Anda di halaman 1dari 29

ANALGETIK – ANTIPIRETIK

ANALGETIK ANTI INFLAMASI


NONSTEROID

OLEH : DESSY IKASARI, M.Farm., Apt.


SISTEM SARAF
 Sistem saraf yang dimiliki manusia :
GEJALA/SAKIT

 INFLAMASI

 NYERI

 DEMAM
INFLAMASI
 INFLAMASI adalah kedaan yang terjadi akibat
ada rangsangan berupa mekanis maupun
kimiawi

 Inflamasi biasanya terjadi dengan diawali


adanya luka

 Inflamasi ditandai dengan perubahan warna


kulit ‘memerah’ dan timbulnya rasa panas.
MEKANISME INFLAMASI
Patogen (masuk melalui luka)

Dermis

Makrofag (memakan bakteri dan memberi sinyal )

Neurtofil (ikut memakan bakteri paotogen)

RASA PANAS DAN MEMERAH


RASA NYERI
 Nyeri adalah suatu gejala
yang berfungsi untuk
melindungi dan memberikan
tanda bahaya tentang
adanya gangguan-
gangguan pada tubuh;
seperti peradangan,
infeksi-infeksi kuman, dan
kejang otot
MEKANISME RASA NYERI
DEMAM

 Demam adalah suatu gejala yang timbul


dengan ditandai adanya kenaikan suhu tubuh
dari suhu normal (36, 37°C)

 Demam mengindikasikan adanya suatu


peradangan atau inflamasi dan infeksi
ANALGETIKA
 ANALGETIKA / ANALGESIK / ANALGETIK
adalah golongan obat yang digunakan untuk
mengurangi atau menahan atau sama sekali
menghilangkan rasa sakit

 ANALGETIKA bekerja tanpa menghilangkan


kesadaran penggunanya
Analgetik Non-Narkotika
ANALGETIKA
Analgetika Narkotika
ANALGETIKA NON-NARKOTIKA
(NON-OPIOID)
 Disebut juga dengan analgetika perifer
dimana golongan obat ini merupakan
analgetika ringan yang bekerja tidak secara
sentral menekan sistem saraf pusat
OBAT ANALGETIKA NON-NARKOTIKA
(NSAID)
 Obat-obat analgetika non-narkotika antara lain:
1. Paracetamol / PCT Sanmol , panadol, pamol
2. Ibuprofen Proris
3. Asam Mefenamat Mefinal, mefinter, ponstan
4. Lidokain HCl Lidodex
5. Asetosal/Asam asetilsalisilat Aspilet, Farmasal
6. Aminofenazon
7. Piroksikam Paxicam
8. Diklofenak voltaren
9. Phenilbutazon
 Aspirin (asam asetilsalisilat atau asetosal)

Mempunyai efek analgetik, anitipiretik, dan antiinflamasi.

Efek samping utama : perpanjangan masa perdarahan,


hepatotoksik (dosis besar) dan iritasi lambung.

Diindikasikan pada demam, nyeri tidak spesifik seperti


 sakit kepala, nyeri otot dan sendi (artritis rematoid).

 Aspirin juga digunakan untuk pencegahan terjadinya

 trombus (bekuan darah) pada pembuluh darah koroner

 jantung dan pembuluh darah otak


 Asetaminofen (parasetamol)
- Merupakan penghambat prostaglandin yang lemah.
- Parasetamol mempunyai efek analgetik dan antipiretik,
tetapi kemampuan antiinflamasinya sangat lemah.
- Intoksikasi akut parasetamol adalah N-asetilsistein, yang
harus diberikan dalam 24 jam sejak intake parasetamol.

 Ibuprofen
- Mempunyai efek analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi,
namun efek antiinflamasinya memerlukan dosis lebih
besar.
- Efek sampingnya ringan, seperti sakit kepala dan iritasi
lambung ringan.
 Asam mefenamat
- Mempunyai efek analgetik dan antiinflamasi, tetapi
tidak memberikan efek antipiretik.

 Diklofenak
- Diberikan untuk antiinflamasi dan bisa diberikan untuk
terapi simtomatik jangka panjang untuk artritis
rematoid, osteoartritis, dan spondilitis ankilosa.

 Indometasin
- Mempunyai efek antipiretik, antiinflamasi dan analgetik
sebanding dengan aspirin, tetapi lebih toksik.
 Fenilbutazon
Hanya diigunakan unttuk antiinflamasi dan
mempunyaii efek meningkatkan ekskresi asam urat
melalui urin, sehingga bisa digunakan pada artritis
gout.

 Piroksikam
Hanya diindikasikan untuk inflamasi sendi
MEKANISME KERJA ANALGETIKA
NON-NARKOTIKA
 Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target
aksi pada enzim, yaitu enzim siklooksigenase (COX).

 COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah


satunya adalah prostaglandin.

 Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah


mengeblok pembentukan prostaglandin dengan
jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang
terluka dengan demikian mengurangi pembentukan
mediator nyeri .
EFEK SAMPING
 Efek samping yang paling umum dari golongan
obat ini antara lain :

1. Gangguan lambung usus,


2. kerusakan darah,
3. kerusakan hati dan ginjal
4. reaksi alergi di kulit.

Efek samping biasanya disebabkan oleh


penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis
besar.
ANAGETIKA NARKOTIKA

 ANALGETIKA NARKOTIK/ ANALGETIKA OPIAT


merupakan golongan obat yang memiliki sifat seperti
opium/morfin. Sifat dari analgesik opiat yaitu
menimbulkan adiksi, habituasi dan ketergantungan fisik.

 Analgetik opiat mempunyai daya penghalang nyeri yang


sangat kuat dengan titik kerja yang terletak di susunan
syaraf pusat (SSP). Umumnya dapat mengurangi
kesadaran dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia).

 Analgetik opioid ini merupakan pereda nyeri yang paling


kuat dan sangat efektif untuk mengatasi nyeri yang hebat.
OBAT ANALGETIKA NARKOTIKA
Golongan

1. Morfin Mengurangi respon psikologis terhadap nyeri


(gol.Fenantren)
2. Metadone Efeknya seperti morfin tetapi tidak sedatif
(Fenilheptilamin)
3. Pethidine Efek analgetiknya lebih cepat dari morfin

4. Fentanil Opioid sintetik dengan efek 80x dari morfin


(fenilpiperidin)

5. Nalokson Onset cepat, durasi kerja 1-4 jam (antagonis opioid)

6. Naltrekson Efek dan durasi lebih kuat dari nalokson

7. Nalmeten Efek sama dengan naltrekson tetapi durasi lebih lama


MEKANISME KERJA OBAT
EFEK SAMPING
Efek samping yang dapat terjadi:

 Toleransi dan ketergantungan


 Depresi pernafasan
 Hipotensi
 Gangguan tidur, dll.
UNDERSTAND/STILL CONFUSED?

Anda mungkin juga menyukai