Anda di halaman 1dari 15

DISENTRI

Oleh:
Galih Setya Budi
18710134

Pembimbing:
dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
dr. Gebyar Tri Baskoro, Sp.A
dr. M. Ali Shodikin, M.Kes,
Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA
KUSUMA
RUMAH SAKIT DR SOEBANDI
2019
DEFINISI
Disentri dari bahasa Yunani
dys (=gangguan)
enteron (=usus)  radang usus yang menimbulkan gejala
meluas, tinja lendir bercampur darah.
Diare yang berdarah dan berjumlah sedikit serta menimbulkan
nyeri biasanya disebut dengan disentri.(Dorland, 2002;
Robbins, 2007).
Cara Penularan Penyakit Disentri

1. Sumber air minum yang


tercemar
2. Tercemar oleh penderita
yang menangani makanan
/
3. Minuman
4. Dicemari oleh lalat atau
insect yang mengandung
parasite
5. Penggunaan kotoran
manusia sebagai pupuk
6. Kurang baiknya personal
higiene
KLASIFIKASI
DISENTRI
AMOEBA
Entamoeba histolytica

DISENTRI

BASILER
Shigella sp.

Patogen lain :
Salmonella sp., Campylobacter sp.,
Vibrio parahaemolyticus,
I'leisomonas shigelloides, EIEC
((Enteriinnasive E. coil)
ETIOLOGI
DISENTRI AMOEBA : DISENTRI BASILER
Morfologi Entamoeba Morfologi Shigella sp.
histolytica
• Batang ramping, non- capsulated,
Bentuk trofozoit ada 2 macam, non motil, tidak membentuk spora,
yaitu trofozoit komensal gram negatif.
(berukuran < 10 mm) dan • Bentuk cocobasil dapat terjadi
trofozoit patogen (berukuran > pada biakan muda.
10 mm) • Fakultatif anaerob tetapi paling
baik tumbuh secara aerobic.
• Koloninya bikonveks, bulat,
transparan dengan pinggir-
pinggir utuh mencapai diameter 2
mm dalam 24 jam.
• Habitat terbatas hanya pada GIT.
• Memfermentasikan glukosa
(shigella sonnei) dan manitol*.
PATOGENESIS
DISENTRI
PATOGENESI
S
Disentri Amoeba Disentri basiler

