Anda di halaman 1dari 24

Apa itu Toko Obat???

Toko Obat atau pedagang eceran


obat adalah orang atau badan hukum yang
memiliki ijin untuk menyimpan obat-obat
bebas dan obat-obat bebas terbatas
(Daftar W) untuk dijual secara eceran di
tempat tertentu sebagaimana tercantum
dalam surat ijin.
Dalam upaya usaha untuk memajukan
kesejahteraan umum yang berarti mewujudkan
suatu tingkat kehidupan secara optimal, yang
memenuhi kebutuhan manusia termasuk
kesehatan, maka dibuatlah pendirian Toko Obat di
“Desa Sampang, Kecamatan Sampang, Kabupaten
Cilacap”. Yang diharapkan dapat memudahkan
masyarakat untuk mendapatkan obat yang
bermutu.
1. Sebagai sarana atau tempat pengabdian Tenaga
Teknis Kefarmasian yang telah mengucap sumpah
jabatan.
2. Sebagai sarana yang melakukan penyerahan hanya
obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas.
3. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat setempat
khususnya masyarakat pada umumnya.
4. Untuk meningkatakan pemahaman masyarakat tentang
penggunaan obat secara rasional dalam praktek
penggunaan sendiri(swamedikasi).
1. Visi
· Pelayanan kefarmasian prima berbasis pharmaceutical care
yang mampu menjadi mitra masyarakat.
2. Misi
· Memberikan pelayanan kefarmasian berbasis pharmaceutical
care kepada masyarakat.
· Melakukan pelayanan informasi serta konsultasi obat dan
kesehatan kepada masyarakat.
·Menyediakan serta menyalurkan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat.
·Ikut menjaga dan memantau penggunaan obat di masyarakat.
1. SK Menkes No. 2235/Dirjen/SK1969 tanggal 15 Mei 1969,
Peraturan tentang Syarat-syarat Obat-obatan terbatas;
2. SK Menkes No. 2780/A/SK/1971 tanggal 24 April 1971,
tentang Syarat Penjualan Obat Bebas dan Obat-obatan Bebas
Terbatas;
3.Undang-undang RI No. 23 tahun 1992 Pasal 56, 58, dan 59.
1. Pedagang Eceran Obat harus dipimpin oleh seorang Asisten Apoteker;
2. Harus memasang papan nama di depan toko yang mudah dilihat oleh
umum dengan tulisan “Toko Obat Berizin” beserta nama toko obat,
tulisan “Tidak Menerima Resep Dokter” dibagian sudut kanan atas
harus dicantumkan nomor izin;
3. Papan nama paling sedikit berukuran lebar 40 cm dan panjang 60 cm;
4. Tidak diperkenankan membuat/meracik obat, membungkus atau
membungkus kembali obat (hanya menjual obat dalam bentuk
kemasan asli pabrik);
5. Tulisan harus berwarna hitam diatas dasar putih, tinggi huruf paling
sedikit 5 cm dan tebal paling sedikit 5 mm;
6. Tidak diperkenankan menerima resep dokter;
7. Obat-obat yang termasuk daftar obat bebas terbatas (daftar W/tanda
lingkaran warna biru) harus disimpan dalam lemari khusus dan tidak
boleh dicampur dengan obat-obatan atau barang-barang lain;
8. Tidak diperkenankan bertindak sebagai Pedagang Besar Farmasi;
9. Tidak diperkenankan menjual obat keras (daftar G/tanda lingkaran warna
merah), narkotika (daftar O) dan obat-obat yang belum terdaftar di
Kemenkes RI (tanda daftar D). Bersedia menyerahkan obat-obatan tersebut
kepada petugas yang berwenang
10. Harus membeli obat-obatan dari Pedagang Besar Farmasi yang resmi dan
memiliki izin dari Kemenkes RI
11. Tidak diperkenankan menjual obat yang telah rusak dan/atau kadaluarsa;
12. Tidak diperkenankan mengganti, menghilangkan atau membuat merk obat,
label peringatan dan/atau tulisan yang terdapat pada obat dan
pembungkusnya tidak dapat dibaca
13. Petugas resmi dari Kemenkes RI berhak memeriksa setiap waktu
14. Harus mempunyai izin dari Departemen Perdagangan (SIUP)
15. Apabila izin batal atau dicabut maka pemilik izin harus segera
menyerahkan surat izinnya kepada Kepala Suku Dinas Pelayanan
Kesehatan
16. Diwajibkan mentaati peraturan-peraturan yang berlaku dan yang akan
berlaku kemudian
17. Setelah menerima izin ini agar segera mendaftarkan diri sebagai anggota
Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (biasa disingkat GP Farmasi)
Bidang Toko Obat.
1. Pemohon/pemilik toko obat mengajukan permohonan kepada Kepala Suku Dinas
Pelayanan Kesehatan di tingkat II dengan mengisi formulir pemohonan yang
dilampirkan surat-surat sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan;
2. Formulir permohonan dapat diambil di kantor yang sama, yaitu Suku DInas Pelayanan
Kesehatan;
3. Nama toko obat tidak boleh sama di seluruh wilayah tingkat I tersebut dan tidak boleh
sama dengan nama apotek, nama PBF (Pedagang Besar Farmasi) dan nama pabrik
farmasi;
4. Alamat pada SIUP/alamat pada bukti pemilikan tempat harus sama dengan alamat
toko obat yang tertulis pada surat permohonan;
5. Nama pemilik pada SIUP/nama pada surat pemilik tempat harus sama dengan nama
pada surat permohonan;
6. Dalam SIUP harus jelas dinyatakan bahwa bidang usahanya atau salah satu bidang
usahanya adalah perdagangan obat eceran;
7. Nama toko obat dalam SIUP harus sama dengan nama toko obat dalam surat
permohonan;
8. Surat permohonan beserta lampirannya dibuat 2 (dua) rangkap dan dimasukkan dalam
2 map folio warna cokelat;
9. Berkas disusun sesuai dengan urutan lampiran;
10. Berkas disampaikan ke Suku Dinas Pelayanan Kesehatan tingkat II setempat
untuk diperiksa dan selanjutnya diserahkan ke bagian surat-menyurat;
11. Satu minggu setelah surat masuk, pemilik atau penanggung jawab dimohon
menghubungi Suku Dinas utuk menentukan jadwal pemeriksaan toko/tempat;
12. Pemeriksaan toko/tempat harus disaksikan oleh pemilik toko obat dan
penanggung jawab dan pemilik wajib menandatangani Berita Acara
Pemeriksan jika telah sesuai dengan kondisi di lapangan;
13. Pada waktu pemeriksaan toko/tempat, pemilik dapat menunjukkan surat asli
seperti SIUP, NPWP, KTP serta Surat Bukti Kepemilikan Tempat;
14. Apabila butir (l) dan (m) belum selesai dilaksanakan maka pemeriksaan
dianggap belum selesai;
15. Pemilik toko akan mendapat pemberitahuan untuk menerima berkas surat
izin toko obat. Yang berhak menerima berkas izin toko obat adalah pemilik
dan bersama-sama
16. Izin toko obat berlaku untuk 2 (dua) tahun. Dua bulan sebelum masa berlaku
izin toko
17. Pengurusan izin toko obat tidak dipungut biaya.
1. Nama toko obat: 5. Jam Buka:
Toko Obat Kasih Sehat 08.00-21.00 setiap hari
2. Alamat: Senin-Sabtu
Desa Sokaraja Kidul, 6. Pembagian Shift:
Kec, Sokaraja Kab. Banyumas a. Jam 08.00-14.00:
3. Denah Lokas: 1 TTK dan 1 penanggung jawab
Terlampir b. Jam 14.00-21.00:
4.Tenaga kerja 1 TTK dan 1 administasi
a. Penaggung Jawab: 7. Sarana kesehatan lain disekitar
Fitriani Dwi Saputri toko obat: Tidak Ada
b.Tenaga Teknis Kefarmasian: 8. Tingkat keamanan lokasi:
David Setiawan Aman
c. Administrasi dan Keuangan: 9. Jalur transportasi yang
Dani Saputra digunakan: Sepeda motor
10. Alat dan perlengkapan yang diperlukan

a. Bangunan
Bangunan toko obat terdiri dari ruang pelayanan pasien, kasir, ruang
administrasi, ruang tunggu pasien, tempat parkir, dan toilet.
Bangunan dilengkapi dengan, kipas angin, penerangan, sumber air
yang memenuhi persyaratan, ventilasi dan sanitasi yang mendukung,
telepon, dan tempat sampah.
Papan nama berukuran panjang 60 cm dan lebar 40 cm dengan
tulisan hitam di atas dasar putih, tinggi huruf minimal 5 cm dengan
tebal 5 mm, dilengkapi dengan neon box. Pada papan nama harus
tercantum tulisan “Toko Obat Kasih Sehat” serta nama toko obat,
dan tidak menerima resep dokter. Dicantumkan pula nomor ijin.
Denah Bangunan
b. Alat Administrasi: surat pesanan, buku penjualan, buku penerimaan,
buku catatan keuangan, buku barang habis dan nota.
c. Perbekalan Farmasi: obat bebas, obat bebas terbatas, obat
herbal,kosmetik,produk susu, dan perlengkapan bayi.
a. Modal Tetap b. Modal Operasional
Modal Operasional
Perlengkapan Apotek :
Pembelian obat Rp.17.000.000
Sewa bangunan 2 tahun dan renovasi Rp. 30.000.000
Pembelian susu formula Rp. 9.000.000
Etalase 200 x 50 x 110 cm (2)Rp. 1.100.000 Rp.2.200.000
Perlengkapan Bayi Rp.4.000.000
Etalase 100 x 50 x 250 cm(2)Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000
Gaji pegawai :
Meja kasir Rp.200.000
Penanggung Jawab
Meja dan kursi 1 unit Rp.500.000
Rp.2.000.000
Kursi tunggu (3) @950.000 Rp.2.850.000
Asisten Apoteker @(2) Rp.2.600.000
Wastafel Rp.200.000
Administrasi Rp.1.100.00
Telepon dan pasang Rp.700.000
Listrik, air dan telepon Rp.300.000
Kipas angin (2) @ 200.000 Rp.400.000
Dispenser dan galon Rp.150.000 Jumlah Rp.36.000.000
TVberwarna Rp. 800.000 Total Modal (modal awal+ modal
oprasional)
1 buah kalkulator Rp.950.000
Alat tulis, buku (administrasi) Rp.200.000
Rp. 43.000.000 + Rp. 36.000.000
Biaya perizinan Rp.600.000 = Rp. 79.000.000
Papan nama dan penerangan Rp.400.000
Jumlah Modal Tetap
Rp.43.000.000
a. Biaya Rutin Perbulan Pada Tahun 1 c. Pengeluaran rutin tahun pertama

