Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
• menurut Alan N. Rechtschaffen, pasar sekunder merupakan pasar tempat instrument keuangan dijual
kembali kepada pihak lain dan pasar sekunder ini menjamin likuidas dari instrument keuangan kerena
memungkinkan pemegang/pemilik instrument keuangan untuk menjual kembali instrument keuangan
yang dibelinya di pasar perdana.
• Secara lebih lengkap Alan N. Rechtschaffen menyatakan bahwa: the secondary market is the marketplace
in which financial instrument are resold to other parties. The secondary market provides liquidity
because it allows holders to resell their financial instrument. Hal yang sama juga dikemukakan oleh
Ahmad Maiyati, bahwa: secondary market deals with transaction of securities that are already in
existence. The sondary market does not provide fund to the first issuer but rather it allows securiries to
change handa and provide liquidity for security holders.” Hal ini menunjukan bahwa Pasar Sekunder itu
berkaitan dengan transaksi Efek yang telah ada atau telah diterbitkan di pasar perdana.
Pasar Sekunder merupakan tempat dillakukan perdagangan Efek setelah melewati masa
penawaran umum di pasar perdana dan kemudian dicatatkan di Bursa Efek. Melalui pasar
sekunder, Efek diperjualbelikan secara luas di antara para investor melalui kegiatan
perdagangan di Bursa Efek.
Apabila dibandingkan dengan pasar perdana, maka di pasar sekunder para pihak yang
melakukan transaksi Efek adala para investor jual dan investor beli. Adapun para pihak
dipasar perdana melibatkan Emiten (selaku penjual efek) dan investor (selaku pembeli
efek). Dipasar perdana, harga efek ditentukan oleh emiten dan penjamin emisi Efek,
sedangkan harga efek di pasar sekunder ditentukan pasar yang ditentukan oleh permintaan
dan penawaran antara pembeli dan penjual. Harga saham di pasar sekunder dipengaruhi
oleh:
1. Faktor internal perusahaan yang berhubungan dengan kebijakan internal, kinerja,
manajemen dan prospek perusahaan. Faktor Internal ini meliputi besaran dividen yang
dibagi. Laba perusahaan, prospek perusahaan.
2. Faktor eksternal perusahaan yang merupakan hal-hal yang berada di luar kemampuan
perusahaan untuk mengendalikan seperti, gejolak politik, kebijakan moneter, dan laju
gejolak politk.
B. SEGMEN PASAR
Menurut ketentuan III.1. Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00071/BEI/11-
2013 Peraturan II.A: tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas (selanjutnya disebut Peraturan
II.A), transaksi Efek di bursa dilakukan di tiga pasar, yaitu :
1. Pasar Reguler adalah pasar di mana perdagangan Efek di bursa dilaksanakan berdasarkan
proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market)
oleh anggota Bursa Efek dan penyelesaianannya dilakukan pada hari bursa ke-3 setelah
terjadinya transaksi bursa (T+3).
2. Pasar negosiasi adalah pasar di mana perdagangan efek bersifat ekuitas di bursa dilaksanakan
berdasarkan tawar menawar langsung secara individual, tidak secara lelang yang
berkesinambungan (non continuous auction market) dan penyelesaiannya dapat dilakukan
berdasarkan kesepakatan anggota Bursa Efek.
3. Pasar tunai adalah pasar di mana perdagangan Efek di bursa dilaksanakan berdasarkan proses
tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh
anggota Bursa Efek dan penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa yang sama dengan
terjadinya transaksi bursa (T+0).
4. Selanjutnya menurut ketentuan III.2 Peraturan II.A, perdagangan Efek yang bersifat ekuitas
(penyertaan) seperti dilakukan di pasar regular, pasar tunia dan pasar negosiasi, kecuali hak
memesan Efek terlebih dahulu hanya dapat diperdagangkan pada pasar tunai dan sesi pasar
negosiasi.
C. JENIS TRANSAKSI
Transaksi Efek adalah setiap aktivitas atau kontrak dalam rangka
memperoleh, melepaskan, atau menggunkana Efek yang mengakibatkan
terjadinya pengalihan kepemilikan atau tidak mengakibatkan terjadinya
pengalihan kepemilikan.