Trofozoit E. histolytica dlm Fekal oral (air, makanan yang


lumen usus  menembus tercemar oleh kotoran penderita)
mukosa ususmemproduksi  invasi bakteri  protein IPAB
enzim fosfoglukomutase & dan protein IPAC  lisis
lisozim (Histolisin)  Nekrosis membrane vacuolar 
jaringan mukosa usus  invasi berkembang biak di dalam lumen
jaringan sub mukosa & usus  protein IcsaA untuk
muskularis  reaksi radang usus menyebar/berpindah  menyebar
ke sel-sel yang terdekat 
laminar sel  eksotoksin 
menurunkan serapan air dan
elektrolit  dehidrasi
GEJALA KLINIS
Disentri Amoeba Disentri Basiler
• Amebasis intestinal akut gejalanya : • Defekasi sedikit-sedikit dan dapat terus-
berlangsung kurang dari satu bulan. menerus, sakit perut dengan rasa kolik dan
• Pada penderita amebiasis intestinal akut, mejan
gejala mulainya infeksi terjadi secara • Vormitus
perlahan, nyeri pada bagian abdomen paling • sakit kepala
bawah dan paling sering pada kuadran kanan
bawah, rasa tidak enak pada perut dan • Warna tinja kemerah-merahan (red currant
seringnya keinginan untuk buang air besar. jelly) atau lendir yang bening dan berdarah,
bersifat basa.
• Tinja akan berbentuk lunak, berair, dan berisi
sejumlah darah dan lendir. • Secara mikroskopik didapatkan Pus, sel-sel
darah putih/ merah, sel makrofag yang
• Kombinasi adanya darah dalam tinja, nyeri
perut dan seringnya keinginan buang air
besar, kadang-kadang dijumpai Entamoeba
besar merupakan coli.
• Suhu badan bervariasi dari rendah-tinggi,
• Ciri khas terkenanya disentri amuba : Diare
yang terjadi disertai darah dan lendir dan takikardi, dan gambaran sel-sel darah tepi
dapat terjadi sampai 10 kali/hari tidak mengalami perubahan.
• Demam
• Dehidrasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan darah rutin leukositosis (5.000 – 15.000 sel/mm3), kadang-
kadang dapat ditemukan leukopenia
Biopsi sigmoidoskopi (endoskopi) ulkus yang khas dengan tepi menonjol,
tertutup eksudat kekuningan, mukosa usus antara ulkus-ulkus tampak
normal
Uji serologis : IFA dan ELISA
USG : Pada amoeboma nampak lesi filling defect yang mirip karsinoma
PCR : Belum dipakai secara luas
Biakan tinja : Media : agar MacConkey, xylose-lysine deoxycholate (XLD),
agar SS.
DIAGNOSA DISENTRI BASILER
DISENTRI AMOEBA 1. Makroskopis : Kecil-kecil,
Pemeriksaan sediaan tinja banyak, tak berbau, alkalis,
1.Makroskopik : Besar, terus - menerus, berlendir, nanah dan berdarah,
asam, berdarah, bila bentuk biasanya
tercampur lendir
bila tinja berbentuk dilapisi lendir
2.Mikroskopik :
-Eritrosit (+++)
2. Mikroskopik :
-Leukosit (+) - eritrosit ( +)
3. Deteksi antigen Gal/gal nec lectin
- Leukosit (+++)
4. PCR (polymerase chain Receptor)
3. Kultur bakteri dengan media
agar
4. Serologi --> deteksi antigen O
TERAPI
DISENTRI BASILER
DISENTRI AMOEBA
•Metronidazole 50 • Nalidixid acid
mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis 55mg/kgBB/hari
selama 5 hari
dibagi 4 dosis selama
10 hari
• Ciprofloxacin 30
mg/kgBB/hari dibagi 2
dosis selama 5 hari
• Ceftriaxon
100mg/kgBB/hari
sekali sehari
PENCEGAHAN
1. Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan
dengan sabun secara teratur dan teliti.
2. Mencuci sayur dan buah yang dimakan mentah.
3. Memasak makanan sampai matang.
4. Selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udara.
5. Mengatur pembuangan sampah dengan baik.
6. Mengendalikan vector dan binatang pengerat.
PERBEDAAN UMUM
DISENTRI AMOEBA & DISENTRI BASILER

Disentri amoebiasis Disentri basiler


Timbulnya Lebih sering perlahan-lahan, diare awal Akut
tidak ada atau jarang

Gejala Klinis Toksemia ringan, tenesmus jarang, sakit Toksemia, tenesmus, sakit sifatnya
terbatas umum

Perkembangan Tidak tentu, cenderung menahun Pada permulaan penyakit berat

penyakitnya Makroskopik : Besar, terus - menerus, Makroskopis : Kecil-kecil, banyak, tak


Tinja asam, berdarah, bila bentuk biasanya berbau, alkalis, berlendir, nanah dan
tercampur lendir berdarah, bila tinja berbentuk dilapisi
Mikroskopik : lendir
- Eritrosit (+++) Mikroskopik :
- Leukosit (+) - eritrosit ( +)
- Leukosit (+++)

Komplikasi Artritis
Abses hati ameba
Kelainan anatomik Daerah sigmoid, ileum, mengalami
Daerah sekum dan kolon asendens,
hiperemi superficial ulseratif dan selaput
jarang mengenai ileum;ulkus bergaung.
lendir menebal
Perbandingan Diagnosis, Terapi
& Pencegahan
Disentri Amoeba Disentri Basiler
Diagnosis Pemeriksaan tinja : dijumpai bentuk Pemeriksaan biakkan tinja utk
kista atau Trophozoit yang berisi mnemukan basil shigella
eritrosit

Terapi Metronidazole 50 mg/kgBB/hari • Nalidixid acid


dibagi 3 dosis selama 5 hari 55mg/kgBB/hari dibagi 4
dosis selama 10 hari
• Ciprofloxacin 30
mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
selama 5 hari
• Ceftriaxon
100mg/kgBB/hari sekali
sehari

Pencegahan Sanitasi lingkungan yg baik


THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai