Anda di halaman 1dari 12

BAB 6

TRANSAKSI EFEK DI PASAR SEKUNDER


(SECONDARY MARKET)
A. PASAR SEKUNDER (SECONDARY MARKET)
• Pasar sekunder menurut Black Law Dictionary adalah :
“ market for goods of services that have previously issued securitied are traded among
investors.” Berdasarkan definisi ini, pasar sekunder merupakan pasar tempat Efek yang
sebelumnya dijual di pasar perdana, ditransaksikan kembali di antara para investor.

• menurut Alan N. Rechtschaffen, pasar sekunder merupakan pasar tempat instrument keuangan dijual
kembali kepada pihak lain dan pasar sekunder ini menjamin likuidas dari instrument keuangan kerena
memungkinkan pemegang/pemilik instrument keuangan untuk menjual kembali instrument keuangan
yang dibelinya di pasar perdana.

• Secara lebih lengkap Alan N. Rechtschaffen menyatakan bahwa: the secondary market is the marketplace
in which financial instrument are resold to other parties. The secondary market provides liquidity
because it allows holders to resell their financial instrument. Hal yang sama juga dikemukakan oleh
Ahmad Maiyati, bahwa: secondary market deals with transaction of securities that are already in
existence. The sondary market does not provide fund to the first issuer but rather it allows securiries to
change handa and provide liquidity for security holders.” Hal ini menunjukan bahwa Pasar Sekunder itu
berkaitan dengan transaksi Efek yang telah ada atau telah diterbitkan di pasar perdana.
Pasar Sekunder merupakan tempat dillakukan perdagangan Efek setelah melewati masa
penawaran umum di pasar perdana dan kemudian dicatatkan di Bursa Efek. Melalui pasar
sekunder, Efek diperjualbelikan secara luas di antara para investor melalui kegiatan
perdagangan di Bursa Efek.

Apabila dibandingkan dengan pasar perdana, maka di pasar sekunder para pihak yang
melakukan transaksi Efek adala para investor jual dan investor beli. Adapun para pihak
dipasar perdana melibatkan Emiten (selaku penjual efek) dan investor (selaku pembeli
efek). Dipasar perdana, harga efek ditentukan oleh emiten dan penjamin emisi Efek,
sedangkan harga efek di pasar sekunder ditentukan pasar yang ditentukan oleh permintaan
dan penawaran antara pembeli dan penjual. Harga saham di pasar sekunder dipengaruhi
oleh:
1. Faktor internal perusahaan yang berhubungan dengan kebijakan internal, kinerja,
manajemen dan prospek perusahaan. Faktor Internal ini meliputi besaran dividen yang
dibagi. Laba perusahaan, prospek perusahaan.
2. Faktor eksternal perusahaan yang merupakan hal-hal yang berada di luar kemampuan
perusahaan untuk mengendalikan seperti, gejolak politik, kebijakan moneter, dan laju
gejolak politk.
B. SEGMEN PASAR
Menurut ketentuan III.1. Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00071/BEI/11-
2013 Peraturan II.A: tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas (selanjutnya disebut Peraturan
II.A), transaksi Efek di bursa dilakukan di tiga pasar, yaitu :
1. Pasar Reguler adalah pasar di mana perdagangan Efek di bursa dilaksanakan berdasarkan
proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market)
oleh anggota Bursa Efek dan penyelesaianannya dilakukan pada hari bursa ke-3 setelah
terjadinya transaksi bursa (T+3).
2. Pasar negosiasi adalah pasar di mana perdagangan efek bersifat ekuitas di bursa dilaksanakan
berdasarkan tawar menawar langsung secara individual, tidak secara lelang yang
berkesinambungan (non continuous auction market) dan penyelesaiannya dapat dilakukan
berdasarkan kesepakatan anggota Bursa Efek.
3. Pasar tunai adalah pasar di mana perdagangan Efek di bursa dilaksanakan berdasarkan proses
tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh
anggota Bursa Efek dan penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa yang sama dengan
terjadinya transaksi bursa (T+0).
4. Selanjutnya menurut ketentuan III.2 Peraturan II.A, perdagangan Efek yang bersifat ekuitas
(penyertaan) seperti dilakukan di pasar regular, pasar tunia dan pasar negosiasi, kecuali hak
memesan Efek terlebih dahulu hanya dapat diperdagangkan pada pasar tunai dan sesi pasar
negosiasi.
C. JENIS TRANSAKSI
Transaksi Efek adalah setiap aktivitas atau kontrak dalam rangka
memperoleh, melepaskan, atau menggunkana Efek yang mengakibatkan
terjadinya pengalihan kepemilikan atau tidak mengakibatkan terjadinya
pengalihan kepemilikan.

