Anda di halaman 1dari 9

Angiofibroma nasofaring

Disusun oleh : Fajar Qadri PEMBIMBING

102118126 Dr. Sri Utami wulandari, Sp.THT-KL

Kepanitraan Klinik SMF Ilmu Telinga, Hidung dan Tenggorok


RSUD Dr. RM. DJOELHAM KOTA BINJAI
TAHUN 2018
1. Mengapa ketidakseimbangan hormon menjadi
etiologi JNA ?
Sebenarnya etiologi dari JNA masih dalam
perdebatan para ahli, namun ada hipotesa yang
mengatakan bahwa JNA merupakan tumor yang
bergantung pada hormon testosteron yang mana
hormon tersebut masih dalam keadaan tidak aktif
sampai pada waktu mulainya pubertas. Lalu pada
saat mulainya masa pubertas tersebut terjadinya
peningkatan kadar testosteron yang mengakibatkan
tumor tersebut tumbuh, akan tetapi ada peran dari
estrogen sebagai antagonis sehingga dapat
menyebabkan penurunan produksi hormon
testosteron dan kemudian mengurangi ukuran
tumor tersebut.
2. Bagian mana saja yang terkena dampak dari JNA ?
Serta apa perbedaan tumor jinak dan ganas?
Jadi apabila JNA tersebut telah membesar dapat
mengenai beberapa jaringan sekitar seperti : sinus
paranasal, pipi, mata, dan tengkorak, sehingga dapat
mendestruksi bagian tersebut.
Perbedaan tumor jinak dan ganas pada nasofaring
yaitu pada tumor jinak terdapat pembesaran masih
di daerah sekitar ( tidak menyebar ), berbeda
dengan tumor ganas pembesarannya meluas dan
menyebar pada area sekitar para faring.
3. Apa perbedaan polip hidung dengan JNA ?
Polip hidung
- Massa lunak yang mengandung cairan dalam
rongga hidung disebabkan inflamasi mukosa
- Massa bertangkai dengan permukaan licin
- Berbentuk bulat atau lonjong
- Warna putih keabu-abuan dan agak bening
- Tidak sensitif ( ditekan tidak sakit )
- Terdapat pada bagian rongga hidung seperti
konka, sinus
- Tidak ada faktor jenis kelamin.
JNA
- Secara histologis diakatakan tumor jinak
namun secara klinis ganas.
- Massa tumor dengan konsistensi kenyal
- Warna dari abu-abu sampai merah muda
- JNA sangat sensitif ( mudah berdarah )
- Terdapat pada bagian nasofaring dan
meluas ke jaringan sekitarnya
- Sering terjadi pada remaja laki-laki umur
7-19 tahun
4. Terapi pembedahan apa saja yang dilakukan
pada JNA ? Serta sebutkan kapan masing-
masing terapi dilakukan ?
- Stadium I : Tumor terbatas di nasofaring
- Stadium II : Meluas ke kavum nasi dan atau
sinus sfenoid.
- Stadium III : Meluas ke salah satu atau lebih
sinus maksila dan etmoid, fossa
pterigomaksila dan infratemporal, orbita dan
atau pipi
- Stadium IV : Meluas ke rongga intra kranial.
 rinotomi lateral, transpalatal, transmaksila, atau
sphenoethmoidal digunakan untuk tumor-tumor yang kecil
(stadium I atau II), rinotomi sublabial, kombinasi,
kraniotomifrontotemporal bila sudah meluas ke intrakranial.
(Stadium lanjut)
Kapan masing-masing terapi dilakukan :
- Terapi pembedahan bisa dilakukan di semua stadium JNA
tetapi pada stadium lanjut susah dilakukan, karena sulit
menjangkau tumor setelah mencapai bagian intrakranial.
- Terapi hormonal dilakukan pada stadium awal I dan II JNA,
efektif mengurangi tumor sekitar 44%, jika digunakan pada
stadium lanjut presentasenya makin berkurang dari
sebelumnya.
- Radioterapi dapat dilakukan pada stadium I II dengan tingkat
keberhasilan 80-100%, bisa juga dilakukan pada stadium lanjut
tetapi dengan tingkat kegagalan 50-80%.
- Sitoktosik, kemoterapi dilakukan bersamaan dengan terapi
radiasi. Kemoterapi sebagai terapi tambahan pada tumor
nasofaring dan dapat meningkatkan hasil terapi terutama pada
stadium III dan IV dan pada saaat keadaan relaps.
5. Berapa lama perjalanan angiofibroma
nasofaring dari stage 1 – stage 4 ?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai