Anda di halaman 1dari 23

Perkembangan Sistem

Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan Periode 1945-1949 (Revolusi Fisik)
• Lama Periode: 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
• Bentuk Negara: Kesatuan
• Bentuk Pemerintahan: Republik
• Sistem Pemerintahan: Presidensial, 16 Oktober 1945 menjadi
Parlementer
• Kabinet Presidensial adalah kabinet pertama yang dibentuk di
Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Kabinet pertama ini hanya bersifat formal saja dan belum bisa
melaksanakan roda pembangunan dan pemerintahan. Indonesia
menerapkan sistem presidensial di mana Presiden berfungsi
sebagai Kepala Negara dan sekaligus Kepala Pemerintahan.
• Maklumat No. X 16 Oktober 1945
Kekuasaan legislatif diberikan kepada BP KNIP sedangkan sisanya di
pegang oleh presiden

• Maklumat Pemerintah 14 November 1945


Kekuasaan eksekutif diberikan kepada menteri dan konsekuensinya
adalah memberlakukan pemerintahan parlementer pada
pemberlakuannya presiden bertugas sebagai kepala negara
Sistem Parlementer 1945-1950

Sjahrir 1 (14 November 1945-12 Maret 1946)


Sjahrir 2 (12 Maret 1946-2 Oktober 1946)
Sjahrir 3 (2 Oktober 1946-3 Juli 1947)
Amir Sjarifuddin 1 (3 Juli 1947-11 November 1947)
Amir Sjarifuddin 2 (11 November 1947-29 Januari 1948)
Mohammad Hatta 1 (29 Januari 1948-4 Agustus 1949)
Mohammad Hatta 2 (4 Agustus 1949-20 Desember 1949)
Mohammad Hatta 3 (20 Desember 1949-6 September 1950)
Program Kabinet Sjahrir

• Menyempurnakan susunan Pemerintah Daerah berdasarkan kedaulatan


Rakyat.
• Mencapai Koordinasi segala tenaga rakyat di dalam usaha menegakkan
Negara Republik Indonesia serta pembangunan masyarakat yang
berdasarkan keadilan dan peri-kemanusiaan.
• Berusaha untuk memperbaiki kemakmuran rakyat di antaranya dengan
jalan pembagian pangan.
• Berusaha mempercepat keberesan tentang hal uang Republik Indonesia.
• Menjalin hubungan diplomasi dengan Belanda
• Pemerintah menyetuhui berdirinya partai partai politik
Program Kabinet Amir Sjarifoeddin

• Menjawab Nota hubungan luar negeri dari Belanda


• Menyelenggarakan perjanjian Renville
Program Kabinet Moh. Hatta

• Pelaksanaan Persetujuan Renville tentang gencatan senjata dan


prinsip-prinsip politik serta melanjutkan perundingan dengan
Belanda melalui komisi jasa-jasa
• Mempercepat pembentukan suatu Republik Indonesia Serikat yang
demokratis dan berdaulat
• Rasionalisasi dan Rekonstruksi ekonomi dan angkatan perang
Republik
• Perbaikan kerusakan yang ditimbulkan oleh perang dan
pendudukan Jepang
Sistem Pemerintahan Periode 1949-1950 (Republik Indonesia
Serikat)
• Lama Periode: 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950
• Bentuk Negara: Serikat (Federasi)
• Bentuk Pemerintahan: Republik
• Sistem Pemerintahan: Parlementer Semu (Quasi Parlementer)
• Konstitusi: Konstitusi RIS
• Soesanto Tirtoprodjo (20 Desember 1949-21 Januari 1950)
• Abdul Halim (21 Januari 1950-6 September 1950)

Kabinet ini dipimpin oleh Mr. Assaat yang diamanatkan sebagai


Acting (Pelaksana Tugas) Presiden Republik Indonesia di Yogyakarta
hingga 15 Agustus 1950
Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959 (Demokrasi Liberal)
• Lama Periode: 15 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
• Bentuk Negara: Kesatuan
• Bentuk Pemerintahan: Republik
• Konstitusi: UUDS 1950
• Peralihan masa dari Demokrasi Parlementer menuju Demokrasi
Liberal, merupakan hasil dari Konferensi Meja Bundar dengan
penetapan Republik Indonesia sebagai negara Serikat
• Landasan secara hukum mengenai sistem Demokrasi Liberal adalah
UUD Sementara 1950 sebagai bentuk aturan dasar baru dalam
bernegara
Kabinet Demokrasi Liberal

• Muhammad Natsir (6 September 1950-27 April 1951)


• Sukiman Wirjosandjojo (27 April 1951-3 April 1952)
• Wilopo (3 April 1952-30 Juli 1953)
• Ali Sastroamidjojo 1 (30 Juli 1953-12 Agustus 1955)
• Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955-24 Maret 1956)
• Ali Sastroamidjojo 2 (24 Maret 1956-9 April 1957)
• Djuanda Kartawidjaya (9 April 1957-9 Juli 1959)
• Zaken Kabinet :
1. Muhammad Natsir
2. Wilopo
3. Djuanda Kartawidjaya

