Perkembangan Sistem Pemerintahan Indonesia
Perkembangan Sistem Pemerintahan Indonesia
Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan Periode 1945-1949 (Revolusi Fisik)
• Lama Periode: 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
• Bentuk Negara: Kesatuan
• Bentuk Pemerintahan: Republik
• Sistem Pemerintahan: Presidensial, 16 Oktober 1945 menjadi
Parlementer
• Kabinet Presidensial adalah kabinet pertama yang dibentuk di
Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Kabinet pertama ini hanya bersifat formal saja dan belum bisa
melaksanakan roda pembangunan dan pemerintahan. Indonesia
menerapkan sistem presidensial di mana Presiden berfungsi
sebagai Kepala Negara dan sekaligus Kepala Pemerintahan.
• Maklumat No. X 16 Oktober 1945
Kekuasaan legislatif diberikan kepada BP KNIP sedangkan sisanya di
pegang oleh presiden
Pengertian :
Kabinet zaken adalah suatu kabinet yang jajaran menterinya
berasal dari kalangan ahli dan bukan representasi dari suatu partai
politik tertentu.
Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Demokrasi
Terpimpin/Orde Lama)
• Lama Periode: 5 Juli 1959 – 22 Februari 1966
• Bentuk Negara: Kesatuan
• Bentuk Pemerintahan: Republik
• Sistem Pemerintahan: Presidensial
• Konstitusi: UUD 1945
• Dikeluarkannya dekrit Presiden 1959 mengembalikan sistem
pemerintahan Indonesia ke sistem pemerintahan presidensial.
• Dekrit Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan
Badan Konstitituante untuk menetapkan UUD baru sebagai
pengganti UUDS 1950
• Pembentukan Madjelis Permusjawaratan Rakyat Sementara, yang
terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakjat ditambah
dengan utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan serta
pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara.
Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru)
• Lama Periode: 22 Februari 1966 – 21 Mei 1998
• Bentuk Negara: Kesatuan
• Bentuk Pemerintahan: Republik
• Sistem Pemerintahan: Presidensial
• Konstitusi: UUD 1945
Beberapa kebijakan politik pada masa orde baru yang ditetapkan oleh pemerintah
orba dan Presiden Soeharto yaitu:
• Dibubarkannya Partai Komunis Indonesia dan semua organisasi – organisasi
pendukungnya yang berbasis di masyarakat dan di dalam kabinet pemerintahan yang
diperkuat melalui surat Keputusan Presiden/Pangti ABRI/Mandataris MPRS no.
1/3/1966 tertanggal 12 Maret 1966 sebagai realisasi dari Tiga Tuntutan Rakyat atau
Tritura.
• Memperbaharui kabinet Dwikora dengan mengamankan 15 orang menteri yang
dinilai terkait dengan gerakan 30 September 1965 melalui Keputusan Presiden no.5
tanggal 18 Maret 1966. Juga membersihkan lembaga legislatif termasuk MPRS dan
DPRGR dari para tersangka G30S PKI.
• Mengembalikan peran dan kedudukan MPRS yaitu diatas Presiden agar sesuai dengan
UUD 1945. Soeharto juga melakukan kebijakan orde baru dengan memisahkan
jabatan pimpinan DPRGR dengan jabatan eksekutif sehingga pimpinan DPRGR tidak
diberi kedudukan sebagai menteri lagi.
• Pelaksanaan pemilihan umum yang lebih sederhana pertama kali pada masa
orde baru di tahun 1971 dengan penyederhanaan partai politik dari sejumlah 10
partai menjadi tiga partai saja berdasarkan kesamaan program partai. Partai
politik pada masa orde baru yaitu Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) terdiri dari partai – partai nasionalis dan Kristen, lalu Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) yang terdiri dari partai – partai Islam. Ketiga
partai ini sangat dibatasi aktivitas politiknya termasuk pada masa kampanye
singkat di masa pemilu.
• Militer diberikan hak secara resmi untuk ikut berperan dalam pemerintahan
dengan istilah Dwifungsi ABRI.
• Diwajibkannya pendidikan dan penataran P4 atau Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila untuk seluruh lapisan masyarakat dan memberlakukan
Asas Tunggal Pancasila untuk partai – partai politik dan organisasi
kemasyarakatan.
• Irian Barat dan Timor Timur bergabung dalam wilayah kesatuan
Republik Indonesia walaupun tidak dengan usaha yang mulus.
• Indonesia menjadi pelopor dalam pendirian ASEAN dan juga
melakukan beberapa kebijakan politik luar negeri seperti
mengakui negara Singapura, memperbaiki hubungan dengan
Malaysia, kembali menjadi anggota PBB pada tahun 1967.
Sistem Pemerintahan Periode 1998 – sekarang (Reformasi)
• Lama Periode: 21 Mei 1998 – sekarang
• Bentuk Negara: Kesatuan
• Bentuk Pemerintahan: Republik
• Sistem Pemerintahan: Presidensial
1. Masa B.J. Habibie
1. Provinsi ke-27 RI, Timor Timur memisahkan diri.
2. Sidang Istimewa pada 7 Juni 1999, untuk pelaksanaan Pemilu yang pertama kali setelah Reformasi bergulir
dan menjadi pemilu yang dianggap paling demokratis dari pemilu-pemilu sebelumnya.
2. Masa Abdurrahman Wahid
1. Membentuk Kabinet Persatuan Nasional.
2. Menyetujui nama Papua sebagai pengganti Irian Jaya pada akhir Desember 1999.
3. Mengeluarkan Maklumat Presiden yang isinya antara lain membekukan lembaga MPR dan DPR.
3. Masa Megawati Soekarnoputri
1. Memperbaiki kinerja ekspor.
2. Privatisasi BUMN dengan menjual Indosat.
3. Merealisasikan berdirinya KPK.
4. Menyelenggarakan Pemilu.
4. Masa Susilo Bambang Yudhoyono
1. Melanjutkan pertumbuhan ekonomi masa Megawati.
2. Mengeluarkan Keppres percepatan penindakan korupsi dan melakukan tindakan konkret.
3. Memperpanjang darurat sipil di Aceh.
4. Menertibkan bisnis yang dikelola TNI.