DISUSUSUN OLEH :
Aulia Agni
102117043
PEMBIMBING
dr. Hj. Hervina, Sp.KK
Radiasi : awal mulanya lesi berukuran sebesar biji jagung, lama kelamaan
makin meluas berukuran lebih besar dari koin yang awalnya dilutut sebelah kanan dan
menjalar ke paha kanan bagian atas
Time : Terjadi pada waktu tidak menentu
Perluasan Lesi: awal mulanya lesi berukuran sebesar biji jagung, lama
kelamaan makin meluas berukuran lebih besar dari koin yang membentuk
seperti bulan sabit yang awalnya di lutut sebelah kanan dan meluas ke paha
kanan bagian atas
Vital Sign
HR: 82x/m
RR: 20x/m
T : 36,8°C
INSPEKSI
Kepala : DBN
Leher : DBN
Dada : DBN
Perut : DBN
Ekstremitas
Superior : DBN
Kepala : DBN
Leher : DBN
Dada : DBN
Perut : DBN
Ekstremitas
Superior : DBN
AUSKULTASI
Dada : DBN
Perut : DBN
III. STATUS DERMATOLOGI
Inspeksi Kulit
d. Susunan : arsinar
f. Ukuran : Plakat
g. Efloresensi
Sekunder : sikatriks
h. Ruam Kuku : DBN
besar dari koin yang berbentuk bulan sabit dengan permukaan kasar
menjalar pada paha kanan atas yang diikuti dengan penyembuhan di lesi
sebelumnya berupa jaringan sikatrik. Keluhan ini dialami 5 tahun ini dan
epiteloid dan sel sel datia tipe langerhans. Dermis terdiri dari
- FARMAKOLOGI
Diminum selama 2 bulan:
- Rifampisin 1 x 230 mg (10-15 mg/kgbb/hari)
- INH 1X230 mg (5-15 mg/kbgg/hari)
- Pirazinamid 2x290 mg (23-25 mg/kgbb/hari
Pada memasuki bulan ketiga:
-Rifampisin 1x230 mg
-INH 1X230 mg
IX. KOMUNIKASI DAN EDUKASI
tubuh.
X. PROGNOSIS
Paling sering terjadi pada anak-anak dan usia muda (dekade 1-2)
Kuman penyebab terdapat pada kelainan kulit dengan histopatologi yang khas
- Skrofuloderma
- Lupus Vulgaris
2. Tuberkulid
• Bentuk Papul
- Tuberkulid Papulonekrotika
- Liken skrofulosorum
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Kulit :
Lokalisasi : tangan, bokong, kaki, lutut, dan tempat – tempat yang mudah
terkena trauma
sering dengan gambaran abses di lapisan ini. Pada dermis tampak nekrosis
kaseosa.
- Tampak tuberkel-tuberkel yang terdiri dari sel-sel epiteloid dan sel sel
- Dermis terdiri dari jaringan ikat dengan sebukan sel-sel radang limfosit.
a. Tes Mantoux
e. Imunohistokimia
9. DIAGNOSA BANDING
FRAMBUSIA KROMOMIKOSIS
(infeksi kronik treponematesa . (Infeksi Jamur profunda kronis oleh
Lesi biasanya banyak diatas jamur dermatiaceous (berpigmen).
permukaan kulit,seperti buah seri) Lesinya menyerupai kembang kol.
10. PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
-Rifampisin 1x230 mg
-INH 1X230 mg
11. EDUKASI
Jelaskan pada pasien bahwa pengobatan harus dilakukan secara
sampai tahun)
13. PROFESIONAL
Memberikan pengobatan yang tepat dan adekuat
kepada pasien. Jika tidak ada perbaikan dalam
perawatan, pasien dimungkinkan dirujuk
MELIOIDOSIS
1. DEFINISI
Penyakit infeksi pada manusia dan hewan yang disebabkan
Gambar : Melioidosis
2. ETIOLOGI
B. pseudomallei adalah bakteri batang gram negatif,
Di Banda Aceh, terdapat 4 kasus yang telah dilaporkan yang terjadi pada korban
Melioidosis dapat menyerang semua kelompok usia, tetapi kejadian yang paling
sering terjadi antara usia 40 – 60 tahun. Rasio perbandingan antara pria dan
diabetes melitus
konsumsi alcohol
penyakit hati
Mikroskopik dari pewarnaan gram dapat terlihat bentuk batang bipolar (seperti peniti)
gram-negatif, namun pewarnaan gram memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah
2. Deteksi Antigen dan Asam Nukleat
Uji Polymerase Chain Reaction (PCR) konvensional yang menargetkan gen 16S
rRNA untuk deteksi B. pseudomallei pada spesimen klinis dilaporkan memiliki
sensitivitas diagnostik yang tinggi,
Sensitivitas diagnostik PCR tertinggi pada spesimen pus dan yang rendah pada
specimen darah. Loop-mediated isothermal amplification (LAMP) juga telah
dikembangkan untuk mendeteksi B. pseudomallei.
3. Deteksi Antibodi
Uji sero-diagnosis yang paling banyak digunakan di daerah endemik adalah uji
hemaglutinasi tidak langsung (IHA) dan Enzyme Linked Immunosorbent Assay
(ELISA).
6. PATOGENESIS
7. PATOFISIOLOGI
Inokulasi langsung tanah dan air yang terkontaminasi B.Pseudomallei
2. Malaria
3. Pneumonia
b. Terapi pemberantasan/eradikasi
trimetoprim sulfamethoxazole (TMP-SMX) 8/20mg/kgBB hingga 320/1600mg
setiap 12 jam per oral sebagai monoterapi,
atau terapi kombinasi dengan doksisiklin 2.5mg/kgBB hingga 100 mg settiap 12
jam per oral berlanju;t setidaknya selama 12 sampai 20 minggu pada tahap
pemberantasan dengan risiko relaps yang lebih rendah.
c. Terapi Adjuvan
pleura)
25 - 35 tahun.
4.FAKTOR RISIKO
1. Umur: kelompok umur terbanyak adalah 25-35 tahun
3. Bangsa / ras: pada ras kulit hitam, insiden bentuk tuberkuloid lebih
tinggi. Pada kulit putih, lebih cenderung tipe lepromatosa.
Puskesmas PB MB
6. GEJALA KLINIS
Pemeriksaan Kulit / Dermatologi
Lokalisasi Seluruh tubuh
Efloresensi / sifat-sifatnya makula hipopigmemasi berbatas tegas; anestesi dan
anhidrasi; pemeriksaan bakteriologi (-); res lepromin (+).
Tipe I
Tipe TT makula eritematosa bulat atau lonjong, permukaan
kering, batas tegas, anestesi, bagian tengah sembuh;
bakteriologi (-) ; tes lepromin positif kuat.
Tipe BT makula eritematosa tidak teratur, batas tidak tegas,
kering, mula-mula ada tanda kontraktur, anestesi ;
pemeriksaan bakteriologi (+/-); tes lepromin (+/-).
Tipe BB makula eritematosa, menonjol, bentuk tidak teratur,
kasar, ada lesi satelit; penebalan saraf dan kontraktur;
pemeriksaan bakteriologi (+); tes lepro min (-).
berupa makula atau plak, dan pada bagian disertai lesi satelit di tepinya. Jumlah lesi
tengah dapat ditemukan lesi yang regresi dapat satu atau beberapa, tetapi gambaran
atau central clearing. Permukaan lesi dapat hipopigmentasi, kekeringan kulit atau
bersisik, dengan tepi yang meninggi. Dapat skuama tidak sejelas TT. Gangguan saraf
disertai penebalan saraf tepi yang biasanya tidak berat dan asimetris.
teraba
7.DIAGNOSA
1.Lokasi :Daerah tubuh yang lembab
(dada,punggung, leher,muka,jari jari tangan) dan dapat
mengenai seluruh tubuh.
-Tidak Gatal
1. Gambaran histopatologik
tipe tuberkuloid adalah tuberkel dan kerusakan saraf yang lebih nyata,
tidak ada basil atau hanya sedikit dan bersifat non solid.
M. leprae tergolong basil tahan asam (BTA) yang akan tampak merah pada
sediaan. Dibedakan bentuk batang utuh (solid), batang terputus (fragmented), dan
butiran (granular). Bentuk solid adalah basil hidup, sedangkan fragmented dan
granular merupakan bentuk mati
2. Rifampisin
3. Klofazimin (Lamprene)
50 mg setiap hari atau 100 mg 3 kali seminggu atau
3x100 mg setiap bulan. Pada anak-anak dapat
diberikan 1 mg/kgBB setiap hari
1. Ofloksasin
2. Minosiklin
3. Klaritromisin
periksa kedokter
2. Sekunder
akibat deformitas primer.misalnya kontraktur
sendi,mutilasi tangan dan kebutaan
12.PROGNOSIS
Dubia Ad Bonam