Anda di halaman 1dari 24

Disusun Oleh:

Anderson, S.Kep Ati Sumaryati, S.Kep


Dwi Mai Yenni, S.Kep Leni Fitria, S.Kep
Muhamad Subhan, S.Kep Owik Hariawan, S.Kep
Sri Wati Maha, S.Kep
Infark Miokard Akut

Pengertian :
Infark miokard akut (IMA) adalah
nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot
jantung terganggu.
IMA adalah terjadinya nekrosis miokard yang
cepat disebabkan oleh karena
ketidakseimbangan yang kritis antara aliran
darah dan kebutuhan darah miokard.
(Morton, 2012)
Etiologi & Patogenesis
 penurunan aliran darah koroner secara mendadak
setelah oklusi trombus pada plak aterosklerosis
Etiologi
penyebab IMA yaitu
Suplai oksigen ke miocard
berkurang
Curah jantung yang
meningkat
Kebutuhan oksigen miocard
meningkat
Manifestasi Klinis
 Lokasi substernal, retrosternal, dan prekordial.
 Sifat nyeri : rasa sakit seperti ditekan, terbakar,
tertindih benda berat, ditusuk, diperas, dan
diplintir.
 Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu
kiri, leher kiri dan lengan atas kiri.
 Faktor pencetus : latihan fisik, stress emosi,
udara dingin, dan sesudah makan.
 Gejala yang menyertai : keringat dingin, mual,
muntah, sulit bernafas, cemas dan lemas.
 Dispnea.
Aterosklerosis
Trombosis
Konstriksi arteri koronaria

Aliran darah ke jantung menurun

Oksigen turun

Jaringan Miocard Iskemik

Nekrose lebih dari 30 menit

Supply dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang

Supply Oksigen ke Miocard turun

Metabolisme an aerob Seluler hipoksia

Timbunan asam laktat meningkat nyeri Integritas membran sel berubah

Fatique Cemas Kontraktilitas turun Resiko penurunan


curah jantung
Intoleransi aktifitas

COP turun Kegagalan pompa jantung

Gangguan perfusi jaringan Gagal jantung

Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler


TINJAUAN KASUS
Pengkajian 18-11-2019 jam 15.30 WIB di Ruang ICCU

Tn. A, umur 52 th, Jenis Kelamin laki-laki, suku/bangsa Batak/Indonesia,


agama kristen, pekerjaan swasta, pendidikan SMA, alamat jalan bambu
IV no 44 Rt 3 Rw 1, tanggal MRS 16-11-2019 jam 21.45 WIB, cara masuk
IGD RSUD Pasar rebo, diagnostik medis STEMI Inferior, Hiperglikemi.
pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri seperti tertimpa beban
berat,skala nyeri 5, nyeri terasa terus menerus tidak hilang dengan
istirahat, nafas terasa sesak. Pasien lalu diberikan oksigenisasi dan
dilakukan EKG, didapatkan gambaran EKG ST Elevasi di lead II, III, AVF.
Pasien post dilakukan terapi trombolitik di ruang gawat darurat, dan
trombolitik tidak berhasil karena di liat dari gambaran EKG post
trombolitik tidak ada gambaran evolusi pada EKG. Pasien sesak nafas,
adanya retraksi dada, terpasang RM 10 lpm , RR 28 x/menit, wheezing (-
), Ronchi (+), taktil premitus (+)Circulation : akral hangat, nadi kuat dan
cepat, HR 100x/mnt, TD 90/55 mmHg, SH 37oC, CRT > 3 detik.
Therapi

Terapi injeksi :
Cefriaxone 2 x 1 gram (IV), OMZ 2 x 40 Mg (IV), Lasik 2 x 2
amp (IV), ekstra morphin 2mg

IVFD :
Nacl 0,9%/12 jam, Heparin 500ui/jam, Lidocain 1 mg/24 jam,
Dopamin 5 mic/kgbb/mnt, nitrogliserin 20 mg/jam.

Obat oral :
curcuma 3x1 tab, aspilet 1x80 mg, clopidogrel 1 x75 mg,
nitrocaf 2x5 mg, laxadin syr 3x1 cth, concor 1x2,5mg, ISDN
5 mg
Analisa data
Data Etiologi Masalah

• DS : • Ketidak seimbangan suplai • Nyeri Akut


• Pasien mengatakan nyeri darah dan oksigen ke
dada kiri seperti miocard
tertimpa beban berat
• P : suplai darah dan
oksigen ke miocard
berkurang
• Q; tertimpa beban berat
• R :Dada kiri
•S:5
• T : 10 menit
• DO :
• Pasien terlihat meringis
• TD 90/55 mmHg
• HR 100 x/mnt
• Hasil troponin i : 10
• Gambaran EKG ST Elevasi
di lead II, III, AVF, irama
irreguler
Analisa data
Data Etiologi Masalah

