediaan dan mengelola pendanaan untuk proyek
Konsultan
Konsultan adalah individu atau badan usaha yang memiliki keahlian dalam spesifikasi pekerjaan tertentu serta
memiliki kompetensi untuk memberi masukan teknis pada suatu proyek.
1. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap dan mendetail.
Konsultan perencana dapat dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan spesialisasi pekerjaannya.
Hak dan kewajiban Konsultan Perencana :
Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja, syarat-syarat, hitungan
struktur, dan rencana anggaran biaya.
Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan
pekerjaan.
Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal–hal yang kurang jelas dalam gambar
rencana, rencana kerja, dan syarat–syarat.
Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
2. Konsultan Pengawas
Konsultan ini adalah konsultan yang melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh
kontraktor. “Pengawas Konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan
sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserah terimakan.”
Hak dan kewajiban Konsultan Pengawas antara lain:
Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan.
Melakukan penghitungan prestasi pekerjaan.
Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar berbagai bidang
agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan biaya.
Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.
Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan gambar rencana
dan peraturan serta syarat-syarat.
Hak dan kewajiban kontraktor antara lain:
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat, risalah penjelasan
pekerjaan (Aanwijzing) dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari
pengguna jasa.
Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga
keselamatan pekerja dan masyarakat.
Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan bulanan.
Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai dengan ketetapan yang
berlaku.
Sub Kontraktor
Sub Kontraktor adalah pihak pelaksana konstruksi yang mempunyai spesialisasi khusus yang dipilih oleh
pihak yang membuka penawaran kerja terlebih dahulu.

Hak dan kewajiban Sub Kontraktor:


Melaksanakan pekerjaan dari Pemilik Proyek / Kontraktor Utama yang telah disanggupi untuk dapat
dikerjakan sesuai dengan gambar rencana, peraturan-peraturan, dan syarat–syarat yang ditetapkan.
Mengkoordinasikan dan mengkonsultasikan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.
Bertanggung jawab langsung kepada Pemilik Proyek atau Kontraktor Utama.
Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor utama atau pemilik proyek
berdasarkan perjanjian yang telah disepakati.
PROSEDUR LELANG (TENDER)
PROYEK DI
PEMERINTAHAN
Tender dapat artikan lelang atau sistem jual beli yang dilakukan suatu pihak dengan cara mengundang
vendor (penjual atau penyedia) untuk mempresentasikan harga dan kualitas yang dibutuhkan. Harga dan
kualitas yang terbaiklah, nantinya yang akan menjadi pemenang. Lelang atau sistem tender sangat digemari
terutama oleh perusahaan-perusahaan, mengingat jumlah nominal dan durasi kontrak dalam suatu lelang
sangat besar dan bervariasi.
Lalu siapa yang mengadakan lelang atau tender? Sebetulnya siapapun bisa mengadakan suatu lelang,
namun umumnya penyedia lelang atau tender adalah pemerintah. Untuk mengadakan suatu lelang (jenis
lelang tertentu), maka pihak lelang biasanya akan mengumumkan iklan lelang melalui berbagai media
seperti Koran ataupun situs.
Oleh karena itu, saat ini beberapa instansi pemerintah maupun swasta memuat semua tender dan investasi
mereka di media agar siapapun dapat mengikutinya.
Dengan adanya digital platform saat ini pencarian tender menjadi lebih mudah. Apalagi sejak hadirnya
aplikasi berbasis mobile, seluruh pencari tender dapat mengakses hanya melalui smartphone secara real
time.
Persyaratan Mengikuti Tender
Mengikuti tender memiliki syarat dan ketentuan yang berlaku hal ini guna memperlancar
proses filterisasi oleh badan pengawas tender. Berikut ini uraiannya:
Perhatikan kualifikasi persyaratan yang dibutuhkan dan peraturan perusahaan yang
menawarkan tender.
Riset hal apa yang dapat membantu bisnis Anda bila tender tersebut berhasil
dimenangkan.
Pastikan modal cukup untuk menjalankan pekerjaan yang diminta oleh pemberi tender.
Periksa kesiapan seluruh sumber daya baik itu peralatan, sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya.
Yakin bahwa tender tersebut dapat meningkatkan profit pada usaha Anda.
Setelah Anda memahami tujuan dari mengikuti tender maka saatnya untuk mempersiapkan hal-hal yang
dapat memenangi tender diantaranya:
Kelegalan perusahaan dibuktikan dengan Akta Perusahaan, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Mencari Informasi pengadaan yang tersedia di media massa atau pada portal e-procurement milik
pemerintah daerah, atau datang ke lembaga/instansi yang bersangkutan seperti Eproc.
Apakah proposal penawaran dengan harga yang sesuai dengan memperhatikan garansi, layanan purna
jual dan item-item pekerjaan yang diminta? Periksa dokumen lelang/tender untuk mengetahui metode
penilaian dokumen yang akan dilakukan oleh Panitia Pelelangan.
Telitilah dalam pengisian dokumen penawaran. Perhatikan instruksi yang diberikan. Jangan merubah
setiap deskripsi dalam dokumen tersebut.
Hindarilah upaya mengintimidasi peserta tender lainnya. Saling menghormati dan berlaku sopan akan
lebih banyak menimbulkan simpati.
Jika Anda telah memenangi tender tersebut, berikan barang dan jasa yang sesuai dengan kualitas,
type, jenis, jumlah sesuai dengan dokumen penawaran yang telah Anda buat.
Tahapan Proses Tender
Berikut ini adalah tahapan umum dalam tender yang mungkin perlu diketahui:
Tahap Pertama, undangan untuk mengikuti tender. Umumnya, perusahaan atau vendor yang mendapat
undangan tersebut adalah mereka yang sudah biasa mengikuti tender. Dalam beberapa kasus, bisa saja
perusahaan mengundang pula perusahaan lain yang belum pernah mengikuti tender sebelumnya.
Tahap kedua, penjelasan tender. Pada tahap ini, seluruh peserta yang diundang diberi penjelasan secara
terbuka tentang proyek yang ditenderkan, cara penilaian, serta persyaratan legal dan teknisnya. Untuk
bisa masuk ke tahap berikutnya, perusahaan yang baru diundang harus bisa memenuhi syarat legalnya,
antara lain kopi akte notaris, NPWP, laporan pajak, laporan keuangan 3 tahun terakhir, dan sebagainya.
Tahap ketiga adalah pengajuan proposal teknis. Untuk proyek yang dianggap kecil nilainya,
perusahaan biasanya tidak mengisyaratkan biaya tender. Tetapi untuk proyek yang dianggap besar
biasanya ada biaya tender yang bisa dicairkan jika proses tender selesai.
Keempat, undangan presentasi proposal. Perusahaan akan memilih dari sekian banyak yang
memasukkan, mana yang akan dipanggil untuk presentasi berdasarkan penilaian proposal teknis.
Tahap kelima, presentasi proposal. Masing-masing perusahaan atau vendor diberi kesempatan
untuk melakukan presentasi di hadapan tim penilai. Pada tahap ini biasanya peserta tender
sudah diwajibkan memberikan bank garansi (yang bisa diterbitkan oleh bank atau asuransi).
Bank garansi ini boleh juga disebut sebagai perjanjian. Isinya adalah garansi kalau proyek
tidak bisa diselesaikan maka uang yang ditaruh di bank garansi akan menjadi hak milik
pemberi tender dan tidak bisa dicairkan oleh vendor.
Tahap keenam adalah pengumuman hasil presentasi. Pada tahap ini diumumkan hasil
presentasi masing-masing perusahaan. Yang lolos tahap ini akan diundang dalam tahap
berikutnya, yakni auction dengan memasukkan harga.
Tahap terakhir, auction. Inilah kesempatan perusahaan pemberi tender untuk mencari
pemenang dengan solusi paling bagus dengan harga paling bagus. Pemenang auction inilah
yang secara resmi ditunjuk sebagai pemenang tender. Pada tahap ini baru muncul agreement
untuk pelaksanaan proyek, yang terdiri dari beberapa hal. Biasanya soal garansi, pernyataan
bahwa harganya normal, dan persyaratan sejenisnya.
TIME SCHEDULE
Time schedule adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing-masing item
pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah rentang waktu yang ditetapkan untuk
melaksanakan sebuah proyek.
Time schedule pada proyek konstruksi dapat dibuat dalam bentuk:
Kurva S
Bar chart
Network planning
Schedule harian,schedule mingguan, bulanan,tahunan atau waktu tertentu.
Pembuatan time schedule dengan bantuan software seperti ms project.
Tujuan atau manfaat pembuatan time schedule pada sebuah proyek konstruksi antara lain:
◦ Pedoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang dibutuhkan
◦ Pedoman waktu untuk pendatangan material yang sesuai dengan item pekerjaan yang akan
dilaksanakan
◦ Pedoman waktu untuk pengadaan alat - alat kerja
◦ Time schedule juga berfungsi sebagai alat untuk mengendalikan waktu pelaksanaan proyek
◦ Sebagai tolok ukur pencapaian target waktu pelaksanaan pekerjaan
◦ Time schedule sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri sebuah kontrak kerja proyek konstruksi.
◦ Sebagai pedoman pencapaian progress pekerjaan setiap waktu tertentu.
◦ Sebagai pedoman untuk penentuan balas waktu denda atas keterlambatan proyek atau bonus atas
percepatan proyek
◦ Sebagai pedoman untuk mengukur nilai suatu investasi
Untuk dapat menyusun time schedule atau jadwal pelaksanaan proyek yang baik dibutuhkan:
◦ Gambar kerja proyek
◦ Rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek
◦ Bill of Quantity ( BQ ) atau daftar volume pekerjaan
◦ Data lokasi proyek berada
◦ Data sumberdaya meliputi material,peralatan,sub kontraktor yang tersedia disekitar lokasi
pekerjaan proyek berlangsung.
◦ Data sumber daya material,peralatan,sub kontraktor yang harus didatangkan ke lokasi proyek.
◦ Data kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang di butuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
◦ Data cuaca atau musim di lokasi pekerjaan proyek.
◦ Data jenis transportasi yang dapat digunakan disekitar lokasi proyek.
◦ Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan masing-masing item pekerjaan.
◦ Data kapasitas prosduksi meliputi peralatan,tenaga kerja,sub kontraktor, material.
◦ Data keuangan proyek meliputi arus kas,cara pembayaran pekerjaan,tenggang waktu
pembayaran progress dll.
PENJELASAN TENTANG
KONTRAK,
BENTUK DAN ISI
Defenisi
Kontrak kerja yang sering kita kenal memiliki istilah yang sudah baku. Kontrak kerja dalam
Undang-Undang Ketenagakerjaan disebut dengan Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu (KKWT).
Undang-undang ketenagakerjaan yang mengatur di dalamnya lebih tepatnya UU no 13 Tahun
2003.
Menurut UU tersebut, pengertian dari Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu adalah perjanjian
antara pekerja dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat syarat kerja, hak, dan
kewajiban para pihak.
Masih menurut undang-undang yang sama, kontrak kerja bisa disepakati oleh dua pihak jika
Kesepakatan kedua belah pihak, Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum,
Adanya pekerjaan yang diperjanjikan, Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan
ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Bentuk
Secara umum ada dua bentuk kontrak kerja yang berkembang. Pertama adalah kontrak kerja
lisan. Jenis kontrak kerja ini tetap berlaku meski tidak dilakukan secara tercatat. Kontrak kerja
lisan dibuat berdasar kesepakatan antara pengusaha atau perusahaan dengan pekerja.
Tentu saja kontrak kerja jenis ini sangat lemah jika salah satu pihak melakukan pelanggaran
kesepakatan. Akan sulit dibawa ke ranah hukum karena tidak ada bukti atau perjanjian yang
pernah ditulis kedua belah pihak.
Yang kedua adalah kontrak kerja tertulis. Kontrak kerja tertulis sangat lazim digunakan. Kontrak
kerja tertulis ini bisa digunakan oleh kedua belah pihak sebagai bukti tertulis bilamana salah satu
atau keduanya melakukan pelanggaran hubungan industri.
Biasaya kontrak kerja tertulis dibuat rangkap dua dengan materai. Satu diberikan kepada pekerja
dan satu dipegang oleh perusahaan.
Isi
Isi dari kontrak kerja sebenarnya juga diatur dalam UU Ketenagakerjaan.
Sekurang-kurangnya isi dari kontrak kerja mengatur atau menyebut
tentang nama perusahaan, alamat kantor, jenis usaha, nama pekerja, umur,
alamat, nomor identitas pekerja, jenis pekerjaan, tempat pekerjaan, besar
gaji, tata cara pembayaran, hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja
seperti sanksi dan lainnya, jangka waktu bekerja, tempat dan tanggal
dibuatnya kontrak kerja dan para pihak.
Tidak Dapat Pesangon
Pekerja yang masih berstatus kontrak tidak bisa memperoleh pesangon jika ia diberhentikan oleh
perusahaan sebelum tenggat waktu kontrak berakhir.
Jika ada pemutusan hubungan kerja atau pemutusan kontrak dari perusahaan atau oleh pekerja
itu sendiri, maka pihak yang memutuskan hubungan kerja harus membayar ganti rugi. Besaran
ganti rugi ditentukan dengan rumus, total upah atau gaji pekerja sampai sisa batas waktu kontrak
berakhir.
Misalnya seseorang mendapatkan kontrak kerja selama satu tahun. Baru lima bulan ia
diberhentikan oleh perusahaan. Maka sang pekerja berhak mendapatkan upah sebesar tujuh
bulan sisa dari kontrak yang ia jalani. Tetapi sang pekerja tidak memperoleh pesangon
sebagaimana para pekerja tetap.
PERMASALAHAN PROYEK DAN
CARA
PENYELESAIAN
Perubahan Desain
Perubahan desain pada proyek ini menjadi salah satu penyebab terjadinya ketelambatan dalam
proses pembangunan proyek ini. Hal ini dikarenakan adanya permintaan perubahan desain dari
owner kepada kontraktor.
Solusi dalam penyelesaian masalah ini adalah melakukan rapat antara owner dan kontraktor
untuk membicarakan perubahan desain yang terjadi. Hal ini dimaksudkan untuk mendiskusikan
permasalahan yang timbul akibat perubahan desain tersebut seperti waktu yang
bertambah sehingga berimbas pada penambahan biaya produksi dan pengaplikasian desain
tersebut bisa diaplikasikan dilapangan atau tidak.
Tanah Yang Longsor
Permasalahan selanjutnya yang terjadi yaitu adanya tanah yang longsor di area sekitar proyek.
Tanah yang longsor terjadi pada area retaining wall sebelum dilakukan pengecoran. Hal ini
disebabkan karena faktor cuaca yang ekstrim sehingga menyebabkan terjadinya longsor dan
menghambat pekerjaan lainnya.
Solusi dalam permasalahan ini yaitu dengan melakukan pengecoran pada sisi tepi di
sekeliling tanah bangunan proyek ini
Kelalaian Keselamatan Pekerja
Permasalahan lainnya mengenai para pekerja di proyek ini yang masih terbilang lalai
dalam hal keselamatan kerja. Hal ini ditandai dengan adanya para pekerja yang tidak
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri). Hal ini sangat membahayakan para pekerja ketika
sedang melaksanakan pekerjaannya.
Solusi yang tepat dalam hal ini yakni pihak kontraktor khususnya divisi K3 mengadakan
Safety Health and Environment patrol secara rutin untuk mengontrol para pekerjanya.
Dan menghimbau kepada para pekerja yang tidak memakai APD agar selalu safety dalam
bekerja agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan
Hasil Pekerjaan yang Berserakan
Maksud dari pembahasan ini yakni terdapat material dan peralatan sisa pekerjaan yang
tidak diletakkan pada tempat yang telah disediakan, sebagai contoh sisa pembongkaran
bekisting pelat yang berserakan di mana-mana dan tidak dirapihkan serta terdapat sampah
yang berserakan.
Solusi untuk masalah ini yaitu pihak kontraktor baik itu karyawan maupun K3 mengambil
sikap tegas kepada para pekerja yang lalai dalam pekerjaannya berupa teguran kepada
para pekerjanya. Dan menghimbau kepada para pekerja dalam penggunaan sisa peralatan
dan meterial dikumpulkan dan diletakkan pada tempat yang disediakan agar sampah dan
peralatan bekas pakai tidak berserakan di mana-mana.
Kolom dan Balok Mengalami Keropos
Pada proyek ini kolom dan balok pasca pengecoran mengalami keropos. Hal ini
disebabkan karena kurang jelinya pekerja yang bertugas untuk meratakan adonan beton pada
saat pengecoran kolom dan balok berlangsung, sehingga menyebabkan kolom dan balok
pasca pengecoran menjadi keropos.
Masalah ini dapat diselesaikan dengan cara melakukan penambalan pada kolom dan balok
yang mengalami keropos.Penggunanaan penambalan dilakukan dengan cara manual,
artinya tanpa menggunakan mesin pengaduk. Proses penambalannya yaitu dengan
mencampurkan semen dan air serta menggunakan zat aditif. Zat aditif yang dipakai adalah
megulin. pada kolom dan balok yang keropos harus sesuai dengan mutu beton yang telah
direncanakan.
KLAIM KONSTRUKSI
Klaim secara umum didefinisikan sebagai sebuah permintaan atau permohonan (Nazarkhan
Yasin, 2008), di Indonesia hampir semua batasan yang terdapat dalam kepustakaan mengartikan
klaim sebagai suatu tuntutan, sehingga mengajukan klaim dalam dunia konstruksi dianggap
sebagai suatu hal yang kurang etis dilakukan oleh penyedia jasa terhadap pengguna jasa,
pengertian yang kurang tepat ini yang menyebabkan penyedia jasa merasa segan dalam
mengajukan klaim terhadap pengguna jasa.

Klaim konstruksi adalah klaim yang timbul dari atau sehubungan dengan pelaksanaan suatu
pekerjaan jasa konstruksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa atau antara penyedia jasa
utama dengan sub-penyedia jasa atau pemasok bahan atau antara pihak luar dan
pengguna/penyedia jasa yang biasanya mengenai permintaan tambahan waktu, biaya atau
kompensasi lain
Sebab-Sebab Timbul Klaim
Sebab-Sebab Umum
Komunikasi Antara Pengguna Jasa Dan Penyedia Jasa Buruk
Administrasi Kontrak Yang Tidak Mencukupi
Sasaran Waktu Yang Tidak Terkendali
Kejadian External Yang Tidak Terkendali
Kontrak Yang Artinya Mendua
Sebab-Sebab Dari Pengguna Jasa
Informasi Tender Yang Tidak Lengkap/ Sempurna Mengenai Desain, Bahan, Spesifikasi
Penyelidikan Site Yang Tidak Sempurna/ Perubahan Site
Reaksi/ Tanggapan Yang Lambat
Alokasi Resiko Yang Tidak Jelas
Kelambatan Pembayaran
Larangan Metode Tertentu
Sebab-Sebab Dari Penyedia Jasa
 Pekerjaan Yang Cacat/ Mutu Pekerjaan Buruk
 Kelambatan Penyelesaian
 Klaim Tandingan/ Perlawanan Klaim
 Pekerjaan Tidak Sesuai Spesifikasi
 Bahan yang Dipakai Tidak Memenuhi Syarat Gara
Kategori Klaim
◦ Dari Pengguna Jasa Terhadap Penyedia Jasa
◦ Dari Penyedia Jasa Terhadap Pengguna Jasa
◦ Dari Sub Penyedia Jasa Atau Pemasok Bahan Terhadap Penyedia Jasa Utama
Jenis-Jenis Klaim
Klaim Tambahan Biaya Dan Waktu
Klaim Biaya Tak Langsung (Ovrhead)
Klaim Tambahan Waktu (Tanpa Tambahan Biaya)
Klaim Kompensasi Lain
Cara-Cara Menyelesaikan Sengketa Konstruksi
Klaim Bukanlah Tuntutan Atau Gugatan Yang Sudah Dianggap Benar Karena Klaim Tidak
Selalu Dapat Diselesaikan Atau Dipaneuhi. Apabila Klaim Tidak Dilayani, Berarti Telah Terjadi
Sengketa Antara Pihak Yang Berkontrak.
Sengketa Konstruksi Dapat Diselesaikan Melalui Beberapa Pilihan Yang Disepakati Oleh Para
Pihak :
Badan Peradilan (Pangadilan), Atau
Arbitrase (Lembaga Atau Ad Hoc), Atau
Alternatif Penyelesaian Sengketa (Konsultasi, Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi)
KETENAGAKERJAAN DALAM
DUNIA
PROYEK
Ketika membahas masalah konstruksi, ada banyak elemen yang menjadi
perhatian di sini. Bukan hanya pemilihan material, desain konstruksi, dan
pengadaan alat berat saja yang jadi pertimbangan. Dalam bidang ini, ada banyak
tenaga kerja dengan spesialisasi tertentu dalam sebuah proyek konstruksi.