Berdasarkan tempat dilakukannya transaksi Efek, terdapat dua jenis transaksi


Efek, yaitu :
1. Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh anggota Bursa Efek
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai
jual Beli Efek, pinjam-meminjam Efek, atau kontrak lain mengenai Efek
atau harga Efek.
2. Transaksi diluar bursa adalah transaksi antar perusahaan Efek atau antara
perusahaan Efek dengan pihak lain yang tidak diatur oleh Bursa Efek, dan
transaksi antar pihak yang bukan perusahaan efek.
Berdasarkan nasabah yang melakukan pembelian atau penjualan Efek, transaksi
Efek terdiri dari :
1. Transaksi nasabah pemilik rekening adalah transaksi Efek yang dilaksanakan
oleh perusahaan Efek untuk kepentingan rekening nasabahnya sesuai dengan
kontrak antara perusahaan Efek dengan nasabah tersebut, yang dibuat sesuai
dengan angka 5 Peraturan Nomor V.D.3 dan angka 4 Peraturan Nomor V.D.6.
2. Transaksi nasabah umum adalah transaksi melalui pemesanan Efek dalam
penawaran umum oleh pemodal yang tidak mempunyai rekening efek pada
perusahaan Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 5 huruf a butir 3)
Peraturan Nomor V.D.3.
3. Transaksi nasabah kelembagaan adalah transaksi efek antara perusahaan efek
dengan nasabah kelembagaan tertentu yang didasarkan pada perjanjian antara
perusahaan efek dengan nasabah kelembagaan tersebut seperti perusahaan
asuransi, reksa dana, bank atau lembaga keuangan lainnya yang tidak
mempunyai rekening efek pada perusahaan efek tersebut, sebagaimana
dimaksud dalam angka 5 huruf a butir 3) peraturan Nomor V.D.3.
Dilihat berdasarkan skema pembayarannya, transaksi di bursa
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Transaksi Tunai
Transaksi jual beli Efek antara investor jual dan investor beli secara
tunai (cash basis) dengan rekening Efek regular yang merupakan
rekening tunai (cash account).
2. Transaksi kredit
Transaksi yang dilakukan oleh nasabah dengan pembiayaan
penyelesaian transaksi dilakukan oleh perusahaan Efek.
D. MEKANISME TRANSAKSI
Mekanisme transaksi efek secara lebih detail yaitu :
• Investor yang ingin melakukan transaksi jual atau beli harus menghubungi perusahaan
efek yang telah menjadi anggota bursa (AB) karena perdagangan efek dibursa hanya
dapat dilakukan oleh AB yang juga menjadi anggota kliring KPEI. Diperusahaan Efek,
investor diminta untuk membuka rekening efek untuk menampung segala aktivitas
perdagangan Efek yang diwakilkan kepada AB. Pada saat pembukaan rekening Efek,
investor juga menandatangani pemberian kuasa kepada AB untuk melakukan transaksi
Efek untuk kepentingan investor.
• Berdasarkan order jual/beli dari investor nasabahnya, AB kemudian akan memerintahkan
trader-nya yang merupakan wakil perantara perdagangan efek (WPPE) untuk memasukan
order jual atau order beli ke system perdagangan efek dibursa yang dilakukan dengan
menggunakan sistem perdagangan Jakarta Automatic Trading System (JATS). JATS adalah
sistem perdagangan efek yang berlaku dibursa untuk perdagangan yang dilakukan secara
otomatis dengan menggunakan sarana computer. Transaksi efek dilakukan JATS karena
