Oleh : dr. Endah Citra P, M.Kes.

 Pendahuluan
 Respon imun non-spesifik & spesifik
 Limfosit T dan limfosit B
 Mekanisme imunologik pd jejas jaringan
 Penyakit autoimun
 Penyakit imunodefisiensi
 Manusia pd umumnya
sangat bergantung
sistem imun
 Kelainan imunitas :
 Reaksi imun yang kurang
(pd imunodefisiensi)
 Reaksi imun yang
berlebihan melawan
tubuh sendiri (pd
penyakit autoimun)
 Respon imun
melibatkan banyak sel
 Limfosit T di darah
 Limfosit B di darah
 Makrofag di jaringan
 NK / natural killer
(pembunuh alami) 
fagosit
 Sel dendritik
 Sel Langerhans
 Kompleks HLA – antigen
histokompatibilitas
 Non-spesifik
Peradangan :
1.Bakteri  makrofag
2.Respon vaskular oleh
histamin
3.Pengepungan peradangan
oleh bekuan fibrin
4.Emigrasi neutrofil &
monosit
5. Sekresi kimiawi o/ fagosit
Pengaktifan non-spesifik
sistem komplemen
6. Lubang di ddg bakteri 
lisis.
 Spesifik
1. Pengolahan & penyajian
bakt. o/ makrofag ke sel B
2. Proliferasi & diferensiasi
klon sel B mjd sel plasma
& sel pengikat
3.Penguatan oleh interleukin
yg dhslkan makrofag
4.Penguatan o/ sel T helper
5. Pengikat antibodi dgn
bakt.  destruksi bakteri
6.Persistensi sel pengikat yg
mampu berespons lbh
cepat & kuat jk bakteri yg
sama masuk kembali.
 Limfosit T
 60-70% dari limfosit dlm
sirkulasi darah tepi
 Dari sel induk dlm sumsum
tulang yg bermigrasi ke
timus
 Setelah berdiferensiasi
menjadi sel T dewasa
meninggalkan timus
 Sel T matur ikut aliran
darah & limfe
 Terlibat dalam reaksi imun
selular & fungsi regulasi
 Limfosit B
 10-20% dari limfosit dlm
sirkulasi darah tepi
 Sel khusus yg memproduksi
antibodi, migrasi ke bursa
Fabricus jar.limfoid
perifer
 Dari sel induk sumsum tlg
 Jk terjadi stimulasi
antigen, sel B akan berdife-
rensiasi menjadi sel plasma
yg mensekresikan Ig :
IgM,IgG,IgA,IgE, IgD
 Reaksi  Reaksi
hipersensitivitas hipersensitivitas
tipe I : anafilaksis tipe III: Penyakit
kompleks imun
 Reaksi
hipersensitivitas  Reaksi
tipe II : Tipe hipersensitivitas
sitotoksik tipe IV :
diperantarai sel
Terdapat 4 tipe mekanisme reaksi imunologis:
1. Tipe anafilaksis (tipe cepat)  mekanisme
pembentukan IgE oleh sel limfosit B cth:
anafilaksis, asma bronkhial

2. Tipe sitotoksik mekanisme IgG, IgM terikat

ke antigen pd permukaan sel target, cth:
anemia hemolitik autoimun
3. Penyakit kompleks imunkompleks antigen
antibodi mengaktivasi komplemen, cth :
SLE/sistemik lupus eritrematosus

4. Hipersensitivitas diperantarai sel (tipe

lambat) pelepasan limfokin dan
sitotoksisitas melalui sel limfosit T, cth:
dermatitis kontak, penolakan transplan
 Adalahsuatu reaksi imun terhadap
antigen diri sendiri

 Cth: Penyakit SLE, artritis rheumatoid,

Spondiloartropi, Sklerosis sistemik,
Polimiositis , Sindrom Sjogren,
Poliartritis Nodosa, Granulomatosis
Wegener.
 Imunodefisiensi Primer, cth:
 Pykt Bruton
 Hipoplasia timus
 Imunodefisiensi campuran
 Defisiensi IgA tunggal
 Imunodefisiensi umum
 Imunodefisiensi dengan trombositopenia dan eksim

 Imunodefisiensi Sekunder, cth :

 AIDS
 Memudahkan  Transmisi virus HIV
terjadinya infeksi  Kontak seksual 
oportunistik: heteroseksual &
 Infeksi Protozoa & homoseksual
cacing  Suntik dgn jarum

 Infeksi Jamur tercemar  narkoba

suntik
 Infeksi Bakteri
 Pemberian darah/
 Infeksi Virus
produk darah 
 Kanker : Sarkoma medis & paramedis
Kaposi, limfoma pd
 Dari ibu yg terjangkit
otak
kpd bayinya