• H. Vaksinasi
• Pengembangan waksin untuk penyebaran AIDS merupakan
penelitian yang di prioritaskan para ahli imunologi. Dewasa ini
vaksinasi terhadap AIDS masih belum dapat dikembangkan.
• I. Terapi genetic
• Terpi gen somatic menunjukkan harapan dalam terapi penyakit
genetic. Prosedur tersebut antara lain dilakukan dengan
menyisipkan gen normal ke populasi sel yang terkena penyakit.
• J. Terapi potensial
• AIDS disebabkan oleh berbagai virus varian retrovirus HIV
yang tergolong virus lenti, oleh karena menimbulkan penyakit
dengan perkembangan lambat. Virus merupakan virus RNA
yang memiliki enzim unik, reverse transciptase yang diperlukan
untuk sintesis dsDNA spesifik dari genom viral RNA. DNA baru
diintegrasikan dalam genom sel terinfeksi dan banyak yang
tetap laten dalam sel. Bila diaktifkan, DNA digunakan sebagai
tempat RNA yang diperlukan untuk memproduksi virus. Virus
dilepas dipermukaan sel dan envelop virus dibentuk dari
membrane sel pejamu, diubah oleh insersi glikoprotein virus.
•
• Dari pembahasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa
defisiensi imun atau immunodefisiensi adalah salah satu gangguan
imunitas, dimana system kekebalan tidak berfungsi sebagaimana
mestinya karena satu atau lebih komponen system imun tidak aktif.
Defisiensi imun dibagi atas tiga bagian yaitu, defisiensi imun non
spesifik, system imun spesifik, dan defisiensi imun didapat / sekunder.
Diagnosisnya bisa dilakukan dengan pemeriksaan defisiensi imun
(antibody microbial) dan pemeriksaan in vitro. Sedangkan
pengobatannya bisa dilakukan dengan berbagi cara, diantaranya
adalah memberikan penjelasan secara garis umum dan tujuan
pengobatannya, pemberian globulin gama, pemberian sitokin,
tranfusi, transplantasi, obat antivirus, vaksinasi, terapi genetic, dan
terapi potensial.
• Sebelum dilakukan pengobatan, sebaiknya dilakukan dahulu
penanganan lanjutan seperti pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan
darah tepi, menghitung trombosit, menghitung jumlah leukosit total.
Pengobatan ini dilakukan untuk mengurangi kejadian dan dampk
infeksi seperti menjauhi subjek dengan penyakit menular, memantau
penderita terhadap infeksi.