Anda di halaman 1dari 20

Kelompok DK

1B
Sindrom Nefrotik
Indah Purtiani Hartini

Meita Zwei Nurpratiwi

Nabila

Alifah Nurul Khotimah

Novianti

Fatimah Zahratannor

Miraatil Hayati
Sindrom
Nefrotik
Definisi

Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan


oleh kerusakan glomerulus karena ada peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma
menimbulkan proteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia
dan edema (Betz & Sowden, 2009). Sindrom nefrotik
adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbuminemia, dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang
terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi
ginjal (Nurarif & Kusuma, 2013).
Etiologi dan klasifikasi

Sindrom nefrotik
sekunder

Sindrom Sindrom nefrotik


nefrotik bawaan idiopatik (primer)
(kongietal)
o terdapat adanya
proteinuria,
Tanda dan gejala o Retensi cairan,
o edema,
o berat badan meningkat,
o edema periorbital,
o edema fasial,
o asites,
o distensi abdomen,
o penurunan jumlah urine,
o urine tampak berbusa dan
gelap,
o hematuria,
o nafsu makan menurun,
dan
Patofisiologi

Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang


disebabkan oleh kerusakan glomerulus.
Peningkatan permeabilitas glomerulus
terhadap protein plasma menimbulkan
protein, hipoalbumin, hiperlipidemia dan
edema. Kelainan yang terjadi pada sindrom
nefrotik yang paling utama adalah
proteinuria sedangkan yang lain dianggap
sebagai manifestasi sekunder.
Pemeriksaan Penunjang

Uji Darah

Uji urin
Uji
Diagnostik
Penatalaksanaan

Menjaga pasien dalam


berikan diet rendah keadaan tirah baring
natrium jika edema selama beberapa hari
berat

Medikasi
• Diuretik
Intake protein ditingkatkan • adrenokortikosteroid (prednison)
• agens antineoplastik (Cytoxan)
atau agens imunosupresif (Imuran,
Leukeran, atau siklosporin)
Tatalaksana
Keperawatan

Berikan diuretik atau

Monitor berat badan setiap


imunosupressant sesuai dengan
resep dan evaluasi respons pasien.
4
hari, asupan dan pengeluaran,
dan berat jenis urine. 2 3 Infus albumin sesuai anjuran

Monitor CVP ( jika


1 diindikasikan), tanda vital,
tekanan darah ortostatik, dan
irama jantung untuk
mendeteksi hipovolemia.
Cont

Bedrest selama beberapa Mo ni t or t and a


hari untuk membantu Tekan secara perlahan dan g ejal a
mobilisasi edema; untuk menyalurkan i nf ek si
walaupun beberapa
sodium dan cairan jika
ambulasi dibutuhkan untuk
terjadi edema berat
mengurangi risiko
komplikasi tromboembolik atau diet tinggi
protein
Interpretasi
Hasil Lab

Protein Urin  = 300 mg/dL


Dikatakan proteinuria bila lebih dari 300
mg/hari.

Albumin 2 gr/dl
Nilai Normal : 3,5 – 5,0 g% SI: 35-50g/L
Kolestrol total 300 mg/dl
Normal <200 mg/dl
01 Family Center care

02 Atraumatic Care

03 Story Telling
Teori
Perkembangan
menurut
Sigmund Freud
• Oral
• Anal
• Phalic atau oedipal
• Laten
Pandangan Islam

Bersikap lemah lembut pada anak


Rasulullah juga telah mencontohkan sikap lemah lembut dalam memperlakukan
(mendidik) anak-anak. Sebab, bagi seorang anak, kelembutan dan kasih sayang
orang tua (dan guru) merupakan sumber kekuatan yang bisa menggugah
perasaannya. Kehangatan yang diberikan akan melahirkan ketenangan,
kepercayaan, juga hubungan batin yang kuat antara seorang anak dan orang
tuanya atau bahkan gurunya.

Islam tidak mengajarkan pola pendidikan dengan cara kekerasan. Sebaliknya,


Islam justru sangat menekankan pola pendidikan yang lemah lembut dan penuh
kasih sayang. “Maka, disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian, apabila kamu telah membulatkan tekad,
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah menyukai orang-orang yang
bertawakal kepada- Nya.” (QS Ali Imran [3]: 159).

Melalui pendekatan lemah lembut ini, diharapkan dapat membentuk jiwa anak
yang siap untuk menerima, merespons, dan melaksanakan setiap panggilan
kebaikan dengan penuh ke sa daran, bukan keterpaksaan.
Doa Untuk Anak Yang
Rewel

“Dengan menyebut asma Allah Yang


Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dengan menyebut asma Allah, Dzat
yang dengan asma-Nya, tidak akan
bisa membahayakan apapun yang ada
di bumi dan langit. Dia Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Asuhan
Keperawatan
1. Identitas
Pengkajian 2. Riwayat Kesehatan
a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan Diagnostik
3. Data
a. Objektif
• BB sebelum sakit 18 kg
• BB sesudah sakit 23 kg
• Edema seluruh tubuh
• Hematuria
• Tekanan darah : 140/90
• Nadi : 110x/menit
• Nafas : 28x/menit
• Suhu : 37,5 C
• Albumin : 29/dL
• Proteinuria : ++
• Kolesterol total : 300 mg/dL
• Tampak rewel
b. Subjektif
SDKI SLKI SIKI
Diagnosis
Hipervolemia 1. Output urine Manajemen
Berhubungan dengan meningkat hipervolemia
gangguan mekanisme 2. Edema menurun
regulasi ditandai 3. Asites menurun
dengan hipoalbumin 4. Tanda-tanda
vital membaik

Intoleransi aktivitas Kemudahan dalam Pemantauan tanda-


berhubungan dengan melakukan aktivitas tanda vital
kelemahan sehari hari Manajemen nutrisi
meningkat
Risiko gangguan perfusi jaringan
integrits kulit atau meningkat
jaringan ditandai
dengan kelebihan
cairan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai