Anda di halaman 1dari 20

BANTUAN HUKUM & ALTERNATIF

PENYELESAIAN SENGKETA
Dosen MK:
Dr. DEWI HARYANTI, S.H., M.H.
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

 Pengertian Teori Penyelesaian Sengketa


 Landasan Filosofis, Yuridis, & Sosiologis
Penyelesaian Sengketa
 Cara Penyelesaian Sengketa

2
Pengertian Teori Penyelesaian Sengketa

 Secara filosofis, penyelesaian sengketa merupakan


upaya u/ mengembalikan hubungan para pihak yg
bersengketa dlm keadaan seperti semula:
- Hubungan sosial

- Hubungan hukum

Istilah “Teori penyelesaian sengketa”:


a. settlement of theory (Inggris)

b. Theorie van de beslechting van reschillen (Belanda)

c. Theorie der streitbeilegung (Jerman)

3
Pengertian Teori Penyelesaian Sengketa

Teori Penyelesaian Sengketa ---

“Penyelesaian” --- proses, perbuatan, cara menyelesaikan


“menyelesaikan” --- menyudahkan, menjadikan berakhir,
membereskan atau memutuskan, mengatur,
memperdamaikan (perselisihan atau pertengkaran),
atau mengatur sesuatu sehingga menjadi baik

“sengketa” --- dispute (Inggris), geding atau proces


Sengketa = konflik

4
Pengertian Teori Penyelesaian Sengketa

Menurut Dean G. Pruitt & Jeffrey Z. Rubin ---


Sengketa adlh persepsi mengenai perbedaan kepentingan
(perceived divergence of interest), atau suatu
kepercayaan bahwa aspirasi pihak2 yg bersengketa tdk
dicapai secara simultan (secara serentak).

Laura Nader & Harry F Todd Jr. :


Sengketa/konflik adlh keadaan dimana sengketa tsb
dinyatakan di muka atau melibatkan pihak ketiga.
Pra konflik adlh keadaan yg mendasari rasa tidak puas
seseorang.
Konflik adlh keadaan dimana para pihak menyadari atau
mengetahui ttg adanya perasaan tdk puas tsb
5
Pengertian Teori Penyelesaian Sengketa

Sengketa --- pertentangan, perselisihan atau


percekcokan yg terjadi antara pihak yg satu dg pihak
lainnya dan/atau antara pihak yg satu dg berbagai
pihak yg berkaitan dg sesuatu yg bernilai, baik itu
berupa uang maupun benda”

Teori penyelesaian sengketa --- teori yg mengkaji &


menganalisis ttg kategori atau penggolongan atau
pertentangan yg timbul dlm masy, faktor penyebab
terjadinya sengketa dan cara2 atau strategi yg
digunakan u/ mengakhiri sengketa tsb”.

6
Ruang Lingkup Penyelesaian Sengketa
Ruang lingkup:
1. jenis2 sengketa
2. Faktor penyebab timbulnya sengketa, dan
3. Strategi di dalam penyelesaian sengketa.

Kategori sengketa --- penggolongan jenis2 sengketa yg


terjadi di tengah2 masy, ex. Sengketa tanah, sengketa
pilkada, sengketa saham, sengketa perkawinan, dsb.
Fakoter penyebab timbulnya sengketa --- upaya
mengungkapkan hal2 yg menyebabkan sesuatu hal terjadi
atau menjadi lantaran terjadinya sengketa.
Strategi di dlm penyelesaian sengketa --- upaya u/ mencari
& merumuskan cara2 mengakhiri sengketa yg timbul di
atara para pihak, seperti dg cara mediasi, rekonsiliasi,
negosiasi ,dsb. 7
Landasan Filosofis, Yuridis, & Sosiologis Penyelesaian Sengketa

Per-per-uu-an yg mengatur ttg penyelesaian sengketa:


1. KUHAPerd
2. UU No. 30 th 1999 ttg Arbitrase & APS
3. UU No. 7 th 2012 ttg Penanganan Konflik Sosial

KUHAPerd --- uu produk Belanda -- berdsr ciri masy


Belanda (individualistik), sehingga setiap ada persoalan
diselesaikan melalui pengadilan.

UU 30/1999 --- mengatur ttg penyelesaian sengketa atatu


beda pendapat antar para pihak dlm suatu hubungan hk
tertentu yg telah mengadakan perjanjian arbitrase secara
tegas menyatakan bahwa semua sengketa atau beda
pendapat yg mungkin timbul dari hubungan hk akan
diselesaikan dg cara arbitrase atau melalui APS.
8
Landasan Filosofis, Yuridis, & Sosiologis Penyelesaian Sengketa

UU 7/2012 -- penanganan konflik sosial adlh upaya


penciptaan suasana yg aman, tenteram, tertib, damai
& sejahtera, baik lahir maupun batin sbg wujud hak
setiap orang atas perlindungan agama, diri pribadi,
keluarga, kehormatan, martabat, & harta benda.

Landasan sosiologis UU 7/2012 --- banyaknya timbulnya


perseteruan dan/atau benturan antar kelompok masy
dpt menimbulkan konflik sosial yg mengakibatkan
terganggunya stabilitas nasional & terhambatnya
pembangunan nasional.

9
Cara Penyelesaian Sengketa

Cara penyelesaian sengketa dpt dilakukan melalui:


• Pengadilan
• Alternative Dispute Resolutian (ADR) atau APS
• Lembaga Adat

Model ADR/APS :
1. Konsultasi
2. Negosiasi
3. Mediasi
4. Konsiliasi
5. Penilaian ahli
6. Arbitrase

10
MODEL APS
Konsultasi--- perundingan yg dilakukan antara para pihak tanpa
melibatkan pihak ketiga dlm penyelesaian sengketa mereka.
Negosiasi--- sarana bagi para pihak u/ mengadakan komunikasi
dua arah dirancang u/ mencapai kesepakatan sbg akibat
adanya perbedaan pandangan terhdp sesuatu hal &
dilatarbelakangi oleh kesamaan/ketidaksamaan kepentingan
di antara mereka.
Mediasi--- pengikutsertaan pihak ketiga dlm proses penyelesaian
sengketa, dimana pihak ketiga ini bertindak sbg penasehat.
Konsiliasi---- suatu usaha u/ mempertemukan keinginan pihak yg
berselisih u/ mencapai persetujuan & menyelesaikan
perselisihan tsb.
Penilaian ahli---- suatu cara penyelesaian sengketa dimana para
pihak menunjuk seorang ahli yg netral u/ membuat
penemuan fakta2 yg mengikat atau pun tdk, atau bahkan
membuat pengarahan materi tsb secara mengikat
11
MODEL APS

Arbitrase:

• Berbeda dg bentuk ADR/APS lainnya, arbitrase memiliki


karakteristik yg hampir serupa dg penyelesaian sengketa
adjudikatif.
• Sengketa dlm arbitrase diputus o/ arbiter atau majelis
arbiter yg mana putusan arbitrase tsb bersifat final and
binding.
• Surat putusan arbitrase baru dpt dilaksanakan apabila
putusan tsb telah didaftarkan ke Pengadilan Negeri (lihat
Pasal 59 ayat (1) dan (4) UU No.30/1999).
• Dalam hal para pihak sepakat utk penyelesaian sengketa
melalui arbitrase, maka sengketa tdk dpt diselesaikan
melalui pengadilan
12
LEMBAGA PENYELESAIAN SENGKETA
ALTERNATIF DAN MEKANISME KERJANYA

 Lembaga Pengaduan Nasabah


 Mediasi Perbankan dan Badan Mediasi Asuransi
Indonesia
 Mediasi di lembaga Peradilan

13
Lembaga Pengaduan Nasabah
Pengaduan --- ungkapan ketidakpuasan nasabah yg
disebabkan oleh adanya potensi kerugian finansial pd
nasabah yg diduga krn kesalahan atau kelalaian bank.
Para pihak --- bank dan nasabah atau perwakilan nasabah
Perwakilan nasabah --- perseorangan, lembaga, dan/atau
badan hukum yg bertindak u/ dan atas nama nasabah, dg
berdsrkan surat kuasa khusus dari nasabah.
Bank wajib menetapkan kebijakan & prosedur tertulis yg
meliputi:
a. Penerimaan pengaduan
b. Penanganan & penyelesaian pengaduan; dan
c. Pemantauan penanganan & penyelesaian pengaduan
Pelajari:
1. PBI NO. 7/7/PBI/2005 diubah dg PBI No. 10/10/PBI/2008
ttg Penyelesaian Pengaduan Nasabah
2. SEBI No. 7/24/DPNP tgl 18-7-2005 ttg penyelesaian
pengaduan nasabah
14
Mediasi Perbankan & Badan Mediasi Asuransi
Indonesia
Lembaga Mediasi Perbankan --- lembaga independen yg
berfungsi u/ membantu para pihak yg bersengketa guna
mencapai penyelesaian dlm bentuk kesepakatan sukarela
terhdp sebagaian atau seluruh permasalahan2 yg
disengketakan
Keunggulan penyelesaian sengketa melalui mediasi perbankan:
1. Tdk dipungut biaya
2. Jangka waktu proses mediasi paling lama 60 hari kerja
3. Proses mediasi dilakuan secara informal/fleksibel.

Ps. 6 PBI No.8/5/PBI/2006 ----mediasi perbankan hanya dpt


dilaksanakan u/ setiap sengketa yg memiliki nilai tuntutan
finansial paling banyak Rp. 500 juta. Nasabah tdk dpt
mengajukan tuntutan finansial yg diakibatkan oleh kerugian
immateriil.
Pelajari PBI No.8/5/PBI/2006 ttg Mediasi Perbankan
15
Mediasi Perbankan & Badan Mediasi Asuransi
Indonesia
Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) --- hanya sengketa
senilai Rp. 500 juta u/ klaim asuransi umum, Rp. 300 juta
utk asuransi jiwa & jaminan sosial.
Sebelum dibawa ke BMAI, terlebih dahulu telah ada upaya
penyelesaian internal di perusahaan namun mengalami
kegagalan.
Sengketa yg tdk bisa ditangani BMAI:
• Terkait penetapan harga premi
• Kebijakan yg berhubungan dg pertimbangan komersial
(interest rate)
• Kasus yg berhubungan dg kriminal
• Keluhan yg diajukan lebih dari 6 bulan setelah putusan
penolakan dari perusahaan
• Kasus yg diselesaikan secara damai
• Kasus dlm proses investigasi pihak berwajib

16
Mediasi di Lembaga Peradilan (Mediasi Peradilan)
• Mediasi dpt diselenggarakan di salah satu ruang pengadilan
tingkat pertama (tdk dikenakan biaya) atau di tempat lain yg
disepakati oleh para pihak (pembiayaan dibebankan kpd para
pihak berdsrkan kesepakatan kecuali terhdp pihak yg tdk
mampu).
• Khusus mediator dari hakim, tdk boleh melaksanakan proses
mediasi di luar pengadilan.
Mediasi ini berlaku asas keterpisahan mediasi & litigasi --
• jika para pihak gagal mencapai kesepakatan, pernyataan &
pengakuan para pihak dlm proses mediasi tdk dpt digunakan
sbg alat bukti dlm proses persidangan perkara yg
bersangkutan atau perkara lain
• Jika dicapai kesepakatan perdamaian, dpt mengajukan
kesepakatan perdamaian tsb ke pengadilan u/ memperoleh
akta perdamaian dg cara mengajukan gugatan dg
disertai/dilampiri dg kesepatakan perdamaian & dokumen yg
membuktikan ada hubungan hk para pihak dg objek
sengketa
17
Mediasi di Lembaga Peradilan (Mediasi Peradilan)

• Hakim di hadapan para pihak hanya akan menguatkan


kesepakatan perdamaian dlm bentuk akta perdamaian
apabila kesepakatan perdamaian tsb memenuhi syarat2 sbb:
a. Sesuai kehendak para pihak
b. Tidak bertentangan dg hk
c. Tdk merugikan pihak ketiga
d. Dpt dieksekusi
e. Dg itikad baik
Pelajari :
• Peraturan Mahkamah Agung No. 01 th 2008 ttg Prosedur
Mediasi di Pengadilan

18
KEUNTUNGAN PENYELESAIAN SENGKETA
MELALUI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

1. Sifat kesukarelaan dalam proses


2. Prosedur yg cepat
3. Keputusan nonjudisial
4. Kontrol oleh manajer yg paling tahu tentang kebutuhan
organisasi
5. Prosedur rahasia (confidental)
6. Fleksibilitas yg lebih besar dlm merancang syarat2
penyelesaian masalah
7. Hemat waktu
8. Hemat biaya
9. Perlindungan & pemeliharaan hubungan kerja
10. Tinggi kemungkinan u/ melaksanakan kesepakatan
11. Kesepakatan2 yg lebih baik daripada sekadar kompromi
atau hasil yg diperoleh dari cara penyelesaian kalah/menang
12. Keputusan yg bertahan sepanjang waktu

19
TIPS DAN TRIK MEMILIH SERTA MENERIMA
PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF
 Ketika para pihak dlm perjanjiannya menyatakan tunduk pd
suatu forum penyelesaian sengketa maka kpd nya berlaku
peraturan & prosedur di maksud.

 Hal yg harus diperhatikan -- hukum materil (substantive


law) yg akan diberlakukan pd suatu sengketa.

 u/ itu para pihak dlm sebuah perjanjian, selain membuat


klausul pilihan tempat penyelesaian sengketa (choice of
forum), sebaiknya jg membuat klausul pilihan hukum (choice
of law).
 Penyelesaian sengketa dpt pula mendasarkan pada
kepatuhan & keadilan, serta hk kebiasaan yg berlaku
sepanjang tdk bertentangan dg peraturan hk yg memaksa
(imperative law/ dwingend rechts) 20

Anda mungkin juga menyukai