Tenaga Kerja Pembelian obat (0,8 x 249.600.000) Rp. 199.680.000


1 Penanggung Jawab Rp.2.000.000 Pembelian susu (0,8 x 124.800.000) Rp. 99.840.00
2 Asisten Apoteker Rp. 2.600.000 Perlengkapan bayi (0,8 x 62.400.000) Rp. 49.920.000
1 Administrasi Rp. 1.100.000 Jumlah pengeluaran rutin Rp. 349.440.000
Jumlah Rp. 5.700.000 Total biaya rutin Rp. 349.440.000 +
Rp. 74.400.000
Biaya lain-lain = Rp. 423.840.000
Listrik, air, dan telepon Rp. 300.000
Lain-lain Rp. 200.000
Jumlah Rp. 500.000 d. Perkiraan rugi/laba tahun 1

Biaya rutin perbulan keseluruhan Rp. 6.200.000


Pemasukan tahun 1 Rp. 577.200.000
Biaya rutin tahun pertama (12 bulan) Rp. 74.400.000
Pengeluaran tahun 1 Rp. 423.840.000
Laba bersih 1 tahun Rp.153.360.000

b. Proyeksi pendapatan tahun pertama

Penjualan obat (312 hari x 1.000.000) Rp. 312.000.000


Penjualan Susu (312hari x 500.000) Rp. 156.000.000
Perlengakapan bayi (312 hari x 350.000) Rp. 109.200.000
Jumlah Rp. 577.200.000
Situasi dan Kondisi Toko Obat “ENDAH FARMA” (Analisis SWOT)
Untuk mengetahui situasi dan kondisi Toko Obat ini dilakukan dengan analisis SWOT
dengan mengidentifikasi faktor-faktor Internal yaitu Strength dan Weakness, dan juga
faktor Eksternal yaitu Opportunity dan Threat.

A) Faktor Internal Toko Obat “ENDAH FARMA”


1. Strength (kekuatan)
T.O “Endah Farma” telah memiliki perizinan, kewajiban pajak serta retribusiusaha
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga bila ada pemeriksaan dari petugas maka
Toko Obat Kasih Sehat telah mengantongi izin usaha.
Tempat/Ruang tempat tunggu pasien nyaman, ruangan tertutup dilengkapi Air
Condisioner, Televisi dan dilengkapi dengan tempat parkir kendaraan roda dua.
Mempunyai karyawan yang ramah dan memiliki pengetahuan umun di bidang obat -
obatan.
Menyediakan pembayaran kredit bagi pelanggan yang telah memenuhi persyaratan.
Memiliki kontak nomor telepon untuk pemesanan sehingga pelanggan tidak harus
datang ke toko obat.
Memiliki selesmen yang bertugas promosi dan mengantar pesanan sehingga pelanggan
tidak harus datang ke toko obat.
2. Weakness (kelemahan)

Masih kurangnya sediaan obat – obatan yang sering


dibutuhkan oleh pasien.
Toko obat tidak buka 24 jam sehingga mempengaruhi
penghasilan toko obat.
Munculnya isu banyak beredar obat palsu dapat mempengaruhi
kepercayaan masyarakat untuk membeli obat ditoko obat baru,
mereka lebih cenderung mencari kebutuhan obat di apotik
ataupun toko obat besar yang sudah memiliki nama.
B) Faktor Eksternal Toko Obat Kasih Sehat

1. Opportunity (peluang).
T.O Kasih Sehat mempunyai tempat usaha yang cukup
strategis diantara dipinggir jalan raya.
Penawaran pembayaran kredit dati PBF (Produsen Besar Farmasi )
dengan bunga bersaing dan juga diskon.
2. Threath (ancaman).
Perkembangan Teknologi. Terdapat banyak Situs internet Toko Obat
online sehingga promosi yang mudah di akses melihat daftar
barang dan harganya.
Sosial Budaya. Dengan adanya Puskesmas gratis, merubah
pemikiran masyarakat bila merasakan sakit ringan untuk
langsung periksa ke puskesmas dari pada membeli obat di toko
obat sebagai penggobatan pertama.
1. Hal pertama yang tidak kalah penting untuk mendirikan toko obat adalah
“LOKASI” . Lokasi yang strategis sangat menjamin berkembang tidaknya
toko obat.
2. Kita harus memastikan bahwa toko obat kita sudah memiliki izin resmi.
Supaya pasien yang datang akan merasa aman membeli obat di toko obat
kita.
3. Kita tahu bahwa toko obat berizin tidak diperbolehkan menjual obat keras dan
menerima resep. Oleh karena itu kita bisa menyediakan obat herbal dan juga
jamu. Obat herbal dan jamu yang kita jual juga harus yang sudah terdaftar dan
memiliki izin resmi. Sehingga tidak membahayakan bagi pasien dan juga bisa
membuat pasien percaya bahwa apa yang kita jual pasti aman bagi pasien.
Selain itu sudah merupakan kewajiban bagi kita untuk menyampaikan dan
menjelaskan obat keras bukanlah pilihan pertama. Karena sudah kebanyakan
dari masyarakat percaya bahwa obat keras tersebut lebih ampuh daripada obat
bebas/ obat bebas terbatas. Kita bisa menyarankan untuk pasien agar
menggunakan obat yang memiliki efek samping ringan seperti obat herbal,
jamu , obat bebas dan obat bebas terbatas.

4. kita juga harus memperhatikan pelayanan terhadap pasien. Karena sebagian


mereka yang datang ke toko obat kita adalah orang yang sedang sakit.
Setidaknya kita harus bersikap ramah sopan dan juga murah senyum. Sehingga
pasien yang datang akan merasa nyaman berbelanja di toko obat kita. Selain itu
kita sebagai karyawan juga harus mempunyai wawasan yang cukup tentang
obat dan yang ada kaitannya dengan obat.
5. Biasanya dalam jangka waktu 6 bulan kita sudah bisa memprediksi obat
apa saja yang sering keluar, disinilah pinter-pinter susun diagram pareto
belanja lebih banyak yang fast moving.

6. Anasisis perkembangan toko obat selama 6-12 bulan, buat grafik,


biasanya cenderung meningkat dan pada waktu tertentu relatif stabil,
yang stabil itulah adalah omzet mati dari toko obat atau perlu
pengembangan strategi lainnya agar toko obat bisa meningkat lagi.

7. Promosi itu penting, dan promosi dari mulut ke mulut adalah paling
jitu, informasi ini bisa menyebar dengan sendirinya, promosi ini mulut
ke mulut ini biarkan berkembang dengan cara menjalankan usaha toko
obat kita ini dengan terstandarisasi dan memiliki nilai lebih. promosi
toko obat bisa di lakukan dalam bentuk bakti sosial, leaflet, spanduk dll.
KESIMPULAN
Toko Obat atau pedagang eceran obat adalah orang atau badan hukum yang
memiliki ijin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas
(Daftar W) untuk dijual secara eceran di tempat tertentu sebagaimana tercantum
dalam surat ijin.

Pemilihan tempat pendirian toko obat yang strategis dan mudah terjangkau .
Menganalisa SWOT :
- Strength (kekuatan)
Memiliki surat perizinan,karyawan yang baik ,ramah dan lemah lembut
- Weakness (kelemahan)
masih kurang lengkap nya obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat
- Opportunity (peluang).
Mempunyai tempat usaha yang strategis
-Threath (ancaman).
Perkembangan teknologi ,adanya toko obat online

Strategi pengembangan toko obat yang paling ampuh promosi menggunakan


teknik Mulut ke Mulut,karna bisa menyebar dengan sendirinya.
SARAN

Kita harus benar-benar memahami,mengerti, dan


melaksanakan perencanaan pembangunan toko obat dengan segala
resiko yang mungkin ada suatu saat nanti.

Anda mungkin juga menyukai