Skenario 2 Pertemuan Ke 2
Skenario 2 Pertemuan Ke 2
BLOK 235
1. Pengendalian Vektor
Pengendalian vector bertujuan :
1. Mengurangi atau menekan populasi vector serendah-rendahnya sehingga tidak berarti lagi sebagai
penularan penyakit.
2. Menghindarkan kontak antara vector dan manusia.
• Modifikasi lingkungan. Cara ini berkaitan dengan mengubah sarana fisik yang ada dan hasilnya
bersifat permanen. (1) pengaturan system irigasi, (2) penimbunan tempat-tempat yang dapat
menampung air dan tempat-tempat pembuangan sampah, (3) penimbunan tempat pengaliran air
yang menggenang menjadi kering, (4) pengubahan rawa menjadi sawah, (5) pengubahan hutan
menjadi tempat pemukiman.
• Manipulasi lingkungan. Cara ini berkaitan dengan pembersihan atau pemeliharaan sarana fisik
yang telah ada supaya tidak terbentuk tempat-tempat perindukan atau tempat istirahat serangga
dan hasilnya bersifat tidak permanen sehingga harus dilakukan secara terus menerus. (1)
membersihkan tanaman air yang mengapung di danau, (2) melancarkan air dalam got yang
tersumbat, (3) membuang atau mencabut tumbuhan air yang tumbuh di kolam atau rawa, (4)
melesrarikan kehidupan tanaman bakau.
1. Pengendalian Vektor
2. Pengendalian kimiawi. Untuk pengendalian ini digunakan bahan kimia yang berkhasiat membunuh serangga
(insektisida) atau hanya untuk menghalau serangga saja. Kebaikannya ialah dapat dilakukan dengan segera, meliputi
daerah yang luas, sehingga dapat menekan populasi serangga dalam waktu yang singkat. Keburukannya karena
pengendalian ini hanya bersifat sementara, dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, kemungkinan timbulnya
resistensi serangga terhadap insektisida. Contoh cara ini adalah (1) menuangkan solar atau minyak tanah di tempat
perindukan sehingga larva serangga tidak dapat mengambil oksigen, (2) penggunaan insektisida berupa residual
spray untuk nyamuk dewasa.
3. Pengendalian mekanik. Pengendalian ini dilakukan dengan menggunakan alat yang langsung dapat membunuh,
menangkap atau menghalau, mengeluarkan serangga. Contoh cara ini (1) menggunakan baju pelindung, (2)
memasang kawat di jendela untuk menghindarkan kontak antara nyamuk dengan vector.
4. Pengendalian Fisik. Pada cara pengendalian ini digunakan alat fisika untuk pemanasan, pembekuan dan
penggunaan alat listrik untuk pengadaan angina, penyinaran yang dapat membunuh atau mengganggu kehidupan
serangga.
5. Pengendalian Biologik. Dengan memperbanyak pemangsa dan parasite sebagai musuh alami bagi serangga,
dapat dilakukan pengendalian serangga yang menjadi vector atau menjadi hospes perantara.
6. Pengendalian genetika. Pengendalian ini bertujuan mengganti populasi serangga yang berbahaya dengan
populasi baru yang tidak merugikan. Beberapa cara berdasarkan mengubah kemampuan reproduksi dengan jalan
memandulkan serangga jantan.
7. Pengendalian legislative. Untuk mencegah tersebarnya serangga berbahaya dari suatu daerah ke daerah lain
atau dari luar negeri ke Indonesia, diadakan peraturan dengan sanksi oleh pemerintah.
1. Pengendalian Vektor
Peraturan pemerintah yang mengatur mengenai vector
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 374 Tahun 2010
tentang Pengendalian Vektor
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 50 Tahun 2017
tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan Untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
Pengendaliannya.
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan.
2. Reservoir dan Vektor
• Reservoir adalah manusia, hewan, tumbuhan, tanah atau zat organis (seperti tinja dan makanan) yang
menjadi tempat tumbuh dan berkembang biak agen. Sewaktu agen berkembang biak dalam reservoir,
mereka melakukannya sedemikian rupa sehingga penyakit dapat ditularkan pada pejamu yang rentan.
• Reservoir bisa berupa hewan, tumbuhan, manusia serta sumber-sumber lingkungan lainnya, dimana agen
biasanya hidup secara normal dan berkembang biak.
• Reservoir merupakan pusat penyakit menular, karena reservoir adalah komponen utama dari lingkungan
penularan dimana agen meneruskan dan mempertahankan hidupnya, dan juga sekaligus sebagai
pusat/sumber penularan dalam suatu lingkungan penularan.
• Vektor adalah hewan avertebrata yang bertindak sebagai penular penyebab penyakit (agen) dari host
pejamu yang sakit ke pejamu lain yang lebih rentan. Vektor menyebarkan agen dari manusia atau hewan lain
yang terinfeksi ke manusia atau hewan lain yang rentan melalui kotoran, gigitan dan cairan tubuhnya atau
secara tidak langsung melalui kontaminasi pada makanan.
• Menurut International Health Regulation (2005) reservoir (sumber penularan) adalah hewan, tumbuhan
atau benda dimana bibit penyakit biasanya hidup. Sumber penularan ini dapat merupakan resiko bagi
kesehatan masyarakat. Sedangkan vector adalah serangga atau hewan lain yang biasanya membawa kuman
penyakit yang merupakan suatu resiko bagi kesehatan masyarakat.
2. Reservoir dan Vektor
• Entomologi kedokteran ialah ilmu yang mempelajari tentang vector, kelainan dan penyakit yang disebabkan
oleh antropoda.
• Antropoda mempunyai 4 tanda morfologi yang jelas, yaitu badan beruas-ruas, umbai-umbai yang juga
beruas-ruas, eksoskelet dan bentuk badan simetris bilateral. Eksoskelet tersebut berfungsi sebagai penguat
tubuh, pelindung alat dalam, tempat melekat otot, pengaturan penguapan air dan penerus rangsang yang
berasal dari luar tubuh.
• Antropoda juga mempunyai system pencernaan, pernapasan, saraf, peredaran darah dan system reproduksi.
• Selama pertumbuhannya mengalami perubahan bentuk yang disebut metamorphosis, yaitu telur-larva-pupa
dan dewasa.
• Serangga dapat menularkan penyakit melalui beberapa cara. Penularan secara mekanik berlangsung dari
penderita ke orang lain dengan perantara bagian luar tubuh serangga. Misalnya telur cacing, kista protozoa
dan bakteri usus dapat dipindahkan dari tinja ke makanan melalui kaki atau badan lalat rumah. Penularan
secara biologic dilakukan setelah parasite/agen yang dihisap mengalami proses biologic dalam tubuh vector.
• Bila di dalam tubuh vector, parasite berubah bentuk dan membelah diri menjadi banyak, disebut penularan
siklikopropagatof, sedangkan bila di dalam tubuh vector parasite hanya berubah bentuk menjadi infektif
disebut penularan siklikodevelopmental.
2. Vektor
• Nyamuk termasuk kelas insekta, ordo diptera dan family culicidae. Nyamuk dapat mengganggu
manusia dan binatang melalui gigitannya serta berperan sebagai vector penyakit pada manusia
dan binatang yang penyebabnya terdiri atas berbagai macam agen infeksius.
• Di dalam tubuh nyamuk parasite penyebab filariasis berubah bentuk tanpa berkembang biak,
sedangkan Plasmodium berkembangbiak berubah bentuk dan tumbuh menjadi bentuk infektif
sebelum ditularkan dari penderita ke orang yang sehat, virus Dengue berkembang biak dalam
tubuh nyamuk tanpa berubah bentuk sebelum ditularkan ke manusia.
• Nyamuk berukuran kecil dan rapuh. Kepalanya mempunyai proboscis halus dan panjang yang
melebihi panjang kepala. Pada nyamuk betina proboscis dipakai sebagai alat untuk menghisap
darah, sedangkan pada jantan dipakai untuk mengisap cairan tumbuhan, buah-buahan, keringat.
• Nyamuk mengalami metamorphosis sempurna : telur-larva-pupa-dewasa. Stadium telur, larva
dan pupa hidup di dalam air, sedangkan nyamuk dewasa hidup di udara/di darat.
• Umur nyamuk tidak sama. Pada umumnya nyamuk betina hidup lebih lama dari nyamuk jantan.
Biasanya nyamuk betina berumur 2 minggu. Nyamuk betina mempunyai jarak terbang lebih jauh
daripada nyamuk jantan. Nyamuk Aedes aegypti jarak terbangnya 50-100 meter, jarak terbang
nyamuk Anopheles dapat terbang sampai 1.6 km.
2. Vektor
1. Vektor penyakit protozoa
a. Vektor malaria
• Morfologi nyamuk anophelini berbeda jika dibandingan dengan culicini. Telur anophelini yang diletakkan satu per satu di
atas permukaan air permukaan air berbentuk seperti perahu yang bagian bawahnya konveks, bagian atasnya konkaf dan
mempunyai sepasang palampung yang terletak pada sebelah lateral.
• Nyamuk anophelini mengalami metamorphosis sempurna. Telur menetas menjadi larva yang kemudian melakukan
pengelupasan kulit sebanyak 4 kali, lalu tumbuh menjadi pupa dan akhirnya menjadi nyamuk dewasa. Waktu yang
diperlukan untuk pertumbuhan sejak telur diletakkan sampai menjadi dewasa antara 2 – 5 minggu. Tempat perindukan
nyamuk terbagi menjadi 3 kawasan, yaitu kawasan pantai, pedalaman kaki gunung dan kawasan gunung.
• Aktivitas nyamuk Anophelini sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara dan suhu. Anophelini aktif mengisap darah hospes
pada malam hari atau sejak senja sampai dini hari. Jarak terbang anophelini biasanya 0.5 – 3 km. umur nyamuk dewasa
anophelini 1 – 2 minggu.