Anda di halaman 1dari 31

GLAUKOMA

OLEH : KARA LISRITA SOEDARMONO (07120090080)


ANATOMI SUDUT FILTRASI

Sudut filtrasi terletak


di limbus cornea
dengan batas :
 Schwalbe line
 Trabekula
1. Korneo-skleral
2. Uvea
3. Shwalbe line
4. Lig. Pectinatum
rudimenter
 Kanal Schlemm
 0,75 mm ke
posterior
ALIRAN AQUEOUS HUMOR

Badan Kanal
ciliaris COP Pupil COA Trabekula
Schlemm

V. ciliaris Plexus Saluran


anterior
Episclera Sclera Kolektor
vena
DEFINISI GLAUKOMA
• Kata glaukoma berasal dari bahasa Yunani yaitu glaucos,
yang artinya warna biru-hijau atau biru-abu-abu (refleksi
dari edema kornea akibat tingginya tekanan bola mata).

• Glaukoma merupakan kumpulan beberapa penyakit


dengan tanda utama tekanan intraokuler yang tinggi
dengan segala akibatnya yaitu, penggaungan dan atrofi
saraf optik serta defek lapang pandangan yang khas.
GLAUKOMA
TRIAS glaukoma

 Merupakan salah satu


Tekanan penyebab kebutaan.
intraokuler  Pada gejala awal,
meningkat bersifat asimptomatik.
 Insidensi terjadi pada :
2% penduduk > 40
Defek tahun
campus visi Penggaungan
(lapang dan atrofi N.II  Pria > wanita
pandang)
PATOFISIOLOGI
Peningkatan Tekanan Intraokular
• Humor aqueous diproduksi oleh prosesus epitel badan siliar yang
tidak berpigmen.

• Fungsi humor aqueous :


- Memberi tekanan di dalam mata yang berguna untuk membentuk
mata (TIO normal 10-21 mmHg)
- Memberi nutrisi ke jaringan sekitarnya
- Membuang bahan yang tidak diperlukan lagi

• Peningkatan tekanan intraokular dapat terjadi akibat :


- Bertambahnya produksi aqueous humor oleh korpus siliaris
- Hambatan aliran cairan di bilik mata
- Hambatan pada pupil
PATOFISIOLOGI
• Pada keadaan normal : TIO mendesak ke seluruh dinding mata
termasuk serabut saraf retina, papil nervus optikus dan
pembuluh darahnya.

•  TIO : perfusi darah di serabut saraf retina dan papil nervus


optikus terhambat  TIO menekan lamina kribosa di papil
nervus optikus terutama bagian temporal inferior 
menggaung  nasalisasi (mendesak pembuluh darah ke arah
nasal)  kerusakan papil nervus optikus  defek lapang
pandang  kebutaan.
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI

Glaukoma sudut terbuka Glaukoma sudut tertutup


(kronik) (akut)
KLASIFIKASI GLAUKOMA

Sudut terbuka
(kronik/simpleks)
Dewasa
Sudut tertutup
Primer
(akut)
Kongenital /
juvenile
Bedasarkan
etiologi
Sudut terbuka

Sekunder

Sudut tertutup
MANIFESTASI KLINIS
• Halo sekitar cahaya
dan kornea yang
keruh
• Nyeri (peningkatan
TIO)
• Penyempitan lapang
pandang
• Perubahan pada
diskus optik
• Pembesaran mata
PEMERIKSAAN PADA GLAUKOMA
1. Pemeriksaan ketajaman pengelihatan
2. Pemeriksaan tonometri
3. Pemeriksaan gonioskopi
4. Pemeriksaan oftalmoskopi
5. Pemeriksaan lapang pandang
6. Pemeriksaan tonografi
7. Tes provokasi
PEMERIKSAAN PADA GLAUKOMA
1. Pemeriksaan ketajaman pengelihatan
- Ketajaman penglihatan yang baik  belum berarti tidak
glaukoma
- Glaukoma sudut terbuka : tunnel vision

2. Pemeriksaan tonometri : mengukur besarnya TIO

Tonometer Tonometer Tonometer Tonometer


digital Schiotz non-contact aplanasi Goldman
PEMERIKSAAN PADA GLAUKOMA
3. Pemeriksaan gonioskopi : untuk
menilai lebar sempitnya sudut
bilik mata depan
- Dapat membedakan
glaukoma sudut terbuka atau
sudut tertutup
- Dapat melihat apakah
terdapat perlekatan iris
bagian perifer ke depan
(peripheral anterior
sinechiae)
- Apakah suatu sudut akan
mudah tertutup di kemudian
hari
PEMERIKSAAN PADA GLAUKOMA
4. Pemeriksaan oftalmoskopi
- Penggaungan (cupping) papil:
pinggir papil bagian temporal
menipis, bagian pembuluh
darah di tengah papil tidak
jelas, dapat tampak pulsasi
arteri
- Atrofi saraf optik (atrofi
primer: warna pucat, batas
tegas, lamina kribrosa tampak
jelas)
- Ekskavasio glaukoma:
penggaungan > 0,3 diameter
papil, penggaungan tidak
simetris pd mata kanan dan kiri
PEMERIKSAAN PADA GLAUKOMA
5. Pemeriksaan lapang pandang
a. Lapang pandangan sentral : layar
hitam Byerrum
b. Lapang pandangan perifer :
perimeter atau kampimeter

- Pada glaukoma : skotoma


(kebutaan lokal) relatif atau
absolut yang terletak pada
daerah 30 derajat sentral
- Pembesaran blindspot (bearing
of the blind spot)
- Seidel sign (kerusakan serabut
saraf 1)
- Skotoma Byerrum (kerusakan
serabut saraf 2)
- Skotoma arkuata (kerusakan
serabut saraf 3)
- Ring scotoma dengan Rhone
nasal step (kerusakan serabut
saraf 3, 4)
PEMERIKSAAN PADA GLAUKOMA
6. Pemeriksaan tonografi
• Tonometer diletakkan pada cornea selama 4 menit  dibuat grafik 
mengukur cairan yang keluar dari trabekula
• Dengan rumus dihitung (normal : c=0,13)

6. Tes provokasi
Pada glaukoma sudut terbuka
• Tes air minum
• Puasa  minum 1 L/5 menit  TIO diukur tiap 15 menit selama 1,5 jam
• TIO > 8 mmHg  glaukoma
• Pressure congestion test
• Pasang tensi meter 50-60 mmHg selama 1 menit
• TIO naik > 9 mmHg  glaukoma
• Kombinasi tes air minum + prssure congestion test
• Setengah jam setelah tes minum air  prssure congestion test
• TIO naik 11 mmHg  glaukoma
• Tes steroid:
• Tetes dexamethasone 3-4 kali selama 2 minggu
• TIO meningkat 8 mmHg  glaukoma
PEMERIKSAAN PADA GLAUKOMA
Pada glaukoma sudut tertutup
• Tes kamar gelap
- Pasien duduk selama 1 jam di tempat gelap (tidak boleh tertidur)
- Kenaikan TIO > 10 mmHg  glaukoma
• Tes membaca
- Pasien diminta membaca huruf kecil pada jarak dekat selama 45
menit
- Kenaikan TIO > 10-15 mmHg  glaukoma
• Midriasis
- Meneteskan midriatika  diukur setiap ¼ jam selama 1 jam
- Kenaikan TIO > 5-7 mmHg  glaukoma
• Tes bersujud (prone position test)
- Pasien diminta bersujud selama 1 jam
- TIO naik 8-10 mmHg  glaukoma sudut tertutup
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP
(AKUT)
Menurut tingkatan klinisnya:
1. Glaukoma sudut tertutup suspek
2. Glaukoma sudut tertutup intermitten (subakut):
episode serangan singkat dan rekuren
3. Glaukoma sudut tertutup akut: kongesti dan post-
kongesti
4. Glaukoma sudut tertutup kronik: tanpa atau dengan
glaucomatous damage
5. Glaukoma sudut tertutup absolut : merupakan
tingkat terakhir dari glaukoma akut, pada tingkatan ini
mata sudah mengalami kebutaan total
PATOFISIOLOGI GLAUKOMA AKUT

Penutupan Aliran menuju


mendadak sudut trabecular Humor aqueos tidak
bilik mata depan meshwork terdrainase
oleh akar iris terhalang

Kerusakan saraf Humor aqueos


TIO ↑ mendadak
optik terus diproduksi
PATOFISIOLOGI GLAUKOMA AKUT
• Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah:
- Bulbus okuli yang pendek. Pada hipermetrop berat, COA
semakin dangkal.
- Tumbuhnya lensa. Menyebabkan COA menjadi lebih
dangkal.
- Kornea yang kecil.
- Tebalnya iris.

• Sudut COA sempit  aliran humor aqueous dari COP-COA


terhambat  blokade pupil
GEJALA KLINIS
Fase prodromal: Fase akut:
(non kongestif) (kongestif)
Fase prodromal Gejala subjektif:
Gejala subjektif:
• Visus kabur • Sakit kepala hebat
• Adanya halo • Visus ↓ ↓
• Sakit kepala • Muntah-muntah
• Sakit pada mata • Sakit hebat pada mata yang
• Kelemahan akomodasi menjalar sesuai CN V
Pemeriksaan: Pemeriksaan:
• Injeksi perikornea • Kornea keruh, insensitif
• Kornea suram (edema) • Palpebra oedem
• COA dangkal
• COA dangkal
• Pupil sedikit melebar
• Iris: oedem, kelabu
• Reaksi lambat
• TIO meningkat • Pupil lebar, reaksi (-), lonjong,
miring, vertikal
• Konjungtiva bulni hiperemia
kongestif, kemotis, injeksi silier,
injeksi konjungtiva, injeksi
episklera
PEMERIKSAAN FISIK
• Iris tampah berwarna purih
kelabu (karena nekrosis lokal)
• Lepasnya pigmen dari iris 
kekeruhan
• Pigmen dari iris yang terlepas
menempel pada endotel
kornea  keratik presipitat
• Perlengketan antara pupil dan
lensa  sinechia posterior
• Kadang tampak opasifikasi
lensa  seperti bercak-
bercak putih susu yang
tertumpah “Glaukom flecke”
• Perlekatan antara iris bagian
tepi dan trabekula  sinechia
anterior perifer
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Fase Nonkongestif:
• Miotikum : Pilocarpin 2-4% tiap 20-30 menit.
• Penghambat karbon anhidrase (diamox, glaupax, glaukon, dll)
diberikan 3x1 tablet.

Fase Kongestif (terapi harus cepat):


• Miotikum: diberikan tiap menit, 1 tetes selama 5 menit. Dilanjutkan
1 tetes tiap jam.
• Penghambat karbon anhidrase: diberikan 2 tablet (500mg) sekaligus,
setelah itu tiap 4 jam 1 tablet.
• Obat hiperosmotik: gliserin 1-1,5 gr/kgBB atau 1 cc/kgBB.
• Morfin: mengurangi sakit dan mengecilkan pupil.
TERAPI OPERATIF
• Iridektomi Perifer
• Operasi filtrasi
• Iridenkleisis
• Trepanasi
• Sklerotomi
• Trabekulektomi
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA
(KRONIK)
• Sifat penyakit:
• Herediter (± 50%)
• Umur > 40 tahun (± 90% dari glaukoma)

• Etiologi:
• Sudut COA terbuka
• Penebalan/sclerosis trabecula + canalis schlemm
(degenerasi)
• Pleksus vena intrasclera  sclerosis

• Waspada:
• DM
• Terapi kortikosteroid lokal dan sistemis
• Myopia tinggi
GEJALA KLINIS
• Bilateral
• Herediter
• TIO tinggi (tidak terlalu tinggi)
• Sudut COA terbuka
• Mata tenang
• Lapang pandang mengecil + scotoma
• Penggaungan (cupping) papil dan atrofi N.II
• Perjalanan penyakit lambat + progresif
TERAPI MEDIKAMENTOSA
• Medikamentosa • Parasimpatomimetik  miotikum
• Disiplin  > outflow
• Terus-menerus • Pilocarpin
• Teratur • Esserin
• Kontrol • Simpatomimetik  < humor
aqueous
• Obat-obatan bisa diberi • Epinefrin
• Satu-satu • Beta blocker  < h. aqueous
• Kombinasi • Timolol maleat 0,25% 0,50%
• Carbonic anhydrase inhibitor 
< humor aquoeous
• Acetazolamide 250 mg (4x1)
TERAPI OPERATIF
• Dilakukan operasi bila: • Tindakan operasi:
- Tekanan intraokluler tidak - Iridenskleisis
dapat dipertahankan - Trepanasi - Eliot
dibawah 22 mmHg. - Sclerotomi - Scheie
- Lapang pandang terus - Siklodialise
mengecil
- Trabeculectomi
- Pengobatan yang tidak
disiplin - Siklodiathermi (c.ciliare
dirusak)
- Tidak mampu membeli
obat • Prinsip: membuat fistula,
- Tidak ada persediaan obat. jalan baru untuk
mengeluarkan humor
aquoeous  filtrasi lancar
GLAUKOMA SEKUNDER
I. Akibat perubahan lensa III. Trauma
- Dislokasi - Hyphema partikel
- Fakotopik (katarak intumesen pendarahan sumbat
blok pupil  glaukoma sudut
tertutup) trabekuler meshwork
- Fakolitik & fakotoksik (katarak glaukoma sudut terbuka
hipermatur  protein lensa - Contusio bulbi
keluar  reaksi radang
glaukoma sudut terbuka) - Robeknya kornea/limbus sclera
- Gl. Kapsularis  iris prolaps  TIO 
Terapi: Glaukoma + ECCE

II. Perubahan uvea IV. Operasi


• Uveitis anterior - Epithel ingrowth
- Terapi: operasi
• Tumor - Luka ECCE bocor
- Terapi: enucleasi - TIO menurun  COA dangkal
• Rubeosis iridis (DM)  synechia anterior
- Terapi: siklodiatermi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai