Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 8

POKOK BAHASAN: GEJALAH-GEJALAH


KONATIF MANUSIA

Defenisi Motif Dan Klasifikasi Motif Dan


Perkembangan Motif Kaitannya Dengan Tingka
“Yosef” Laku “Sabila”

Konflik Motif Prinsip Goal Gradient


Dan Reaksi >< Gradient Of Kesimpulan
Avoidance Dan Metode
Konflik Mengukur Motive “Auilia”
“Dhika” “Intan”
I. MOTIF DAN PERKEMBANGAN MOTIF
A. Defensi Motive : Kekuatan dalam diri, digeraki oleh hasrat dan merupakan proses
siaga untuk melakuan tindakan atau perbuatan.

Reaksi
Refleksif: reaksi dari stimulus Disadari: respon dari stimulus
yang diterima tidak sampai keotak yang diterima sampai ke otak
sebagai pusat kesadaran. sehingga sebagai pusat kesadaran
reaksinya lebih pendek dan
spontan.
Gambaran reaksinya:
Gambaran reaksinya: Stimulus>Reseptor>Pusat>Efektor>Respon
Stimulus>Reseptor>Efektor>Response s

Jenis Refleksif: Motif yang secara sadar ini, sesungguhnya


• Refleks bawaan: Refleks dari lahir, asli berasal dari motif tanpa sadar.
dan sewajarnya. Contoh: ketika lapar, adanya komitmen
contoh: menutup mata karena untuk mencari makanan.
menentang sinar yang sangat ketika sakit adanya komitmen
terang, gemetar karena lapar. untuk mencari obat.
• Refleks Latihan: Refleks karena Beda dengan reaksi refleksif yang secara
berdasarkan pengalaman. otomatis terkontamidasi dalam diri kita.
Contoh: Keterampilan Reaksi yang disadari terjadi karena
mengemudi adanya peregerakan yang sistematis
sepeda motor. kognitif atau melalui pikiran.
• Refleks bersyarat: Rangsangan yang
berasosiasi dengan rangsangan alam. Sesuai dengan pertumbuhan dan
Contoh: Orang yang sedang perkembangan diri maka setiap motif
merasa haus, yang tertanam dalam diri kita akan
ikut berkembang kecuali learned
melihat buah asam, motives (motif yang dipelajari)
air liur terus keluar. karena motif ini tidak erat kaitannya
dengan kelangsungan hidup
individu/organisme (tidak
B. Perkembangan Motif berdampak). Sementara motif alami
(Natural) yang merupakan motif
dasar pada individu akan mengalami
Perkembangan erat hubungan perubahan. Karena erat hubungannya
dengan motif untuk minum, motif
dengan masalah kematangan mencari udara segar, motif untuk
(maturation), latihan dan proses makan, dan motif seksual.
belajar.
II. KLASIFIKASI MOTIVE DAN KAITANNYA DENGAN
TINGKAH LAKU

A. Berdasarkan Asalnya
1. Motive dasar/primer/drive/need : motive yang dibawa
sejak lahir. Berhubungan dengan kelangsungan
hidup individu dan erat hubungannya dengan
kebutuhan biologis, misal: makan, minum, hubungan
seksual.
2. Motive yang dipelajari/sekunder/psikologis: motive

yang dipelajari dari lingkungannya, misal: motif


untuk mentaati sopan santun, bergaul,
Akibat motive yang dipelajari:
Tujuan menjadi lebih khusus
Motive dapat digabung menjadi lebih kompleks
Cara untuk mencapai tujuan dapat berubah menjadi tujuan
itu sendiri
Stimulus yang baru mampu membangkitkan suatu motive
B.Klasifikasi Berdasarkan Terjadinya

1. Motive intrinsik: motive yang timbul dari


dalam diri seseorang tanpa ada pengaruh dari
luar. Misal: siswa belajar karena ingin pandai.
2. Motive ekstrinsik: motive yang timbul karena
pengaruh dari luar. Misal: belajar karena
disuruh
C. Menurut Woodworth
1. Motive yang berdasarkan kebutuhan
internal dan jasmani, misal: lapar
timbul motive mencari makanan.
2. Motive darurat/emergensi: motive yang
muncul bila situasi menuntut aktivitas
yang cepat dan kuat, Misal: Motif untuk mel-
Epaskan diri dari bahaya.
3. Motive yang obyektif: motive yang
diarahkan pada penanganan
obyek/manusia yang berada dalam
lingkungannya secara efektif, misal:
motive untuk melalukan eksplorasi.
III. KONFLIK MOTIVE DAN REAKSI KONFLIK
A. Konflik Motive
Konflik motive terjadi jika seseorang dalam waktu yang
bersamaan menghadapi berbagai motive, sehingga
di dalam dirinya akan terjadi pertentangan.
+ 0
+
2. Konflik Approach – Avoidance
individu menghadapi satu obyek yang
mengandung nilai positip dan nilai negatif.
+ O -
- O -

+ +
_ O _
B. Reaksi Terhadap Konflik
1. Mengadakan seleksi/pemilihan, akan mudah
2. dilakukan bila perbedaan nilainya sangat jelas.
Mengadakan kompromi, misalnya menggabungkan
keduanya, tetapi tidak semua konflik dapat
dikompromikan, atau memilih satu obyek dahulu
untuk dipuaskan, kemudian pindah ke obyek lain
(shifting).
3. Sikap meragukan, sering terjadi bila orang
menghadapi konflik double approach – avoidance.
1V. PRINSIP GOAL GRADIENT
>< GRADIENT OF
AVOIDANCE DAN METODE
MENGUKUR MOTIVE
A. Prinsip Goal Gradient >< Gradient Of
Prinsip goal gradient: semakin dekat individu
pada tujuan semakin besar motivenya.
Tindak lanjutnya: tujuan yang panjang
dibagi-bagi menjadi beberapa unit tujuan
yang lebih kecil.
Prinsip gradient of avoidance: semakin dekat
individu pada tujuan, semakin besar motive
untuk menghindari  perlu diterapi.
B. Mengukur Motive
Motive juga mempunyai aspek kuantitatif,
sehingga kekuatan motive dapat diukur,
tetapi motive tidak dapat diukur secara
langsung, melainkan dengan cara tidak
langsung, misalnya dengan mengukur
tingkah lakunya.
Motive dikatakan lebih kuat apabila motive
itu dapat mengalahkan atau melemahkan
motive yang lain.
1.

A B C D

A : diletakkan tikus yang dilaparkan


:B : bagian yang diberi kisi-kisi yang dialiri listrik
D : diletakkan incentif yang diperlukan tikus
Jalannya percobaan metode rintangan
Ada 2 motive secara bersamaan yang
diukur, kedua motive harus berlawanan,
misalnya motive mendapatkanmakanan/air dengan motive menghindari
rasa sakit.
Motive mana yang paling kuat? Bila motive mencari makanan lebih kuat
daripada menghindari rasasakittikusmampu melewati rintangan untuk
mendapatkan makanan.
Hasil penelitian metode rintangan

 Motive2 saling berhubungan, apabila


motive lapar sangat kuat, ternyata motive
seksual menurun. Jadi hubungannya
saling melemahkan.
Tikus yang berada dalam kondisi sangat
haus dan sangat lapar, ternyata motive
haus lebih besar dari motive lapar.
Pada manusia, motive untuk berprestasi
turun dalam belajar apabila individu
sedang dalam keadaan jatuh cinta.
V. Kesimpulan
Motif dapat diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri
organisme yang
Menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat. Dan dorongan ini
biasanya tertuju
Kepada suatu tujuan tertentu. Perbuataan organisme itu dapat dibedakan
menjadi perbuatan yang refleksif dan prbuatan yang disadari. Terdapat
berbagai macam Motif dari berbagai parah ahli diantaranya motif
biologis, motif sosiologis, motif pheogenetis,
Motif phsylogical drive, minat social motives, motif-motif yang
berhubungan dengan kelangsungan hidup individu atau organisme,
motif darurat (Emergency Motives), motife obyektif (obyektif motives)
.
Dalam keadaan sehari-hari menunjukan bahwa, kadang-kadang
orang menghadapi beberapa macam motif yang saling bertentangan
satu dengan yang lain, hal inilah yang kita sebut konflik motif.
Konflik motif dibagi menjadi 4 yaitu;
1. Apporoach conflict-Approach (Konflik Angguk-Angguk)
2. Conflict approach-Avoidance (Konflik Geleng-Angguk)
3. Conflict Avoidance-Avoidance (Konflik Geleng-Geleng)
4. Conflict double Approach-Avoidance
Bila Individu menghadapi bermacam-macam Motif ada beberapa
kemungkinan respon yang dapat diambil, yaitu pemilihan atau
penolakan, kompromi, meragukan (bimbang). Mengenai prinsip
goal gradient yakni semakin dekat individu pada tujuan semakin
besar motifnya, dan prinsip gradient of avoidance bahwa
kecendrungan menjauhi suatu stimulus negatif menjadi semakin
kuat ketika individu menjadi semakin dekat stimulus itu (semakin
mendekati tujuannya).

Anda mungkin juga menyukai