• Dalam hal penyelesaian transaksi bursa dilaksanakan melalui proses netting dan pemindah bukuan, maka :
a. Hubungan hukum antar anggota Bursa Efek yang menimbulkan hak dan kewajiban atas transaksi bursa
yang dilakukannya beralih menjadi hubungan hukum antara anggota Bursa Efek yang bersangkutan dengan
lembaga kliring dan penjaminan pada saat kliring dilaksanakan.
b. Masing-masing anggota Bursa Efek yang melaksanakan transaksi dimaksud tidak dapat menuntut satu
sama lain.
• Dalam hal anggota kliring tidak memenuhi kewajibannya, maka anggota kliring tersebut dinyatakan gagal
bayar, yang diartikan sebagai tidak dipenuhinya sebagian atau seluruh kewajiban anggota kliring untuk
melakukan pembayaran sejumlah uang kepada KPEI dalam rangka pemenuhan kewajiban penyelesaian
transaksi bursa (Angka 7 Peraturan KPEI II-5).
F. PENYELESAIAN TRANSAKSI (SETTLEMENT)
• Penyelesaian transaksi adalah proses pembayaran harga efek (transfer dana) dan
proses penyerahan efek (transfer efek). Mengingat penyerahan efek dilakukan
pada saat settlement, maka pada saat penyelesaian transaksi, peralihan
kepemilikan efek terjadi. Hal ini sesuai dengan ketentuan 1459 BW bahwa : hak
milik atas barang yang dijual tidaklah berpindah kepada si pembeli selama
penyerahan belum dilakukan menurut pasal 612, 613, dan 616 BW.
• Penyelesaian transaksi efek di Indonesia dilakukan oleh PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI). Menurut keputusan direksi PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia
Nomor : KEP-0013/DIR/KSEI/0612 tentang Peraturan PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesia tentang jasa Kustodian Sentral (selanjutnya disebut keputusan Direksi
KSEI KEP-0013/DIR/KSEI/0612) disebut bahwa :
• Jasa penyelesaian transaksi efek merupakan bagian dari jasa kustodian sentral
yang disediakan untuk pemenuhan hak dan kewajiban penyerahan efek atau
pembayaran yang timbul sebagai akibat transaksi bursa maupun transaksi diluar
bursa yang dilakukan oleh pemegang rekening melalui pemindah bukuan efek
dan/atau dana antar rekening efek.
1. Untuk penyelesaian transaksi bursa.
a. Penyelesaian transaksi dilakukan melalui pemindahbukuan efek dan/atau dana ke rekening AB yang
berhak sesuai peraturan KPEI dan KSEI (VI.12.9 Peraturan II.A jo. Keputusan Direksi KSEI KEP-
0013/DIR/KSEI/0612 yaitu dilaksanakan dengan mendebit atau mengkredit efek dan dana pada rekening
efek nasabah pada hari penyelesaian (huruf h (1) Peraturan III.A.10).
b. Waktu penyelesaian transaksi dapat dilakukan berdasarkan jenis segmentasi pasar yaitu : (1) untuk pasar
regular penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi bursa (T+3) ; (2)
untuk pasar tunai penyelsaiannya dilakukan pada hari bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa
(T+0) ; (3) untuk pasar negosiasi penyelesaiannya dilakukan berdasarkan kesepakatan antara anggota
bursa jual dengan anggota bursa beli.
c. Penyelesaian transaksi bursa di pasar regular dan pasar tunai dilaksanakan di KSEI setelah melalui kliring
secara netting oleh KPEI.
d. Transaksi efek yang sudah terjadi dibursa bersifat “locked-in”, dengan pengertian bahwa transaksi
tersebut wajib diselesaikan pada tanggal penyelesaian sesuai dengan jenis pasarnya sebagaimana
tersebut diatas. Setiap akhir hari, data perdagangan yang terjadi dibursa dikirim ke KPEI untuk dilakukan
proses netting. Perdagangan tersebut juga akan dijamin penyelsaiannya oleh KPEI sebagai LKP. Adapun
perdagangan pada pasar negosiasi diselesaikan secara per transaksi dan tidak dijamin oleh KPEI.
e. Pada tanggal penyelesaian, KSEI akan memproses pemindahbukuan untuk penyelesaian transaksi
perdagangan pasar regular dan pasar tunai yang telah mengalami proses netting di KPEI serta
pemindahbukuan untuk penyelesaian transaksi perdagangan pasar negosiasi yang diselesaikan secara per
transaksi.