• DS : • Perubahan • Penurunan curah


• Pasien mengatakan kontraktilitas miokard jantung
sesak dan mudah • Gangguan aliran darah
lelah ke alveoli, perubahan
• DO : membran alveolar-
• TD 90/55 mmHg kapiler
• HR 100x/mnt
• Capilarry reffil >3
detik
• Denyut nadi kuat
dan cepat
• Ro thorak CTR 55%
• Gambaran EKG
sinus tachikardi
Analisa data
Data Etiologi Masalah

• DS : • Gangguan aliran darah ke • Gangguan pertukaran gas


• Pasien mengatakan nafas alveoli, perubahan • Penurunan curah jantung
terasa sesak membran alveolar-kapiler
• DO :
• Pasien terlihat sesak
nafas
• Adanya retraksi dinding
dada
• Tidak ada cuping hidung
• HR 100x/mnt, RR 28
x/mnt
• Sat oksigen monitor 94
%
• Hasil AGD ; PH 7,41/
PCo2 25,4/ Po2 87,1/
Hco3 18,1
Analisa data
Data Etiologi Masalah
• DS :
• Pasien mengatakan dada masih
• Ketidakseimbangan • Intoleransi aktivitas
terasa nyeri dan tidak hilang suplai oksigen
pada saat istirahat.
• Pasien mengatakan nafas juga
miokard dengan
masih sesak dan mudah lelah kebutuhan
tanpa aktifitas
• DO :
• Pasien terlihat sesak tanpa
aktivitas
• TD 90/55 mmHg
• HR 100x/mnt
• RR 28 x/mnt
• AGD
• PH : 7,41
• PCo2 : 25,4 mmHg
• PO2 : 87,1 mmHg
• HCo3 : 18,1 mmol/L
• BE : -7,9
• SAT : 96,1 %
• Laktat : 1,6
• Kebutuhan sehari-hari pasien
dibantu oleh petugas dan
keluarga
Analisa data
Data Etiologi Masalah

• DS : • Gangguan toleransi • Ketidakstabilan kadar


glukosa darah
• Pasien glukosa darah

mengata
kan
tidak
mempu
nyai
riwayat
DM
• Pasien
Nyeri akut berhubungan dengan ketidak seimbangan suplai darah dan
oksigen ke miocard
IINTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI

• Kaji nyeri secara • Mengkaji lokasi, karakter, •S:


komprehensif (PQRST). durasi, dan intensitas, • Pasien mengatakan nyeri
• Observasi reaksi dengan menggunakan berkurang Skala nyeri 2,
nonverbal dari skala nyeri 0 (tidak nyeri) •O:
sampai 10 (nyeri hebat).
ketidaknyamanan • Tampak menahan nyeri
• Mengobservasi tanda-
• Ukur vital sign tiap jam • TD = 102/58 mmHg, HR
tanda vital
• Berikan posisi yang = 88x/menit, suhu 36.6
• Memberikan injeksi 0C, RR 24x/menit
nyaman dan tingkatkan morphin 2 mg IV
istirahat • Nadi kuat dan teratur
• Menganjurkan pasien
• Berikan analgetik dan • EKG : Stemi interior,
untuk istirahat
Normal axis
obat merelaksasi otot • Mengajarkan pasien
sesuai hasil kolaborasi • A : Masalah belum teratasi
tehnik relaksasi
(morphin 2 mg IV) • P : Lanjutkan intervensi
• Mengobservasi aliran
no. 1-4
• Ajarkan tehnik relaksasi oksigen sesuai program
(nafas dalam) dan RM 10 lpm
Distraksi ( Berzikir, • Memberikan nitrogliserin
mendengarkan musik, 20 mg/jam
Aroma therapy)
Nyeri akut berhubungan dengan ketidak seimbangan suplai darah dan
oksigen ke miocard
IINTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI

• Mempertahankan tirah baring • S:


• Pertahankan tirah selama fase akut. • Pasien mengatakan sesak dan
baring selama fase akut. • Mengobservasi capilarry refil, nyeri dada berkurang
cyanosis, mukosa bibir, dan
• Kaji dan edema
• Mengobservasi tanda-tanda
• O:
• TD 102/58 mmHg
• HR 88x/mnt
laporkan vital
• Monitor haluaran urin.
• Capilarry reffil <3 detik
• Infus terpasang dopamin 3
• Melakukan EKG
adanya • Mengobservasi aliran oksigen
• Auskultasi pernafasan dan
mic mic/kgbb/jam
• EKG : STEMI Inferior
• Urin/3 jam 250 cc diuresis 1,19
tanda- jantung tiap jam sesuai
indikasi.
cc/kgbb/jam, intake 200cc/3
jam , balance/3 jam (-) 50 cc
• Memberikan terapi inotropik
tanda dopamin 5 mic/kgbb/jam
sesuai kolaborasi
• A : Masalah belum teratasi
• P : Lanjutkan intervensi 1-4

penuruna • Memberikan heparin


500ui/jam
• Memberikan nitrogliserin
n COP, 20mg/jam

TD.
• Monitor
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Gangguan aliran darah
ke alveoli, perubahan membran alveolar-kapiler

IINTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI

• Posisikan pasien untuk • Gangguan toleransi •S:


memaksimalkan glukosa darah • Pasien mengatakan nafas
ventilasi • Mengatur pasien untuk masih terasa sesak
memaksimalkan ventilasi •O:
• Auskultas (semi fowler)
• Auskultasi suara nafas,
• Pasien terlihat sesak
nafas
i suara catat adanya suara nafas
tambahan
• Adanya retraksi dinding
dada
nafas, • Monitor respirasi dan
status oksigen
• HR 100x/mnt, RR 28
x/mnt
• Observasi cyanosis
catat khususnya membran
mukosa
• Sat oksigen monitor 94
%-96%

adanya • Anjurkan pasien untuk


istirahat
• Capilarry refil < 3 detik
• Ronchi (+)
• Terpasang oksigen RM 10
suara • Berikan inhalasi sesuai
hasil kolaborasi dengan
lpm
• A : Masalah belum teratasi
nafas dokter (Combivent
inhalasi) • P : Lanjutkan intervensi 1-
5
• Lakukan pemeriksaan
tambahan AGD ulang sesuai program
dan kolaborasi (tanggal 19-

• Monitor 11-2019 pagi)


Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
oksigen miokard dengan kebutuhan
IINTERVENSI IMPLEMENTASI
EVALUASI
• Catat frekuensi jantung, irama,
dan perubahan TD selama dan • Mengatur pasien untuk
memaksimalkan ventilasi (semi fowler)
sesudah aktifitas. • S : Pasien mengatakan masih
• Auskultasi suara nafMengatur pasien
• Tingkatkan istirahat (di tempat untuk memaksimalkan ventilasi (semi terasa nyeri dada saat beraktifitas,
tidur). fowler) nafas tersa sesak dan mudah lelah
• Batasi pengunjung dan atau • Auskultasi suara nafas, catat adanya • O:
kunjungan oleh pasien. suara nafas tambahan • Pasien istirahat ditempat tidur
• Anjurkan pasien menghindari • Monitor respirasi dan status oksigen dengan posisi semifowler
peningkatan tekanan abdomen • Observasi cyanosis khususnya • Mobilisasi pasien diatas tempat
membran mukosa
• Jelaskan pola peningkatan tidur
• Anjurkan pasien untuk istirahat
bertahap dari tingkat aktifitas, • Kebutuhan pasien dibantu
• Berikan inhalasi sesuai hasil kolaborasi
contoh bangun dari kursi bila dengan dokter (Combivent inhalasi) sebagian oleh keluarga dan
tidak ada nyeri, ambulasi dan • Lakukan pemeriksaan AGD ulang perawat
istirahat selam 1 jam setelah sesuai program dan kolaborasi (tanggal
makan. 19-11-2019 pagi) • A : Masalah belum teratasi
• Kaji ulang tanda gangguan yang • as, catat adanya suara nafas tambahan • P : Lanjutkan intervensi nomer 1-
menunjukan tidak toleran • Monitor respirasi dan status oksigen 3
terhadap aktifitas atau • Observasi cyanosis khususnya
memerlukan pelaporan pada membran mukosa
dokter. • Anjurkan pasien untuk istirahat
• Berikan inhalasi sesuai hasil kolaborasi
dengan dokter (Combivent inhalasi)
• Lakukan pemeriksaan AGD ulang
sesuai program dan kolaborasi (tanggal
19-11-2019 pagi)
Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan gangguan
toleransi glukosa darah.

IINTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI

• Identifikasi • Mengidentifikasi • S;
kemungkinan kemungkinan • Pasien mengatakan
hiperglikemia hiperglikemia sudah tidak mual
• Monitor • Monitor tanda-tanda
dan gejala
• O:
• Pasien
tanda- hiperglikemia
• Menganjurkan
menghabiskan ¾
porsi makan sore
tanda dan kepatuhan terhadap
diit dan olahraga
• GDS 226 mg/dl
• A : Masalah belum
gejala • Monitor kadar
glukosa darah/ 6 jam
teratasi
hiperglike ( sesuai kolaborasi) • P : Lanjutkan
intervensi
• Memberikan injeksi
mia insulin (sesuai • Pengecekan GDS/6
jam
kolaborasi dan hasil
• Jelaskan glukosa darah
sewaktu)
kepatuha
PEMBAHASAN
PENGKAJIAN

 Pada kasus Tn. A didapatkan data pasien merokok lebih dari 12 batang/hari
dan kadar glukosa darah yang tinggi. Menurut Savitri Es dkk , (2013) dalam
laporan kasus yang berjudul “ST Elevasi Infark Miokard (STEMI Anteroseptal)
pada pasien dengan faktor resiko kebiasaan merokok menahun dan tingginya
kadar kolesterol dalam darah” meningkatkan resiko terjadinya IMA.
 Pada pengkajian teori juga didapatkan gejala nyeri dada yang mendadak dan
terus menerus tidak mereda, sifat nyeri seperti terbakar, tertindih benda berat,
ditusuk, diperas,. Nyeri hebat dada kiri menyebar kebahu kiri, leher kiri dan
lengan atas kiri. Pada kasus Tn.A juga ditemui gejala nyeri dada sebelah kiri
seperti tertimpa beban berat. Nyeri dada terjadi karena ateroskelrosis sehingga
suplai darah tidak adekuat
 Pada pengkajian teori di ketahui penatalaksanaan STEMI salah satunya terapi
trombolitik. Pada kasus Tn. A juga dilakukan terapi trombolitik di ruang gawat
darurat namun terapi tersebut tidak berhasil karena ada late onset IMA pada
Tn. A sudah lebih dari 10 jam yang terlihat dari gambaran EKG tidak ada
perubahan evolusi hal ini terkendala dari terlambatnya pasien datang ke rs.
Diagnosa Keperawatan
 Pada diagnosa keperawatan menurut teori ada enam diagnosa
keperawatan yaitu : nyeri akut, penurunan curah jantung, gangguan
perfusi jaringan, resiko kelebihan volume cairan, intoleransi aktivitas,
cemas. Pada kasus Tn. A diagnosa keperawatan yang muncul nyeri
akut, gangguan pertukaran gas, penurunan curah jantung, intoleransi
aktifitas dan resiko ketidakstabilan glukosa darah. Diagnosa resiko
kelebihan volume cairan tidak kita angkat sebagai diagnosa
dikarenakan tanda-tanda kelebihan volume cairan diantaranya edema
ekstremitas tidak ada, total urin/24 jam 1900 cc, diuresis 1,1
cc/kgbb/jam dan pasien telah mendapatkan terapi diuretik lasik 2x2
ampul.

 Diagnosa ketidakstabilan kadar gula darah diangkat karena pasien


dengan diabetes millitus pada saat terjadi IMA kadar gula darah
meningkat 406 mg/dl.
PERENCANAAN

 Adapun intervensi utama Tn.A dengan IMA managemen


nyeri yang salah satunya adalah tehnik nonfarmakologi
dengan tehnik relaksasi tarik nafas dalam dan pembatasan
aktifitas yang diharapkan akan mengatasi nyeri dada
pasien IMA dan secara farmakologi diberikan Morphin
2mg /iv serta diberikan oksigen Rebreathing Mask 10
liter/menit. Menurut penelitian Iskandar dkk, (2012)
dengan judul “ pengaruh tehnik relaksasi nafas dalam
terhadap nyeri dada pada pasien IMA” didapatkan hasil
tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat nyeri
pasien IMA sebelum dan sesudah pemberian tehnik
relaksasi nafas dalam
IMPLEMENTASI
 Pada kasus Tn. A implementasi perlu dilakukan
evaluasi yang mengalami kendala teknis dimana
sistem BPJS tidak mendukung sehingga pelayanan
pasien tidak bisa maksimal contoh dalam pemeriksaan
laboratorium tidak dapat diulang karena tidak
diklaim. Kendala lain yang muncul yaitu pasien tidak
kooperatif dalam pengobatan dan perawatan yang
diberikan.
EVALUASI
 Evaluasi adalah upaya untuk menilai keberhasilan
asuhan keperawatan dari tujuan yang telah
ditetapkan, evaluasi mengguanakan SOAP (subjektif,
objektif, analisa dan planing) dan hasil yang didapat
dicatat dan didokumentasikan dalam catatan
perkembangan. Dari lima diagnosa keperawatan yang
ditemukan semuanya belum teratasi namun pasein
sudah perbaikan. Pasien rencana pindah ruang
perawatan ke ruang Anggrek.
THANK
YOU.

Anda mungkin juga menyukai