menurut ketentuan II.2 peraturan II-A diatur bahwa AB yang melakukan transaksi jual
dan/atau beli atas efek yang tercatat di bursa, wajib melaksanakan transaksi tersebut
dibursa melalui JATS.
• AB wajib melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari nasabahnya guna mendukung
pengendalian internal dan untuk mencegah terjadinya perdagangan yang tidak wajar.
• Penawaran jual dan/atau permintaan beli yang dapat dilaksanakan di JATS AB hanya pesanan terbatas (limit
order) yaitu penawaran jual dan/atau permintaan beli yang dilaksanakan oleh anggota bursa efek hingga
batas harga atau parameter yang ditetapkan oleh nasabahnya.
• Penawaran jual dan/atau permintaan beli yang telah disetujui oleh AB wajib diteruskan ke JATS satu per satu
per pesanan nasabah (tidak digabung) berdasarkan urutan waktu disetujuinya pesanan tersebut kecuali
pesanan untuk kepentingan kontrak investasi kolektif yang disampaikan manager investasi.
• Perdagangan efek dipasar regular dan pasar tunai harus dalam satuan perdagangan (Round Lot) Efek bersifat
ekuitas atau kelipatannya.
• Dalam hal AB memasukan penawaran jual dan/atau permintaan beli ke JATS dan penawaran jual dan/atau
permintaan beli tersebut telah diperjumpakan oleh JATS (matched), maka transaksi maksud adalah sah
sebagai transaksi bursa.
• Perdagangan efek bersifat ekuitas dilakukan dipasar regular, pasar tunai dan pasar negosiasi, kecuali hak
memesan efek terlebih dahulu hanya dapat diperdagangkan pada pasar tunai dan sesi pasar negosiasi.
• AB yang melakukan perdagangan efek bertanggungjawab terhadap : (a) seluruh transaksi yang dilakukan
dibursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah ; (b) penyelesaian seluruh
transaksi bursa atas nama AB yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam daftar transaksi bursa
(DTB). Daftar Transaksi Bursa adalah dokumen elektronik yang berisikian seluruh transaksi bursa yang
dilakukan oleh setiap AB pada setiap hari bursa yang disediakan oleh bursa untuk AB dan KPEI pada setiap
akhir sesi perdagangan.
E. KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN
TRANSAKSI
• Kliring merupakan suatu proses penentuan hak dan kewajiban yang ditimbulkan dari transaksi bursa (angka
1 b peraturan III.A.10, jo Angka 8 peraturan KPEI Nomor II-5 tentang penyelenggaraan kliring dan
penyelesaian transaksi bursa efek bersifat ekuitas-selanjutnya disebut peraturan KPEI II-5) KPEI melakukan
proses kliring secara netting dengan novasi untuk transaksi bursa pada produk saham. Proses kliring secara
netting dilakukan oleh KPEI untuk seluruh transaksi bursa yang terjadi dipasar regular dan pasar tunai,
sedangkan pada pasar negosiasi dilakukan kliring per transaksi.

• Dalam hal penyelesaian transaksi bursa dilaksanakan melalui proses netting dan pemindah bukuan, maka :
a. Hubungan hukum antar anggota Bursa Efek yang menimbulkan hak dan kewajiban atas transaksi bursa
yang dilakukannya beralih menjadi hubungan hukum antara anggota Bursa Efek yang bersangkutan dengan
lembaga kliring dan penjaminan pada saat kliring dilaksanakan.
b. Masing-masing anggota Bursa Efek yang melaksanakan transaksi dimaksud tidak dapat menuntut satu
sama lain.

• Dalam hal anggota kliring tidak memenuhi kewajibannya, maka anggota kliring tersebut dinyatakan gagal
bayar, yang diartikan sebagai tidak dipenuhinya sebagian atau seluruh kewajiban anggota kliring untuk
melakukan pembayaran sejumlah uang kepada KPEI dalam rangka pemenuhan kewajiban penyelesaian
transaksi bursa (Angka 7 Peraturan KPEI II-5).
F. PENYELESAIAN TRANSAKSI (SETTLEMENT)
• Penyelesaian transaksi adalah proses pembayaran harga efek (transfer dana) dan
proses penyerahan efek (transfer efek). Mengingat penyerahan efek dilakukan
pada saat settlement, maka pada saat penyelesaian transaksi, peralihan
kepemilikan efek terjadi. Hal ini sesuai dengan ketentuan 1459 BW bahwa : hak
milik atas barang yang dijual tidaklah berpindah kepada si pembeli selama
penyerahan belum dilakukan menurut pasal 612, 613, dan 616 BW.
• Penyelesaian transaksi efek di Indonesia dilakukan oleh PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI). Menurut keputusan direksi PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia
Nomor : KEP-0013/DIR/KSEI/0612 tentang Peraturan PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesia tentang jasa Kustodian Sentral (selanjutnya disebut keputusan Direksi
KSEI KEP-0013/DIR/KSEI/0612) disebut bahwa :
• Jasa penyelesaian transaksi efek merupakan bagian dari jasa kustodian sentral
yang disediakan untuk pemenuhan hak dan kewajiban penyerahan efek atau
pembayaran yang timbul sebagai akibat transaksi bursa maupun transaksi diluar
bursa yang dilakukan oleh pemegang rekening melalui pemindah bukuan efek
dan/atau dana antar rekening efek.
1. Untuk penyelesaian transaksi bursa.

a. Penyelesaian transaksi dilakukan melalui pemindahbukuan efek dan/atau dana ke rekening AB yang
berhak sesuai peraturan KPEI dan KSEI (VI.12.9 Peraturan II.A jo. Keputusan Direksi KSEI KEP-
0013/DIR/KSEI/0612 yaitu dilaksanakan dengan mendebit atau mengkredit efek dan dana pada rekening
efek nasabah pada hari penyelesaian (huruf h (1) Peraturan III.A.10).
b. Waktu penyelesaian transaksi dapat dilakukan berdasarkan jenis segmentasi pasar yaitu : (1) untuk pasar
regular penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi bursa (T+3) ; (2)
untuk pasar tunai penyelsaiannya dilakukan pada hari bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa
(T+0) ; (3) untuk pasar negosiasi penyelesaiannya dilakukan berdasarkan kesepakatan antara anggota
bursa jual dengan anggota bursa beli.
c. Penyelesaian transaksi bursa di pasar regular dan pasar tunai dilaksanakan di KSEI setelah melalui kliring
secara netting oleh KPEI.
d. Transaksi efek yang sudah terjadi dibursa bersifat “locked-in”, dengan pengertian bahwa transaksi
tersebut wajib diselesaikan pada tanggal penyelesaian sesuai dengan jenis pasarnya sebagaimana
tersebut diatas. Setiap akhir hari, data perdagangan yang terjadi dibursa dikirim ke KPEI untuk dilakukan
proses netting. Perdagangan tersebut juga akan dijamin penyelsaiannya oleh KPEI sebagai LKP. Adapun
perdagangan pada pasar negosiasi diselesaikan secara per transaksi dan tidak dijamin oleh KPEI.
e. Pada tanggal penyelesaian, KSEI akan memproses pemindahbukuan untuk penyelesaian transaksi
perdagangan pasar regular dan pasar tunai yang telah mengalami proses netting di KPEI serta
pemindahbukuan untuk penyelesaian transaksi perdagangan pasar negosiasi yang diselesaikan secara per
transaksi.

Anda mungkin juga menyukai