Tenaga kerja dalam konstruksi berkontribusi dalam setiap proyek dengan
pelaksanaan tugas masing-masing sesuai dengan tanggung jawabnya. Semua
pekerjaan dalam sebuah konstruksi amatlah penting, jadi setiap pelaksanaannya
butuh pengawasan khusus sehingga konstruksi bisa berjalan sesuai dengan
rancangan yang dibuat sebelumnya.
Berikut ini beberapa profesi dan juga tenaga kerja dalam kontruksi yang
memberi kontribusi pada selesainya sebuah konstruksi, pembagiannya dibagi
menjadi dua:
Orang-orang yang bekerja dalam kantor
Manajer proyek
Tugas manager proyek ialah mengawasi seluruh pengerjaan konstruksi baik di lapangan maupun
dalam kantor. Manager inilah yang nanti akan menerima reportatau laporan dari mandordan tukang-
tukang di bawahnya atas pelaksanaan kerja konstruksi.
Insinyur desain
Insinyur desain memiliki tanggung jawab untuk merencanakan seluruh proyek pembangunan untuk
dan merealisasikan seluruh desain yang diusulkan diawal proyek. Dalam tugasnya ini,insinyur desain
harus memastikan pelaksanaan konstruksi berlangsung dengan lancar dengan mengutamakan
keselamatan.
Arsitek proyek
Seorang arsitek desain harus mampu menerjemahkan ide dalam sebuah desain, menguasai teknologi,
memahami karakter material bangunan, serta membuat perencaaan pembagunan dalam bentuk
gambar.
Tenaga kerja yang bekerja di lapangan
Mandor proyek
Pekerjaan di lapangan atau di lokasi kosntruksi diserahkan kepada tukang-tukang yang
profesional dengan pengawasan di bawah mandor.
Mandor harus memiliki pengetahuan akan bahan bangunan dan juga proses dari konstruksi
hingga bisa mengarahkan pekerjaan tukang-tukang dalam konstruksi serta mengavaluasi kinerja
tukang-tukang yang ada di bawahnya.
Jika pengetahuan dan pengalaman mandor rendah, maka bangunan tidak akan selesai sesuai
perencanaan. Hal ini karena tugas pengawasan langsung diserahkan kepada mandor. Mesipun tak
jarang juga manajer proyek maupun insinyur sipil terjun pula ke lapangan untuk melakukan
evaluasi kerja konstruksi dan inspeksi.
Upah mandor: Rp. 85.000 sampai dengan Rp. 95.000 perhari
Tukang kayu
Tukang-tukang dalam konstruksi memiliki peran sangat besar. Salah satunya ialah tukang kayu
yang harus ada dalam setiap proyek. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya pengerjaan konstuksi
yang melibatkan material kayu, meliputi pekerjaan:
Konstruksi atap atau kuda-kuda, Pembuatan dan pemasangan kusen, Pembuatan dan pemasagan
pintu, Struktur plafon, Struktur lantai, Pen.gerjaan dinding kayu, dll. Dengan profesionalitas dan
pengalaman, maka akan memudahkan pula untuk urusan koordinasi dengan tukang atau
pengerjaan bagian lain dalam konstruksi.
Upah tukang kayu: Rp. 50.000 sampai dengan Rp. 75.000 perhari (tergantung keterampilan yang
dimiliki)
Tukang besi (rebarman)
Tukang besi adalah salah satu pekerja yang memiliki tugas cukup berat. Selain menguasai
pembesian secara manual, tukang besi juga harus menguasai teknologi pembesian konstruksi
dengan benar.
Namun hal tentu juga tak melupakan penilaian dari pengalaman dan kecekatan kerja tukang besi
dalam konstruksi, tugas tukang besi mencakup:
Memeriksa penulangan pada beton, Meguasai pembuatan pembesian pada beton kontruksi,
Menempatkan dan mengatur besi sisa untuk dimanfaatkan, Memeriksa hasil penulangan.
Upah tukang besi: Rp. 50.000 sampai dengan Rp. 75.000 perhari (tergantung keterampilan yang
dimiliki)
Tukang batu
Dalam setiap konstruksi, selalu ditemukan pekerja yang menjadi tukang batu. Mereka inilah
yang memiliki tugas dalam pekerjaan yang berhubungan dengan beton dan batu. Pekerjaan ini
dimulai dengan persiapan material dan segala kebutuhan peralatan kerja. Selain itu, kelengkapan
K3 juga perlu dikuasai dan digunakan, bukan hanya oleh tukang batu, namun seluruh pekerja.