Pengertian :
Kabinet zaken adalah suatu kabinet yang jajaran menterinya
berasal dari kalangan ahli dan bukan representasi dari suatu partai
politik tertentu.
Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Demokrasi
Terpimpin/Orde Lama)
• Lama Periode: 5 Juli 1959 – 22 Februari 1966
• Bentuk Negara: Kesatuan
• Bentuk Pemerintahan: Republik
• Sistem Pemerintahan: Presidensial
• Konstitusi: UUD 1945
• Dikeluarkannya dekrit Presiden 1959 mengembalikan sistem
pemerintahan Indonesia ke sistem pemerintahan presidensial.
• Dekrit Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan
Badan Konstitituante untuk menetapkan UUD baru sebagai
pengganti UUDS 1950
• Pembentukan Madjelis Permusjawaratan Rakyat Sementara, yang
terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakjat ditambah
dengan utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan serta
pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara.
Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru)
• Lama Periode: 22 Februari 1966 – 21 Mei 1998
• Bentuk Negara: Kesatuan
• Bentuk Pemerintahan: Republik
• Sistem Pemerintahan: Presidensial
• Konstitusi: UUD 1945
Beberapa kebijakan politik pada masa orde baru yang ditetapkan oleh pemerintah
orba dan Presiden Soeharto yaitu:
• Dibubarkannya Partai Komunis Indonesia dan semua organisasi – organisasi
pendukungnya yang berbasis di masyarakat dan di dalam kabinet pemerintahan yang
diperkuat melalui surat Keputusan Presiden/Pangti ABRI/Mandataris MPRS no.
1/3/1966 tertanggal 12 Maret 1966 sebagai realisasi dari Tiga Tuntutan Rakyat atau
Tritura.
• Memperbaharui kabinet Dwikora dengan mengamankan 15 orang menteri yang
dinilai terkait dengan gerakan 30 September 1965 melalui Keputusan Presiden no.5
tanggal 18 Maret 1966. Juga membersihkan lembaga legislatif termasuk MPRS dan
DPRGR dari para tersangka G30S PKI.
• Mengembalikan peran dan kedudukan MPRS yaitu diatas Presiden agar sesuai dengan
UUD 1945. Soeharto juga melakukan kebijakan orde baru dengan memisahkan
jabatan pimpinan DPRGR dengan jabatan eksekutif sehingga pimpinan DPRGR tidak
diberi kedudukan sebagai menteri lagi.
• Pelaksanaan pemilihan umum yang lebih sederhana pertama kali pada masa
orde baru di tahun 1971 dengan penyederhanaan partai politik dari sejumlah 10
partai menjadi tiga partai saja berdasarkan kesamaan program partai. Partai
politik pada masa orde baru yaitu Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) terdiri dari partai – partai nasionalis dan Kristen, lalu Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) yang terdiri dari partai – partai Islam. Ketiga
partai ini sangat dibatasi aktivitas politiknya termasuk pada masa kampanye
singkat di masa pemilu.
• Militer diberikan hak secara resmi untuk ikut berperan dalam pemerintahan
dengan istilah Dwifungsi ABRI.
• Diwajibkannya pendidikan dan penataran P4 atau Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila untuk seluruh lapisan masyarakat dan memberlakukan
Asas Tunggal Pancasila untuk partai – partai politik dan organisasi
kemasyarakatan.
• Irian Barat dan Timor Timur bergabung dalam wilayah kesatuan
Republik Indonesia walaupun tidak dengan usaha yang mulus.
• Indonesia menjadi pelopor dalam pendirian ASEAN dan juga
melakukan beberapa kebijakan politik luar negeri seperti
mengakui negara Singapura, memperbaiki hubungan dengan
Malaysia, kembali menjadi anggota PBB pada tahun 1967.
Sistem Pemerintahan Periode 1998 – sekarang (Reformasi)
• Lama Periode: 21 Mei 1998 – sekarang
• Bentuk Negara: Kesatuan
• Bentuk Pemerintahan: Republik
• Sistem Pemerintahan: Presidensial
1. Masa B.J. Habibie
1. Provinsi ke-27 RI, Timor Timur memisahkan diri.
2. Sidang Istimewa pada 7 Juni 1999, untuk pelaksanaan Pemilu yang pertama kali setelah Reformasi bergulir
dan menjadi pemilu yang dianggap paling demokratis dari pemilu-pemilu sebelumnya.
2. Masa Abdurrahman Wahid
1. Membentuk Kabinet Persatuan Nasional.
2. Menyetujui nama Papua sebagai pengganti Irian Jaya pada akhir Desember 1999.
3. Mengeluarkan Maklumat Presiden yang isinya antara lain membekukan lembaga MPR dan DPR.
3. Masa Megawati Soekarnoputri
1. Memperbaiki kinerja ekspor.
2. Privatisasi BUMN dengan menjual Indosat.
3. Merealisasikan berdirinya KPK.
4. Menyelenggarakan Pemilu.
4. Masa Susilo Bambang Yudhoyono
1. Melanjutkan pertumbuhan ekonomi masa Megawati.
2. Mengeluarkan Keppres percepatan penindakan korupsi dan melakukan tindakan konkret.
3. Memperpanjang darurat sipil di Aceh.
4. Menertibkan bisnis yang dikelola TNI.

Anda mungkin juga menyukai