Anda di halaman 1dari 15

Journal Reading

Kejang Demam : Algoritma Empat


Langkah Pendekatan Klinis
MahmoudMohammadi*, MD
 Kejang demam merupakan salah satu bentuk fenomena konvulsi paling
umum terjadi pada manusia (anak 2%-14%)
 Kondisi ini merupakan tipe yang paling jinak dari semua kejang yang
terjadi pada masa kanak-kanak.

Pertanyaan yang umum ditanyakan :


A. Bagaimana cara membedakan kejang demam dari kejang dan demam
yang diasosiasikan dengan infeksi serius yang melibatkan sistem saraf pusat?

B. Kapan kita harus merujuk anak yang mengalami kejang demam untuk
ABSTRAK menjalani pemeriksaan lebih lanjut seperti punksi lumbal, EEG, pencitraan
neuro, dan studi biokimia rutin?

C. Bagaimana cara tatalaksana kejang demam yang sedang dalam fase akut?

D. Bagaimana cara menilai risiko kejadian ulangan dan juga risiko lain yang
dapat mengancam kesehatan anak di masa depan?

E. Bagaimana cara menentukan pasien memerlukan profilaksis?

F. Pengobatan mana yang harus dipilih untuk terapi atau profilaksis?


International League Against Epilepsy (ILAE):
kejang demam : kejang yang diasosiasikan dengan kondisi demam, tanpa
adanya infeksi sistem saraf pusat atau ketidakseimbangan elektrolit akut pada
anak umur lebih dari satu bulan yang tidak memiliki riwayat kejang afebrile

Puncak Insiden : 8 – 12 bulan Tidak ada nilai cut off demam yang dapat
menyebabkan kejang.

PENDAHULUAN Tidak berkepanjangan

Simpleks Kurang dari 15 menit

Tidak fokal
Kejang
demam Satu ataupun kombinasi dari
fokalitas

Kompleks Perulangan

Perpanjangan
A. Bagaimana cara membedakan kejang demam dengan infeksi sistem saraf
pusat (SSP)?

 Pungsi lumbal : mendeteksi infeksi SSP


 Direkomendasikan pungsi lumbal untuk anak berumur 12-18 bulan
 Indikasi :
1. Kunjungan ke layanan kesehatan dalam 48 jam terakhir
2. Kejang saat sampai di IGD
3. Kejang fokal
4. Status demam
5. Temuan mencurigakan pada pemeriksaan fisik dan neurologis
6. Lethargy berkepanjangan atau perubahan apapun pada tingkat
kesadaran setelah kejang
B. Kapan kita harus merujuk anak yang mengalami kejang
demam untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut seperti
punksi lumbal, EEG, pencitraan neuro, dan studi biokimia
rutin?
Investigasi yang tidak diindikasikan secara rutin pada
kejang demam simpleks
 Pemeriksaan darah rutin atau pemeriksaan biokimiawi
laboratorium  hanya bila ada gejala tambahan seperti
muntah dan diare.
 X-photo cranium, CT scan otak, dan MRI  belum jelas
apakah perlu pada kejang kompleks dan kejang fokal.
 EEG atau MEG  nilai prediktif terbatas.
C. Bagaimana cara tatalaksana kejang demam yang
sedang dalam fase akut?

Tatalaksana kejang demam pada fase akut


1. Buka jalan nafas dan posisikan dengan benar
2. Beri diazepam IV atau per rectal
3. Jika kejang berlanjut, lakukan protocol terapi untuk
status epileptikus
Empat tahap metode pendekatan pada
anak dengan riwayat kejang demam

3. Penentuan
1. Memformulasikan 2. Penilaian pasien (siapa 4.Pemilihan
basis data faktor risiko yang harus obat
diterapi?)
Langkah 1 : Memformulasikan basis data

1. Usia pasien
2. Riwayat kejang demam pada keluarga tingkat pertama dan
kedua
3. Riwayat adanya keterlambatan perkembangan, riwayat masuk
rumah sakit selama lebih dari 30 hari
4. Riwayat dititipkan di tempat penitipan anak
5. Durasi antara awal mula demam dengan terjadinya kejang
6. Kompleksitas (kejang demam fokal, berulang, dan lama)
7. Durasi fase post iktal
8. Adanya tanda-tanda defisit neurologis atau perkembangan
9. Adanya edema papil
10. Gejala yang samar dan tidak spesifik pada bayi berusia kurang
dari 18 bulan (agitasi, ubun-ubun menonjol, menangis
berlebihan)
11. Kaku kuduk, tanda Kernig dan/atau Brudzinsky (+)
12. Petekie dan/atau purpura
D. Bagaimana cara menilai risiko kejadian ulangan
dan juga risiko lain yang dapat mengancam kesehatan
anak di masa depan?

Langkah 2 : Penilaian Faktor Risiko


Faktor resiko pada episode pertama kejang demam
 Riwayat kejang demam pada keluarga tingkat pertama
dan kedua,
 Riwayat rawat inap lebih dari 30 hari,
 Adanya keterlambatan perkembangan, r
 Riwayat dititipkan di tempat penitipan anak,
 Suhu puncak tinggi
Penilaian faktor resiko kekambuhan kejang demam

Faktor resiko definitif


• Riwayat keluarga kejang demam
• Usia < 18 bulan
• Suhu puncak demam rendah
• Durasi demam

Faktor resiko yang memungkinkan


• Riwayat keluarga epilepsi

Bukan merupakan faktor resiko


• Abnormalitas perkembangan neurologis
• Kejang demam kompleks
• > 1 fitur kompleks
• Jenis kelamin
Faktor resiko terjadinya epilepsi
 Adanya riwayat keluarga dengan kejang tanpa demam,
juga adanya kejang demam kompleks
 Durasi antara onset demam dengan timbulnya kejang.

Mortalitas dan morbiditas


• Kejang demam yang sangat lama (status demam
kemungkinan kecil timbulnya kematian.
• Tidak terdapat laporan yang mengindikasikan morbiditas
seperti defisit kemampuan motorik dan/atau gangguan
kognitif.
E. Bagaimana cara menentukan pasien memerlukan
profilaksis?

Langkah 3: Penentuan pasien


Penentuan apakah pasien perlu diberi profilaksis
1. Ketika pasien cukup jauh dari layanan kesehatan
2. Ketika pasien memiliki deficit neurologis dengan
semiology prominent di temporal
3. Ketika pasien memiliki tiga atau lebih fktor risiko
untuk kejang demam berulang (risko sebesar 60%
untuk mengalami kejang demam berulang)
F. Pengobatan mana yang harus dipilih untuk terapi?

Langkah 4: Pemilihan obat (Kebijakan Pengobatan)


 Kebijakan pengobatan terbaik adalah edukasi pasien : Mengajari
orang tua cara menggunakan diazepam per rectal dalam kondisi
gawat darurat di rumah, atau midazolam intranasal atau
intrabuccal yang juga terbukti efektif.
 Untuk terapi jangka panjang, terdapat dua tipe terapi: 1) terapi
intermiten pada saat demam dan 2). terapi tiap hari
(berkelanjutan/kontinu).
 Obat untuk mencegah kejang saat demam :
 Diazepam
 Clobazam
 Fenobarbital
 Topiramate
Kesimpulan
 Kejang demam merupakan tipe kejang yang paling
umum dan ringan yang ditemukan pada bayi dan anak.
 Dokter harus mengedukasi orang tua pasien untuk
tahu lebih dalam tentang kondisi ini dan bagaiman cara
bertindak pada saat anak kejang, diazepam rectal :
modalitas terapi pada fase akut kejang demam dan
orang tua harus dilatih untuk memberikan obat ini
pada saat keadaan gawat darurat.

Anda mungkin juga menyukai