Anda di halaman 1dari 13

Teks Cerita Sejarah

Masjid Agung Demak


1 Alifatus 2 Andika Hema W. 3 Iffana Fatikha
Sa’adah (01) (02) R. (16)

4 Raza Izzuddien 5 Sintya Bella 6 Uswatun


Q. R. (27) Fatikasari Hasanah (32)
(30)
Struktur Teks

Demak kota bersejarah dalam perkembangan islam di


Nusantara. Di sinilah kerajaan islam pertama di Pulau Jawa didirikan.
Sebutan kota wali juga melekat pada Demak. Menandai eksistensinya
sebagai kerajaan islam, Demak memiliki sebuah masjid yang menjadi
simbol kejayaan. Masjid Agung Demak berdiri kokoh di Desa Kauman,
Kabupaten Demak Jawa Tengah.

ORIENTASI
Struktur Teks
Masjid Agung Demak didirikan pada abad ke-14 Masehi oleh sultan pertama
Kerajaan Demak Raden Patah bersama dengan ke-9 wali. Wakaf dari para wali tersebut pada
bangunan induk masjid terdapat empat tiang utama atau disebut saka guru, ke-4 saka guru
tersebut merupakan waqaf dari Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, dan Sunan
Kalijaga. Masing-masing saka guru tingginya mencapai 17 meter dan mempunyai diameter
63 dan 65 sentimeter. Angka 17 bermakna jumlah rakaat shalat 5 waktu dalam sehari.
Wagiyo: “ Ini adalah saka guru atau pilar utama Masjid Agung Demak. Ini (sambil menujuk
salah satu saka guru) adalah wakaf dari Sunan Ampel atau Raden Ali Rahmatullah yang
kurang lebih tingginya 17 meter dan diameternya 65 sentimeter, kemudian yang ini (sambil
menujuk salah satu saka guru) adalah wakaf dari Sunan Gunung Jati atau Sahid Syarif
Hidayatullah yang kurang lebih tingginya sama yaitu 17 meter dan diameternya yaitu 65
sentimeter, kemudian ini (sambil menujuk salah satu saka guru) adalah wakaf dari salah satu
walisongo yaitu Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang yang makamnya ada di Tuban
ini juga kurang lebih sama yaitu tingginya 17 meter dan diameternya 65 sentimeter,
kemudian ini (sambil menujuk salah satu saka guru) adalah wakaf dari Sunan Kalijaga, ini
sedikit berbeda karena diiameternya kurang lebih hanya 63 sentimeter, dan memiliki
panjang kayu utuh 11 meter kemudian sambung dengan potongan-potongan kayu kecil atau
yang biasa disebut tatal sepanjang 6 meter sehingga tingginya kurang lebih sama yaitu 17
meter. Filosofi dari ke-4 saka guru ini, 17 meter ini adalah 17 rakaat kita bersembah sujud
kepada Allah SWT.”
Struktur Teks

Selain dihiasi oleh 4 saka guru peninggalan walisongo, bangunan induk


masjid juga dilengkapi mihrab serta ornamen-ornamen seperti lambang bulus
atau kura-kura surya Majapahit, akar mimang, dan piringan Putri Campa. Setiap
ornamen tersebut memimiliki makna masing-masing. Wagiyo: “ Bulus atau kura-
kura yang mana menunjukkan arti tahun. Kepalaya satu itu menunjukkan angka
1, kakinya empat menunjukkan angka 4, badannya bulat itu menunjukkan angka
0, dan ekornya satu menunjukkan angka 1. Jadi Masjid Agung Demak terkhir
dilakukan pembubaran oleh walisongo yaitu tahun 1401 Saka atau 1479 Masehi.
Kemudian ini adalah akar mimang, akar yang tidak memiliki pangkal dan
ditengahnya terdapat bintang enam. Jadi akar mimang ini adalah simbol
kehidupan manusia, sesulit apapun permasalahan hidup di dunia ini, apabila kita
mau mendekatkan diri kepada Sang pencipta yaitu Allah SWT. Insya Allah kita
akan mendapatkan bintang yaitu jalan keluar dan kebahagiaan dari Allah SWT.”
Sementara itu bangunan serambi masjid merupakan bangunan terbuka dan
atapnya berbentuk piramida berujung tiga yang melambangkan iman, islam dan
ihsan. Atap serambi tersebut ditopang oleh delapan pilar yang disebut saka
Majapahit. Konon ke-8 pilar ini adalah pilar pendopo Kerajaan Majapahit yang
dibawa ke Demak usai Raden Patah mengalahkan Kerajaan Majapahit.
Struktur Teks

