Anda di halaman 1dari 17

Welcome

to Our Presentation
Kelompok 9
Nama Kelompok :

1. Aufaa ‘Ariiqa Karima (06)


2. Qonita Ovi Amrilla (22)
3. Ramma Adi Putra Y. A. (23)

XII MIPA 1
“Perbedaan kedudukan di atas hukum”
Mencuri 3 Buah Kakao, Nenek Minah Dihukum 1 Bulan 15 Hari
Banyumas - Nenek Minah (55) tak pernah menyangka perbuatan isengnya memetik 3 buah kakao di perkebunan milik PT
Rumpun Sari Antan (RSA) akan menjadikannya sebagai pesakitan di ruang pengadilan. Bahkan untuk perbuatannya itu dia
diganjar 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan.
Ironi hukum di Indonesia ini berawal saat Minah sedang memanen kedelai di lahan garapannya di Dusun Sidoarjo,
Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, pada 2 Agustus lalu. Lahan garapan Minah ini juga
dikelola oleh PT RSA untuk menanam kakao.
Ketika sedang asik memanen kedelai, mata tua Minah tertuju pada 3 buah kakao yang sudah ranum. Dari sekadar
memandang, Minah kemudian memetiknya untuk disemai sebagai bibit di tanah garapannya. Setelah dipetik, 3 buah kakao
itu tidak disembunyikan melainkan digeletakkan begitu saja di bawah pohon kakao.
Dan tak lama berselang, lewat seorang mandor perkebunan kakao PT RSA. Mandor itu pun bertanya, siapa yang
memetik buah kakao itu. Dengan polos, Minah mengaku hal itu perbuatannya. Minah pun diceramahi bahwa tindakan itu
tidak boleh dilakukan karena sama saja mencuri.
Sadar perbuatannya salah, Minah meminta maaf pada sang mandor dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. 3
Buah kakao yang dipetiknya pun dia serahkan kepada mandor tersebut. Minah berpikir semua beres dan dia kembali
bekerja.
Namun dugaanya meleset. Peristiwa kecil itu ternyata berbuntut panjang. Sebab seminggu kemudian
dia mendapat panggilan pemeriksaan dari polisi. Proses hukum terus berlanjut sampai akhirnya dia harus duduk
sebagai seorang terdakwa kasus pencuri di Pengadilan Negeri (PN) Purwokerto.
Dan hari ini, Kamis (19/11/2009), majelis hakim yang dipimpin Muslih Bambang Luqmono SH
memvonisnya 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan. Minah dinilai terbukti secara sah dan
meyakinkan melanggar pasal 362 KUHP tentang pencurian.
Selama persidangan yang dimulai pukul 10.00 WIB, Nenek Minah terlihat tegar. Sejumlah kerabat,
tetangga, serta aktivis LSM juga menghadiri sidang itu untuk memberikan dukungan moril.
Hakim Menangis
Pantauan detikcom, suasana persidangan Minah berlangsung penuh keharuan. Selain menghadirkan
seorang nenek yang miskin sebagai terdakwa, majelis hakim juga terlihat agak ragu menjatuhkan hukum.
Bahkan ketua majelis hakim, Muslih Bambang Luqmono SH, terlihat menangis saat membacakan vonis.
"Kasus ini kecil, namun sudah melukai banyak orang," ujar Muslih.
Vonis hakim 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan disambut gembira keluarga,
tetangga dan para aktivis LSM yang mengikuti sidang tersebut. Mereka segera menyalami Minah karena wanita
tua itu tidak harus merasakan dinginnya sel tahanan.
KPK Tetapkan Dirut PLN Sofyan Basir Tersangka Korupsi PLTU Riau-1

Direktur Utama PT PLN Persero Sofyan Basir seusai diperiksa di Gedung KPK Jakarta, Jumat
(28/9/2018).(KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN)

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) menetapkan Direktur Utama


PT PLN (Persero) Sofyan Basir sebagai tersangka.

Penetapan tersangka ini merupakan hasil pengembangan kasus dugaan suap terkait
kesepakatan kontrak kerja sama pembangunan PLTU Riau-1 di Provinsi Riau.
"KPK meningkatkan perkara ke tingkat penyidikan dengan tersangka SFB (Sofyan Basir),
Direktur Utama PT PLN," kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dalam konferensi pers di
Gedung Merah Putih KPK Jakarta, Selasa (23/4/2019).
Dalam kasus ini KPK sudah menjerat mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani
Saragih, mantan Sekjen Golkar Idrus Marham, dan Johannes Budisutrisno Kotjo selaku
pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited.
Pada pengembangan sebelumnya, KPK juga sudah menjerat pemilik PT Borneo
Lumbung Energi dan Metal, Samin Tan.
Sofyan diduga bersama-sama membantu Eni dan kawan-kawan menerima hadiah
atau janji dari Kotjo untuk kepentingan proyek Independent Power Producer (IPP)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang (PLTU) Riau 1.
Sofyan disangka melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 hurut b atau Pasal 11
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001.
Pertanyaan
1. Dari kasus di atas, apakah alasan mandor
perkebunan tersebut menuntut nenek
Minah sampai ke jalur hukum….

A. tindakan nenek Minah termasuk kejahatan


berat.
B. memberi efek jera kepada nenek Minah dan
warga sekitar perkebunan.
C. balas dendam kepada nenek Minah karena
menyusahkan pekerjaannya.
D. membantu nenek Minah agar tidak repot
bekerja karena ditahan di penjara.
E. mandor tersebut membenci nenek Minah.
2. Apa yang menjadi titik ketidakadilan
hukum di Indonesia setelah Anda
membaca 2 kasus tersebut?

A. hukum di Indoneia tajam ke bawah tumpul


ke atas.
B. hukum di Indonesia dapat dibeli dengan
uang.
C. hukum di Indoneia tidak pandang siapa
pelaku dan pelapornya.
D. hukum di Indonesia terlalu tegas.
E. hukum di Indonesia kurang tegas.
3. Jika Anda menjadi seorang hakim, apa
yang akan Anda lakukan jika menemui
pelaku seperti nenek Minah seperti yang
ada dalam kasus tersebut?
4. Pasal apa yang
dilanggar oleh Sofyan
Basir?
5. Setelah membaca 2 kasus
pelanggaran tersebut,
bagaimana sikap kita sebagai
pelajar dalam menyikapinya ?
Dan pasal berapa dalam UUD
NRI 1945 yang merujuk pada
2 kasus tersebut?
JAWABAN DARI
KELOMPOK 7….
1. B. memberi efek jera kepada nenek Minah dan warga sekitar perkebunan.
2. C. hukum di Indoneia tidak pandang siapa pelaku dan pelapornya.
3. Apabila saya menjadi seorang hakim dan menemui pelaku seperti nenek Minah seperti
yang ada dalam kasus tersebut, saya akan tetap melakukan proses hukum sesuai dengan
prosedur, ketentuan, dan peraturan yang berlaku. Karena bagaimanapun juga, pelaku
terbukti bersalah dan harus diberi hukuman atau sanksi sesuai dengan peraturan yang ada.
4. Dalam kasus korupsi yang dilakukan oleh Sofyan Basir, ia telah melanggar pasal 33 UUD
NRI 1945. Pasal tersebut menghendaki agar perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan sehingga perekonomian harus diselenggarakan
secara demokratis, kerjasama, dan solidaritas, serta tidak diperbolehkan adanya pihak
yang melakukan kecurangan di dalamnya untuk kepentingan pribadi. Korupsi yang telah
dilakukan oleh Sofyan Basir tersebut merupakan salah satu bentuk kecurangan dalam
perekonomian karena memberikan pengaruh negatif terhadap kemakmuran rakyat.
5. Sebagai pelajar, kita tidak harus menghindarkan diri dari berbagai perbuatan pelanggaran
terhadap peraturan yang ada di Indonesia, entah peraturan tertulis maupun tidak tertulis.
Kedua kasus tersebut mengajarkan bahwa peraturan di Indonesia tidak pandang bulu,
meskipun itu adalah kasus yang kecil. Kita harus selalu lebih berhati-hati dalam bertindak
atau melakukan apapun.
JAWABAN….
1. B. memberi efek jera kepada nenek Minah dan warga sekitar
perkebunan.
2. A. hukum di Indoneia tajam ke bawah tumpul ke atas.
3. Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 hurut b atau Pasal 11 Undang-undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah
dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001.
4. Sejumlah pengamat hukum menilai, kasus semacam nenek Minah bisa
diselesaikan dengan pendekatan restorative justice, yang merupakan suatu
pendekatan yang lebuh menitikberatkan pada kondisi terciptanya keadlian dan
keseimbangan bagi pelaku tindak pidana serta korbannya sendiri. Selain itu,
menurut Kemenkumham kasus seperti nenek Minah ini efek jera dan pembalasan
tak mesti berbanding lurus dengan turunnya angka kriminalitas.
5. Dalam kedua kasus tersebut kita sebagai pelajar dapat menganalisis perbedaan
perlakuan yang merujuk pada pasal UUD NRI 1945, sehingga dapat
menerapkannya dalam hukum di kehidupan sehari hari terutama pada lingkungan
sekolah. Pasal dalam UUD NRI 1945 yang merujuk pada kedua kasus tersebut
adalah pasal 27 ayat 1.
Thanks!
For Watching Our Presentation

Anda mungkin juga menyukai