Tukang batu yang profesional dengan keahlian tinggi juga harus mampu memahami gambar atau
desain konstruksi. Hal ini penting agar bisa memahami gambar kerja dan spesifikasinya,
khususnya yang terkait dengan ukuran material yang dibutuhkan.
Upah: Rp. 60.000 sampai dengan Rp. 75.000 perhari (tergantung keterampilan yang dimiliki)
Meskipun insinyur dan arsitek desain sudah bekerja keras membuat desain konstruksi, namun
jika pelaksanaan tugasnya tidak maksimal, maka hasil konstruksi juga akan kurang maksimal
seperti perancanaan yang diharapkan. Maka dari itulah, pemilihan tukang-tukang dalam
konstruksi harus dilakukan dengan jeli. Pengetahuan, sertifikat kompetensi, dan pengalaman di
lapangan langsung menjadi beberapa poin pertimbangan dalam memilih tukangd alam
konstruksi.
HUBUNGAN WAKTU, MUTU DAN
BIAYA
Hubungan biaya, waktu, dan mutu digambarkan sebagai berikut :
Biaya
Proyek dikatakan berhasil jika proyek yang dilaksanakan dapat
selesai tepat waktu, tepat guna, dan tepat biaya. Proyek harus
diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk
proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal
bertahun-tahun, anggarannya bukan ditentukan untuk total proyek,
tetapi dipecahkan bagi komponennya, atau periode tertentu yang
jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian
penyelesaian bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran
perperiode.
Waktu
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah
ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh
melewati batas waktu yang telah ditentukan.
Mutu
Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang
dipersyaratkan. Sebagai contoh, apabila hasil kegiatan proyek tersebut berupa
instalasi pabrik, maka kriteria yang dipenuhi adalah pabrik harus mampu
beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Sehingga, memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang
dimaksudkan.
Ketiga sasaran tersebut erat hubungannya dan bersifat saling terkait.
Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja, produk yang telah
disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan
menaikkan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya
melebihi anggaran. Sebaliknya apabila ingin menekan biaya, maka
akan menurunkan mutu, dan waktu pelaksanaannya dari segi
technis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan jumlah sejauh
mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi.
LANDASAN HUKUM
JASA KONSTRUKSI
Jasa Konstruksi Secara Umum
Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi.
Para pihak dalam suatu pekerjaan konstruksi terdiri dari pengguna jasa dan penyedia jasa.
Pengguna jasa dan penyedia jasa dapat merupakan orang perseorangan atau badan usaha baik
yang berbentuk badan hukum maupun yang bukan berbentuk badan hukum. Penyedia jasa
konstruksi yang merupakan perseorangan hanya dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi yang
berisiko kecil, yang berteknologi sederhana, dan yang berbiaya kecil. Sedangkan pekerjaan
konstruksi yang berisiko besar dan/atau yang berteknologi tinggi dan/atau yang berbiaya besar
hanya dapat dilakukan oleh badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas atau badan usaha
asing yang dipersamakan.
Perizinan Bagi Penyedia Jasa Konstruksi
Penyedia jasa konstruksi yang berbentuk badan usaha harus
(i) memenuhi ketentuan perizinan usaha di bidang jasa konstruksi dan
(ii) memiliki sertifikat, klasifikasi, dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi.
Standar klasifikasi dan kualifikasi keahlian kerja adalah pengakuan tingkat keahlian kerja setiap
badan usaha baik nasional maupun asing yang bekerja di bidang usaha jasa konstruksi.
Pengakuan tersebut diperoleh melalui ujian yang dilakukan oleh badan/lembaga yang bertugas
untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Proses untuk mendapatkan pengakuan tersebut
dilakukan melalui kegiatan registrasi, yang meliputi klasifikasi, kualifikasi, dan sertifikasi.
Dengan demikian, hanya badan usaha yang memiliki sertifikat tersebut yang diizinkan untuk
bekerja di bidang usaha jasa konstruksi.
Berkenaan dengan izin usaha jasa konstruksi, telah diatur lebih lanjut dalam Pasal 14 Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi.
Kontrak Kerja Konstruksi
Pengaturan hubungan kerja konstruksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa harus dituangkan
dalam kontrak kerja konstruksi. Suatu kontrak kerja konstruksi dibuat dalam bahasa Indonesia
dan dalam hal kontrak kerja konstruksi dengan pihak asing, maka dibuat dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris.
Suatu kontrak kerja konstruksi sekurang-kurangnya harus mencakup uraian mengenai (i) para
pihak; (ii) rumusan pekerjaan; (iii) masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan; (iv) tenaga ahli;
(v) hak dan kewajiban para pihak; (vi) tata cara pembayaran; (vii) cidera janji; (viii)
penyelesaian perselisihan; (ix) pemutusan kontrak kerja konstruksi; (x) keadaan memaksa ; (xi)
kegagalan bangunan; (xii) perlindungan pekerja; (xiii) aspek lingkungan. Sehubungan dengan
kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan perencanaan, harus memuat ketentuan tentang hak atas
kekayaan intelektual.
Peran Masyarakat dan Masyarakat Jasa Konstruksi
Masyarakat juga memiliki peran dalam suatu penyelenggaraan pekerjaan jasa konstruksi,
diantaranya untuk (i) melakukan pengawasan untuk mewujudkan tertib pelaksanaan jasa
konstruksi; (ii) memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami secara langsung
sebagai akibat penyelenggaraan konstruksi; (iii) menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan
yang berlaku di bidang pelaksanaan jasa konstruksi; (iv) turut mencegah terjadinya pekerjaan
konstruksi yang membahayakan kepentingan umum.
Masyarakat jasa konstruksi merupakan bagian dari masyarakat yang mempunyai kepentingan
dan/atau kegiatan yang berhubungan dengan usaha dan pekerjaan jasa konstruksi. Masyarakat
jasa konstruksi ini diselenggarakan melalui suatu forum jasa konstruksi yang dilakukan oleh
suatu lembaga yang independen dan mandiri. Forum ini bersifat mandiri dan memiliki serta
menjunjung tinggi kode etik profesi. Peran masyarakat jasa konstruksi ini diatur lebih lanjut
dalam PP 4/2010.
Peran Pemerintah
Pemerintah juga memiliki peran dalam penyelenggaraan suatu jasa konstruksi, yaitu melakukan
pembinaan jasa konstruksi dalam bentuk pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan.
Pengaturan yang dimaksud dilakukan dengan menerbitkan peraturan perundang-undangan dan
standar-standar teknis. Sedangkan pemberdayaan dilakukan terhadap usaha jasa konstruksi dan
masyarakat untuk menumbuhkembangkan kesadaran akan hak, kewajiban, dan perannya dalam
pelaksanaan jasa konstruksi. Selanjutnya, mengenai pengawasan, dilakukan terhadap
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi untuk menjamin terwujudnya ketertiban jasa konstruksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembinaan ini dapat dilakukan
bersama-sama dengan masyarakat jasa konstruksi. Pembinaan jasa konstruksi ini diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan
Jasa Konstruksi.
Gugatan Masyarakat
Dalam suatu penyelenggaraan usaha jasa konstruksi, terdapat
kemungkinan bahwa masyarakat mengalami kerugian sebagai
akibat dari penyelenggaraan pekerjaan konstruksi tersebut.
Karena itulah, masyarakat memiliki hak mengajukan gugatan
perwakilan. Yang dimaksud dengan hak mengajukan gugatan
perwakilan adalah hak kelompok kecil masyarakat untuk
bertindak mewakili masyarakat dalam jumlah besar yang
dirugikan atas dasar kesamaan permasalahan, faktor hukum
dan ketentuan yang ditimbulkan karena kerugian atau
gangguan sebagai akibat dari kegiatan penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi.
Sanksi
Sanksi administratif yang dapat dikenakan atas pelanggaran UU
Jasa Konstruksi adalah berupa (i) peringatan tertulis; (ii)
penghentian sementara pekerjaan konstruksi; (iii) pembatasan
kegiatan usaha dan/atau profesi; (iv) larangan sementara
penggunaan hasil pekerjaan konstruksi (khusus bagi pengguna
jasa); (v) pembekuan izin usaha dan/atau profesi; dan (vi)
pencabutan izin usaha dan/atau profesi. Selain sanksi administratif
tersebut, penyelenggara pekerjaan konstruksi dapat dikenakan
denda paling banyak sebesar 10% (sepuluh per seratus) dari nilai
kontrak atau pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.

Anda mungkin juga menyukai