Bukan hanya beribadah, mengunjungi Masjid Agung Demak


sekaigus dapat berwisata religi. Wisata religi dimulai dari
mengunjungi Museum Masjid Agung Demak yang menyimpan
koleksi menarik salah satunya adalah pintu bledek yang dulu
digunakan sebagai pintu Masjid Agung Demak. Ukiran tulisan pada
pintu buatan Ki Ageng Selo tersebut berbunyi naga mulet salira uni
yang berarti tahun 1388 Saka atau 1466 Masehi. Tahun tersebut
diperkirakan sebagai tahun pembuatan Masjid Agung Demak.
Wagiyo: “ Ada arti lain dari pintu bledek atau pintu petir ini yaitu
diartikan sebagai tahun. Jadi kita dapat mengetahui kapan Masjid
Agung Demak ini dibuat oleh Raden Patah dan walisongo. Karena
pada pada daun pintu terdapat ukiran bertuliskan naga mulet salira
uni yang berari tahun 1388 Saka dan identik dengan tahun 1466
Masehi.”

URUTAN PERISTIWA
Struktur Teks

Keluar kompleks masjid, pengunjung dapat menemui


komplek pemakaman raja-raja dan Kerabat Kesultanan Demak yang
berada di sisi barat Masjid Agung Demak. Makam Raja-Raja Demak
ini ramai dikunjungi para peziarah saat menjelang Bulan Ramadhan
dan selama Bulan Ramadhan .

RE-ORIENTASI
Kebahasaan Teks Cerita
Sejarah

 Kalimat Temporal

No. Contoh Kalimat Temporal

1. Masjid Agung Demak didirikan pada abad ke-14 Masehi oleh...

2. “...terakhir dilakukan pemugaran oleh walisongo yaitu tahun 1401 Saka...”

3. ...yang berarti tahun 1388 Saka atau 1466 Masehi.

4. Konon ke-8 pilar ini adalah pilar pendopo...


Kebahasaan Teks Cerita
Sejarah
 Konjungsi
No. Fungsi Contoh Kalimat
Konjungsi
1. Menyatakan Atau Wagiyo: “ Ini adalah saka guru atau pilar utama...
pilihan

2 Menyatakan Dan ...dari Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan


penambahan atau Bonang, dan Sunan Kalijaga.
perician
...mencapai 17 meter dan berdiameter 63 dan 65
sentimeter.
3. Konjungsi urutan Kemudian “...kemudian yang ini (sambil menunjuk salah satu
saka guru)...”
4. Menyatakan Yaitu “...kemudian ini saka guru waqaf dari wali songo
penegasan yaitu Sunan Bonang.”
5. Menyatakan sebab Karena ...kemudian ini dari Sunan Kalijaga, ini agak bebeda
karena diameternya...
6. Menyatakan Selain Selain dihiasi 4 saka guru peningalan...
pembatasan
7. Menyatakan Serta ...bagian induk masjid juga dikengkapi mihrab serta
penambahan ornamen-ornamen...
8. Menyatakan Sementara itu ...sementara itu bangunan serambi masjid
keterangan waktu merupakan...
Kebahasaan Teks Cerita
Sejarah
 Kata Kerja
No. Jenis Kata Contoh Kalimat
Kerja
1. Tingkah laku Menandai Menandai eksistensinya sebagai kerajaan islam...

Memiliki ...Demak memliki sebuah masjid yang menjadi


simbol kejayaan.
Menunjukkan Wagiyo: “Bulus atau kura-kura yang mana
menunjukkan...
Mencapai Masing-masing saka guru tingginya mencapai 17
meter...
Mempunyai Masing-masing saka guru tingginya mencapai 17
meter dan mempunyai diameter 63 dan 65
sentimeter
2. Material Berdiri Berdiri tegak di Desa Kauman Kabupaten Demak
Jawa Tengah.
Menunjuk ...ini (sambil menunjuk salah satu saka guru)
adalah...
Kebahasaan Teks Cerita
Sejarah
 Kata Sifat

No. Kata Sifat

1. Masjid Agung Demak berdiri kokoh di Desa Kauman...

2. Masing-masing saka guru tingginya mencapai 17 meter...

3. ...potongan-potongan kayu kecil atau yang biasa...

4. ...badannya bulat itu menunjukkan angka 0...

5. ...bangunan serambi masjid merupkan bangunan terbuka atapnya berbentuk...

6. ...Museum Masjid Agung Demak yang menyimpan koleksi menarik salah satunya...

7. Makam Raja-Raja Demak ini ramai dikunjungi para peziarah...


Kebahasaan Teks Cerita
Sejarah

 Kalimat Langsung

No. Kalimat Langsung

1. Wagiyo: “ Ini adalah saka guru atau pilar utama Masjid Agung Demak...”

2. Wagiyo: “ Bulus atau kura-kura yang mana menunjukkan arti tahun...”

3. Wagiyo: “ Ada arti lain dari pintu bledek atau pintu petir ini...”

Anda mungkin juga menyukai